PROFIL
GURU
Disusun
guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Gufron Dimyati M,S.I
Disusunoleh :
Disusun
Oleh
I’anaturrizqia 2021111305
Fahruz Zaman 2021111321
Nasrul Kamal 2021111247
KELAS
F
TARBIYAH
PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI(STAIN) PEKALONGAN
2013
PENDAHULUAN
Guru merupakan komponen yang penting dalam suatu pendidikan.
Pendidikan tidak akan pernah bisa berjalan tanpa adanya seorang guru, karena
maju atau tidaknya suatu pendidikan itu tergantung pada bagaimana guru bisa
membawa pendidikan menjadi lebih baik. Begitu juga pendidikan bila hanya ada
guru saya tidak akan bisa berjalan oleh karena itu antara guru dan anak didik
itu sama-sama merupakan komponen yang penting dalam suatu pendidikan.
Menjadi guru
berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi
menjadi guru berdasarkan panggilan jiwa atau hati nurani adalah tidak mudah,
karena kepadanya lebih dituntun suatu pengabdian kepada anak didik dari pada
karena tuntutan pekerjaan dan materi oriented. Guru yang berdasarkan pengabdianya karena panggilan jiwa merasakan jiwanya
lebih dekat dengan anak didiknya. Ketiadaan anak didiknya di kelas menjadi
pemikirannya. Ketika guru hadir bersama-sama anak didik di sekolah, di dalam
jiwanya seharusnya sudah tertanam niat untuk mendidik anak didik agar menjadi
orang yang berilmu pengetahuan, mempunyai sikap dan watak yang baik, yang cakap
dan terampil, bersusila dan berakhlak mulia.
Dimana seorang guru
harus bisa menjaga tingkah lakunya baik itu sikap atau ucapannya, karena guru
itu adalah sosok yang seharusnya bisa di gugu lan ditiru dan guru juga
bertanggung jawab untuk mencetak generasi bangsa yang berakhlakul karimah dan
juga mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profil Guru
Kata profil berasal dari bahasa Italia, profilo dan profilare, yang berarti
gambaran garis besar. Arti kata profil antara lain :
1. Gambaran tampang atau wajah seseorang yang dilihat dari samping. Arti ini
dilihat dari dunia seni.
2. Dalam bidang komunikasi dan bahasa, berarti biografi atau riwayat hidup
singkat seseorang. Arti inilah yang digunakan dalam ”Membaca Profil Tokoh”.[1]
Dalam pengertian yang
sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan
pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga formal, tetapi
bisa juga di masjid, surau, rumah dan sebagainya.
Guru memang menempati
kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru
dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin
bahwa grulah yang dapat mendidik anak mereka agar menjadi orang yang
berkepribadian mulia.[2]
Dengan kata lain Profil
Guru ialah gambaran riwayat singkat hidup seseorang yang pekerjaannya mengajar
dan ikut berperan dalam suatu pembentukan sumber daya manusia yang potensial di
bidang pembangunan. Pengertian profil Guru dalam makalah ini adalah cara
pembelajaran guru dalam bentuk kreatifitas, inovasi, keterampilan, kemandirian,
dan tanggung jawab dalam berinteraksi dengan siswa.
B. Syarat Guru
1) Bertaqwa kepada Allah Swt
Dalam hal ini mudah difahami bahwa guru yang tidak takwa sangat sulit atau
tidak mungkin bisa mendidik muridnya menjadi bertaqwa kepada Allah Swt.
2) Berilmu
Bahwa guru harus mempunyai ijazah memang benar, akan tetapi jelas tidak
cukup selembar ijazah yang tidak disertai dengan keluasan dan kedalaman ilmu
pengetahuan, terutama bidang ilmu yang ditekuninya. Guru yang dangkal
penguasaan ilmunya, akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan para
muridnya.
3) Berkelakuan
baik
Mengingat tugas guru antara lain untuk mengembangkan akhlak yang mulia.
Maka sudah barang tentu dia harus memberikan contoh untuk berakhlak mulia
terlebih dahulu. Diantara akhlak mulia yang harus dicerminkan dalam
kehidupannya adalah, sikap bersabar menghadapi suatu persoalan, berdisiplin
dalam menunaikan tugas, jujur dalam menyelesaikan pekerjaan, bersikap adil
kepada semua orang, tidak pilih kasih, mampu menjalin kerjasama dengan orang
lain, menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi dan sebagainya.
4) Sehat
Jasmani
Kendatipun kesehatan psikis jauh lebih penting untuk dimiliki guru, namun
bukan berarti kesehatan pisik atau jasmani tidak diperlukan. Kesehatan pisik
adalah guru tersebut tidak mengalami sakit kronis, menahun, atau jenis penyakit
lain, termasuk cacat tubuh yang dapat menghalangi kehadiran, kedisiplinan, dan
kessungguhan dalam menunaikan tugasnya sebagai guru.[3]
C. Tugas dan Fungsi Guru
1.Tugas guru
Guru adalah figur seorang pemimpin, guru juga sosok arsitektur yang membentuk watak dan jiwa peserta didik.
Tugas guru sebagai suatu profesi
menuntut kepada guru untuk mengembangkan profisionalitas diri sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik,mengajar, dan melatih
peserta didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai
pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada peserta
didik.
Pekerjaan seorang guru adalah suatu jenis pekerjaan yang tidak bisa dilihat
hasilnya secara langsung, bagi guru
sebagai pekerja mental, maka hasilnya akan bisa dilihat beberapa tahun
kemudian, yaitu setelah murid-muridnya tersebut menginjak dewasa dan menjadi
anak-anak yang berguna terpandang serta berprestasi dalam bidang pekerjaan didalam
masyarakat.
Bila dipahami maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi
juga sebagai penghubung antara sekolah dengan masyarakat. Bahkan bila dirinci
lebih jauh, tugas guru menurut Roestiyah N.K., bahwa guru dalam mendidik
peserta didik bertugas untuk :
a. Menyerahkan kebudayaan kepada peserta didik berupa
kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
b. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai dengan
cita-cita dan dasar negara pancasila.
c. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan
UU pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. II Tahun 1983.
d. Sebagai perantara dalam belajar.
e. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa peserta didik
ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak
menurut kehendaknya.
f. Guru adalah sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
g. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala
hal tata tertib dapat berjalan bila guru
dapat menjalani terlebih dahulu.
h. Guru sebagai administrator.
Disamping mendidik guru
harus dapat mengerjakan urusan tata usaha seperti membuat buku kas, daftar
induk, rapor, dll. Serta dapat mengkoordinir segala pekerjaan di sekolah secara
demokratis sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa kekeluargaan.
i. Pekerjaan
guru sebagai profesi.
j. Guru sebagai perencana kurikulum.
k. Guru
sebagai pemipin.
l. Guru sebagaii seponsor dalam kegiatan anak-anak.
2. Fungsi guru
a. Guru sebagai pendidik
Guru adalah seorang
pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan
lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki kualitas pribadi tertentu,
yang mencangkup tanggung jawab, wibawa, mandiri dam disiplin.
b. Guru sebagai
pengajar
Sejak adanya kehidupan,
sejak itulah guru telah melaksanakan pembelajaran dan memang hal tersebut
merupakan tugas dan tanggung jawab yang pertama dan utama.
c. Guru sebagai
pembimbing
Guru dapat diibaratkan
sebagai pembimbing pelajalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini istilah
perjalanan, tidak hanya menyangkut fisik saja tapi juga perjalan
mental,emosional, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
d. Guru sebagai
pelatih
Proses pendidikan dan
pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intlektual maupunmotorik,
sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.
e. Guru sebagai
penasehat
Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun
mereka tidak memiliki ketrampilan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa
hal todak dapat berharap untuk menasehati orang.
f. Guru sebagai
inovator (pembaharu)
Peserta didik yang belajar sekarang secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami dan dicerna dan diwujudkan dalam
pendidikan. Jadi yang menjadi dasar
ialah pikiran pikiran tersebut dan cara dipergunakan untuk
mengespresikan dibentuk oleh corak waktu ketik cara-cara tadi digunakan.
g. Guru sebagai model dan teladan
Sebagai teladan tentu
saja pribadi dan apa yang dilakukan guru dapat mendapat sorotan peserta didik
serta orang sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai
guru.
h. Guru sebagai
pribadi
i. Sebagai individu yang
berkecimpung dalam pendidikan guru harus memiliki kepribadian yang luhur, baik
yang mencerminkan sebagai pendidik.
j. Guru sebagai
peneliti
Pembelajaran merupakan
seni yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan
kondisi lingkungan. Untuk itu diperlukan penelitian, yang didalamnya melibatkan
guru.
k. Guru sebagai pendorong kreatifitas
Kreatifitas merupakan
hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk
mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreatifitas tersebut.
l. Guru sebagai
pembangkit pendangan
Dunia ini panggung
sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa mulai dari kisah
nyata dan kisah rekayasa, dalam hal ini
guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan
kepada peserta didik.
m. Guru sebagai
pekerjaan rutin
Guru bekerja dengan
ketrampilan dan kebiasaan tertentu serta kegiatan rutin yang amat diperlukan
dan seringkali memberatkan.
n. Guru
sebagai pemindah kemah
Hidup ini selalu
berubah dan guru adalah seorang pemindah
kemah, yang suka memindah-mindahkan, dan membantu peserta didik meninggalkan
hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami
o. Guru sebagai
emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik,
menghormati setiap insan, dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan
“budak” stagnasi kebudayaan.
p. Guru
sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator
adalah memahami teknik evaluasi baik tes maupun nontes yang meliputi jenis
masing-masing teknik karakteristik, prosedur perkembangan, serta cara menentukan
baik atau tidaknya ditinjau dari berbagai segi validitas, rehabilitas, daya
beda, dan tingkat kesukaran soal.
q. Guru sebagai
pengawet
Untuk dapat mengawetkan
pengetahuan sebagai salah satu komponen kebudayaan guru harus mempunyai sikap
positif terhadapa apa yang diawetkan.
r. Guru
sebagai pembawa cerita
Guru dengan suaranya,
memperbaiki kehidupan melalui puisi, dan berbagai cerita tentang manusia.
s. Guru sebagai
aktor
Sebagai seorang aktor,
guru harus melakukan apa yang ada didalam naskah yang telah disusun dengan
mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan oleh penonton.
t. Guru sebagai
kulminator
Guru adalah seorang
yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir
(kulminasi). Dengan rancangan peserta didik akan melewati tahap kulminasi,
suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta dididik bisa menetahui kemajuan
belajarnya.[4]
D.
Ciri-ciri Guru yang Baik
v
Guru yang mempunyai
anggapan bahwa orang lain itu mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah
mereka sendiri dengan baik
v Guru yang melihat bahwa orang lain mempunyai sifat ramah, bersahabat dan
bersifat ingin berkembang
v Guru yang cenderung melihat orang lain sebagai orang yang sepatutnya
dihargai
v Guru yang melihat orang-orang dan perilaku mereka pada dasarnya berkembang,
dia mellihat orang-orang itu mempunyai kreativitas dan dinamika, bukan orang
tang pasif atau lamban
v Guru yang melihat orang lain itu dapat memenuhi dan meningkatkan dirinya,
bukan menghalangi apalagi mengancam.[5]
F.
Kode Etik Guru
Kode etik guru Indonesia sebagai hasil rumusan kongres PGRI XIII pada
tanggal 21-25 November 1973 di Jakarta, terdidi dari sembilan item, yaitu:
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya
untuk membetnuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam
menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didi masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutamadalam
memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala
bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suassana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tuua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat
di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan
pendidikan.
6. Guru sendiri atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar
sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan
keseluruhan.
8. Gru secara hukum bersama-sama memelihara,
membina dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang
merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
G.
Kompetensi Pedagogik, Kepribadian Sosial dan
Profesional Guru
Kompetensi adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan. Setiap jenis pekerjaan memerlukan porsi yang berbeda-beda antara pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa kemampuandasar meliputi
daya pikir, daya qalbu dan daya raga yang diperlukan oleh guru untuk terjun di
masyarakat dan untuk mengembangkan dirinya. Daya pikir terdiri dari daya pikir
analitis, deduktif, induktif, ilmiyah, kritis, kreatif, eksploratif, diskoveri,
nalar, lateral, dan berpikir sistem.
Bertitik tolak pada
kemampuan dan daya pikir tersebut, maka UU No. 14 tahun 2005 pasal 8 menyatakan
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Selanjutnya pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
1. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik,
meliputi:
a.
Pemahaman wawasan guru akan landasan dan
filsafat pendidikan.
b.
Guru memeahami potensi dan keberagaman peserta
didik,sehingga dapat didesain strategi pelayana belajar sesuai keunikan
masing-masing peserta didik.
c.
Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik
dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar.
d. Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetesni dasar.
e.
Mampu melaksanakan pembelajaran menjadi aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
f.
Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan
memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.
g.
Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta
didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru perlu berpikir secara antisipatif
dan proaktif. Guru secara terus menerus belajar sebagai upaya melakukan
pembaharuan atas ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian
Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan meningkatkan
citra diri dan kepribadian seseorang, selama hal itu dilakukan dengan penuh
kesadaran. Kepribadian menurut Zakiah Daradjat adalah sebagai sesuatu yang
abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya dapat diketahui lewat penampilan,
tindakan, dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan. Dilihat dari aspek
psikologi kompetensi kepribadian guru menunjukkan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang:
a.
Mantab dan stabil yaitu memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial dan etika yang berlaku.
b.
Dewasa, yang berarti mempunyai kemandirian untuk
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c.
Arif dan bijaksana, yaitu tampilannya bermanfaat
bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam
berpikir dan bertindak.
d. Berwibawa, yaitu perilaku guru yang disegani
sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik.
e.
Memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang
dapat diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur,
ikhlas dan suka menolong.
3. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial
dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sebagi makhluk sosial guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik, mempunyai rasa
empati terhadap orang lain. Kemapuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik, dan tenaga
kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar sekolah
dimana pendidik itu tinggal, dan denganpihak-pihak berkepentingan dengan
sekolah.
4. Kompetensi profesional
\ Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. Sebagai seorang profesional, guru harus memiliki kompetensi keguruan
yang cukup. Kompetensi keguruan itu tampak pada kemampuannya menerapkan
sejumlah kom=nsep, asas kerja sebagai guru, mampu mendemonstrasikan sejumlah
strategi maupun pendekatan pengajaraan yang menarik dan interaktif, disiplin,
jujur dan konsisten.[6]
BAB II
KESIMPULAN
Dalam penjelasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya
menjadi seorang guru itu harus bisa membawa suasana kelas yang kondusif dan
aktif dengan berbagai strategi belajar yang baik dan juga bisa membawa suasana
kelas yang menyenagkan.
Jalinan komunikasi yang baik antara guru dan anak didik akan membawa
suasana pembelajaran yang baik sehingga ada fit back antara guru dan murid,
sehingga murid tidak merasa tertekan bila guru mampu menciptakan suasana kelas
yang baik. Tugas guru sebagai pendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada peserta didik. UU No. 14 tahun 2005 pasal 8 menyatakan guru
wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Selanjutnya pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Ml. Scribd.com/doc/82971202/25/V-l-Profil-guru (24-nov-2013)
Fathurrohman, Pupuh. 2009. Strategi
Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
Djmarah, Syaiful Bahri.
2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala,Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Mustakim,
Zainal.2011. Strategi
Belajar Mengajar, Pekalongan:STAIN Press.
[1] ml.scribd.com/doc/82971202/25/V-1-PROFIL-GURU
[2] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 31
[3] Syaiful
Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan
Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 21-22
[5] Pupuh Fathurrohman, Strategi
Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 49
[6] Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 29-39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar