PERSOALAN-PERSOALAN KONTEMPORER
dengan
PERSPEKTIF ETIKA sebagai DISIPLIN
BERHADAPAN
dengan GERAK ZAMAN
Makalah
Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan
Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan
Mata
Kuliah Ilmu Akhlak
Disusun
Oleh :
1.
Lutfiyatun
Nisa (2021114178)
2.
Vina
Zakiyah (2021114179)
3.
Nurhayati
(2021114180)
4.
Teguh
Mujiono (2021114181)
Dosen
Pembimbing :
GHUFRON
DIMYATI, M.S.I
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Dalam era
globalisasi dan perkembangan zaman ini.
Kerap kali muncul masalah-masalah dalam etika, dimana masalah tersebut muncul akibat menurunnya
nilai-nilai moral dalam masyarakat. Di antara masalah-masalah yang timbul salah
satunya adalah masalah kenakalan remaja yang mana dari hari kehari makin
meningkat saja
Dalam etika
islam, kenakalan di nilai menyimpang dari moralitas dan merupakan perbuatan
buruk yang seharusnya di hindari. Maka dari itu butuh perhatian yang lebih
serta penanganan yang tepat dalam memeperbaiki tingkah laku para remaja ini,
sehingga mereka bisa terselamatkan. Begitu pentingnya peranan pemuda dan pemudi
bagi berkembangnya suatu Negara, karena mereka adalah salah satu penerus bangsa
ini. Apa jadinya negeri bila penerusnya saja bermasalah , mesti butuh
penyuluhan yang tepat bagi mereka dan salah satunya adalah dengan menanamkan
nilai- nilai etika serta moralitas islami.
Satu masalah
sosial/kemasyarakatan yang harus mendapat perhatian kita bersama dan perlu
ditanggulangi dewasa ini ialah tentang kemerosotan akhlak atau dekadensi moral.
Di samping
kemajuan teknologi akibat adanya era globalisasi, kita melihat pula arus
kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita.
Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian
pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret
yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya
kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putrid dan lain sebagainya.
Hal tersebut
adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin
marak, Oleh kerena itu persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang
serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif,
yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi
kemerosotan akhlak dan moral dikalangan remaja.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud kemerosotan Akhlak ?
2.
Apa saja contoh kemerosotan Akhlak remaja saat ini ?
3.
Apa faktor penyebab kemerosotan Akhlak ?
4.
Bagaimana cara mengobati penyakit Akhlak?
5.
Bagaimana karakteristik Akhlak yang baik ?
C. Metode Pemecahan
Masalah
Metode pemecahan masalah
yang digunakan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan
menggunakan beberapa referensi buku atau referensi lain yang merujuk pada
permasalahan yang dibahas.Langkah-langkah pemecahan masalah dimulai dengan
menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah,
melakukan pengkajian masalahan, penentuan tujuan masalah dan saran, perumusan
jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan mensintesa serta
mengorganisasikan jawaban permasalahan.
D. Sistematika
Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam
tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang tediri dari latar
belakang masalah, perumusan masalah, metode oemecahan masalah dan sistematika
penulisan masalah; Bab II, adalah
pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kemerosotan Akhlak
Menurut Kamus Dewan Edisi Ketiga (2000: 1160),
keruntuhan membawa maksud perihal runtuh, kejatuhan, kerosakan, kerobohan dan kerosakan[1]. Kamus Za'ba (2000: 982) mendefinisikan keruntuhan sebagai kerusakan dan kejatuhan.
Definisi ini hampir sama dengan definisi Kamus Dewan diatas.Keruntuhan yang
dimaksudkan dalam kajian ini ialah keruntuhan akhlak remaja Islam masa kini.
Keruntuhan akhlak yang dimaksudkan juga meliputi rusaknya akhlak remaja
apabila mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang daripada ajaran
agama Islam dan budaya masyarakat Timur seperti terlibat dengan seks bebas,
berkhalwat, bersekududukan, lari dari rumah, penagihan dadah dan meminum minuman
keras, lepak, lumba haram dan penglibatan remaja dalam jenayah seperti mencuri, merompak,
merogol, meliwat dan membunuh.
2. Kemerosotan
Etika Saat Ini
Berikut ini
adalah beberapa fakta mengenai penurunan akhlak masyarakat yang diadapat dari
berbagai masyarakat.
§ 15-20% dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan
hubungan seksual di luar nikah
§ 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap
tahunnya
§ hingga Juni 2009 telah tercatat 6332 kasus AIDS dan 4527 kasus HIV
positif di Indonesia, dengan 78,8 persen dari kasus-kasus baru yang terlaporkan
berasal dari usia 15-29 tahun
§ Diperkirakan terdapat sekitar 270.000 pekerja seks perempuan yang
ada di Indonesia, di mana lebih dari 60 persen adalah berusia 24 tahun atau
kurang, dan 30 persen berusia 15 tahun atau kurang
§ setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia di mana
20 persen diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja
§ Berdasarkan data kepolisian, setiap tahun penggunaan narkoba selalu
naik. Korban paling banyak berasal dari kelompok remaja, sekitar 14 ribu orang
atau 19% dari keseluruhan pengguna.
§ jumlah kasus kriminal yang dilakukan anak-anak dan remaja tercatat
1.150 sementara pada 2008 hanya 713 kasus. Ini berarti ada peningkatan 437
kasus. Jenis kasus kejahatan itu antara lain pencurian, narkoba, pembunuhan dan
pemerkosaan.
§ Sejak Januari hingga Oktober 2009, Kriminalitas yang dilakukan oleh
remaja meningkat 35% dibandingkan tahun sebelumnya, Pelakunya rata-rata berusia
13 hingga 17 tahun.
3.
Penyebab
Kemerosotan Akhlak
a) Masuknya
Budaya Westernisasi (budaya kebarat-baratan)
Masuknya
budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab turunnnya moral bangsa Indonesia
saat ini. Sebenarnya budaya tersebut tidaklah salah, yang salah adalah individu
yang tidak mampu menyaring hal-hal yang baik untuk dirinya. Dengan budaya asing
yang masuk ke negara kita sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa free sex
atau materialisme adalah hal yang biasa. Keadaan ini sangat memprihatinkan
mengingat banyak remaja yang melakukan hal tersebut dan hal itu yang sering
jadi masalah remaja saat ini. Tumbuhnya budaya materialisme juga bisa diliat
dari banyaknya orang-orang yang sangat memperhatikan gaya hidup yang terkesan
mewah tanpa memperdulikan sekitar dan masa depannya.Sehingga akhlak remaja saat
ini hancur diterpa tsunami budaya barat[2].
b) Perkembangan
Teknologi
Turunnya moral bangsa Indonesia juga
diakibatkan oleh perkembangan teknologi saat ini. Dengan kemudahan akses
internet, banyak orang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mencari gambar
atau video porno. Hal ini jika dilakukan terus menerus akan merusak moral
bangsa karena pikiran mereka sudah dimasuki oleh doktrin-doktrin barat yang
kadang salah tersebut[3].
c) Lemahnya
Mental Generasi Bangsa
Penurunan kualitas moral dari generasi
bangsa juga dapat disebabkan karena lemahnya mental dari generasi bangsa
yang terbentuk sejak dini, sehingga membentuk karakter yang kurang baik.
Karakter tersebut akan menjadi watak perilku seseorang dalam menjalani
kehidupan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu diupayakan pembentukan
karakter sejak dini.
d) Kurangnya
Materi Aplikasi tentang Budi Pekerti
Kurangnya materi pengapliasian dari budi
pekerti adalah salah satu penyebab turunnya moral bangsa kita baik itu dalam
bangku sekolah, dan kurangnya perhatian dari guru sebagai pendidik dalam hal
pembentukan karakter peserta didik, sehingga peserta didik lebih banyak
terfokus pada aspek kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif dalam
pembelajaran. Hasilnya adalah peserta didik pintar dalam hal pelajaran
tertentu, namun mempunyai akhlak/moral yang kurang bagus. Sehingga mata kuliah
ilmu akhlak sangat diperlukan dan diharapkan setiap peserta didik dapat
menaplikasikan ilmu tersebut.
e) Penyalahgunaan Konsep-Konsep Moral
Sama hal nya dengan ajaran moral,
konsep-konsep dari moral pun disalahgunakan. Seringkali ditemui, kemerdekaan
ditindas atas nama kemerdekaan, dan ketidakadilan diterapkan atas nama keadilan
dan persamaan. Setiap hal yang baik dan bermamfaat bisa disalahgunakan.
Meskipun demikian, bagaimanapun nama keadilan itu disalahgunakan tidak akan
sama halnya dengan ketidakadilan itu sendiri. Keduanya tetap berbeda. Demikian
juga, bagaimanapun nama kemerdekaan disalahterapkan, tetapi kemerdekaan sejati
tidak akan sama dengan perbudakan.
f)
Nafsu
Memang
harus diakui, bahwa pada manusia sekan-akan ada yang menarik kepada yang tidak
baik. Daya ini ada yang menyebut nafsu. Ini kurang tepat. Nafsu ialah perasaan
atau cenderung untuk memuaskan akan keinginan kita, misalnya nafsu makan. Badan
kita tak mungkin tumbuh dan bertahan, jika tidak makan. Ingin makan dan suka
makan ini meruipakan syarat mutlak untuk hidup. Jadi nafsu makan itu tidak
buruk sebagaimana halnya pula dengan nafsu minum, tidur atau mengaso. Walaupun
pada prinsipnya nafsu itu tidak jelek, akan tetapi mungkin menimbulkan
kesulitan. Jika keinginan yang kami sebut nafsu itu terpenuhi, menimbulkan
kepuasan dengan rasa enak dan senang. Ada kalanya manusia lalu hanya
menghiraukan keenankan dan kesenangan itu dan lupa akan batasnya, sehingga tak
jarang mengakibatkan kerugian terhadap kemanusiaannya sendiri dan disitu
terjadi perbuatan buruk.
Lagi
pula makin diikuti nafsu itu tanpa pertimbangan batas-batasnya, maka makin
menyala-nyala, makin menjadi-jadi ibarat api yang diberi makan. Manusia yang
tidak berkepribadian selalu mengikuti nafsunya tanpa mempertimbangkan mengenai
kemanusiaannya. Yang dijadikan pedoman (salah) ialah kepuasannya belaka. Nafsu
yang sudah menjadi-jadi sering demikian kuatnya, sehingga bukan lagi manusia
yang menguasainya, melainkan malah nafsulah yang menguasai manusia itu.
Kehendak tidak tegak dalam daya-pilihnya, budi kabur penerangannya, kata hati
tidak lagi tajam dalam penilainannya. Ini semua mungkin terjadi karena manusia
pada mulanya lengah dalam mengawasi nafsunya sehingga kemudian ia menjadi budak
nafsunya itu. Nafsu yang menguasai manusia itu lalu disebut hawa nafsu.
Bagi
orang yang hendak berkepribadian atau susila, haruslah ia selalu waspada betul,
ia boleh memuaskan nafsunya (bukan hawa nafsunya), tetapi haruis diperhatikan
benar penerangan budinya sampai dimana dan bagaimana nafsu itu boleh
dipuasakan, adapun kehendak haruslah memilih apa yang digariskan oleh budi itu.[4]
4. Cara
Mengobati Penyakit Kemerosotan Akhlak
Aristoteles telah berkata : bila akhlak seseorang melebihi
batasnya, maka supaya diluruskan dengan keinginan pada sebaliknya. Dan bila
seseorang terasa dirinya melampaui batas didalam hawa nafsu, maka supaya
dilemahkan keinginan ini dengan zuhud (tidak mementingkan dan ketarik pada
keduniaan). Hendaknya menjadi perhatian kita bahwa sebaiknya bagi manusia bila
ia akan melepaskan dirinya dari akhlak yang buruk, supaya janganlah selalu
memikirkannya, bahkan bekerja dengan sungguh untuk mewujudkan ditempanya akhlak
baru yang luhur, karena bila memperpanjang fikiran terkadang mendatangkan
kelemahan jiwa dan kurang percaya kepada dirinya. Adapun bila ia menimbulkan di
tempat lama yang buruk, semangatlah jiwanya dan terbuka dihadapannya pintu
harapan. Maka barang siapa menjadi peminum umpamanya, janganlah panjang
memikirkan akan keadaannya, kecuali sekedar apa yang dapat mengubah perbuatan
itu; lalu menghadapkan keinginanya kepada perbuatan yang baharu, seperti
membaca buku yang menarik atau melakukan perbuatan besar yang dapat memenuhi
fikirannya dan melupakan minumnya. Dan siapa yang bisa menyia-nyiakan waktunya
di tempat permainan, maka supaya merencanakan bagi dirinya tindakan baharu yang
berguna, dengan demikian keinginan yang buruk berolah menjadi keinginan yang
baik[5].
5. Karakteristik Akhlak yang Baik
Di dalam melihat ukuran
akhlak baik dan buruk dapat di lihat dari beberapa sudut pandang,
yaitu sebagai berikut:
a)
Pengaruh adat
kebiasaan
Manusia
dapat terpengaruh oleh adat istiadat golongan dan bangsanya. Adat istiadat
dianggap baik apabila diikuti dan di tanam dalam hati mereka bahwa adat
istiadat itu membawa kesucian. Apabila seorang
dari mereka menyalahi adat istiadat, sangat dicela dan dianggap keluar
dari golongan bangsanya. Ada beberapa alasan mengapa adat istiadat dilakukan
dan larangan-larangan disingkirkan, karena:
ü Pendapat
umum, memuji pengikut adat istiadat dan mengejek orang-orang yang menyalahinya.
Adat istiadat bangsa dalam berpakaian, bercakap-cakap, dan bertandang amatlah
kokoh.
ü Apa
yang diriwayatkan secara turun-temurun dari hikayat-hikayat dan
khurafat-khurafat yang menganggap bahwa setan dan jin membalasdendam kepada
orang-orang yang menyalahi perintah-perintah adat istiadat dan malaikat memberi
pahala bagi yang mengikutinya.
ü Beberapa
upacara, keramaian, pertemuan yang menggerakkan perasaan dan mendorong bagi para hadirin untuk mengikuti maksud dan tujuan upacara itu,
seperti mengikuti adat istiadat kematian, pengantin, ziarah kubur, dan upacara
adat lainnya.
Dalam
penyelidikan adat istiadat tidak dapat digunakan sebagai ukuran dan
pertimbangan, karena sebagian dari perintah-perintahnya tidak masuk akal dan
setengah merugikannya. Banyak perbuatan-perbuatan
yang salah, tetapi lain bangsa yang menyatakan kebaikannya, seperti mengubur
anak perempuannya hidup-hidup dilakukan oleh sebagian bangsa Arab pada zaman
jahiliah. Mereka menganggap perbuatan
itu tidak tercela dan tidak salah.
b)
Kebahagiaan(hendonism)
Kebanyakan filsuf
berpendapat bahwa tujuan akhir dalam hidup dan kehidupan manusia adalah
kebahagiaan.perbuatan manusia dapat dikatakan baik apabila ia mendatangkan
kebahagiaan, kenikmatan, dan kelezatan. Ada dua kebahagiaan menurut pengikut
aliran hendonism, sebagai berikut:
ü Kebahagiaan
diri
Pendapat ini mengatakan
bahwa manusia itu hendaknya mencari sebanyak mungkin kebahagiaan untuk dirinya
dan mengorientasikan segala usahanya ke arah kebahagiaan.
ü Kebahagiaan
bersama
Paham ini menghendaki
agar manusia mencari kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk manusia bahkan
untuk semua makhluk yang berperasaan.
Karena kesenangan yang
dikehendaki oleh pengikut paham ini bukan kenikmatan bagi orang yang
melakukannya, tetapi kenikmatan semua orang yang ada hubungannya dengan
perbuatan itu, maka si pembuat harus mempertimbangkan jangan sampai berat
sebelah kepada dirinya.kebahagiaan bersama harus menjadi pokok pandangan setiap
orang. Suatu perbuatan bernilai baik apabila menghasilkan kebahagiaan kepada
manusia.
c)
Intuisi
Merupakan kekuatan
bathin yang dapat mengenal sesuatu yang baik atau buruk dengan sekilas pandang
tanpa melihat buah dan akibatnya. Paham ini berpendapat bahwa tiap manusia itu
mempunyai kekuatan batin sebagai suatu instrument yang dapat membedakan baik
dan buruk.kekuatan ini dapat berbeda antara seorang dengan yang lainnya karena
perbedaan masa dan meliu.tetapi tetap berakar dalam tubuh tiap individu.
d)
Evolusi
Mereka yang mengikuti
paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami
evaluasi, yaitu berkembang dari apa adanya menuju kepada kesempurnaannya.
Menurut pendapat ini nilai akhlak harus ikut berkembang sesuai perkembangan
sosial dan budaya ini menyesatkan orang. Adanya pendapat(nilai) baru yang
menjadi panutan pada masa itu, merupakan pendapat(nilai) yang dipaksakan oleh
orang yang berkuasa pada saat itu, karenannya tidak merupakan nilai universal
dan hanya dipandang baik oleh seseorang atau sekelompok orang[6].
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masuknya
budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab turunnnya moral bangsa Indonesia
saat ini. Sebenarnya budaya tersebut tidaklah salah, yang salah adalah individu
yang tidak mampu menyaring hal-hal yang baik untuk dirinya. Dengan budaya asing
yang masuk ke negara kita sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa free sex
atau materialisme adalah hal yang biasa. Keadaan ini sangat memprihatinkan
mengingat banyak remaja yang melakukan hal tersebut dan hal itu yang sering
jadi masalah remaja saat ini.
B.
Saran
Demikian yang dapat kami papar kan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya,
juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,Yatimin.2007.Studi
Akhlak dalam Perspektif Al-Quran.Jakarta:Amzah.
Amin,Ahmad.1995.Etika
( Ilmu Akhlak ).Jakarta:Bulan Bintang.
Poedjawijatna.1996.Etika
Filsafat Tingkah Laku.Jakarta:Rineka Cipta.
[1]
http://www.scribd.com/doc/2012/04/15/Keruntuhan-Akhlak-Remaja-Islam
. (15 April 2012). Diakses 31 oktober 2014
[4]
Poedjawijatno,Etika Filsafat Tingkah Laku,Cet ke-8 (Jakarta : Rineka
Cipta, 1990 ) hal.56
[5]Ahmad Amin,Etika ( Ilmu Akhlak
) Cet ke-8, ( Jakarta : Bulan Bintang ) hal .66
[6]
M.Yatimin Abdullah,Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Quran,Cet
ke-1(Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2007 )hal.26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar