MAKALAH
METODE BELAJAR MENGAJAR INKONVENSIONAL
Disusun guna
memenuhi tugas:
Mata
kuliah : Strategi Belajar Mengajar
DosenPengampu :
Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun oleh:
1.
Muhamad Hamzah 202 111 2141
2.
Ana Kusrini 202
111 2123
3.
Gustamal 202
111 2131
4.
Sri Wahyuningsih 202
111 2124
Tarbiyah (PAI)
Kelas C
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan sebuah gambaran masyarakat kecil. Di dalamnya terdapat
beberapa peserta didik yang berbeda-beda. Dengan perbedaan itu seorang guru
diharapkan dapat memberikn pelajaran yang sama namun dapat diterima oleh
peserta didik yang berbeda-beda tersebut.
Seorang pendidik sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Seorang
guru hendaknya dalam menyampaikan materi pelajaran tidak monoton cara
penyampaiannya. Metode yang digunakan hendaknya bervariasi.
Untuk itulah para pendidik dituntut juga menguasai materi dengan baik
sekaligus mampu menyampaikan materi tersebut dengan menggunakan metode yang
baik pula yang ada dalam macam-macam metode inkonvensional, lebih jelasnya kami
akan membahas lebih lanjut tentang metode-metode pembelajaran inkonvensional
yang lainnya dalam makalah kami.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Inkonvensional
Metode mengajar inkonvensional yaitu suatu teknik mengajar yang baru
berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar
dengan modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, machine program, masih
merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan dibeberapa sekolah
tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang
ahli menanganinya.[1]
Selain itu metode mengajar inkonvensional bisa juga diartikan sebagai suatu
metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern, seperti: metode pengajaran modul, pengajaran berprogram, pengajaran
unit, metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), metode KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) dan metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).[2]
B.
Macam-Macam Metode Inkonvensional
a.
Metode Pengajaran
Modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran
mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara
sistematis, opersional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya, modul
meliputi: pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar,
sumber belajar dan tes akhir.
b.
Metode Pengajaran
Berprogram
Metode pengajaran berprogram adalah
metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu,
terbagi atas bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai
tujuan tertentu pula.
Sebagai contoh metode ini adalah pengajaran dengan menggunakan alat tape
recorder, film, radio, komputer, internet, dll.
c.
Metode Pengajaran Unit
Metode ini juga disebut dengan metode
proyek yang memberi makna bahwa metode pengajaran unit adalah suatu sistem
pengajaran yang berpusat pada suatu masalah yang dipecahkan secara keseluruhan
sehingga mempunyai arti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode ini
mempunyai kriteria: adanya tujuan yang luas dan menyeluruh, perencanaan
bersama, berpusat pada suatu masalah, dan berpusat pada siswa.
d.
Metode CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif)
Metode
CBSA adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subyek
didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara
lebih efektif dan efisien. Dalam metode ini guru tidak boleh menganggap siswa
sebgai anak kecil yang tidak bisa mandiri dalam belajar, akan tetapi guru
sebagai mitra siswa untuk bersama-sama aktif dalam proses pembelajaran.
Gibs
(1972) diikuti E. Mulyasa menyatakan bahwa untuk merealisasikan peningkatan
keaktifan belajar siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Dikembangkan rasa
percaya diri kepada para peserta didik, dan mengurangi rasa takut.
2.
Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk
berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.
3.
Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan
belajar dan evaluasinya.
4.
Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5.
Melibatkan mereka
secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran
secara keseluruhan.
e.
Metode KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi)
KBK
adalah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
tugas-tugas dengan standar performance (kompetensi) sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu.
Ada tiga landasan secara teoritis kurikulum berbasis kompetensi yaitu :
Pertama, adanya pergeseran pembelajaran kelompok, kearah pembelajaran
individual. Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas atau
belajar penguasaan adalah suatu falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa
dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari
semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik. Ketiga, pendefinisian
kembali terhadap bakat.
f.
Metode KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan kkurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, terdiri
dari guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan. Untuk
merealisasikan KTSP ini tentu disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi
sekolah atau daerah, karakteristik peserta didik. Adapun tujuan KTSP adalah
meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan insiatif sekolah,
meningkatkan keperdulian warga sekolah dan masyarakat, meningkatkan kompetensi
yang sehat anta satuan pendidikan tentang kualitas pndidikan yang akan dicapai.[3]
C.
Beberapa Contoh Metode Inkonvensional
1.
Kartu Sortir ( Card
Sort)
Ini merupakan bagian kolaboratif yang
bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang
suatu objek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang di utamakan dapat
membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
Prosedur:
a.
Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang
berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.
b.
Mintalah peserta didik untuk mencarri
temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori
sesama.
c.
Biarkan peserta didik dengan kartu
kategori yang sama menyajikan sendiri kepada orang lain.
d.
Selain masing-masing
kategori dipresentasikan, buatlah beberapa unit mengajar yang anda
(guru) rasa penting.
2.
Tim Quiz (Team Quiz)
Teknik
ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka
pelajari yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
Prosedur:
a.
Pilihlah topik yang
dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.
b.
Bagilah peserta didik
menjadi 3 tim.
c.
Jelaskan bentuk
sesinya dan mulailah presentasi.
d.
Minta tim A untuk menyiapkan quiz yang berjawaban
singkat.
e.
Tim A menguji tim B.
Jika tim B tidak bisa menjawab beri kesempattan tim C untuk
menjawab.
f.
Ketika kuiz selesai
lanjutkan dengan bagian kedua dimana dimulai dari tim B
g.
Setelah tim B selesai, lanjutkan
pada tim C untuk memberi quiz seperti tadi.
3.
Poin Kaunterpoin
(Point- Counterpoint)
Kegiatan ini merupakan sebuah teknik
hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang
berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun
kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Prosedur:
a.
Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua bidang atau
lebih.
b.
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut
jumlah bidang yang telah ditentukan, dan tiap minta kelompok untuk berargumen
untuk mendukung materi yang didapatkan.
c.
Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para
anggota kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub
kelomppok.
d.
Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai
perdebatan.
e.
Simpulkan kegiatan
tersebut.
4.
Belajar Melalui Jigso
(Jigsaw Learning)
Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang
dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “ pertukaran dengan
kelompok ke kelompok” (group-to-group
exchange) dengan suatu perbedaan penting : setiap peserta didik mengajarkan
sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat
disingkat atau dipotong dan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan
sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari suatu yang
dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain,
buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
Prosedur:
a.
Pilihlah materi
belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian.
b.
Hitunglah jumlah bagian belajar dengan jumlah peserta
didik.
c.
Bentuklah kelompok, berilah tugas pada tiap kelompok
denganbagian tadi, kelompok satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
d.
Mintalah anggota
kelompok untuk mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada yang lain.
e.
Kumpulkan kembali peserta didik untuk memberi usulan
dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat.
5.
Peta Pikiran (Mind
Maps)
Peta pikiran adalah cara kreatif bagi
peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran
atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat
peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif
apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.
Prosedur:
a.
Pilih topik untuk
pemetaan pikiran.
b.
Konstruksikan bagi
kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warns, simbol atau khayalan.
Ajaklah peserta didik untuk menceritakan contoh-contoh sederhana dari kehidupan
sehari-hari yang dapat dipetakan.
c.
Berikanlah kertas,
pen, dan sumber-sumber lain yang dapat membantu peserta didik
membuat peta pikiran.
d.
Berikanlah waktu yang
cukup bagi peserat didik untuk mengembangkan peta pikiran mereka.
D. Variasi Metode Dalam Belajar
1.
The power of two
a.
Siswa
dikelompokan yang terdiri atas 2 orang
b.
Melemparkan
masalah ataupun pertanyaan
c.
Diperintahkan,
masing-masing menjawab masalah
d.
Mendiskusikan
jawaban
e.
Diambil
jawaban yang paling tepat
f.
Disaring,
untuk menemukan jawaban yang tepat.
2.
Critical insident
a.
Mengingat
pengalaman masalalu yang mengesankan
b.
Menanyakan
pendapat masing-masing tentang pengakuan dan mencari solusinya
c.
Mengulas
apa yang telah di ceritakan
d.
Mengambil
pelajaran dari pengalaman itu
3.
Every one is a teacher here
a.
Memberikan
bahan bacaan
b.
Menyuruh
siswa membaca sebentar
c.
Menyuruh
setiap siswa membuat pertanyaan dari bacaan dalam kertas
d.
Mengambil
kertas yang berisi tulisan
e.
Mengacak
kertas dan bagikan ke siswa
f.
Siswa
di minta untuk menjawab
4.
Snowballing
a.
Melempar
masalah
b.
Masing-masing
diminta pendapat
c.
Sharing
dengan teman sebelahnya
d.
Hasil
2 orang didiskusikan oleh 4 orang
e.
Menjadi
kelompok besar
f.
Presentasi
masing-masing kelompok
5.
Card sort
a.
Motivasi
b.
Membagi
tulisan berisi tulisan secara acak
c.
Menempelkan
induk tulisan dipapan tulis
d.
Mengelompokan
siswa sesuai kelompok
e.
Menyesuaikan
dengan induk kata
f.
Presentasi
6.
Information search
a.
Membuat
kelompok (individual)
b.
Memberi
bacaan
c.
Memberikan
pertanyaan untuk dijawab
d.
Menjawab
pertanyaan untuk kelompok
e.
Presentasi
7.
Call on the next speaker
a.
Siswa
dibagikan kertas untuk membuat pertanyaan
b.
Pertanyaan
diambil dan diberikan kembali secara acak
c.
Menunjuk
salah satu siswa untuk menjawab dengan waktu terbatas
d.
Siswa
tadi menunjuk siswa lain untuk melanjutkan
8.
Small
group discussion
a.
Siswa
dibagi kedalam 4-5 kelompok
b.
Memberi
bacaan untuk masing-masing kelompok
c.
Mendiskusikan
bacaan
d.
Menunjuk
jubir
e.
Jubir
di presentasikan kedepan
f.
Kelompok
lain bertanya atau menanggapi
9.
Poster session
a.
Siswa
membuat permasalah
b.
Membentuk
kelompok
c.
Meminta
kelompok untuk mencari satu solusi dari masalah tersebut
d.
Solusinya
dituangkan dalam gambar atau poster
e.
Presentasi
poster
10.
Index card match
a.
Buatlah
pertanyaan yang berpasangan atau jawabanya sebanyak jumlah siswa
b.
Bagikan
kepada setiap siswa secara acak
c.
Siswa
diminta untuk mencari pasangannya
d.
Bagi
yang sudah ketemu pasanganya duduk berdampingan
e.
Masing-masing
pasangan diminta untuk membacakan kertas yang dipegangnya
f.
Siswa
yang lain ikut menilai
g.
Guru
mengklarifikasi
11.
True of false
a.
Guru
membuat pertanyaan yang benar dan pernyataan yang salah kepada sejumlah siswa
b.
Setiap
siswa diberi satu pertanyaan
c.
Siswa
membaca dan menilai pernyataan tersebut
d.
Guru
membuat dua kelompok yakni kelompok yang memegang pernyataan benar dan yang
memegang pernyataan salah
e.
Setiap
siswa diminta untuk membacakan pernyataan dan siswa yang lain menilai
f.
Guru
mengklarifikasi
12.
Pohon jawaban
a.
Guru
buat pernyataan yang berpasangan atau pernyataan dan jawaban
b.
Satu
pernyataan atau ditempel-tempelkan dipohon
c.
Pernyataan
yang lain atau jawaban dibagikan kepada setiap murid
d.
Siswa
diminta pahami pernyataan atau pertanyaan
e.
Siswa
diminta mengambil pasangan dipohon
f.
Siswa
diminta membacakan pertanyaan dan jawabanya, siswa lain menilai
g.
Guru
mengklarifiksi
13.
Learning smart with question
a.
Memberikan
bacaan baru (asing)
b.
Membaca
secara berkelompok (minimal 2 orang)
c.
Mengutarakan
bacaan sebatas pemahaman
d.
Mempertanyakan
yang belum dipahami
e.
Siswa
yang tahu presentasi
f.
Guru
mengklarifikasi
14.
Branstorming (inventarisasi pendapat dengan bebas tanpa diseleksi)
a.
Menentukan
topik
b.
Mengajak
siswa menyampaikan hal yang berhubungan dengan topik
c.
Guru
mencatat dipapan tulis
15.
Elisitasi (inventarisasi pendapat dengan selektif)
a.
Menentukan
topik
b.
Mengajak
siswa menyampaikan hal yang berhubungan dengan topik (presenter yang
menyeleksi)
c.
Menulis
kata (pendapat) yang diseleksi
16.
Poster comment
a.
Sediakan
gambar
b.
Siswa
diminta mengamati gambar
c.
Siswa
diminta mengomentari dan menilai
17.
Reading guide
a.
Membagikan
bahan ajar ( berisi daftar pertanyaan dan bacaan)
b.
Diminta
untuk membaca bahan tersebut
c.
Siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut
d.
Siswa
diminta menyampaikan jawaban
e.
Guru
mengklarifikasi
18.
Billboard ranking
a.
Guru
membagikan lembaran yang berisi beberapa karakteristik tentang sesuatu
b.
Siswa
merangking karakteristik tersebut sesuai dengan prioritas masing-masing
c.
Ditempel
dan di tampilkan dipapan tulis
d.
Siswa
menjelaskan hasilnya
e.
Siswa
lain menanggapi[5]
Metode-metode mengajar tersebut merupakan beberapa contoh metode
dari sekian banyak metode yang dapat digunakan dan divariasikan yang tentunya
disesuaikan dengan tujuan instruksional dan kebutuhan dari pengajaran.
PENUTUP
Metode mengajar inkonvensional yaitu suatu teknik mengajar yang baru
berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar
dengan modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, machine program, masih
merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan dibeberapa sekolah
tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang
ahli menanganinya.
Macam-Macam Metode Inkonvensional yaitu:
1.
Metode
pengajaran modul
2.
Metode
pengajaran bermodal
3.
Metode
pengajaran unit
4.
Metode
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
5.
Metode
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
6.
Metode
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Contoh metode inkonvensional:
1.
Kartu sortir
2.
Tim Quiz
3.
Poin Kounterpoin
4.
Belajar melalui Zigso
5.
Metapikiran
DAFTAR ISI
Mustakim,
Zaenal. 2013. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Press
Usman,
Basyirul. 2002. Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: PT. Ciputat Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar