MEMANFAATKAN
TENAGA PROFESIONAL DALAM PENDIDIKAN
Mata Kuliah : Hadis
Tarbawi II
Disusun
Oleh :
Nur Indanah 2021113252
Kelas
F
JURUSAN
TARBIYAH/PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prfesional adalah pekerjaan atau
kegiatan ysng dilskuksn oleh sesorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memiliki keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi setadar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. profesionalisme adalah paham atau
ajaran yang menekankan bahwa segala sesuatu pekerjaan harus dilakukan secara
profesional. profesional mengacu kepada
sebutan orang yang menyandang
suatu profesi dan sebutan tentang penambilan seseorang dalam
mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinnya.
dalam hal ini akan kami bahas
mengenai bagaimana memanfaatkan tenaga profesional dalam pendidikan.
B. Rumusan Masalah
berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, maka perlu dilakukan perumusan masalah sebagai
tahap terfokusnya materi yang dikaji dalam makalah ini. adapun rumusan
masalahnya ialah.
1. Bagaimana Pengertian profesional ?
2.
bagaimana hadis tentang memanfaatkan tenaga profesional ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Profesionalisme adalah sebuah kata yang tidak
dapat dihindari dalam era globalisasi dan internasionalisasi yang semakin
menguat dewasa ini, dimana persaingan yang semakin kuat dan proses transparansi
di segala bidang merupakan salah satu ciri utamanya.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa
profesionalisme guru merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda
lagi seiring dengan semakin meningkatnya persaingan yang semakin ketat dalam
era globalisasi seperti sekrang ini. Profesionalisme tidak hanya karna faktor
tuntutan dari perkembangan jaman, tetapi pada dasarnya juga merupakan suatu
keharusan bagi setiap individu dalam kerangka perbaikan kualitas hidup manusia.
Profesionalisme menuntut keseriusan dan kompetensi yang memadai, sehingga
seseorang orang dianggap layak untuk melaksanakan sebuah tugas. Ada
beberapa langkah setrategi yang harus di
lakukan dalam upaya, meningkatkan profesonalisme guu yaitu
a.
Sertifikasi sebagai sebuah sarana
b.
Perlunya peerubahan paradigm
c.
Jenjang karir yang jelas
d.
Peningkatan kesejatraan yang nyata[1]
Seorang guru professional setidaknya
memiliki standar minimal, yaitu :
1. Memiliki kemampuan intelektual
yang baik
2. Memiliki kemampuan memahami visi dan misi pendidikan nasional
3. Memiliki keahlian mentansfer ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif
4. Memahami konsep perkembangan psikkologi
anak
5. Memiliki kemampuan mengorganisasi proses belajar
6. Memiliki kreatifitas dan seni mendidik[2]
B. Teori pendukung
secara umum, ada
tiga tugas guru sebagai profesi, yakni mendidik, mengajar, dan melatih.
mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk kehidupan siswa.
sebagai pengjar,
guru dituntut mempunyai kewenangan mengajar berdasarkan kualifikasinya sebagai
tenaga pengajar. sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus memiliki kemampuan
profesional dalam bidang pembelajaran. dengan kemampuan
1. Fasilitator, yang menyediakan
kemudahan-kemudahan bagi siswa dalam peroses belajar mengajar
2. Pembimbing, yang membantu siswa
mengatasi kesulitan pada peroses belajar mengajar
3. Penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan
lingkungan belajar yang menantang bagi siswa agar mereka melakukan keng berlaku
di dunia giatan belajar dengan bersemangat
4. Model, yang mampu memberikan
contoh yang baik kepada siswa agar berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku
di dunia pendidikan
5. Motivator, yang turut menyebarluaskan
usaha-usaha pembaharuan kepada
masyarakat, khususnya kepada subyek didik, yaitu siswa
6. Agen perkembangan kognitif, yang
menyebarluaskan ilmu dan teknologi kepada siswa dan masyarakat
7. Manajer,
yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga keberhasilan proses belajar
belajar mengajar tercapai.
dengan pola rekrutmen dan pembinaan
karir guru yang baik, akan tercipta guru yang profesional dan efektif. untuk
kepentingan sekolah, memiliki guru yang profesional dan efektif merupakan kunci
keberhasilan bagi prosesblajr-mengajr di sekolah itu. hal tersebut sangat masuk
akal karena ketika proses belajar berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di
kelas. ia dapat tampil sebagai sosok yang menarik sehingga mampu
menebarkan-meminjam terminologi McClelland-"virus nAch" (needs for
achivement) atau motifasi berprestasi. di dalam kelas, seorang guru juga dapat
tampil sebagai sosok yang mampu membuat siswa berpikir berbeda (divergent)
dengan memberikan berbagai pertanyaan yang jawabannya tidak sekedar terkait
dengan fakta ya-tidak. seorang guru di kelas dapt merumuskan pertanyaan kepada
siswa yang memerlukan jawaban yang kreatif, imajinatif-hipotetis, dan sintesis
(thought provoking questons).
sebagai salah satu elemen tenaga
kependidikan, seorang guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara
profesional, dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja, merdeka (bebas
dari tekanan pihak luar), produktif, efektif, efisien, dan inovatif, serta siap
melakukan pelayanan perima berdasarkan pada kaidah ilmu atau teori yang
sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat dan kode etik yang
regulatif.[3]
UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan dosen menempatkan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sangat urgen
karena berfungsi untuk meningkatkan martabat guru sendiri dan meningkatkan mutu
pendidikan nasional. ini tertera pada pasal 4: "kedudukan guru sebagai
tenaga profesional sebagai dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional."[4]
C. Materi Hadis
Ali bin hasyim mencerminkan kepada
kami, ia berkata :
Daud berkata, ikrimah
menceritakan kepada kami, dari ibnu abas, ia berkata “ada sejumlah orang
diantara para tawanan perang badar yang tidak mempunyai tebusan, lalu
Rosulullah SAW menetapkan tebusan mereka dengan cara mengajarkan tulisan kepada anak-anak kaum Ansor, satu
hari, seorang anak menemui anaknya sambil anak itu menangis, maka seorang ayah
bertanya, ada apa denganmu ? “anak itu menjawab” pengajarku telah memukulku
“sang ayah pula berkata si guru itu, ia telah menuntut (balasan) dengan bekas
perang badar!” demi Allah jangan lagi
kau mendatanginya. (HR. Ahmad dalam
Al-musnad).
D.
Refleksi Hadis Dalam Kehidupan
Pada dasarnya
profesionalisme dan sikap profesional itu merupakan motivasi intrinsik yang ada
pada diri seseorang sebagai pendorong untuk
mengembangkan dirinya menjadi tenaga profesional. Motivasi intrinsik tersebut akan berdampak pada
munculnya etos kerja yang unggul (excellence) yang di tunjukan dalam lima
bentuk kerja :
1.
Keinginan
untuk selalu menampilkakan prilaku yang standar ideal
Berdasarkan
criteria, bahwa guru yang memiliki professional tinggi akan selalu berusaha
mewujudkan dirinya sesuai dengan standar ideal akan mengidentifikasikan dirinya
kepada figur yang dipandang memiliki
standar ideal.
2.
Meningkatkan
dan memelihara citra profesi
Profesionalisme
yang tinggi di tunjukan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihara citra profesi melelui
perwujudan perilaku professional.
3.
Memanfaatkan
setiap kesempatan pengembangan professional[5]
Berdasakan criteria ini, para guru di harapkan
selalu berusaha mencari dan memanfaatkan
kesempatan yang dapat mengembangkan profisionalisme.
4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam
profesi
Hal ini mengandung makna bahwa profesionalisme yang
tinggi di tunjukan dengan adanya upaya
untuk selalu mencapai kualitas dan cita-cita sesuai dengan program yang
telah di tetapkan.
Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengefaluasi hasil pembelajaran siswa. Pembelajaran yang
berkualitas hanya dapat di wujudkan oleh guru yang memiliki kemampuan unggul
dan motivasi yang tinggi dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.[6]
E. Aspek Tarbawi
Ø Seorang guru atau pendidik hendaknya
menggunakan metode yang tepat dalam mengajar
Ø Pengajar atau pendidik tidak boleh
menghukum anak tanpa alasan
Ø Seorang guru harus bisa membuat anak
nyaman dalam menerima pelajaran
Ø Pendidik yang profesional dengan tugas
utama, mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengefaluasi hasil pembelajaran siswa.
PENUTUP
Profesionalisme adalah
sebuah kata yang tidak dapat dihindari dalam era globalisasi dan
internasionalisasi yang semakin menguat dewasa ini, dimana persaingan yang
semakin kuat dan proses transparansi di segala bidang merupakan salah satu ciri
utamanya.
Pada
dasarnya profesionalisme dan sikap profesional itu merupakan motivasi intrinsik
yang ada pada diri seseorang sebagai pendorong untuk mengembangkan dirinya menjadi tenaga
profesional.
Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengefaluasi hasil pembelajaran siswa.
Pembelajaran yang berkualitas hanya dapat di wujudkan oleh guru yang memiliki
kemampuan unggul dan motivasi yang tinggi dalam menghasilkan lulusan yang
berkualitas pula.[7]
DAFTAR
PUSTAKA
Bernawi dan Muhammad Arifin. 2012. Kinerja Guru
Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Daryanto. 2013. Guru Profesional. Yogyakarta. Gava
Media
Mudlofir, Ali. 2012. Pendidikan Profesional.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suyanto dan Asep Jihad. 2013 Menjadi Guru
Profesional. Jakarta : Erlagga.
[1] Daryanto,
standar kompetensi dan penilaian kinerja guru professional, (Yogyakarta:Gava
Media,2013).hal:5-6
[6] Barnawi dan Muhammad Arifin. Kinerja Guru Profesional. (Jogjakarta:
Ar-ruzz Media. 2012). Hal 13-14
[7] Barnawi dan Muhammad Arifin. Kinerja Guru Profesional. (Jogjakarta:
Ar-ruzz Media. 2012). Hal 13-14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar