MASJID SEBAGAI MADRASAH
Mata Kuliah : Hadis Tarbawi
II
Disusun Oleh:
Zuhrotul Fiitriyah (2021
113 044)
Kelas: H
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAIN)
PEKALONGAN
2015
Kata Pengantar
Bismiillahirrohmanirohim.
Alhamdulillah, Segala puji
syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan amanah untuk menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Masjid sebagai madrasah” diberikan kelancaran dalam pengerjaan tugas .
shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Besar kita Nabi Muhammad SAW, serta para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian
para umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini merupakan makalah yang menyajikan bahan materi sebagai
tugas mata kuliah Hadis Tarbawi II. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan serta wawasan KeIslaman kita mengenai masjid sebagai tempat ibadah
dan tempat untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dari sebuah lembaga non formal yaitu madrasah.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas, penulis menyadari bahwa
penulis jauh dari kesempurnaan, penulis sudah berusaha dan mencoba
mengeksplorasi dari beberapa sumber mengenai hadis yang akan dibahas ini, dan
apabila dalam makalah ini dijumpai kekurangan maupun kesalahan pada pengetikan
atau pembahasan, maka penulis dengan senang hati menerima kritikan dari
pembaca. Karena kesempurnaan sejatinya dimiliki Allah Swt, dan kekurangan ada
pada diri penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat,. Amin ya robbal ‘alamin. Selamat membaca.
Pekalongan,
1 Maret 2015
A.
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masjid tempat untuk beribadah, dimana dimasjid merupakan tempat
berkumpulnya semua orang untuk melaksanakan ibadah, dalam kehidupan orang-orang
Islam semua orang tidak terlepas dalam aktivitas sehari-hari semua orang selalu
ke masjid untuk bersujud kepada Allah untuk mendekatkan diri.
Selain itu masjid juga tidak hanya untuk tempat sholat dan wudhu
saja, melainkan juga untuk beraktivitas sebagai suatu lembaga pendidikan yang
berhubungan dengan keIslaman atau bisa dikatakan sebagai madrasah. Dalam hal
pendidikan tidak lepas dari yang namanya lembaga formal dan non formal, lembaga
non formal ini berkaitan dengan Islam. Lembaga non formal ini biasanya dahulu
pada zaman Rasulullah Saw masjid dlam hal ini sebagai tempat
penyelenggara ilmu. Bisa dikatakan masjid dikala itu selain sebagai tempat
ibadah juga sebagai madrasah. Melalui makalah ini penulis ingin memaparkan hadis yang bekaitan dengan lembaga pendidikan islam yaitu
masjid sebagai madrasah.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Masjid berarti
tempat beribadah. Masjid berasal dari kata bahasa Arab sajada berarti sujud
atau tunduk. Dalam bahasa Inggris, kata masjid dalam masque yang berasal dari
kata mezquita dalam bahasa Spanyol. Secara istilah masjid adalah tempat
melakukan segala aktivitas berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah
semata.masjid dapat diartikan lebih jauh, bukan hanya tempat shalat dan tayamum
(berwudhu), namun juga sebagai tempat melaksanakan segala aktivitas kaum
muslimin berkaitan kepatuhan kepada Allah SWT.
Pada zaman
Rasulullah fungsi dan peranan masjid pada masa itu, yaitu bahwa teracatat tidak
kurang dari sepuluh peranan dan fungsi masjid seperti halnya masjid Nabawi yang
didirikan rasulullah Saw, sebagai tempat ibadah (shalat, zikir), konsultasi dan
komunikasi berbagai masalah termasuk ekonomi, sosial, budaya, pendidikan,
santunan sosial, latihan militer dan persiapan peralatannya, pengobatan korban
perang, perdamaian dan pengadilan sengketa, menerima tamu (diaula), nenawan
tahanan dan pusat penerangan dan pembelaan agama.[1]
Madrasah jamak
dari madaris yang merupakan Sekolah tradisional untuk pendidikan yang tingkat
tinggi, maksudnya bahwasaya pelajar yang memasuki madrasah ini di syaratkan
telah menghafal al-Qur’an.[2]
Kata madrasah berasal dari bahasa Arab yang artinya sekolah, Madrasah juga
mengandung arti tempat atau wahana anak mengenyam proses pembelajaran.[3]
2.
Teori pendukung
وعن انس رضي الله عنه قال: قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم، من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل الله حتى ير جع (رواه
الترمذي)
Artinya: “Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah
SAW bersabda: Barang siapa yang keluar dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia
berada di jalan Allah hingga sampai pulang”. (H.R. Tirmidzi)
ô`tBur
ãNn=øßr& `£JÏB yìoY¨B
yÉf»|¡tB
«!$# br& tx.õã
$pkÏù ¼çmßJó$# 4Ótëyur
Îû
!$ygÎ/#tyz
4
Í´¯»s9'ré& $tB tb%x. öNßgs9
br&
!$ydqè=äzôt
wÎ) úüÏÿͬ!%s{ 4 öNßgs9
Îû
$u÷R$!$# Ó÷Åz
óOßgs9ur Îû ÍotÅzFy$#
ë>#xtã
×LìÏàtã
ÇÊÊÍÈ
Artinya: “ Dan siapakah
yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah
dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak
sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada
Allah). mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang
berat.”
3.
Materi Hadis
عَنْ أَبي سعيد : جَاءَتْ اِمْرَأَةٌ إلَى رَسُوْ لِ الله صَلّى الله عَلَيْهِ
وَسَلّم فَقالَتْ: يارسول الله، ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِ يْثِكَ، فَا جْعَلْ
لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأتِيْكَ فِيْهِ تُعَلّمُنَا مِمّا عَلّمَكَ الله.
فَقَال َ: اِجْتَمِعْنَ فِيْ يَوْمِ كَذاوكذافِيْ مَكَانِ كَذَاوَكَذَا. فَا
جْتَمِعْنَ. فَأتَاهُنّ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم فَعَلّمَهُنّ مِمّا
عَلّمَهُ الله ثُمَّ قال: مَا مِنْكُنَّ إمْرَأةٌ تَقَدّمَ بَيْنَ يَدَيْهَا مِنْ وَلِدِهَا ثَلَاثَةٌ إلّاكَانَ لَهَا
حِجَابًامِنَ النّارِ .فَقَا لَتْ اِمْرَأة ٌمِنْهُنّ: يارسول الله اِثْنَيْنِ؟
قَالَ: فَأعَادَتْهَامَرّتَيْنِ ثُمّ قال: وَاثْنَيْنِ، وَاثْنَيْنِ، وَاثْنَيْنِ (رواه البخاري في الصحيح, كتاب إلاعتصام
بالكتاب والسنة, باب تعليم النبي صلى الله عليه وسلم أمته من الرجال
والنساءمماعلمه الله ليس برأي ولاتمثيل)
Terjemah Hadis
“Dari Abu Sa’id, “ Seorang perempuan datang
kepada Rasulullah SAW lalu berkata, ‘ Wahai Rasulullah, kaum laki-laki telah
pergi dengan haditsmu. Tetapkanlah untuk kami atas kemauanmu suatu hari yang
kami datang padamu di hari itu, agar engkau mengajarkan kepada kami apa yang
diajarkan Allah kepadamu’. Beliau bersabda, ‘Berkumpullah pada hari ini dan
itu, di tempat ini dan itu’. Maka mereka pun berkumpul. Lalu Rasulullah SAW
datang menemui mereka dan mengajarkan kepada mereka apa yang diajarkan Allah
kepadanya. Setelah itu beliau bersabda, ‘Tidak ada seorang perempuan pun
diantara kalian yang ditinggal mati tiga orang anaknya, melainkan anaknya itu
menjadi penghalang bagi ibunya dari neraka’. Seorang perempuan diantara mereka
berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana dengan dua orang?’ Beliau bersabda,’Dan
dua orang, dan dua orang, dan dua orang’.”
Arti
Mufrodat
Arti
|
teks
|
pergi
|
ذهب
|
Laki-laki
|
الرٌجعل
|
hadismu
|
بجديىك
|
tetapkanlah
|
فا جعل
|
mengajarkan
|
تعلمنا
|
kemauanmu
|
نفسك
|
Berkumpul
|
اجتمعن
|
Menemui mereka
|
فا تهنق
|
Di tinggal mati
|
تقد م
|
penghalang
|
حجا با
|
4.
Refleksi Dalam Kehidupan
Madrasah adalah
salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang banyak berkembang di Indonesia
yang di usahakan terletak disamping masjid dan pesantren.[4] Suatu
kenyataan dan sekaligus keunggulan sistem pendidikan nasional adalah daya
akomodatif dalam mengintegrasikan pranata-pranata pendidikan yang beragam ke
dalam satu bangunan sistemik pendidikan nasional.
Zaman sekarang madrasah sangat berkembang,
bahkan dalam hal ini benar-benar menampilkan budaya simpatik sebagai jati diri
bangsa yang berakar pada peradaban “Bhinneka Tunggal Ika”. Dalam hal ini betapa
simpatiknya pengakuan bahwa “madrasah” ( Ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah)
merupakan sekolah umum yang berciri khas Islam dan menjadi bagian keseluruhan
sistem pendidikan nasional di negeri kita.[5]
Madrasah pernah
berkembang pada abad 11 dan 12 atau periode pertengahan sejarah Islam,
khususnya di wilayah Baghdad seperti madrasah al-Nizamiyah, kehadiran madrasah
di indonesia sendiri tampak merupakn fenomena modern pada awal abad 20.
Tampaknya , tokoh Syekh Zaenuddin Labai dapat disebut sebagai tokoh pertama yang pada 10 Oktober 1915 mendirikan lembaga pendidikan
madrasah di Padang Panjang, sebelum berkembangnya lembaga serupa diberbagai
daerah. Madrasah di Indonesia itu bukan merupakan kelanjutan atau adopsi
langsung dari madrasah abad pertengahan. Dalam hal ini pendidikan madrasah
dalam kajian ini dibatasi sebagai lembaga pendidikan Islam yang berada dalam
sistem Pendidikan Nasional dan ditempatkan dibawah pembinaan Departemen Agama.
Dibandingkan
dengan pesantren, madrasah relatif terorganisasi secara baik, dalam hal tujuan,
kurikulum, kepemimpinan dan proses belajar mengajarnya.[6]
Dalam mendapatkan pendidikan agama yang baik dan mempunyai dasar pendidikan
umum, pasti akan mendapatkan jalan dalam kehidupannya. Pada masyarakat
Indonesia modern, mata pelajaran praktis tidak begitu dihargai, walaupun mata
pelajaran umum yang dimasukkan ke madrasah.[7]
5.
Aspek Tarbawi
Dalam hal ini yang dapat ari hadis bahwa aspek tarbawi dikatakan
bahwa masjid bukanlah hanya untuk tempat beribadah melainkan juga untuk
memperoleh suatu ilmu dari lembaga pendidikan Islam yang biasa di sebut
madrasah.
1.
Masjid merupakan suatu tempat yang berfungsi untuk ibadah dan untuk
menuntut ilmu.
2.
Masjid juga bisa dikatakan sebagai madrasah yang berperan juga
untuk penagjaran yang formal maupun non formal seperti kampus
3.
Masjid sebagai tempat utama dalam belajar dan mengajar, membuahkan pendidikan yang lebih terarah, sehingga menjadikan masjid sebagai lembaga pendidikan yang
terbentuk dengan sendirinya.
4.
Madrasah lembaga pendidikan Islam yang mewarnai dunia pendidikan
yang masih berkembang samapi pada zaman sekarang
5.
Madrasah dan masjid memiliki keterkaitan yang mengembangkan
pendidikan Islam yang berhubungan erat.
C.
PENUTUP
Simpulan
Masjid berarti tempat beribadah. Masjid berasal dari kata bahasa
Arab sajada berarti sujud atau tunduk. masjid adalah tempat melakukan segala
aktivitas berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah semata.masjid dapat diartikan
lebih jauh, bukan hanya tempat shalat dan tayamum (berwudhu), namun juga
sebagai tempat melaksanakan segala aktivitas kaum muslimin berkaitan kepatuhan
kepada Allah SWT. Madrasah jamak dari madaris yang merupakan Sekolah
tradisional untuk pendidikan yang tingkat tinggi, yakni suatu lembaga islam
yang berhubungan dengan pendidikan Islam dan madrasah sudah pernah berkembang
pada abad 11 dan 12 atau periode pertengahan sejarah Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Fadjar A Malik. 1998. Madrasah dan Tantangan
Modernitas. Bandung: Mizan
Glasse
Cyril. 1999. Ensiklopedia Islam (Ringkas),cet2.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Handryant Aisyah N. 2010. Masjid
sebagai pusat perkembangan masyarakat. Malang: UIN Maliki press
Maksum. 1999 Madrasah Sejarah dan
Perkembangannya, cet 2.Jakarta: Logas Wacana Ilmu
Steenbrink Karel A. 1986. Pesantren
Madrasah Sekolah .Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia
TENTANG PENULIS
Pekalongan adalah tempat segala ativitasku dari tidur sampai bangun
lagi. Nama saya Zuhrotul Fitriyah, nama panggilan saya dari temen-temen dikampus zuzuh, tempat tanggal lahir saya
Pekalongan, Maret 1995. Asal saya dari Kalijambe Sragi kab Pekalongan. Sebelum
saya sekolah dulu saya belajar dilembaga non formal TPQ Roudlotut Tholibin,
Sragi. Pendidikan saya TK PGRI 01 Kalijambe, kemudian saya melanjutkan di SD N
02 Kalijambe dari kelas 1-6, dan melanjutkan di MTs Ma’arif NU Sragi. Kemudian
saya SMAnya melancong ditengah kota Pekalongan, SMA saya MAN 2 Pekalongan. Dan
sekarang saya masih kuliah di STAIN Pekalongan. Kesibukan dalam hari-hari
saya mengikuti himpunan Program Studi
PAI dan selain itu saat ini saya juga mengikuti kegiatan diluar kampus, saya
juga masih mengikuti kegiatan Pimpinan ranting dan Pimpinan Anak Cabang
IPNU-IPPNU kec. Sragi. Untuk menjadi
diri sendiri yang baik selalu tersenyum kepada semua orang diamanapun berada
kata yang selalu memotivasi “ jangan jadikan dirimu sebagai bahan teguran
orang lain” dan “ cobaan tidak hanya datang sekali namun kebahagiaan
akan abadi selamanya J”
[1] Aisyah
N. Handryant. Masjid sebagai pusat perkembangan masyarakat.(Malang: UIN
Maliki press, 2010).hlm.51-52
[2] Cyril
Glasse, Ensiklopedia Islam (Ringkas),cet2,(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 1999).hlm.242
[3] A
Malik Fadjar. Madrasah dan Tantangan Modernitas,(Bandung: Mizan,
1998).hlm.18
[5] A
Malik Fadjar. Madrasah dan Tantangan Modernitas,(Bandung: Mizan,
1998).hlm.15
[7]
Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah (Jakarta: PT Pustaka
LP3ES Indonesia, 1986).hlm.232
Tidak ada komentar:
Posting Komentar