MASJID PUSAT PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi
II
Disusun oleh :
TAMALIA (2021213028)
KELAS L
( Reguler Sore )
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan pertolongan Allah SWT makalah Hadis Tarbawi
II ini telah selesai. Selawat salam semoga dihaturkan kepada Nabi Muhammad SWT
yang diteladani Hadis dan Sunahnya. Demikian juga sholawat salam semoga
dihaturkan kepada keluarga, para sahabat , para tabi’in dan para pengikutnya
sampai hari kiamat terutama yang meriwayatkan dan mengajarkan Sunnahnya.
Berfikir secara mendalam dan sistematis untuk menemukan berbagai
alternatif pemecahan persoalan kehidupan dalam keberagamaan merupakan ciri
manusia muslim yang sebenarnya. Ilmu pengetahuan memberikan keteladanan secara
baik dan universal dalam pendidikan. Allah sendiri telah memberikan potensi
untuk melakakan kerja pemikiran berupa indra, akal dan hati. Dalam pengembangan
ilmu pengetahuan masjid adalah tempat yang paling berpengaruh dalam proses
pengembangan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, masjid adalah pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Islam adalah satu ummat yang paling baik. Oleh karenanya jangan mengaku Islam
dalam arti kata Islam sempurna, kalau belum memenuhi syarat yang terbaik. Gambaran
ini tentunya harus diwujudkan oleh semua orang dan semua kelembagaan yang ada
di dalamnya termasuk Masjid. Masjid bagi umat Islam merupakan kebutuhan mutlak
yang harus ada dan sejak awal sejarahnya masjid merupakan pusat segala kegiatan
masyarakat Islam. Pada awal Rasulullah hijrah ke Madinah maka salah satu sarana
yang dibangun adalah masjid.
Bagi ummat Islam Masjid sebenarnya merupakan pusat segala kegiatan.
Masjid bukan hanya sebagai pusat ibadah khusus seperti sholat, i’tikaf tetapi
merupakan pusat kebudayaan / muamalat , tempat dimana lahir kebudayaan Islam
yang demikian kaya dan berkah. Masjid merupakan salah satu instrument perjuang
dalam menggerakkan risalah yng di bawa Rasulullah SAW dan merupakan amanah beliau kepada umat.
“ Tidak heran, jika masjid merupakan asas utama dan terpenting bagi pembentukan masyarakat
Islam. Karena masyarakat muslim tidak akan terbentuk secara kokoh dan rapi
kecuali dengan adanya komitmen terhadap sistem, aqidah dan tatanan Islam. Dan
hal ini tidak akan dapat ditumbuhkan kecuali dengan semangat masjid” (Sabili
dalam karya Harahap,1993:5)
Berdasarkan latar belakang
permasalahan diatas, penulis
merasa tertarik untuk melakukan sebuah pembahasa Hadis tentang fungsi masjid
ynag berjudul “ Masjid Pusat Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan”Dalam
makalah ini akan dibahas tentang hadis masjid pusat pendidikan dan ilmu
pengrtahuan. Berikut pembahasannya :
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
1.
Pengertian Masjid
Dari pengertian bahasa Masjid berarti tempat ibadah. Akar kata dari
masjid adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata masjid
sendiri berakar dari bahasa arab. Di ketahui pula bahwa, kata masgid ditemukan
dalam sebuah inskripsi dari abad ke-5 sebelum masehi yang berarti “tiang suci”
atau “tempat sembahan”.
Menurut( Sumalyo dalam karya Handryat,2010:52) menyebutkan bahawa
kata masjid di sebut sebanyak 28 kali di dalam Al-Qur’an , kata tersebut
berasal dari kata sajada-sujud yang berarti taat , patuh, serta tunduk dengan hormat dan takdim. Oleh
karena itu, pada umumnya bangunan masjid dibuat khusus untuk shalat disebut
masjid yang berarti tempat untuk sujud.
Sedangkan menurut istilah masjid berarti tempat melakukan segala
aktivitas yang berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT semata. Oleh karena
itu masjid dapat diartikan sebagai tempat melaksanakan segala aktivitas kaum
muslimin berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah SWT.[1]
2.
Pengertian ilmu dan pengetahuan
Secara bahasa pengertian pengetahuan dan ilmu sama artinya,
perbedaannya hanya asal dari masing-masing kata itu. Yang pertama asli
Indonesia dan yang kedua berasal dari bahasa Arab. Dan sebagai istilah
masing-masing kata itu dibedakan pengertiannya ( faisal dalam karya Luthfie ,1994:
208). Pengetahuan ekwivalen dengan : knowledge,kennis sedangkan Ilmu :
science, wetenschap. [2]Jadi
pengetahuan adalah segala yang diketahuai sebagai hasil dari pengalaman indra
dan rohaniah. Ilmu adalah pengolahan pengetahuan. [3]
3.
Pengertian pendidikan
Menurut bahasa pendidikan berasal dari kata pe-didik-an yang lebih
menitik beratkan pada proses pengarahan atau pembimbingan. Sedangkan menurut
Istilah pendidikan adalah daya upaya
untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (
intelektual) dan tumbuh anak( Dewantara dalam karya Khobir,2013: 3). Sedangkan
pendidikan Islam lebih diarahkan kepada keseimbangan dan keserasian hidup
manusia. Menurut Al-Syaibany dalam karya Khobir,2013: 3) yang menyatakan Islam
adalah usaha mengubah tingkah laku individu
dalam kehidupan pribadi atau kehidupan masyarakat dan kehidupan alam
sekitar melalui proses pendidikan.[4]
B.
Teori pendukung
QS An- Nur
36-37
Îû BNqãç/ tbÏr& ª!$# br& yìsùöè? t2õãur $pkÏù ¼çmßJó$# ßxÎm7|¡ç ¼çms9 $pkÏù Íirßäóø9$$Î/ ÉA$|¹Fy$#ur ÇÌÏÈ ×A%y`Í w öNÍkÎgù=è? ×ot»pgÏB wur ììøt/ `tã Ìø.Ï «!$# ÏQ$s%Î)ur Ío4qn=¢Á9$# Ïä!$tGÎ)ur Ío4qx.¨9$# tbqèù$ss $YBöqt Ü=¯=s)tGs? ÏmÏù ÛUqè=à)ø9$# ã»|Áö/F{$#ur ÇÌÐÈ
36. Bertasbih[1041] kepada Allah di
masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di
dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang,
37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh
perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)
mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu
hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
Peranan masjid sangat luas , menurut Ibnu Katsit di Tafsir Ibnu
Katsir jilid 6 ( Bin Ishaq Alu Syaikh dalam karya Handryant , 2010:53)
menjelaskan bahwa ayat ini di sebutkan bahwa masjid merupakan tempat yang
disukai Allah Swt. Masjid-masjid yang manusia diperintahkan untuk memelihara
dan menjaga kebersihannya dari kotoran dan dari perkataan atau perbuatan
sia-sia. Kata bertasbih dapat di artikan sebagai sholat atau dzikrullah ,
sementara dzikrullah atau mengingat Allah dapat berarti luas tidak hanya dengan
ucapan tetapi juga dengan perbuatan. Dari ayat diatas, dapat diketahui pula
bahwa sebuah masjid seharusnya memiliki sebuah peran untuk menjadi pengingat
manusia dengan Allah ( hablumminallah ). Apabila hablumminallah ini mampu
diakomodasikan dengan baik oleh sebuah masjid, secara tidak langsung manusia
juga akan memiliki hubungan yang baik antar sesema (hablummninannas) dan
lingkungan sekitarnya ( hablumminal alam).[5]
Dari
masa kemasa masjid memiliki peran penting dalam meningkatkan pendidikan dan
ilmu pengetahuan, antara lain :
1.
Fungsi masjid pada masa Nabi Muhammad Saw
Selain sebagai tempat beribadah, Di masa Nabi ilmu Islam adalah
Al-Qur’an dan Hadis ,dan keduanya pulalah yang merupakan pangkal otak dan
sekalian inti dari ilmu itu. Dimasa Nabi pelajaran itu dilakukan di masjid
dimana Nabi sebagai guru dan mukmin-mukmin sebagai murid yang datang berkumpul.
Nabi sebagai guru, bertemu dengan mereka yang mempelajari ilmu agama di masjid.
Dan segala pertanyaan yang diajukan akan di jawab dan di terangkan oleh Nabi
sendiri. Pada masa Nabi kepustakaan Islam hanya terdiri dari 1 buku yaitu
Al-qur’an . ia di pelajari dan di hafalkan di dalam masjid.
2.
Fungsi masjid pada masa sahabat dan tabi’in.
Setelah Nabi wafat pertanyaan-pertanyaan yang dulu selalu diajukan
kepada Nabi , setelah beliau wafat dikemukakan kepada para sahabat. Sahabat
menjawab dengan peristiwa yang mereka alami dan atau yang mereka ketahui yang
berhubungan dengan Nabi semasa hidupnya. Dalam rangka inilah para sahabat mulai
mengumpulkan dan menyusun hadis, salah satunya dalam usaha mencari jawaban dari
pertanyaan.
Terbentuklah suatu golongan yang dinamakan ahl al’ilm yang
menyebarkan Qur’an dan pengetahuan tentang Hadis diseluruh negeri muslim atau
negeri-negeri yang ingin di Islamkan. Dikumpulkan orang-orang sekitarnya dan
diajarkan mereka prinsip-prinsip ajaran Islam. Dalam bentuk pelajaran inilah
lahir benih dari ilmu pengetahuan Islam. Dan masjid adalah saksi dari lahirnya
ilmu-ilmu pengertahuan islam.
Kalau dulu ilmu Islam hanya terdiri dariQur’an dan Hadis, dengan
meluasnya Islam ke negeri-negeri di luar Jazirah Arab, maka meluas pulalah
pelajaran yang di berikan di masjid.[6]
Pada masa sahabat dan tabi’in kepustakaan yang hanya terdiri dari satu buku
ditambah dengan buku-buku lain, yaitu buku-buku hadis. Dari Qur’an dan Hadis
lahir bermacam-macam ilmu sebagai hasil dari Ijtihad.ilmu itu dituliskan di
buku-buku. Makin berkembang ilmu , makin banyak jumlah buku, makin besar pula
perpustakaan masjid.
3.
Fungsi masjid pada masa sekarang
Berbagai kekuatan yang mempengaruhi fungsi masjid sebagai pusat
umat Islam sadar atau tidak sadar berlangsung terus, mulai dari “penciutan”
fungsi yang hanya sebagai pusat Ibadah sampai mulai berkembang pada saat ini
dimana terlihat ada kecenderungan gerakan baru dikalangan umat islam untuk
dioptimalkan fungsi masjid ini. Masjid bukan saja sebagai pusat ibadah tetapi
juga lebih luas dari itu yaitu kebudayaan , muamalat, pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan.[7]
Selain itu masjid juga berpotensi juga sebagai penggerak masyarakat
yang berkesan dalam menangani masalah-masalah sosial dan memenuhi keperluan
masyarakat modern saat ini (Mohd.Tajuddin dalam karya Handryant, 2010:56).
Bahkan ismail kamus ( ismail kamus dalam karya Handryant,2020:56) dalam
tulisannya yang berjudul “ Makmurlah Masjid Anda” memberi hujah yang kuat untuk
mengubah tanggapan masjid sebagai tempat sholat saja. Beliau menegaskan bahwa
masjid sebenarnya ialah tempat untuk menyatukan umat Islam dan mengukuhkan
ukhuwah antara mereka.[8]
Dalam perkembangan modern buku-buku tidak mungkin lagi disimpan di masjid karena
jumlahnya sangat banyak. Untuk itu harus dibangun gedung perpustakaan khusus ,
seperti yang dilakukan khalifah Al-Hakam (961-976 M)di kordoba.
Di zaman modern ilmu itu tambah meluas dan mendalam. Kalau tadinya
ruang masjid dapat bertugas sebagai tempat belajar dan suffah tempat asrama,
dalam masyarakat tidak mungkin lagi. Diferensiasi dan spesialisasi membawa
kepada pembangunan gedung-gedung khusus untuk sekolah dan asrama. Namun masjid
tidak ditinggalkan , masjid digunakan sebagai pusat karena ia menjulang di
tengah kompleks. Tugas masjid dalam kehidupan di zaman modern tetap masjid tetap menghubungkan Qur’an dan
Hadis dengan ilmu dan menuangkan ilmu kepada Qur’an dan masjid. [9]
Keberadaan Masjid kampus ternyata membuat
mahasiswa lebih reasonable, rasional, demokratis, dan tidak radikal.memang
belum ada penelitian tentang hal itu tetapi begitulah pada kenyataannya.[10]
C. Materi Hadis
سَمِعْتُ
أَبِي بُرَيْدَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُنَا إِذْ جَاءَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ
عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ فَنَزَلَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْمِنْبَرِ
فَحَمَلَهُمَا وَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ صَدَقَ اللَّه{ إِنَّمَا
أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ }فَنَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ
الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ
حَدِيثِي وَرَفَعْتُهُمَا قَالَ أَبُو عِيسَ
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
غَرِيبٌ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ الحسين
بْنِ وَاقِدٍ
Terjemahan
Abi buroidah berkata : Bahwasannya Rosulullah
SAW. berkhutbah kepada kita ketika datang hasan dan husen, keduanya memakai
baju gamis berwarna merah, keduanya berjalan dan keduanya jatuh maka Rasulullah
turun dari mimbar maka beliau mengangkat mereka (Hasan dan Husen) dan
menggendong diantara kedua tangannya, kemudian bersabda “maha benar Allah,
sesungguhnya harta kalian dan anak kalian adalah fitnah”
Maka saya melihat kedua anak kecil ini (Hasan
dan Husen) keduanya berjalan dan jatuh, kemudian saya tidak sabar (Nabi)
sehingga saya memotong perkataan saya dan mengangkat keduanya.
Mufrodat
memakai baju gamis berwarna merah قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ
keduanya
berjalan dan keduanya jatuh يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ
mengangkat
mereka (Hasan dan Husen) dan menggendong فَحَمَلَهُمَا وَوَضَعَهُمَا
sesungguhnya
harta kalian dan anak kalian adalah fitnah إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ
sehingga saya
memotong perkataan saya فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حَدِيثِي
D.
Biografi
Buraidah
Buraidah atau yang
lebih dikenal dengan Buraidah bin Hashib Al-Aslamy. Nama Aslinya adalah Amar
bin Hashib Al-Aslamy. Ia berasal dari Bani Aslamy. Buraidah adalah nama laqab
(panggilan)Ia menetap di daerah Bashrah. Beliau meriwayatkan hadits kepada
Abdullah bin maula serta kedua anaknya yaitu Sulaiman bin Buraidah dan
Abdullah. Pada beberapa riwayat beliau disebut Abi Buraidah karena dirwayatkan
oleh anaknya sendiri baik Abdullah maupun Sulaiman. Beliau masuk islam pada
saat sebelum terjadinya perang Badar. Beliau Wafat 63 H.
E. Keterangan
Hadits
Dan keduanya
terjatuh (Hasan dan Husein) ketanah karena mereka masih kecil dan fisiknya masih lemah, sesungguhnya harta dan
anak-anak itu fitnah, yang merupakan ujian dan bencana dari Allah bagi
mahluknya untuk mengetahui siapa yang taat dan siapa yang ingkar. Maka saya
tidak sabar, untuk menunjukkan kasih sayang kepada keduanya, sehingga saya
memotongkan (perkataan disaat khutbah).[11]
F.
Refleksi Hadis Dalam Kehidupan
Berbicara tentang
masjid , saat ini semakin optimal dalam pemanfaatannya. Berdasarkan penelitian
memang ada beberapa masjid yang sudah terkenal mampu melahirkan kader pejuang dan
terkenal dengan berbagai kegiatan inovatifnya.
Ditanah air kita bangga
melihat bagaimana pesatnya pertumbuhan kualitas masjid dan semarak rehabilitasi.
Kita bangga akan peningkatan fungsi dan kegunaanya. Diharapkan masjid akan
menjadi pusat ibadah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.[12]
G.
Aspek-aspek Tarbawi
Masjid dapat
diaanggap sebagai lembaga ilmu pengetahuan yang tertua dalam islam, pembangunannya
telah dimulai semenjak zaman Nabi dan tersebar ke seluruh negeri Arab bersamaan
dengan menyebarnya Islam diberbagai pelosok negeri tersebut, di masjid inilah
dimulai mengajarkan Al-Qur’an dan dasar-dasar agama Islam pada masa Rosulullah
SAW. di samping tugasya yang utama sebagai tempat untuk menunaikan ibadah.
Masjid merupakan tempat yang utama untuk mempelajari ilmu agama dan ilmu
lainnya. Zaman Rosulullah SAW dan seterusnya dizaman para sahabat dan tabi’in
masjid telah menjadi pusat pengembangan ilmu-ilmu islam kepada seluruh umat.
Bermula dari Madinah dan selanjutnya ke Andalusia, masjid-masjid di kota-kota
tersebut telah berkembang sebagai pusat-pusat pengajian sehingga menjadi
universitas yang terbilang diwaktu itu dan kini menjadi Universitas Al Azhar di
Mesir yang masih terus menjadi tumpuan umat islam diseluruh dunia.
Masuk ke masjid
untuk belajar, seperti halnya kita akan melakukan ibadah, maksudnya bahwa
setiap orang berhak untuk mendengar pelajaran yang diberikan disitu, siapapun
orang itu, selama ia mempunyai keinginan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan
mempunyai kemampuan untuk memahaminya. Belajar dissitu tidak terikat dengan
umur, jenis kelamin, atau keahlian.
BAB III
PENUTUP
Masjid bagi umat Islam adalah salah satu instrument perjuangan
dalam menggerakkan risalah yang dibawa Rasulullah saw merupakan amanah beliau
kepada kita ummatnya. Kita ingin memiliki masjid yang bermanfaat bukan hanya
bangunan tua tanpa berdampak manfaat masyarakat. Masjid bukan sekedar tempat
sujud. Masjid adalah tempat belajar dan tempat berkembangnya segala macam ilmu
pengetahuan, dari mulai masa Nabi saw sampai dengan sekarang. Masjid juga jadi
pengikat akan takwa bagi semua orang yang berhubungan dengan ilmu.
Sekian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Shofyan Syafri.2001. Manajemen Masjid, Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Prima Yasa.
Handryant, Aisyah N.2010.Masjid Sebagai pusat pengembagan masyarakat,
Malang : UIN-MALIKI PRESS.
Khobir,Abdul.2013. Filsafat Pendidikan Islam, Pekalongan :
STAIN Pekalongan Press.
Kuntowijayo. 2001. Muslim
Tanpa Masjid, Bandung: Mizan Media Utama.
Luthfie, R.1994. Masjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, Jakarta:
Pustaka Al-Husna.
PROFIL
Tamalia , lahir di Batang, Jawa Tengah, pada tanggal 12 Januari 1994.
Pendidikan SD kelas 1-2 ditempuh di desa kelahirannya, kelas 3-4 ditempuh di
kota Tegal dan kelas 5-6 kembali di desa kelahirannya. Pendidikan SMP ia tempuh
di kota Demak , tepatnya di desa Batu , kecamatan Karang Tengah Demak. Kemudian
pendidikan SLTA ia tempuh dikota kelahirannya. Kini ia masih melanjutkan study
Jurusan Tarbiyah Prodi PAIdi STAIN PEKALONGAN.
[1] Aisyah N. Handryant, Masjid
Sebagai pusat pengembagan masyarakat, ( Malang : UIN-MALIKI PRESS, 2010),Hlm.
51-52
[2]R.Luthfie, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam, Jakarta:
Puataka AL-Husna: 1994), Hlm.208
[4]Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam,( Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press,2013), Hlm. 3
[5]Aisyah N. Handryant., Loc.Cit., Hlm. 53-54
[6]R.Luthfie.,Loc.Cit., Hlm. 209
[7]Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Masjid,( Yogyakarta : PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, 2001), Hlm. 10
[8]Aisyah N. Handryant., Loc.Cit., Hlm. 56
[9]R.Luthfie.,Loc.Cit., Hlm. 216
[11] http://ghufron-dimyati.blogspot.com/2012/02/kelas-d-makalah-2-masjid-sebagai-pusat.html diakses tanggal 22 februari 2015, pukul 3.48
WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar