ALQUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN
Mata Kuliah :Hadits
Tarbawi II
Kelas M Semester 4
Disusun Oleh :
Muhammad
Khafidzin
FAKULTAS TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
A.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al-
Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari
segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh mana
keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk
ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan,
semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai asfek kehidupan
manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia
(Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu
emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.
B.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Alqur’an dan Ilmu Pengetahuan
Ø Al Qur’an
Secara Bahasa (Etimologi), Merupakan mashdar (kata benda) dari kata
kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa
(تلا) [keduanya bererti: membaca], atau
bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Secara Syari’at
(Terminologi), Adalah Kalam
Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad
shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas.[1]
Al Qur’an sebagai
mu’jizat, mu’jizat artinya sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa manusia
membuatnya karena hal itu adalah di luar kesanggupanya. Mu’jizat ini hanya
diberikan kepada nabi-nabi untuk menguatkan kenabian dan kerasulanya dan bahwa
agama yang dibawanya bukanlah bikinanya sendiri tetapi benar-benar dari Allah
SWT.
Di dalam memberikan
definisi kepada Al Qur’an sengaja dicantumkan kata “yang mempunyai mu’jizat”.
Karena inilah segi keutamaan Al Qur’an dan bedanya dari kitab-kitab lain yang
diturunkan kepada nabi-nabi. Mu’jizatnya itu terletak pada fashahah dan
balaghahnya, keindahan susunan dan gaya bahasanya yang tidak ada tara
bandinganya. Mustahil manusia dapat membuat susunan yang serupa dengan Al
Qur’an, yang dapat membandingkanya.[2]
Ø Ilmu Pengetahuan
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi
agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.[3]
2. Al Qur’an dan
Ilmu Pengetahuan
Al Qur’an telah menambahkan dimensi baru terhadap
studi mengenai fenomena jagad raya dan membantu fikiran manusia melakukan
terobosan terhadap batas penghalang dari alam materi. Al Quran menunjukan bahwa
materi bukanlah sesuatu yang kotor dan tanpa nilai, karena padanya terdapat
tanda-tanda yang membimbing manusia kepada Allah serta kagaiban dan
keagungan-Nya. Alam semesta adalah ciptaan Allah dan Al Quran mengajak manusia
untuk menyelidikinya, mengungkap keajaiban dan kegaibanya, serta berusaha
memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah ruah untuk kesejahteraan hidupnya.
Jadi Al Quran membawa manusia kepada Allah melalui ciptaan-Nya dan realitas
yang konkret yang terdapat di bumi dan di langit. Inilah yang seharusnya
dilakukan oleh. Ilmu pengetahuan, yaitu melakukan observasi lalu menarik
hukum-hukum alam berdasarkan observasi dan eksperimen. Dengan demikian, ilmu
pengetahuan dapat mencapai Yang Maha Pencipta melalui observasi yang teliti dan
tepat terhadap hukum-hukum yang mengatur gejala alam, dan Al Quran menunjukan
kepada realitas intelektual Yang Maha Besar, yaitu Allah SWT dan ciptaan-Nya.[4]
3. Hadits Tentang
Alqur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan
Ø Al-Qur’an
sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan
عَنْ الْحَارِثِ قاَلَ مَرَرْتُ فِي
الْمَسْجِدِ فَآِذَا النّاَسُ يَخُوضُونَ فِي الآَحَادِيثِ فَدَخَلْتُ عَلىَ
عَلٍيِ فَقُلْتُ يَاآَمِيرُ الْمُؤمِنِيْنَ ألاَ تَرَى أَن النَّاَسَ قَدْ خَاضُوا
فِي الْاحَادِيثِ قَالَ وَقَدْ فَعَلُوهَا قُلْتُ نَعَمْ قَالَ آَمَا إِنِّي قَدْ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللٌهِ صَلٌىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: آَلَا إنّهاَ سَتَكُونُ
فِتْنَةُ فَقُلْتُ مَا المَخْرَجُ مِنْهَا يَا رَسُولَ اللَهِ قاَلَ كِتَابُ
اللٌهِ فِيهِ نَبَأُ ماَ كَانَ قَبْلَكُمْ وَخَبَرَ مَا بَعْدَكُم وَ حُكَمَ مَا بَيْنَكُمْ
وَهُوَ الْفَصْلٌ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللهُ
وَمَنْ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أضَلَّهُ اللهُ وَهُوَ حَبْلُ الله
الْمَتِينُ وَهُوَ الٌدِّكْرُ اْلحَكِيْمُ وَهُوَ الِّصرَاطَ الْمُسْتَقِيْمُ هُوَ
اَّدِلَاء تَزِيغُ بِهِ الآَهْوَاءُ وَلاَتَلْتَبِسُ بِهِ الألْسِنَةُ وَلاَ يَشْبَعُ
مٍنْهُ الْعُلَمَاءُ وَلاَ يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرٌّدِّوَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ
هُوَ الَّذِي لَمْ تَنْتَهِ الْجِنُّ إِذْ سَمِعَتْهُ حَتَّى قَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا
قُرْانَا عَجَبَا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَامَنَّأ بِهِ, مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ
وَمَنْ عَمِلَ بِهِ آُجِرَ وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ دَعَا إِلَيْهِ هَدَى
إلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمِ خُذْهَا إِلَيْكَ يَا آَعْوَرُ.} قَالَ آَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثِ غَرِيبُّ لا
نَعْرِفُهُ إلاَّ مِنْ هَذَا الوَجْهِ وَإِسْنَادُهُ مَجْهُولٌ وَفِي الحَارِثِ
مَقَالٌ (رواه الترمذي فى الجامع,كتاب
فضائل القران عن رسول الله,باب ما جاء فى فضل القرآن)
Di riwayatkan dari Al Harits, Beliau Berkata “ Pada suatu waktu aku
melewati masjid, di sana pada waktu itu aku melihat orang-orang sedang
berbicara panjang lebar, lalu aku mendatangi Ali. Aku bertanya kepadanya, wahai
Amirul Mu’minun tidakkah engkau melihat orang-orang yang telah berbicara
panjang lebar. Beliau bertanya ataukah mereka benar-benar meengerjakannya, aku
menjawab Ya. Beliau berkata,”ingatlah sesungguhnya aku mendengar Rasulullah
bersabda: “ Ingatlah bahwa sesungguhnya akan terjadi fitnah. Lalu aku (Ali)
bertanya : apa jalan keluar darinya wahai Rasulullah?. Beliau bersabda
Kitabullah yang di dalamnya terdapat cerita cerita tentang umat sebelum kalian
juga kabar tentang hal yang akan terjadi setelah kehidupan kalian dan hukum
sesuatu yang terjadi diantara kalian. Dan Kitabullah adalah pemisah antara yang
haq dan yang bathil bukan senda gurau. Barang
siapa yang meninggalkannya dari orang-orang yang angkuh atau sombong maka Allah akan
membinasakannya dan barang siapa mencari petunjuk dengan selamanya maka Allah
akan menyesatkannya. Kitabullah adalah kitab Allah yang kuat, juga dzikir yang
bijaksana, serta jalan yang lurus. Kitabullah adalah sesuatu yang membuat
keinginan tidak menyeleweng, tidak membuat lidah sulut dalam melafalkan, tidak
membuat para ulama merasa puas , tidak usang sebab banyak di ulang serta tidak
akan habis keajaiban-keajaibannya. Kitabullah adalah sesuatu yang membuat jin
tidak berhenti kala mendengarnya sehingga mereka berkata, “Sesungguhnya kami
telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk pada jalan
kebenaran, lalu kami beriman kepadanya “. Barang siapa berbicara dengannya
(Kitab Allah) maka dia telah berkata jujur. Barang mengamalkannya maka akan
diberikan pahala. Barang siapa menghukumi dengannya maka dia telah berbuat
adil. Barang siapa yang mengajak kepadanya maka dia telah diberi petunjuk pada
jalan yang lurus. Ambillah kalimat-kalimat ini wahai orang yang bermata satu.
Hadist ini adalah Hadist ghorib yang tidak kami ketahui kecuali dari hadistnya
Hamzah Al Zayyat mata rantai hadistnya tidak diketahui dan dalam hadistnya
Al-Hadist terdapat komentar. (HR. At-Tirmidzi)
4. Refleksi Hadits
dalam kehidupan
Banyak sekali dari ayat-ayat Al Qur’an yang
menjelaskan tentang ilmu pengetahuan, tidak hanya masalah ibadah yang berkaitan
manusia dengan tuhan, namun juga tentang masalah alam semesta meliputi
ilmu-ilmu sains, astronomi, sosial dan sebagainya. Yang dewasa ini
digadang-gadang sebagai penemuan yang luar biasa oleh bangsa barat, ternyata
semua temuan atau teori itu telah tersaji rapi di dalam Al Qur’an. Sebagai
contoh dalam ayat berikut :
“Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air,
maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS AL ANBIYA ayat 30)
Ayat
tersebut berkaitan dengan “Big bang theory” yaitu teori terbentuknya alam
semesta yang menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu
kesatuan, kemudian terjadi ledakan besar yang menghasilkan pecahan-pecahan dan
meluas.
5. Aspek Tarbawi
Dalam kandungan hadits
di atas dapat kita jadikan pelajaran bersama, salah satu mukjizat terbesar
Rasulullah yaitu Al Quran rupanya telah benar terbukti menjadi sumber segala
ilmu pengetahuan sekaligus mukjizat terbesar bagi umat manusia sepanjang masa.
Dari ayat-ayat al Qur’an yang setelah dikaji kandungan isinya oleh para
ilmuwan, memunculkan teori-teori baru. Sangat besar kemungkinannya juga bahwa
di masa yang akan datang akan muncul lagi ilmu pengetahuan yang baru dimana
ilmu tersebut telah lebih dahulu tersaji dengan sistematis dalam ayat-ayat Al
Quran karena kebesaran Allah SWT.
C. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Afzalur Rahman, Al Quran sumber ilmu
pengetahuan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000)
Drs. Zainal Abidin S, seluk beluk Al Qur’an, (
Jakarta : PT. RINEKA CIPTA 1992 ),
Id.wikipedia.org/wiki/ilmu
TENTANG PENULIS
Muhammad Khafidzin lahir 21 tahun yang lalu,
tepatnya pada tanggal 20 februari 1994, dilahirkan di sebuah desa kecil di
Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Desa Ngalian kec. Tirto Kab. Pekalongan.
Lahir di lingkungan keluarga atau masyarakat yang harmonis, sehari-hari berkecimpung dengan kegiatan agamis.
siBhe
atau Zibie panggilan akrap penulis di kalangan teman-temanya, memulai
pendidikan formalnya di TK Muslimat NU dan dilanjutkan ke MI Salafiyah Desa
Ngalian, setelah menyelesaikan pendidikan di MI Salafiyah Ngalian pada tahun
2006, penulis melanjutkan pendidikanya ke MTs Nu Tirto, lulus tahun 2009 dan
melanjutkan pendidikanya ke SMA N 1 Bojong lulus pada tahun 2012. Dan sekarang
penulis sedang melanjutkan studinya S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAIN )
Pekalongan.
[1]
https://hikmatun.wordpress.com/2007/01/03/pengertian-al-quran/
[2]
Drs. Zainal Abidin S, seluk beluk Al Qur’an, ( Jakarta : PT. RINEKA CIPTA 1992
), hal. 99-100
[3]
Id.wikipedia.org/wiki/ilmu
[4]
Afzalur Rahman, Al Quran sumber ilmu pengetahuan, ( Jakarta :PT Rineka Cipta,
2000 ), hal 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar