TFSIRKIR TARBAWI
NALURI MANUSIA MEMBANGUN KELUARGA
SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH
Umi Salamah (2021114098)
Kelas : G
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah materi mata kuliah Tafsir Tarbawi II yang berjudul “Naluri Manusia Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah”. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw., beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.
Makalah ini membahas tentang arti atau terjemahan ayat, dan penafsiran ayat, dari Q.S. Ar-Rum ayat 21. Dengan demikian materi makalah ini diharapkan dapat membantu proses belajar mahasiswa.
Teriring ucapan terima kasih kepada Bapak Ghufron Dimyati selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah Tafsir Tarbawi II, juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan datang dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami.
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan, Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Inti Surat 1
Bab II Pembahasan 2
A. Definisi Judul 2
B. Hadist/ Ayat Pendukung 3
C. Teori Pengembangan 4
D. Aplikasi Hadist dalam Kehidupan 7
E. Nilai Tarbawi 8
Bab III Penutup 9
Simpulan 9
Daftar pustaka 10
Profil penulis 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Alloh S.W.T. yang paling sempurna di dunia ini. Manusia diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-masing pasangannya. Allah telah menciptakan dalam diri setiap makhluk dorongan untuk menyatu dengan pasangannya apalagi masing-masing ingin mempertahankan eksistensi jenisnya.
Dalam makalah ini akan membahas tentang kuasa Allah setelah menciptakan mahluknya ternyata tidak sebatas itu saja, tetapi Allah menciptakan mahluknya berpasang-pasangan, berbeda ras, bahasa, warna kulit, dan lain-lain yaitu agar manusia itu saling berkenalan. Agar manusia itu cenderung dan dapat merasakan tentram kepadanya (pasangan hidup atau lawan jenis) diantara rasa kasih sayang, dan sungguh itu suatu tanda kebesarannya, bagi mahluk yang beriman.
Peringatan dari ayat dalam makalah ini memperingatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT atau bukti tentang adanya Tuhan, ialah untuk menyadarkan manusia bahwa dia mempunyai akal dan fikiran. Akal dan fikiran inilah yang hendaknya dipergunakan untuk menilik dan merenung sehingga orang sampai kepada hakikat kebenaran.
B. Inti Surat
Dalam surat Ar-rum ayat 21 yang akan dibahas dalam pembahasan inti sarinya membahas tentang tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang telah menciptakan mahluknya berpasang-pasangan sehingga mereka dapat mempertahankan eksistensi jenisnya. Kemudian manusia dapat merasakan atau melahirkan ketenangan, kenyamanan dan kasihsayang dalam kehidupannya bersama pasangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Judul
Manusia diciptakan Allah SWT mempunyai naluri manusiawi yang perlu mendapat pemenuhan. Dalam pada itu manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengabdikan dirinya kepada khaliq penciptanya dengan segala aktivitas hidupnya. Pemenuhan naluri menusiawi menusia yang antara lain keperluan biologisnya termasuk aktivitas hidup, agar manusia menuruti tujuan kejadiannya, Allah SWT mengatur hidup manusia dengan aturan perkawinan.
Dalam bukunya M Quraish Shihab menyatakan bahwa sakinah berakar dari kata sakana yang berarti diam atau tenangnya sesuatu setelah bergolak. Istilah sakinah, seakar dengan sakanu yakni tempat tinggal. ''Jadi, sakinah digunakan untuk merujuk pada tempat berlabuhnya setiap anggota keluarga dalam suasana yang nyaman dan tenang, sehingga pernikahan pun menjadi lahan subur untuk tumbuhnya cinta kasih (mawaddah wa rahmah) di antara anggota keluarga.
وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً “Dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.” Ibnu Abbas RA dan Mujahid berkata, “Al Mawaddah adalah hubungan intim dan ar-rahmah adalah anak. Ada yang mengatakan bahwa maksud al-mawaddah dan ar-rahmah adalah kasih sayang hati mereka satu sama lain. As-Suddi berkata, “Al-mawaddah adalah cinta dan ar-rahmah adalah rasa sayang.
Allah SWT mengartikan kebersamaan laki-laki dengan perempuan itu adalah perasaan tenteram yang dirasakan laki-laki pada perempuan dari gejolak kekuatan. Sebab, apabila alat kelamin ditahan maka meletuslah air sulbi, maka kepada perempuanlah dia merasa tenteram dan dengan perempuanlah laki-laki terbebas dari letusan tersebut.
Dalam hidupnya manusia memerlukan ketenangan dan ketentraman hidup. Ketenangan dan ketentraman untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan masyarakat dapat dicapai dengan adanya ketenangan dalam keluarganya. Ketenangan dan ketentraman keluarga tergantung dari keberhasilan pembinaan yang hamonis antara suami istri dalam satu keluarga. Keharmonisan diciptakan oleh adanya kesadaran anggota keluarga dalam menggunakan hak dan pemenuhan kewajiban. Allah menjadikan unit keluarga yang dibina dengan perkawinan antara suami istri dalam membentuk cinta dan kasih sayang sesama warganya. Sehingga peranan agama dalam membentuk keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah yang merupakan naluri kebutuhan menusia adalah sangat penting, karena agama merupakan ketentuan-ketentuan Allah Swt yang membimbing dan mengarahkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
B. Hadist/ Ayat Pendukung
Ayat pendukung dari surat Ar-rum ayat 21 yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. Dalam surat Al-A’raf: 189
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ اِلَيْهَا
Artinya :
“Dia-lah Yang menciptakan kalian dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya agar dia merasa senang kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 189)
2. Dalam surat Ali Imran ayat 14
Mengenai naluri manusia bahwa manusia mempunyai kecenderungan terhadap cinta wanita, cinta anak keturunan dan harta kekayaan terdapat dalam surat Ali Imran ayat 14.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَا طِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ ......
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,anak-anak, harta yang banyak......“ (QS Ali ‘Imran: 14)
3. Surat An-Nisa ayat 1
Imam Ibnu Katsir menjelaskan makna kalimat ( وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا ) adalah Allah menciptakan perempuan bagi kamu dari jenis kamu untuk menjadi istri (pasangan) kamu. Di dalam al quran banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan bahwa perempuan diciptakan dari jenisnya laki-laki diantaranya adalah di dalam surat an-Nisa’ (4): 1 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ........
Artinya : “ Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak ......” (QS. An-Nisa: 1)
C. Teori Pengembangan
1. Ayat dan Terjemah
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya :
“Dan diantara tanda-tanda-Nya adalah Dia menciptakan untuk kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu mawaddah dan rahmat. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Ar-Ruum: 21)
1. Penafsiran Ayat
Ayat sebelum ini berbicara tentang kejadian manusia hingga mencapai tahap basyarat yang mengantarnya berkembangbiak sehingga menjadikan mereka bersama anak cucunya berkeliaran di persada bumi ini. Kini ayat diatas menjelaskan pengembangbiakan manusia serta bukti kuasa dan rahmat Allah dalam hal tersebut. Ayat diatas melanjutkan pembuktian yang lalu dengan menyatakan bahwa : Siti hawa tercipta dari tulang rusuk nabi adam, sedangkan manusia yang lainnya tercipta dari air mani laki-laki dan perempuan. لتسكنوا اليها (supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya) supaya kalian merasa betah dengannya وجعل بينكم (dan dijadikan-Nya diantara kamu sekalian) semuanya مودة ورحمة ان في ذلك (rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu لايت لقوم يتفكرون (benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir) yakni yang memikirkan Allah SWT.
Dalam buku lain mengatakan makna dari arti “supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya”. Yakni agar terciptalah keserasian diantara mereka, karena kaulah pasangan itu bukan dari jenismu, niscaya timbullah keganjilan. Maka diantara rahmat-Nya ialah Dia menjadikan kamu semua, laki-laki dan perempuan dari jenis yang satu sehingga timbullah rasa kasih sayang, cinta, dan senang. Karena itu Dia berfirman, “Dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang” agar sarana-sarana katerikatan tetap terpelihara dan proses berketurunan pun berkesinambungan.
Kata (تسكنوا) terambil dari kata (سكن) yaitu diam, tenang setelah sebelumnya goncang dan sibuk. Dari sini, rumah dinamai sakan karena dia tempat memperoleh ketenangan setelah sebelumnya si penghuni sibuk diluar rumah. Perkawinan melahirkan ketenangan batin. Setiap jenis kelamin – pria atau wanita, jantan atau batin dilengkapi Allah dengan alat kelamin, yang tidak dapat berfungsi secara sempurna jika ia berdiri sendiri. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-masing pasangan dengan pasangannya.
Sementara ulama menjadikan tahap rahmat pada suami istri lahir bersama lahirnya anak, atau ketika pasangan suami istri itu telah mencapai usia lanjut. Ini karena rahmat, seperti yang ada dalam QS. Al-Ankabut “tertuju pada yang dirahmati, sedang yang dirahmati itu dalam keadaan butuh, dan dengan demikian rahmat tertuju pada yang lemah” dan kelemahan dan kebutuhan itu sangat dirasakan dimasa tua. Betapapun baik rahmat ataupun mawaddah keduanya adalah anugerah Allah yang sangat nyata.
Kata ان في ذلك لايت لقوم يتفكرون (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir). Sesungguhnya didalam hal-hal yang telah lalu yaitu penciptaan manusia dari tanah, diciptakan-Nya istri-istri kalian dari diri kalian, dan dilestarikannya rasa cinta dan kasih sayang, terdapat pelajaran bagi orang yang memikirkan seluk beluk semua kejadian itu yang didasari oleh hikmah-hikmah dan maslahat-maslahat. Maka semua itu tidaklah diciptakan secara sia-sia, akan tetapi untuk berbagai tujuan. Hal ini perlu dipikirkan oleh setiap orang yang berakal dan bijaksana supaya ia dapat mencapai pengetahuan mengenainya secara hakiki.
D. Aplikasi Hadist dalam Kehidupan
Kata (انفسكم) adalah bentuk jamak dari kata nafs yang antara lain berarti jenis atau diri atau totalitas sesuatu. Pernyataan bahwa pasangan manusia diciptakan dari jenisnya menjadikan sementara ulama menyatakan bahwa Allah SWT tidak membolehkan manusia mengawini selain jenisnya, dan jenisnya itu adalah yang merupakan pasangannya. Dengan demikian, perkawinan antara lain jenis atau pelampisan nafsu seksual melalui makhluk lain, bahkan yang bukan pasangan sama sekali tidak dibenarkan Allah. Disisi lain penggunaan kata anfus dan pernyataan Allah dalam QS. An-Nisa : 1 bahwa Allah menciptakn dari nafsin wahidah pasangannya, mengandung makna bahwa pasangan suami istri hendaknya menyatu sehingga menjadi nafs/diri yang satu, yakni menyatu dalam perasaan dan pikirannya, dalam cita dan harapannya, dalam gerak dan langkahnya, bahkan dalam menarik dan menghembuskan nafasnya.
Allah mensyaratkan bagi manusia perkawinan agar kekacauan pikiran dan gejolak jiwa itu mereda dan masing-masing memperoleh ketenangan. Misalnya seorang penjahat yang dipenuhi oleh mawaddah, maka dia bukan saja tidak akan rela pasangan hidupnya disentuh sesuatu yang buruk, dia bahkan bersedia menampung keburukan itu bahkan mengorbankan diri demi kekasihnya. Ini karena seperti makna asal kata mawaddah ia mengandung kelapangan dan kekosongan.
Implementasi dari mawaddah wa rahmah ini adalah sikap saling menjaga, melindungi, saling membantu, memahami hak dan kewajiban masing-masing antara lain memberikan nafkah bagi laki-laki. Sangat indah perumpamaan yang disebutkan dalam Al Qur’an mengenai interaksi suami-istri.
E. Nilai Tarbawi
a) Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-masing pasangannya. Allah swt telah menciptakan dalam diri setiap makhluk dorongan untuk menyatu dengan pasangannya demi mempertahankan eksistensi jenisnya. Dari sini Allah swt menciptakan pada diri mereka dorongan seksual yang bila tidak dipenuhi akan menimbulkan kegelisahan. Karena itu, Allah swt mensyariatkan perkawinan agar kekacauan pikiran dan gejolak jiwa itu mereda dan masing-masing memperoleh ketenangan.
b) Dengan perkawinan begitu banyak sekali manfaat yang diperoleh bagi mereka yang sudah menikah yang akan merasakan atau melahirkan ketenangan, kenyamanan dan kasihsayang secara lahiriyah maupun batiniyah dalam kehidupan didunia maupun akhirat.
c) Bahwasannya diantara tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan rumah tangga yang rukun, penuh cinta dan kasih sayang (sakinah, mawadah wa rahmah) dan hal tersebut bisa diperoleh jika pasangan yang kita nikahi memiliki ilmu agama yang baik.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dalam hidupnya manusia mempunyai naluri untuk membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. Hal tersebut tidak lepas dari Allah swt yang telah menciptakan dalam diri setiap makhluk dorongan untuk menyatu dengan pasangannya demi mempertahankan eksistensi jenisnya. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-masing pasangannya. Dari sini Allah SWT menciptakan pada diri mereka naluri seksual. Sehingga mereka akan merasakan atau melahirkan ketenangan, kenyamanan dan kasihsayang secara lahiriyah maupun batiniyah dalam kehidupan didunia maupun akhirat. Pada surat Ar-Rum ayat 21 ini menjelaskan pengembangbiakan manusia serta bukti kuasa dan rahmat Allah dalam hal tersebut. Sehingga manusia diharuskan untuk berfikir tentang anugerah Allah yang telah menanamkan rasa ketenangan, cinta kasih dan rasa sayang pada diri setiap manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maragi, Ahmad Musthafa. 1985. Tafsir Al-Marag Juz XXI. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Al-mahalli, Imam jalalain dan Imam Jalalain As-suyuti. 2010. Tafsir jalalain 2. Bandung: Sinar bandung algensido.
Al-Qurthubi, Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al-Qurthubi. Jakarta: Pustaka Azzam.
Ar-Rifa’i, Muhammah Nasib. 1989. Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani.
Ghazali, Abd. Rahman. 2006. Fiqih Munakahat. Jakarta: Kencana.
Shihab, M. Quraish. 2002. TafsirAl-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, M. Quraish. 2012. Al-lubab. Tanggerang: Lentera hati.
PROFIL PENULIS
Nama : Umi Salamah
TTL : Batang, 16 November 1995
Alamat : Kertoharjo, RT 02 RW 01 No.135 A Pekalongan Selatan
Asal Sekolah : SMA Negeri 4 Pekalongan
CP : 08562549186
Cita-cita : Menjadi seorang guru yang sesuai dengan aturan dalam agama dalam mendidik
Hobi : Melakukan sesuatu yang dapat menghibur diri
Motto : Mengerjakan dengan sebaik mungkin apa yang telah menjadi
kewajiban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar