PENDEKATAN DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
PRODI PAI / JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar”. Shalawat serta salam semoga senantiasa kita
curahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga dan sahabat beliau.
Makalah ini
menjelaskan tentang pengertian Pendekatan dalam belajar mengajar. Makalah
ini meliputi: Pengertian pendekatan dalam proses belajar mengajar, macam-macam
pendekatan dalam proses belajar mengajar serta contoh pendekatan dalam proses
belajar mengajar. Makalah ini disajikan dalam mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar di IAIN Pekalongan.
Kepada para
pembaca, penulis membuka kritik dan saran baik dari segi penulisan maupun
isinya untuk penyempurnaan penulisan berikutnya.Akhirnya, semoga makalah yang
sederhana ini dapat menambah wawasan keilmuan tentang Pendekatan dalam Proses
Belajar Mengajar.
Pekalongan, September
2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Proses belajar
mengajar saat ini masih banyak yang menggunakan paradigma lama, yaitu diman
seorang guru yang lebih aktif daripada peserta didiknya. Sehingga proses
belajar mengajar itu didominasi oleh peran dan kegiatan guru. Peserta didik
hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan
belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan peserta didik
yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini tercapai sesuai dengan target dari guru
itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara
guru dan peserta didik. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk
membuat interaksi antara dua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak
membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, peserta
didik juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar serta lebih
merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Pendidik yang
memandang peserta didik sebagai pribadi yang berbeda dengan peserta didik
lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang peserta didik sebagai
makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting
untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam meniali peserta didik, untuk itu
pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya peserta didik itu merupakan
individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan
dalam proses belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalahnya adalah :
1.
Apa yang dimaksud dengan pendekatan dalam proses
belajar mengajar ?
2.
Apa saja macam-macam pendekatan yang
digunakan dalam proses belajar mengajar?
3.
Bagaimana contoh pendekatan dalam proses
belajar mengajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pendekatan adalah
1.
Proses
perbuatan, cara mendekati
2.
Usaha
dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang
diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Dalam bahasa inggris, pendekatan diistilahkan dengan “ approach” dalam
bahasa Arab disebut dengan “ madkhal”.
Secara
terminologi Mulyanto Sumardi menyatakan, bahwa “pendekatan” bersifat axiomatic.
Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa dan pengajaran
bahasa serta belajar bahasa. Bila dikaitkan dengan pendidikan islam, “ pendekatan”
berarti serangkaian asumsi mengenai hakikat pendidikan Islam dan pengjaran
agama Islam serta belajar agama Islam. [1]
Pendekatan
selalu terkait dengan tujuan, metode dan teknik. Karena teknik yang bersifat
implementasional dalam pengajaran tidak terlepas dari metode apa yang
digunakan. Sementara metode sebagai rencana yang menyeluruh tentang penyajian
materi pendidikan selalu didasarkan dengan pendekatan, dan pendekatan merujuk
kepada tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pendidikan
tidak akan efektif apabila tidak melakukan pendekatan ketika menyampaikan suatu
materi dalam proses belajar mengajar. Dalam proses pendidikan agama Islam,
pendidikan tepat guna adalah pendidikan yang mengandung nilai-nilai yang
sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang
terkandung dalam tujuan pendidikan Islam.
Menjadi guru
kreatif, profesional dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan untuk
mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini
penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan
menyenangkan. Cara guru melakukan suatu pendekatan pembelajaran mungkin
memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya.
Pendekatan
pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pada dasarnya
pendekatan pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran. Pendekatan lebih
menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan
pada teknis pelaksanaannya. Satu pendekatan direncanakan untuk satu
pembelajaran, mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa
metode.[2]
B.
Macam-macam
Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar
Ada beberapa
pendekatan yang diharapkan dapat membantu seorang pendidik dalam menyelesaikan
dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain sebagai berikut.
1.
Pendekatan
yang Berhubungan dengan Penyampaian Materi
a.
Pendekatan
Kompetensi
Kompetensi
menunjukkan kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran,
kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan
yang bisa diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap serta tahap-tahap pelaksanaannya secara
utuh.
Implikasi dari
pendekatan kompetensi terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)
Pembelajaran
perlu menekankan pada pembelajaran individual meskipun dilaksanakan secara
klasikal, dalam pembelajaran perlu diperhatikan peserta didik. Dalam hal ini
misalnya tugas diberikan secara individu, bukan secara kelompok.
2)
Perlu
diupayakan lingkungan belajar yang kondusif, dengan metode dan media yang
bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti belajar dengan
tenang dan menyenangkan.
3)
Dalam
pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam penyelesaian
tugas atau praktik pembelajaran agar setiap peserta didik dapat mengerjakan
tugas belajar dengan baik.[3]
b.
Pendekatan
Lingkungan
Lingkungan
merupakan salah satu potensi yang diciptakan oleh Allah SWT untuk digunakan
sebagai pemenuhan kebutuhan manusia
dalam menjalani hidup di dunia yang perlu dijaga kelestariannya. Lingkungan
merupakan sumber belajar yang paling efektif dan efisien serta tidak
membutuhkan biaya yang besar dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.[4]
Pendekatan
lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk
melibatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai
sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan
menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari
lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan
berfaedah bagi lingkungannya.
c.
Pendekatan
Kontekstual
Pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan
dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.[5]
d.
Pendekatan
Tematik (Thematic Approach)
Pendekatan tematik
adalah suatu sistem pembelajaran yang menyatukan beberapa mata pelajaran yang
dikaitkan/berpusat pada satu pokok permasalahan (tema), sehingga terjadi kepaduan
antara yang satu dengan yang lain dan dapat memberikan pengalaman belajar yang
berarti bagi siswa. Pengalaman yang berarti tersebut ditunjukan dengan mampunya
siswa menghubungkan antara konsep-konsep belajar yang telah dilakukannya dan
dapat diwujudkannya/direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siwa
tidak hanya menghafal materi pelajaran saja.
Pendekatan tematik
menekankan pada pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan dan melakukan
pengalaman belajaranya sendiri (learning by doing). Pendekatan ini
dimotori oleh Gestalt dan Piaget yang menekankan bahwa pembelajran haruslah
bermakna dan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan anak.[6]
e.
Pendekatan
Konsep
Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu
bahasan melalui pemahaman konsep yang tekandung didalamnya. Dalam proses
pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan sub konsep yang menjadi fokus
dengan berbagai metode siswa dibibimbing untuk memahami konsep.
f.
Pendekatan
Inquiri
Kegiatan
pembelajaran selama menggunakan pendekatan inkuiri ditentukan oleh keseluruhan
aspek pengajaran di kelas, proses keterbuakaan, dan peran siswa aktif. Pada
prinsipnya, keseluruhan proses pembelajaran membantu siswa menjadi mandiri,
percaya diri, dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat
secara aktif. Peran guru bukan hanya membagikan pengetahuan dan kebenaran,
melainkan pula sebagai penuntun dan pemandu. Peran guru adalah menjadi
fasilitator dalam proses pembelajaran. Jadi, bukan memberikan informasi atau
ceramah kepada siswa. Guru juga harus memfokuskan pada tujuan pembelajaran,
yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan
berpikir kritis siswa. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa sebaiknya
tidak langsung dijawab oleh guru, tetapi siswa diarahkan untuk berpikir tentang
jawaban dari pertanyaan tersebut.[7]
g.
Pendekatan
Proses
Pada pendekatan
proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
keterampilan proses, seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan,
dan mengkomunikasikan.
h.
Pendekatan
Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
Hasil
penelitian dari National Science Teacher Association (NSTA) menunjukkan
bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa
perbedaan jika dibandingkan dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada
aspek kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap, proses dan
konsep pengetahuan.[8]
i.
Pendekatan
Keagamaan
Pendidikan dan
pelajaran di sekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran,
tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Semua mata pelajaran itu pada
umumnya dapat dibagi menjadi mata pelajaran umum dan mata pelajarn agama. Berbagai
pendekatan dalam pembahasan terdahulu dapat digunakan untuk kedua jenis mata
pelajaran ini. Tentu saja penggunaannya tidak sembarangan, tetapi harus
disesuiakan dengan tujuan pembelajaran yang dicapai. Dalam praktiknya tidak
hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Khususnya untuk
mata pelajaran umum, sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. hal ini
dimaksudkan agar nilai budaya ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan
nilai agama. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti korelasi dan
sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata
pelajaran umum. Sehingga dengan pendekatan keagamaan dapat membantu guru untuk
memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri siswa, yang pada akhirnya
nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dihayati,
dipahami dan diamalkan selama hayat siswa di kandung badan.
j.
Pendekatan
Kebermaknaan
Bahasa adalah alat
untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara
lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia
yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan pembinaan hubungan dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.
Dalam rangka penguasaan
bahasa Ingrris tidak bisa mengabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan
dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa Inggris oleh siswa,
salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru
selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta
kompetensi guru itu sendiri. Kegagalan pengajaran tersebut tentu saja tidak
boleh dibiarkan begitu saja, karena akan menjadi masalah bagi siswa dalam
setiap jenjang pendidikan yang dimasukiny, karenanya perlu dipecahkan. Salah
satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru,
yaitu pendekatan kebermaknaan.[9]
2. Pendekatan yang Berhubungan dengan Penciptaan Kondisi
Pembelajaran
a. Pendekatan Sistem
Pendekatan
sistem pada mulanya digunakan di bidang enginering untuk merancang
sistem-sistem elektronik, mekanik dan militer. Kemudian pendekatan sistem
melibatkan sistem manusia-mesin, dan selanjutnya dilaksanakan dalam bidang
keorganisasian dan manajemen. Pada akhir tahun 1950 dan awal tahun 1960-an
mulai diterapkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan.
Pendekatan
sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembanagn
ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar sistematik, serta kenyataan dalam masyarakat sendiri.
Pendekatan sistem merupakan suatu acuan dalam rangka perencanaan dan
penyelenggaraan pembelajaran.[10]
b. Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan
proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan
mental, fisik dan sosial yang mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu
keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang
anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam
rangka kegiatan belajar mengajar memerhatikan penegembangan pengetahuan, sikap,
nilai serta keterampilan. Ketiga unsur tersebut menyatu dalam satu individu dan
tampil dalam bentuk kreativitas.
Pendekatan
keterampilan proses memungkinkan siswa untuk untuk memperoleh keberhasilan
belajar yang optimal. Dengan keterampilan proses yang dilatihkan, siswa akan
lebih mudah menguasai dan memahami materi pelajaran karena siswa belajar dengan
berbuat (learning by doing). [11]
c.
Pendekatan
Individual
Pendekatan individual
dalam proses pembelajaran, adalah sebuah pendekatan yang bertolak pada asumsi
bahwa peserta didik memiliki latar belakang perbedaan dari segi kecerdasan,
bakat, kecenderungan, motivasi, dan sebagainya. Perbedaan individual peserta
didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus
memerhatikan perbedaan peserta didik pada aspek individual ini. Dengan kata
lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar
mengajarnya. Bila hal ini tidak dilakukan, maka strategi belajar tuntas (mastery
learning) yang menuntut penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah
menjadi kenyataan. Dengan pendekatan individual ini kepada peserta didik dapat
diharapkan memiliki tingkat penguasaan materi yang optimal.
Pendekatan belajar
individual ini berguna untuk mengatasi peserta didik yang suka benyak bicara
atau membuat keributan dalam kelas. Caranya antara lain dengan memindahkan
salah satu peserta didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang
cukuup jauh dengan peserta didik lainnya. Peserta didik yang suka berbicara
ditempatkan pada anak didik yang pendiam.
Dengan pendekatan ini, penghargaan terhadap
kecakapan peserta didik yang berbeda-beda dapat dilakukan. Bagi peserta didik
yang mau belajar sungguh-sungguh dan cerdas, memiliki kesempatan dan peluang
untuk belajar lebih cepat. Sebaliknya, peserta didik yang kurang cerdas dan
kurang sungguh-sungguh dapat menyelesaikan pelajarannya sesuai dengan
kesanggupannya.
d. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok
adalah sebuah pendekatan yang didasarkan pada pandangan, bahwa pada setiap
peserta didik terdapat perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan antara satu
dan lainnya. Perbedaan peserta didik
yang satu dengan yang lainnya ini, bukanlah untuk dipertentangkan atau
dipisahkan, melainkan harus diintegrasikan. Seorang peserta didik yang cerdas
misalnya, dapat disatukan dengan peserta didik yang kurang cerdas, sehingga
peserta didik yang kurang cerdas itu dapat ditolong oleh peserta didik yang
cerdas. Demikian pula, persamaan yang dimiliki antara peserta didik yang satu
dengan peserta didik yang lainnya dapat disinergikan sehingga dapat saling
menunjang secara optimal.
Selain itu, pendekatan
kelompok ini juga didasarkan pada asumsi, bahwa setiap anak didik memiliki
kecenderungan untuk berteman dan berkelompok dalam rangka memperoleh pengalaman
hidup dan bersosialisasi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan pendekatan
kelompok ini, diharapkan dapat ditumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada setiap
peserta didik, dan sekaligus untuk mengendalikan rasa egoism yang ada dalam
diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di
dalam kelas.
e. Pendekatan Campuran
Pada bagian terdahulu
telah dikemukakan, bahwa seorang anak didik di samping memiliki latar belakang
perbedaan secara individual, juga memiliki persamaan sebagai makhluk yang
berkelompok. Dengan demikian, setiap peserta didik sesungguhnya dapat didekati
secara individual dan kelompok.
Pendekatan campuran,
yaitu sebuah pendekatan yang bertumpu pada upaya menyinergikan keunggulan yang
terdapat pada pendekatan individual dan keunggulan yang terdapat pada
pendekatan kelompok. Namun dalam praktiknya, pendekatan campuran ini akan jauh
lebih banyak masalahnya dibandingkan dengan dua pendekatan sebagaimana tersebut
di atas. Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan peserta didik yang
bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permaslahan peserta didik yang
bervariasi.[12]
f. Pendekatan Edukatif
Apapun yang
guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik,
bukan karena motif-motif 1ain, seperti dendam, gengsi, ingin ditakuti, dan
sebagainya. Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan
di kelas ketika guru sedang memberikan pelajaran, misalnya, tidak tepat
diberikan sanksi hukum dengan cara memukul badannya hingga luka atau cidera.
Ini adalah tindakan sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah
melakukan pendekatan yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori
kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif
dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan, karena hal itu bisa merugikan
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi
guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan, sikap, dan
perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk
mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral,
noram sosial, dan norma agama.
3. Pendekatan Berdasarkan Kurikulum atau Garis-Garis Besar Program Pembelajaran
(GBPP)
a. Pendekatan Pengalaman
Experience is the
taecher, pengalaman adalah
guru yang terbaik. Pengalaman adalah guru yang tidak pernah marah. Pengalaman
adalah guru tanpa jiwa, namaun selalu dicari oleh siapapun juga. Belajar dari
pengalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara dan tidak pernah berbuat
sama sekali.
Pendekatan pengalaman
adalah suatu pendekatan yang memberikan pengalaman keagamaan kepada siswa dalam
rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini siswa diberi
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan , baik secara individu maupun
kelompok.
b. Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan bagi anak
adalah sangat penting, karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktifitas
akan menjadi milik anak di kemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk
sosok manusia yang baik pula.
Pendekatan pembiasaan
adalah pendekatan yang dilakukan guru terhadap murid dengan cara melalui menanamkan
kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka.[13]
c. Pendekatan Emosional
Emosi adalah gejala
kejiawaan yang ada dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah
perasaan. Seseorang yang memiliki perasaan pasti merasakan sesuatu, baik
perasaan jasmaniah maupun perasaan rohaniah. Dan didalamnya terdapat perasaan
intelektual, estetis, etis, sosial dan perasaan harga diri.
Perasaan adalah fungsi
jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan
rasa tidak senang, mempunyai sifat senang dan sedih, kuat dan lemah, lama dan
sebentar, relatif tidak berdiri sendiri sebagai pernyataan jiwa. [14]
Pendekatan emosional
adalah pendekatan yang dilakukan guru kepada siswa melalui rangsangan verbal
maupun nonverbal serta melalui sentuhan-sentuhan emosi (perasaan).
d. Pendekatan Rasional
Dengan kekuatan akalnya
manusia dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang
buruk, mana kebenaran dan mana kedustaan dari suatu ajaran atau perbuatan. Di
sekolah siswa dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan. Perkembangan berpikir
anak dibimbing kearah yang lebih baik, sesuai dengan tingkat usia anak.
Perkembangan berpikir anak mulai dari yang konkret hingga menuju ke yang
abstrak. Karena keampuhan akal itulah akhirnya dijadikan pendekatan yang
disebut pendekatan rasional guna kepentingan pendidikan dan pengajaran di
sekolah,
e. Pendekatan Fungsional
Ilmu pengetahuan yang
dipelajari anak disekitar bukanlah hanya sekedar pengisi otak, tetapi
diharapkan berguana bagi kehidupan anak, baik sebagai individual maupun sebagai
makhluk sosial. Anak dapat memanfaatkan ilmunya untuk kehidupan sehari-hari
sesuai dengan tingkat perkembanagnnya.bahkan yang lebih penting adalah
ilmupengetahuan dapat membentuk kepribadian anak. Anak dpaat merasakan manfaat
dari ilmu yang didapatnya di sekolah. Anak mendayagunakan nilai guna dari suatu
ilmu sudah fungsional di dlaam diri anak.
C.
Contoh
Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar
Setelah
memahami pengertian dan macam-macam dari pendekatan dalam proses belajar
mengajar, berikut ada beberapa contoh yang terkait dengan beberapa pendekatan
tersebut, antara laian sebagai berikut:
Dalam pendekatan inquiry contohnya dengan pembelajaran terbimbing adalah sebagai
berikut
1) guru
menentukan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa dan memilih metode yang
sesuai dengan kegiatan penernuan;
2) Menentukan
lembar pengamatan data untuk siswa;
3) Menyiapkan alat
dan bahan secara lengkap;
4) Menentukan
dengan cermat apakah siswa akan bekerja secara individu atau secara
berkelompok;
5) Mencoba
terlebih dahulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
Dalam pendekatan pembiasaan, anak
kecil tidak seperti orang dewasa yang dapat berpikir abstrak. Anak kecil hanya
dapat berpikir konkret Kata-kata seperti kebijaksanaan, keadilan, dan
perumpamaan, adalah contoh kata benda abstrak yang sukar dipikirkan oleh anak.
Anak kecil belum kuat ingatannya,ia lekas melupakan apa yang sudah dan baru
terjadi. Perhatian mereka lekas dan mudah beralih kepada hal-hal yang baru,
yang lain, yang disukainya.
Dalam
pendekatan lingkungan, misalnya ketika seorang guru akan menjelaskan materi
pencemaran lingkungan maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
lingkungan. Setelah pendekatan tersebut dipilih selanjutnya menentukan metode
apa yang akan digunakan.
BAB III
PENUTUP
Pendekatan pembelajaran
dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau
merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam
perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Paradigma pendikan yang
digunakan sekarang ini bukanlah paradigma dimana pembelajar diibaratkan
sebagai mengisi air ke dalam gelas,
melainkan guru bertindak sebagai guru yang memotivasi dan menginspirasi agar
berbagai potensi yang dimiliki peserta didik itu dapat diexplorasi dengan
upayanya sendiri. Paradigma pendidikan
yang demikiaan itu, menempatkan guru sebagai “seorang bidan” yang
membantu melahirkan seorang ibu hamil. Guru hanya membantu peserta didik agar
dapat mengaktualisasikan potensi yang di milikinya.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi
yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan
belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan
berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini
akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang
tepat maka akan berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi , Abu dan Widodo Supriono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi
Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
Daryanto dan Muljo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif
. Yogyakarta: Gava
Media.
Djamarah
, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. 2015. Strategi Metoden dan Pembelajaran. Pekalongan:
STAIN PRESS.
Nata,
Abuddin . 2009. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Purwanto
, M. Ngalim. 1991. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Uno ,Hamzah
dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkunan, Kreatif, Efektif dan Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.
Nama : Marisa Levia Devega
Nim : 2021114053
Tempat, tanggal lahir: Pekalongan, 02 Maret 1996
|
Nama : Tiya Apriyani
NIM : 2021114067
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 17 April 1996
Nama :Mifrokhatul Laily
Nim :2021114052
Tempat, tanggal lahir: Pekalongan,15 November 1996
Nim : 2021114072
Tempat, tanggal lahir: Batang, 15 April 1996
|
[1] Armai Arief, Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) hlm.
99-100.
[2] Zaenal Mustakim,
Strategi Metoden dan Pembelajaran (Pekalongan: STAIN PRESS, 2015) hlm. 72
[3] Ibid,
hlm. 73-74
[4] Hamzah Uno dan
Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkunan, Kreatif, Efektif dan Menarik (jakarta: Bumi Aksara, 2011) hlm:
137.
[5] Daryanto dan
Muljo Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif (Yogyakarta: Gava Media, 2012) hlm. 153.
[6] Zaenal
Mustakim, Op.Cit, hlm. 80.
[7] Jamil
Suprihatiningrum, Op.Cit. hlm. 166.
[8] Zaenal Mustakim,
Op.Cit, hlm. 83.
[9] Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010) hlm. 58-71
[10] Zaenal
Mustakim, Op.Cit, hlm 87-88
[11] Jamil
Suprihatiningrum,Op.Cit, hlm. 170.
[12]Abuddin
Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana,
2009) hlm. 153-159
[13] M. Ngalim
Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1991) hlm. 224.
[14] Abu Ahmadi dan
Widodo Supriono, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) hlm.
36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar