SUBYEK
PENDIDIKAN “HAKIKI”
“Allah Sebagai
Pendidik”
Q.S Ar-Rahman ayat 1-4
Q.S Ar-Rahman ayat 1-4
Irwan Syaefudin
(2021115242)
kelas B
kelas B
FAKULTAS
TARBIYAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
pui syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan
insan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tafsir Tarbawi
. Makalah ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin.
Penulis
menyadarri bahwa dalam menyelesaikan penulisan makalah ini bukan hanya karena
usaha dari penulis sendiri, akan tetapi karena adanya dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin. Oleh karena itu penulis ingin berterima
kasih kepada :
1.
Bpk, Dr. H Ade Dedi Rohayan,M.Ag., selaku Rektor IAIN pekalongan
2.
Bpk, Dr. M Sugeng Sholehudin, M.Ag., selaku Dekam Fakultas Tarbiyah
IAIN Pekalongan
3.
Bpk, Dr. H Salafudin, M.si, selaku ketua progam Studi Pendidikan
Agama Islam
4.
Bpk, Muhammad Hufron, M.Si , selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Tafsir Tarbawi
5.
Orang tua (Bapak dan Ibu) yang sudah mendukung saya dalam mengikuti
perkuliahan di IAIN Pekalongan
6.
Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menelesaikan
makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis minta maaf kepada semua pihak yang merasa
berkenan. Namun demikian, penulis selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik. Kiranya makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Terima kasih
Ayat ini pentimg dikaji karena Ayat pertama ini kaitannya dengan pendidikan adalah seorang pendidik atau guru harus mempersiapkan dirinya dengan sifat rahman, yaitu mempunyai sifat kasih sayang kepada seluruh peserta didik atau murid tanpa pandang bulu, baik kepada murid yang pintar, bodoh, rajin, malas, baik ataupun nakal. Ilmu yang ditransfer dan diterapkan dengan dasar kasih sayang akan besar efeknya kepada murid, terutama dalam penyerapan ilmu yang ditransfer dan diinternalisasikan.
BAB I
A.
Latar Belakang
Surah Ar-Rahman adalah surahke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti. Ciri khas surat ini adalah berulang 3X Fa biayyialaa'iRabbikumatukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan karunia Allah yang diberikan untuk manusia.
Pendidik merupakan faktor utama dalam pembetukan pribadi manusia. Pendidik sangat berperan dalam pembentukan baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Jadi untuk menjadi pendidik yang baik dan sebagai panutan siswa-siswi atau peserta didik maka kita harus mengetahui subjek pendidkan yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi, maka dengan memahai Quran surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita sebagai calon pendidik akan mengetahui sikap yang harus dimiliki soerang pendidik.
Surah Ar-Rahman adalah surahke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah swt. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti. Ciri khas surat ini adalah berulang 3X Fa biayyialaa'iRabbikumatukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan karunia Allah yang diberikan untuk manusia.
Pendidik merupakan faktor utama dalam pembetukan pribadi manusia. Pendidik sangat berperan dalam pembentukan baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Jadi untuk menjadi pendidik yang baik dan sebagai panutan siswa-siswi atau peserta didik maka kita harus mengetahui subjek pendidkan yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi, maka dengan memahai Quran surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita sebagai calon pendidik akan mengetahui sikap yang harus dimiliki soerang pendidik.
B.
Judul Makalah
Subjek Pendidikan Hakiki “Allah Sebagai Pendidik” surat Ar-Rahman ayat 1-4
Subjek Pendidikan Hakiki “Allah Sebagai Pendidik” surat Ar-Rahman ayat 1-4
C.
Nash dan Arti
اَلرَّحْمَنُ .1
عَلَّمَ الْقُرْءَانَ .2
خَلَقَ الْإنْسَانَ .3
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ .4
Arti :
1. (Tuhan) yang Maha pemurah
2. Yang telah mengajarkan Al-Quran
3. Dia menciptakan manusia
4. Mangajarnya pandai berbicara
اَلرَّحْمَنُ .1
عَلَّمَ الْقُرْءَانَ .2
خَلَقَ الْإنْسَانَ .3
عَلَّمَهُ الْبَيَانَ .4
Arti :
1. (Tuhan) yang Maha pemurah
2. Yang telah mengajarkan Al-Quran
3. Dia menciptakan manusia
4. Mangajarnya pandai berbicara
D.
Arti penting dikaji
Ayat ini pentimg dikaji karena Ayat pertama ini kaitannya dengan pendidikan adalah seorang pendidik atau guru harus mempersiapkan dirinya dengan sifat rahman, yaitu mempunyai sifat kasih sayang kepada seluruh peserta didik atau murid tanpa pandang bulu, baik kepada murid yang pintar, bodoh, rajin, malas, baik ataupun nakal. Ilmu yang ditransfer dan diterapkan dengan dasar kasih sayang akan besar efeknya kepada murid, terutama dalam penyerapan ilmu yang ditransfer dan diinternalisasikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Teori
Pengertian Pendidik secara etimologi adalah orang yang melakukan bimbingan. Pengertian ini meberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan. Menurut Madyo Ekosusilo, yang dimaksud guru tau pendidik adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik baik itu dari aspek jasmani ataupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memeuhi tugasnya sebagai makhluk tuhan sebagai individu dan juga makhluk sosial.
Selain itu pendidik memiliki tujuan utama dari pendidikan adalah mencetak manusia yang sempurna, yang berpengetahuan, berakhlak dan beradab. tentu tidak ada manusia yang sempurna, namun berusaha menjadi manusia yang sempurana adalah suatu kewajiban. Seorang guru apapun materi yang ia ajarkan hendaknya mengarahkan siswanya menjadi manusia yang berpengetahuan, beradab dan bermartabat yang berujung kepada ketaqwaan kepada Yang Maha Esa.
Yang dimaksud dengan pengertian guru/pendidk diatas adalah guru secara umum sedangkan pengertian guru agama terhadap islam adalah orang yang melaksanakan bimbingan terhadap peserta didik secara islam, dalam suatu situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang di harapkan sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.[1]
Pengertian Pendidik secara etimologi adalah orang yang melakukan bimbingan. Pengertian ini meberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan. Menurut Madyo Ekosusilo, yang dimaksud guru tau pendidik adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik baik itu dari aspek jasmani ataupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memeuhi tugasnya sebagai makhluk tuhan sebagai individu dan juga makhluk sosial.
Selain itu pendidik memiliki tujuan utama dari pendidikan adalah mencetak manusia yang sempurna, yang berpengetahuan, berakhlak dan beradab. tentu tidak ada manusia yang sempurna, namun berusaha menjadi manusia yang sempurana adalah suatu kewajiban. Seorang guru apapun materi yang ia ajarkan hendaknya mengarahkan siswanya menjadi manusia yang berpengetahuan, beradab dan bermartabat yang berujung kepada ketaqwaan kepada Yang Maha Esa.
Yang dimaksud dengan pengertian guru/pendidk diatas adalah guru secara umum sedangkan pengertian guru agama terhadap islam adalah orang yang melaksanakan bimbingan terhadap peserta didik secara islam, dalam suatu situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang di harapkan sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri.[1]
B.
Tafsir Q.S Ar-Rahman ayat 1-4
1.
Tafsir Al- Maraghi
اَلرَّحْمَنُ عَلَّمَ الْقُرْءَانَ
Allah telah mengajarkan nabi Muhammad SAW. Al-Quran dan Nabi Muhammad mengajarkan kepada umatnya.
Ayat ini turun sebagai jawaban kepada penduduk Mekah ketika mereka mengatakan
اِنَّمَا يُعَلِّمُهُبَشَرُ
“Sesungguhna Al-Quran itu diajarkan oleh seseorang manusia kepada-nya(Muhammad).” (An-Nahl, 16:103)
Dan oleh karena itu surat ini menyebut-nyebut tentang nikmat-nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, maka terlebih dahulu Allah menyebutkan nikmat yang merupakann nikmat terbesar kedudukannya dan terbanyak manfaatnya, bahkan paling sempurna faidahnya, yaitu nikmat diajarkannya Al-Qura’anul Karim. Karena dengan mengikuti Al-Qura’nul Karim maka diperoleh kebahagian dunia dan di akhirat dan dengan menempuh jalannya. Lalu diperolehlah segala keinginan di dunia dan di akhirat karena Al-quran lah puncak dari segala kiab samawi, yang telah diturunkan pada makhluk Allah yang terbaik.
خَلَقَ الْإنْسَانَ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
Dia telah menciptakan umat manusia ini dan mengajarinnya mengungkapkan apa yang yang terlintas dalam hatinya dan terbaik dalam sanubarinya. Sekirannya tidak demikian, maka Nabi Muhammad SAW. takkan dapat mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
Oleh karena manusia itu mahkluk sosial menurut tabiatnya yang tak bisa hidup kecuali bermasyarakat dengan sesamannya, maka haruslah ada bahasa yang digunakan untuk dapat memahamkan sesamannya dan untuk menulis kepada sesamannya yang berada ditempat jauh dan negeri-negeri sebrang, disamping untuk memelihara ilmu-ilmu tedahulu supaya dapat diambil manfaatnya oleh generasi berikut dan supaya ilmu ilmu itu dapat ditambah oleh generasi mendatang atas hasil usaha yang diperoleh oleh generasi yang lalu.
Ini adalah nikmat ruhani terbesar yang tak bisa ditandingi dengan nikmat lainya dalam kehidupan ini. Oleh karena itu Allah SWT mendahulukan penyebutannya atas nikmat-nikmat lain yang akan disebutkan nanti. [2]
اَلرَّحْمَنُ عَلَّمَ الْقُرْءَانَ
Allah telah mengajarkan nabi Muhammad SAW. Al-Quran dan Nabi Muhammad mengajarkan kepada umatnya.
Ayat ini turun sebagai jawaban kepada penduduk Mekah ketika mereka mengatakan
اِنَّمَا يُعَلِّمُهُبَشَرُ
“Sesungguhna Al-Quran itu diajarkan oleh seseorang manusia kepada-nya(Muhammad).” (An-Nahl, 16:103)
Dan oleh karena itu surat ini menyebut-nyebut tentang nikmat-nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, maka terlebih dahulu Allah menyebutkan nikmat yang merupakann nikmat terbesar kedudukannya dan terbanyak manfaatnya, bahkan paling sempurna faidahnya, yaitu nikmat diajarkannya Al-Qura’anul Karim. Karena dengan mengikuti Al-Qura’nul Karim maka diperoleh kebahagian dunia dan di akhirat dan dengan menempuh jalannya. Lalu diperolehlah segala keinginan di dunia dan di akhirat karena Al-quran lah puncak dari segala kiab samawi, yang telah diturunkan pada makhluk Allah yang terbaik.
خَلَقَ الْإنْسَانَ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
Dia telah menciptakan umat manusia ini dan mengajarinnya mengungkapkan apa yang yang terlintas dalam hatinya dan terbaik dalam sanubarinya. Sekirannya tidak demikian, maka Nabi Muhammad SAW. takkan dapat mengajarkan Al-Quran kepada umatnya.
Oleh karena manusia itu mahkluk sosial menurut tabiatnya yang tak bisa hidup kecuali bermasyarakat dengan sesamannya, maka haruslah ada bahasa yang digunakan untuk dapat memahamkan sesamannya dan untuk menulis kepada sesamannya yang berada ditempat jauh dan negeri-negeri sebrang, disamping untuk memelihara ilmu-ilmu tedahulu supaya dapat diambil manfaatnya oleh generasi berikut dan supaya ilmu ilmu itu dapat ditambah oleh generasi mendatang atas hasil usaha yang diperoleh oleh generasi yang lalu.
Ini adalah nikmat ruhani terbesar yang tak bisa ditandingi dengan nikmat lainya dalam kehidupan ini. Oleh karena itu Allah SWT mendahulukan penyebutannya atas nikmat-nikmat lain yang akan disebutkan nanti. [2]
2.
Tafsir Al-Azhar
Ar-Rahman, Yang Maha pemurah (ayat 1)
arti dari Rahman adalah amat luas, kalimat dalam pengambilannya ialah RAHMAT. Yang berarti kasih,sayang,cinta,pemurah. Dia meliputi kepada segala segi dan kehidupan manusia dan terbentang didalam segala mahkluk yang wujud dalam dunia ini. Didalam ayat-ayat Al-Quran kita akan bertemu dengan ayat-ayat yang menyebutkan Rahmat Allah, tidak kurang dari pada 60 kali,Rahim sampe 100kali.
“Yang Mengajarkan Al-Qur’an” (ayat 2)
Inilah salah satu dari Rahman, atau kasih sayang tuhan kepada manusia, yaitu diajarkan kepada manusia itu Al-Qur’an, yaitu wahyu ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW. Yang engan sebab al_Qur’an itu manusia di keluarkan dari pada gelap gulita kepada terang benerang, dibawah kepada jalan yang lurus.
“Yang Menciptakan Manusia”.(ayat 3)
Penciptaan manusiapun adalah satu diantara tanda Rahman Tuhan kepada alam ini. Sebab, di antara makhluk ilahi di dalam alam, manusia lah satu-satunya makhluk yang paling mulia.
“ Yang mengajarkan kepadanya berbicara” (ayat 4)
Berubahlah Rahman Allah kepada manusia tadi lebih sempurna lagi, karena manusia pun diajar oleh Tuhan menyatakan perasaan hatinya dengan kata-kata. Itulah yang di dalam bahasa Arab disbut “Al-Bayaan” yaitu menjelaskan,menerangkan apa yang terasa dihati sehingga timbulah bahasa-bahasa. Kita pun sudah sama maklum bagaimana pentingnya kemajuan bahasa karena orang dalam kesanggupannya memakai bahasa, memakai bicara. Alangkah malang yang tidak sanggup memakai lidahnya untuk menyatakan perasaan hatinya. “bagi orang bisu yang bermimpi” ke mana dan bagaimana dia akan menerangkan mimpinya? Oleh sebab itu jelas baha pemakaian bahasa adalah salah satu diantara Rahman Allah juga di muka bumi ini. [3]
Ar-Rahman, Yang Maha pemurah (ayat 1)
arti dari Rahman adalah amat luas, kalimat dalam pengambilannya ialah RAHMAT. Yang berarti kasih,sayang,cinta,pemurah. Dia meliputi kepada segala segi dan kehidupan manusia dan terbentang didalam segala mahkluk yang wujud dalam dunia ini. Didalam ayat-ayat Al-Quran kita akan bertemu dengan ayat-ayat yang menyebutkan Rahmat Allah, tidak kurang dari pada 60 kali,Rahim sampe 100kali.
“Yang Mengajarkan Al-Qur’an” (ayat 2)
Inilah salah satu dari Rahman, atau kasih sayang tuhan kepada manusia, yaitu diajarkan kepada manusia itu Al-Qur’an, yaitu wahyu ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW. Yang engan sebab al_Qur’an itu manusia di keluarkan dari pada gelap gulita kepada terang benerang, dibawah kepada jalan yang lurus.
“Yang Menciptakan Manusia”.(ayat 3)
Penciptaan manusiapun adalah satu diantara tanda Rahman Tuhan kepada alam ini. Sebab, di antara makhluk ilahi di dalam alam, manusia lah satu-satunya makhluk yang paling mulia.
“ Yang mengajarkan kepadanya berbicara” (ayat 4)
Berubahlah Rahman Allah kepada manusia tadi lebih sempurna lagi, karena manusia pun diajar oleh Tuhan menyatakan perasaan hatinya dengan kata-kata. Itulah yang di dalam bahasa Arab disbut “Al-Bayaan” yaitu menjelaskan,menerangkan apa yang terasa dihati sehingga timbulah bahasa-bahasa. Kita pun sudah sama maklum bagaimana pentingnya kemajuan bahasa karena orang dalam kesanggupannya memakai bahasa, memakai bicara. Alangkah malang yang tidak sanggup memakai lidahnya untuk menyatakan perasaan hatinya. “bagi orang bisu yang bermimpi” ke mana dan bagaimana dia akan menerangkan mimpinya? Oleh sebab itu jelas baha pemakaian bahasa adalah salah satu diantara Rahman Allah juga di muka bumi ini. [3]
3.
Tafsir Al-Misbah
Surat ini dimulai dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang menyeluruh ar-Rahman, yakni Allah yang mencurahkan rahamat kepada seluruh mahkluk dalam kehidupan didunia ini, baik manusi atau jin yang taat dan durhaka, malaikat,binatang maupun tumbuhan-tumbahan dan lain-lain.
Setelah menyebut rahmat-rahmat-Nya sacara umum, disebut rahmat dan nikmat-Nya yang teragung sekaligus menunjukan kekuasaan-Nya melimpahkan sekelumat dari sifat-Nya yakni dengan menyatakan: Dialah yang telah mengajarkan al-Quran kepada siapa saja yang Dia kehendaki.[4]
Surat ini dimulai dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang menyeluruh ar-Rahman, yakni Allah yang mencurahkan rahamat kepada seluruh mahkluk dalam kehidupan didunia ini, baik manusi atau jin yang taat dan durhaka, malaikat,binatang maupun tumbuhan-tumbahan dan lain-lain.
Setelah menyebut rahmat-rahmat-Nya sacara umum, disebut rahmat dan nikmat-Nya yang teragung sekaligus menunjukan kekuasaan-Nya melimpahkan sekelumat dari sifat-Nya yakni dengan menyatakan: Dialah yang telah mengajarkan al-Quran kepada siapa saja yang Dia kehendaki.[4]
C.
Aplikasi Dalam Kehidupan
Didalam surat Ar-Rahman terdapat pembahasan-pembahasan menganai beragam nikmat-nikmat Allah SWT yang telah dan akan diberikan kepada Mahkluk-mahkluknya,terlebih dahulu jin dan manusia. Yaitu nikmat-nikmat kehidupan didunia yang akan diberikan di surga apabila kita dapat memasukinnya. Dengan kita memperoleh sura maka kita harus jadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dan berbuat kebaikan didunia dengan sesama mahkluk Allah dengan kebaikan-kebaikan didunia dan menjadikan pribadi yang patuh terhadap perintah Allah dan Menjahui larangan Allah niscaya kita dapat memasuki surga.
Didalam surat Ar-Rahman terdapat pembahasan-pembahasan menganai beragam nikmat-nikmat Allah SWT yang telah dan akan diberikan kepada Mahkluk-mahkluknya,terlebih dahulu jin dan manusia. Yaitu nikmat-nikmat kehidupan didunia yang akan diberikan di surga apabila kita dapat memasukinnya. Dengan kita memperoleh sura maka kita harus jadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dan berbuat kebaikan didunia dengan sesama mahkluk Allah dengan kebaikan-kebaikan didunia dan menjadikan pribadi yang patuh terhadap perintah Allah dan Menjahui larangan Allah niscaya kita dapat memasuki surga.
D.
Aspek Tarbawi
1.
Mengingatkan
diri kita kepada sifat Ar-Rahman milik Allah, yaitu Maha Pengasih. Allah
senantiasa mengurus kebutuhan makhluk-makhluk yang walaupun
mereka seringkali lupa kepada-Nya.
2.
Memberi tahu serta mengingatkan bahwa selain
kita, terdapat makhluk Allah lainnya yang juga diberikan kewajiban untuk
beribadah kepada Allah, yaitu golongan jin.
3.
Memberikan motivasi berharga kepada kita agar
supaya terus bersemangat beribadah kepada Allah, karena balasan bagi orang yang
berbuat kebaikan tidak lain hanyalah kebaikan pula, yakni surga yang penuh
dengan kenikmatan.
4.
Mengingatkan kepada kita agar tidak kufur
nikmat. Yaitu melupakan nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah, bahkan
cenderung merasa apa yang ia dapat sekarang hanyalah hasil dari usahanya
sendiri. Dan inilah sepertinya pesan yang paling ditekankan dalam surat
ArRahman.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Ciri khas Surah ini adalah kalimat berulang 31kali “ Fa biayyi alaa’i Robbi kuma tukadzdzi ban (maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak diakhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. Melalui surat ii Allah seolah-olah memebri sinyal kepada kita akan sifat kita yang pelupa,kufur nikmat,dan tidak mau berfikir. Ya tiga hal itu yang ada dibenak manusia. Jadilah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah agar hidupnya bahagia baik kehidupan di dunia atau di akhirat.
Ciri khas Surah ini adalah kalimat berulang 31kali “ Fa biayyi alaa’i Robbi kuma tukadzdzi ban (maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) yang terletak diakhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. Melalui surat ii Allah seolah-olah memebri sinyal kepada kita akan sifat kita yang pelupa,kufur nikmat,dan tidak mau berfikir. Ya tiga hal itu yang ada dibenak manusia. Jadilah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah agar hidupnya bahagia baik kehidupan di dunia atau di akhirat.
[1] Ramayulis,Metodologi pendidikan agama islam,(Jakarta:Kalam
Mulia 2005)hlm.49-50
[2] Ahmad Mustafa Al-Maragi,Tafsir Al-Maraghi(semarang:Karya Toha
Putra,1989)hlm.187-188
[3] Hamka,Tafsir Al-Azhar(Jakarta:Panjimas,1982)hlm.181-182
[4] M. Quraisin Shihab, Tafsir Al-Mishbah(Jakarta:Lentera
Hati,2002)hlm. 493
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis,2005, Metodologi pendidikan agama islam, Kalam
Mulia,Jakarta
Ahmad Mustafa Al-Maragi,1989,Tafsir Al-Maraghi, Karya Toha Putra,Jakarta
Hamka, 1982,Tafsir Al-Azhar,Panjimas, Jakarta
M. Quraisin Shihab,2002, Tafsir Al-Mishbah, Lentera Hati,Jakarta
Ahmad Mustafa Al-Maragi,1989,Tafsir Al-Maraghi, Karya Toha Putra,Jakarta
Hamka, 1982,Tafsir Al-Azhar,Panjimas, Jakarta
M. Quraisin Shihab,2002, Tafsir Al-Mishbah, Lentera Hati,Jakarta
BIODATA DIRI
Nama : Irwan
Syaefudin
TTL : Pemalang, 7 April 1995
Alamat : Sukorejo,Ulujami, Pemalang
TTL : Pemalang, 7 April 1995
Alamat : Sukorejo,Ulujami, Pemalang
Riwayat
Pendidikan
SD N 1 SUKOREJO
MTS WALISONGO ULUJAMI
MA PERGURUAN ISLAM PONDOK TREMAS PACITAN
SD N 1 SUKOREJO
MTS WALISONGO ULUJAMI
MA PERGURUAN ISLAM PONDOK TREMAS PACITAN
Pekalongan, 8 Oktober 2016
Irwan Syaefudin
2021 115 242
Tidak ada komentar:
Posting Komentar