METODE
PENDIDIKAN “KHUSUS”
Metode
Tanya Jawab
(Q.S. Al-Baqarah ayat 189)
Nurul Amalliyah (2021115364)
Kelas
A
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan hidaya-Nya serta
yang telah memberikan berlimpah. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Syukur
Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Tafsir Tarbawi”
dengan membahas tentang “METODE TANYA JAWAB (QS.AL-BAQARAH:189)” dalam bentuk
makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh bapak
Muhammad Ghufron Dimyati, M.Ag.
Dalam
menyusun makalah ini saya banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari
buku-buku referensi yang saya temukan dan ada juga kendala yang ada disaat
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan walaupun masih
banyak kekurangan.
Semoga
makalah ini , dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan
apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat
memakluminya. Akhirnya kata dengan rendahan hati, kritik dan saran sangat saya
harapkan demi menyempurnakan makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Pekalongan,
26 November 2016
Penulis
Nurul
Amalliyah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode adalah jalan yang
harus kita tempuh dalam rangka memberikan sebuah pemahaman terhadap murid
tentang pelajaran yang mereka pelajari. Metode sangat penting yang harus
dimiliki oleh seorang guru sebelum memasuki ruang belajar, dan harus dipakai
oleh seorang guru. Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran dengan
metode nilai bisa baik atau bisa buruk, dangan metode pula pembelajaran bisa
sukses atau gagal, kebanyakan seorang guru yang menguasai materi akan tetapi
bisa gagal dalam pembelajaran karna ia tidak mendapatkan metode yang tepat
untuk memahamkan murid.
Oleh karena itu metode
sangat berperan penting dalam pendidikan, karna metode merupakan pondasi awal
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan dan asas keberhasilan sebuah
pembelajaran. Pada dasarnya pemerintah sudah menetapkan aturan-aturan dengan
memberikan jadwal-jadwal pelajaran yang telah disepakati oleh Departemen
Pendidikan dan idiologi untuk memperbaharui dunia pendidikan. Hal ini berarti
pemerintah telah membatasi kebesan para pendidik untuk menyampaikan materi
dengan metode mereka, akan tetapi seorang guru yang profesional akan tetap
selalu berkomitmen dengan metode yang biasa ia pakai dalam memberikan
keberhasilan pendidikan pada pengajarannya. Pada intinya Apabila metode yang dipakai dengan baik
maka hasilnya akan berdampak pada mutu pendidikan yang baik, namun jika metode
yang dipakai tidak baik maka hasilnya pun akan berakibat pada mutu pembelajaran
yang tidak akan baik juga.
Seyoyanya seorang pendidik harus memberikan perhatian penuh kepada
metode baik metode secara umum maupun metode khusus dalam pengajaran agar bisa
mencapai keberhasilan yang menjadi tujuan dari pendidikan. Sebagaimana seorang
pendidik dituntut mengarahkan kepada pokok-pokok pengajaran yang disampaikan
dengan gaya pengajaran yang lama maupun baru; agar bisa mengarahkan peserta
didik dan bisa menyampaikan materinya dengan metode-metode pengajaran sehingga
dapat dipahami dan dimengerti.
B. Judul Makalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang “Metode Tanya
Jawab” yang terdapat dalam “QS.
Al-Baqarah ayat: 189”.
C. Nash dan
Terjemah
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ
لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ
ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ
أَبْوَابِهَا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Mereka
bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah
kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari
pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung” (QS.
Al-Baqarah: !89)
D. Arti Penting
Surat
Al-Baqarah ayat 189 perlu untuk dikaji karena ayat tersebut mengandung makna
yang sangat bermanfaat dan penting dalam pembelajaran untuk metode tanya jawab,
karena dapat menambah pengalaman dan
wawasan yang luas.
E.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Metode tanya jawab ialah penyampaian pesan
pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan
jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab
pertanyaan. Dalam kegiatan belajar-mengajar melalui tanya jawa, guru memerikan
petanyaan atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terleih dahulu pada
saat mulai mengajar’ pada saat pertengahan,atau pada akhir pelajaran.[1]
Metode tanya jawab ini tidak dapat digunakan sebagai
ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan setiap anak didik dalam suatu kelas,
karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap murid untuk
menjawab pertanyaan.
Metode tanya jawab dapat dipakai oleh guru untuk
menetapkan perkiraan secara umum apakah anak didik yang mendapat giliran
pertanyaan sudah memahami bahan pelajaran yang diberikan.
Anak didik yang biasanya kurang mencurahkan
perhatiannya terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode ceramah akan
berhati-hati terhadap pelajaran yang diajarkan melalui metode tanya jawab.
Sebab anak didik tersebuit sewaktu-waktu akan mendapatkan giliran untuk
menjawab suatu pertanyaan yang akan diajukan kepadanya.
Untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam
metode tanya jawab terutama yang bersifat negatif maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Pertanyaan
harus singkat, jelas, dan merangsang berfikir.
2. Sesuai
dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima pertanyaan.
3. Memerlukan
jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang bersifat objektif tes
dapat menggunakan ya atau tidak.
4. Usahakan
pertanyaan yang punya jawaban pasti bukan pertanyaan yang mempunyai jawaban
beberapa alternatif.
Teknik mengajukan
pertanyaan :
1. Mula-mula
diajukan kepada semua anak didik baru ditanyakan kepada anak didik tertentu.
2. Berikan
waktu untuk berfikir dan menyusun jawaban.
3. Pertanyaan
diajukan bergilir, jangan berdasarkan urutan bangku atau urutan daftar yang
telah disusun (daftar hadir).
Kelemahan metode tanya
jawab adalah :
1. Waktu
yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dikontrol secara baik oleh
guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul dari siswa.
2. Kemungkinan
terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban
yang tidak berkenan dengan sasaran yang dibicarakan.,
3. Jalannya
pengajaran kurang dapat terkoordinir secara baik, karena timbulnya
pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat,
baik oleh guru maupun oleh siswa.
Untuk menggunakan metode tanya jawab terseut perlu diperhatikan hal-hal
berikut :
a. Rumuskan tujuan pengajaran secara spesifik yang
berpangkal pada tingkah laku siswa.
b. Guru melakukan
pertanyaan dari hal-hal yang sederhana kemudian dilanjudkan kepada
pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang materi yang dibicarakan[2]
B.
Tafsir
Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 189
1. Tafsir
Al-Mishbah
Mereka bertanya kepadamu tentang
bulan sabit, mengapa bulan pada mulanya terlihat
seperti sabit, kecil, tetapi dari malam ke malam ia membesar hingga mencapai
purnama, kemudian mengecil dan mengecil lagi, sampai menghilang dari pandangan?
Katakanlah, “bulan sabit itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia, waktu dalam penggunaan Al-Qur’an adalah
batas akhir peluang untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Ia adalah kadar
tertantu dari masa ke masa. Dengan keadaan bulan seperti itu manusia dapat
mengetahui dan merancang aktivitasnya sehingga dapat terlaksana sesuai dengan
waktu yang tersedia, tidak terlambat, apalagi terabaikan dengan berlalunya
waktu, dan juga untuk pelaksanaan ibadah haji.
Kembali
kepada pertanyaan sahabat Nabi di atas, al-Qur’an tidak menjawabnya sesuai
dengan harapan mereka, tetapi memberi jawaban lain yang lebih sesuai dengan
kepentingan mereka. Hal serupa banyak terjadi dengan tujuan mengingatkan
padanya bahwa ada yang lebih wajar ditanyakan daripada yang diajukan. Memang
Al-Qur’an adalah salah satu bentuk pendidikannya adalah mengarahkan mereka
melalui jawaban-jawabannya.
Allah
menegaskan bahwa, bukanlah kebajikan
memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan ialah kebajikan
orang yang bertakwa, atau kebajikan adalah siapa yang menghindar dari
kebiasaan dan pertanyaan yang serupa dengan yang dinyatakan di atas dan dalam
kondisi yang serupa pula. Karena itu masuklah
ke rumah-rumah itu dari pimtunya. Bertakwalah
kepada Allah, berarti laksanakan tuntutan-Nya sepanjang kemampuan kamu dan
jauhi larangan-Nya agar kamu beruntung.[3]
2. Tafsir
Al-Azhar
Mereka bertanya kepada engkau dari hal
bulan sabit. Katakanlah: dia itu adalah waktu-waktu yang ditentukan untuk
manusia dan untuk haji. (pangkal ayat 189). Mereka menanyakan mengapa bulan
begitu, bukan menanyakan apa yang berfaedah yang kita ambil dari keadaan bulan
yang demikian. Beliau
berikan jawaban yang sesuai dengan kewajiban beliau sebagai Rasul. Maka beliau
katakanlah bahwasanya bulan terbit dengan keadaan yang demikian itu membawa
hikmat yang penting sekali buat kita. Dengan bulan yang demikian halnya manusia
dapat menentukan iddah perempuan setelah bercerai, kapan waktu puasa, sampai
pada waktu hari raya dan mengeluarkan zakat sekali setahun, sampai kepada waktu
mengerjakan haji.
Kemudian datanglah sambungan ayat: “dan
tidaklah kebajikan itu bahwa kamu masuk ke rumah kamu dari belakangnya, tetapi
yang kebajikan ialah barang siapa yang bertakwa”. Menurut penafsiran dari
penafsir Abu Ubaidah bahwa sambungan ini adalah senafas dengan yang sebelumnya,
yaitu kalau hendak masuk ke dalam rumahmu janganlah dari pintu belakang.
Maksudnya kalau hendak menanyakan sesuatu hal kepada seseorang hendaklah piulih
soal yang pantas dijawab . kalau hendak menanyakan mengapa bulan mulanya
laksana sabit, lama lama penuh dan khirnya kecil sebagai sabit lagi, janganlah
hal itu ditanyakan kepada Nabi, tetapi tanyakanlah pada ahli falak. Tetapi
kalau ditanyakan kepada Nabi apa hikmat yang dapat diambil dari peredaran bulan
demikian, akan dapatlah dijawab oleh Nabi menurut selayaknya dan dapat sepadan
dengan beliau. Selanjutnya Tuhan berfirman: “Dan datanglah ke rumah-rumah dari
pintu-pintunya, dan takwalah kepada Allah, supaya kamu beroleh kejayaan.”
(ujung ayat 189).[4]
3. Tafsir
Al-Maragi
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang
hikmah berbeda-bedanya bentuk hilal dan faedahnya. Kemudian Rasulullah menjawab
hilal itu adalah tanda-tanda bagi umat manusia di dalam menentukan urusan dunia
mereka. Dengan hilal tersebut mereka mengetahui waktu mana yang paling tepat
untuk melakukan cocok tanam atau berdagang. Hilal juga merupakan tanda-tanda
waktu ibadah. Mereka bisa mentukan bulan Ramadhan dan saat berakhirnya bulan
puasa. Terutama sekali, hilal itu dipakai untuk menentukan waktu haji.
Setelah
Allah memberitahukan kesalahan yang mereka lakukan, yakni dalam hal memasuki
rumah dari belakang, dan dugaan mereka bahwa hal tersebut termasuk amal
kebajikan yang hakiki. Kebajikan yang hakiki adalah takwa kepada Allah dengan
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat dan kotor, serta menghiasi
diri dengan keutamaan-keutamaan, dan mengikuti kebenaran-kebenaran dan beramal
kebajikan. Datangilah rumah kalian dari depan, dan hendaklah batin kalian
adalah cermin lahiriyah, dan bertakwalah kepada Allah jika kalian mengharapkan
keberhasilan dalam amaliah dan mencapai tujuan yang dicita-citakan.[5]
C.
Aplikasi
Surat Al-Baqarah Ayat 189 Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ilmu
sangat penting dalam kehidupan sehari – hari, karena ilmu merupakan pedoman
hidup umat manusia. Kita tidak dapat melakukan sesuatu tanpa adanya ilmu,
dengan adanya ilmu kita dapat mengetahui sesuatu yang tadinya belum kita
ketahui. Orang yang berilmu, Insyaallah akan selamat di dunia dan di akhirat.
Sedangkan, orang yang tidak berilmu adalah orang yang tidak memilki semangat
dan tujuan hidup sehingga masa depannya akan menjadi suram. Ilmu Adalah
kewajiban bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu agama, yang dengannya ilmu
agama dapat membimbing seseorang keluar dari kebodohan, ilmu membimbing
seseorang mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan ilmu
yang benar tersebut seseorang akan mendapatkan tuntunan untuk menempuh jalannya
menuju surga Allah Ta’ala.
D.
Aspek
Tarbawi
1. Ilmu adalah
pedoman hidup manusia.
2. Dengan menuntut
ilmu kita akan menambah wawasan dan akan mendapatkan manfaat yang luar biasah.
3. Hendaknya
menuntut ilmu untuk keluar dari kebodohan.
4. Menuntut ilmu
adalah sarana untuk beribadah kepada Allah.
5. Jika orang yang
berilmu hendaklah ilmu terseut diamalkan kepada semua orang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode
tanya jawab ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa
diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan. Tafsir yang di sebutkan dalam surat
Al-Baqarah ayat 189 adalah Tafsir Al-Maragi, Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Mishbah.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 189 aplikasi dalam
kehidupannya yaitu jika Ilmu sangat penting dalam kehidupan
sehari – hari, karena ilmu merupakan pedoman hidup umat manusia. Kita tidak
dapat melakukan sesuatu tanpa adanya ilmu, dengan adanya ilmu kita dapat
mengetahui sesuatu yang tadinya belum kita ketahui. Orang yang berilmu,
Insyaallah akan selamat di dunia dan di akhirat. Sedangkan, orang yang tidak
berilmu adalah orang yang tidak memilki semangat dan tujuan hidup sehingga masa
depannya akan menjadi suram. Ilmu Adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk
menuntut ilmu agama, yang dengannya ilmu agama dapat membimbing seseorang
keluar dari kebodohan, ilmu membimbing seseorang mampu membedakan mana yang
benar dan mana yang salah. Dengan ilmu yang benar tersebut seseorang akan
mendapatkan tuntunan untuk menempuh jalannya menuju surga Allah Ta’ala.
Aspek tarbawi dalam ayat tersebut : Ilmu adalah
pedoman hidup manusia, dengan menuntut ilmu kita akan menambah wawasan dan akan
mendapatkan manfaat yang luar biasah, hendaknya menuntut ilmu untuk keluar dari
kebodohan, menuntut ilmu adalah sarana untuk beribadah kepada Allah, jika orang
yang berilmu hendaklah ilmu terseut diamalkan kepada semua orang.
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, M. Quraisy. 2005 Tafsir Al-Mishbah. Tafsir al-Misbah.Tangerang: Penerbit
Lentera.
Hamka.2002 Tafsir Al-Azhar Jus II.
Jakarta: Pustaka Panjimas.
Ahmad Mustafa
Al-Maragh.1993.Tafsir Al-Maraghi.
Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.
Utsman, Basyirudin. 2002. Metedologi
Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: PT. Intermasa.
BIODATA
PENULIS
Nama :
Nurul Amalliyah
TTL : Pekalongan, 09 Juli 1997
Alamat
: Ds.Sumurjomlangbogo, kec.Bojong, Kab.Pekalongan
Riwayat Pendidikan:
Ø RA. Muslimat
Sumurjomblangbogo
Ø SD.N.03 Sumurjomblangbogo
Ø SMP.N. 2 Bojong
Ø SMA PGRI 2 Kajen
Ø IAIN Pekalongan
(Masih dalam Pendidikan)
[1]
Basyirudin Utsman, Metedologi
Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002, hlm. 43
[2] Op. Cit,
hlm. 44
[3] M.
Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah,
(Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2005), hlm. 417-419
[4] Prof.
Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Jus II, (
Jakarta: Pustaka Panjimas, 2002 ), hlm. 148-150
[5] Ahmad
Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,Semarang:
PT. Karya Toha Putra Semarang, 1993), hlm. 146-151
Tidak ada komentar:
Posting Komentar