OBJEK PENDIDIKAN LANGSUNG
Keluarga
Sebagai Objek Pendidikan
(QS.
AL-TAHRIM, 66: 6)
Siti Baroyah (2021115287)
Kelas B
JURUSAN
TARBIYAH PRODI PAI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena dengan Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang “OBJEK PENDIDIKAN LANGSUNG“ Keluarga Sebagai Objek
Pendidikan(QS. AL-TAHRIM.66:6)”.Kami sangat berterima kasih kepada
bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah tafsir tarbawi I di IAIN
Pekalongan yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
karakter Allah sebagai pendidik, saya menyadari sepenuhnya bahwa di makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya, sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun dari bapak dosen dan para pembaca yang budiman demi
perbaikan makalah inidividu waktu yang akan datang.
Pekalongan, 06 Oktober 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Keluarga adalah belahan jiwa
masyarakat dan tulang punggungnya.Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati
oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, adalah cerminan dari keadaan keluarga-keluarga
yang hidup pada masyarakat tersebut.
Hakikat di atas adalah kesimpulan
pandangan seluruh pakar dari berbagai disiplin ilmu, termasuk pakar-pakar agama
islam. Itulah antara lain yang menjadi sebab sehingga agama islam memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap pembinaan keluarga, perhatian yang sepadan
dengan perhatian terhadap pembinaan keluarga, perhatian yang sepadan dengan
perhatian terhadap kehidupan individu serta kehidupan umat manusia secara
keseluruhan. Dari puluhan ayat Al-Qur’an dan ratusan hadis Nabi Muhammad saw
kita dapat menemukan petunjuk-petunjuk yang sangat jelas menyangkut hakikat
tersebut.
B. Landasan Materi.
1. Keluarga Sebagai
Objek Pendidikan Langsung (Q.s. At Tahrim ayat 6)
Secara kebahasaan, kata “qu anfusakum terdiri dari dua suku kata, yaitu kataa qu yang
bentuk amr lil jama’ (kata perintah bentuk plural) dari waqa’ yang berarti
jagalah oleh kalian, dan kata anfusakum
yang berarti diri kalian. Dengan demikian, kata qu anfusakum dalam konteks ayat ini bermakna perintah untuk
senantiasa menjaga diri dan keluarga dari sengatan api neraka. Secara
kebahasaan, kata gilaz syidad terdiri dari dua suku kata, yitu kata gilaz yang
merupakan bentuk plural dari (banyak) dari kata galiz yang berarti keras, dan
kata syidad yang merupakan bentuk plural dari kata syidad dalam konteks ayat
ini merupakan pendiskripsian sifat para malikat yang sangat keras dan kasar
dalam menyiksa penghuni neraka.
Nash(Qs. Al-Tahrim:6)
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَايَعْصُوْنَ
اللهَ مَاأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَايُعْمَرُوْنَ
Artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman, Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahka-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. “
(QS. At-Tahrim:6)
C. Arti Penting.
Dalam Q.s Al-Tahrim ayat 6 ini, kita
dapat pahami bahwa pada sejatinya, pendidikan dimulai dari dalam keluarga
karena tidak ada orang yang tidak dilahirkan dalam keluarga.Jauh sebelum ada lembaga pendidikan yang disebut
sekolah, keluarga telah ada sebagai lembaga
yang memainkan peran penting dalam pendidikan yakni sebagai peletak
dasar. Dalam dan dari keluarga orang mempelajari banyak hal, dimulai dari bagaimana berinteraksi
dengan orang lain, menyatakan keinginan dan perasaan, menyampaikan pendapat,
bertutur kata, bersikap, berperilaku, hingga bagaimana menganut nilai-nilai
tertentu sebagai prinsip dalam hidup. Yang pada intinya, keluarga merupakan
basis pendidikan bagi setiap orang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
1. Pengertian
Pendidikan
Dalam kamus besar bahasa Indonesa
diterangkan bahwa pendidik adalah orang
yang mendidik. Dari arti leksikal, kata pendidik secara fungsional menunjukkan
kepada seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, pendidikan dan sebagainya.Orang yang melakukan
kegiatan seperti ini biasa dijumpai dimana dan kapan saja.Dirumah, yang
melakukan kegiatan dan tugas ini adalah kedua orang tua.Di sekolah, tugas tersebut
dilakukan oleh guru, dan di masyarakat dialkukan oleh oragnisasi-organisasi
pendidikan. Atas dasar ini, pendidikan itu bias kedua orang tua, guru, tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan sebagainya.[1]
Bisa juga di artikan pendidikan keluarga
adalah bimbingan atau pembelajaran yang di berikan terhadap anggota kumpulan
suatu keturunan atau suatu tempat tinggal, yang terdiri dari suami atau ayah,
istri atau ibu, anak-anak dan lain sebagainya.Dengan demikian keluarga tidak
hanya istri dan anak-anak tetapi juga mencangkup kaum krabat lainya yang satu
nasab, terutama yang tinggal dalam satu rumah.[2]
a. Keluarga
Sebagai Objek Pendidikan.
Kedua orang tua sebagai guru dijelaskan dalam Al-Qur’an:
1) Al-Qur’an
Surat At-tahrim ayat 6
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا قُوْا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَايَعْصُوْنَ اللهَ مَاأَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُوْنَ مَايُعْمَرُوْنَ
Artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman,
Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahka-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. “ (QS. At-Tahrim:6)
Ayat diatas memberikan gambaran bahwa dakwah dan
pendidikan diawali dari lembaga yang paling kecil, yaitu dari diri sendiri dan
keluarga menuju yang besar dan luas.Ayat ini atas awalnya berbicara masalah tanggung
jawab pendidikan keluarga, kemudian diikuti dengan akibat dari kelalaian
tanggung jawab yaitu siksaan.Dalam membicarakan siksaan, Al-Qur’an menyebutkan
bahan bakar mereka, bukan model dan jenis siksaanya Sementara bahan bakar ayat
diatas digambaran berasal dari manusia.Hal ini mengisyaratkan bahwa kegagalan
dalam mendidik masa kecilnya, dalam lembaga terkecil yaitu keluarga. Kegagalan
pendidikan dalam usia dini akan menyebabkan manusia terbakar emosinya oleh
dirinya sendiri yang tidak terarah pada usia dininya.[3]
Secara tegas (Qs. At-Tahrim:6) diatas mengingatkan kepada semua orang mukmin
agar mendidik diri dan keluarganya ke jalan yang benar agar terhindar dari
neraka. Ayat tersebut mengandung perintah menjaga, yaitu “qu” (jagalah).Perintah
menjaga diri dan keluarga dari neraka berkonotasi terhadap perintah mendidik
atau membmbing.Sebab didikan dan bimbingan yang dapat membuat diri dan keluarga
konsisten dalam kebenaran, dimana berkonsisten dalam kebenaran itu membuat
orang terhindar dari siksa neraka.Oleh karena itu, para orang tua berkewajiban
mengajarkan kebaikan dan menjauhkan kemungkaran dengan membiasakan mereka dalam
kebenaran atau kebaikan tersebut serta memberikan contoh teladan.
Ayat tesebut juga menggambarkan keadaan api neraka. Ada
dua kondisi neraka yang digambarkan pada ayat diatas yaitu:
a) Bahan bakarnya yang terdiri dari manusia dan
batu. Manusia yang akan menjadi bahan bakar neraka itu adalah orang-orang
kafir. Adapun menurut sebagian mufassir, batu yang dijadikan sebagai bahan
bakar neraka itu adalah berhala yang mereka sembah.
b) Neraka
tersebut dijaga oleh malaikat-malaikat yang amat kasar dan keras terhadap
penghuni neraka, tetapi mereka makhluk yang sangat patuh kepada allah serta
tidak pernah melanggar perintah-Nya.[4]
Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan
rasul-Nya hendaklah sebaian dari kamu memberitahukan kepada sebagian yang lain,
apa yang dapat menjaga dirimu dari api neraka dan menjauhkan kam dari pada-Nya.
Dan hendaklah kamu mengajarkan kepada keluargamu perbuatan yang denganya mereka
data menjaga diri mereka dari api neraka. Dan bawalah mereka kepada yang
demikian ini melalui nasehat dan pengajaran.[5]
B.
TAFSIR
(QS. At-Tahrim:6)
1. Tafsir
Al- Misbah
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu dan keluarga kamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia dan batu-batu; Diatasnya
malaikat-malaikat yang kasar-kasar, yang keras-keras, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang Dia perintahkan
kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Dalam suasana peristiwa yang terjadi
dirumah tangga Nabi SAW seperti diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu, ayat di
atas memberituntunan kepada kaum beriman bahwa “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu”antara lain
dengan meneladani Nabi dan pelihara juga
keluarga kamu yakni istri, anak-anak
dan seluruh yang berada dibawah tanggung jawab kamu dengan membimbing dan
mendidik mereka agar kamu terhindar dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir dan juga
batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala. Diatasnya yakni yang
menangani neraka itu dan bertugas menyiksa penghuni-penghuninya adalah malaikat-malaikat yang kasar-kasar hati
dan perlakuannya, yang keras-keras
dalam melaksanakan tugas penyiksaan, yangtidakmendurhakaiAllahmenyangkutapayangDiaperintahkankepada
mereka Sehingga siksa yang mereka jatuhkan – kendati mereka kasar – tidak kurang dan juga tidak berlebih dari apa yang
diperintahkan Allah, yakni sesuai dosa dan kesalahan masing-masing penghuni
neraka dan mereka juga dan senantiasa
dari saat ke saat mengerjakan dengan
mudah apayang diperintahkan Allah
kepada mereka.
Ayat tersebut menggambarkan bahwa dakwah
dan pendidikan harus bermula dari rumah.Ayat diatas walau secara redaksional
tertuju kepada kaum pria (ayah), tetapi buakan berarti hanya tertuju kepada
mereka.Ayat ini tertuju kepada perempuan dan lelaki (ibu dan ayah) sebagaimana
ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintahkan berpuasa) yang juga
tertuju kepada lelaki dan perempuan. Ini
berarti kedua orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan
masing-masing sebagaimana masing-masing bertanggung jawab atas kelakuanya. Ayah
atau ibu sendiri tidak cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi
oleh nilai-nilai agam serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis.
Bahwa manusia menjadi bahan bakar neraka, dipahami oleh
Thaba’athaba’I dalam arti manusia terbakar dengan sendirinya. Menurutnya ini
sejalan dengan Qs. Al_mu’min [40]: 72.[6]
2. Tafsir
Al-Maraghi
Sesudah
Allah memerintahkan kepada sebagian dari istri-istri Nabi saw. Untuk bertaubat
dari kesalahan yang terlanjur dilakukan, dan menjelaskan kepada mereka bahwa allah akan menjaga dan
menolong rasul_Nya hingga kerja sama untuk menyakitinya tidak akan
membahayakannya, kemudian memperingatkan mereka agar berkepanjangan dalam
menentangnya karena khawatir akan ditalak dan dijatuhkan dari kedudukanya yang
mulia sebagai ibu-ibu kaum muslimin, karena digantikan dengan istri-istri yang
lain dari wanita-wanita mukmin yang shaleh, Dia memerintahkan kaum mukmin pada
umumnya untuk menjaga diri dan keluarga dari neraka yang kayu bakarnya adalah
manusia dan berhala-berhala pada hari kiamat.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا قُوْا
أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Wahai
orang-orang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya hendaklah sebagian dari kamu
memberitahukan kepada sebagian yang lain, apa yang dapat menjaga dirimu dari
api neraka dan dan menjauhkan dari padanya, yaitu ketaatan kepada Allah dan
menuruti segala perintah_Nya. Dan hendaklah kamu mengajarkan
kepada keluargamu perbuatan yang dengannya
mereka dapat menjaga diri mereka dari api neraka. Dan bawalah mereka kepada
yang demikian ini melalui nasehat dan pengajaran.
عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
Malaikat-malaikat
itu diserahi neraka untuk mengurusnya dan menyiksa para penghuninya.Mereka ada
19 orang malaikat penjaga yang akan disebutkan dalam surat Al-Mudassir di dalam
firman_Nya :
“ Artinya:
Aku akan memasukkanya kedalam (neraka ) saqar.
Tahukah kamu Apakah (neraka) saqar itu?Saqar tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan. (neraka saqar) adalah pembakar kulit manusia. Diatasnya ada
Sembilan belas (malaikat penjaga).”(Al-Mudassir,74: 26-30).
غِلَاظٌ شِدَادٌ
Mereka
keras terhadap penghuni neraka itu,
Kemudian Allah menjelskan besarnya
ketaatan mereka kepada tuhan mereka, Firman_Nya:
لَايَعْصُوْنَ اللهَ مَاأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ
مَايُعْمَرُوْنَ
“Mereka
tidak menyalahi peritah_Nya, tetapi mereka menjalankan apa yang diperintahkan
kepada mereka pada waktu itu juga tanpa selang, mereka tidak mendahului dan
tidak menunda perintah_Nya”.[7]
3. Tafsir
Ibnu Katsir.
Allah swt berfirman:“ Hai orang-orang yang beriman, Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka ,” yaitu kamu perintahkan dirimu dan keluarga-Nya yang terdiri
dari istri, anak, saudara, kerabat,
sahaya wanita dan sahaya laki-laki untuk taat kepada Allah dan kamu larang
dirimu beserta semua orang yang dibawah tanggung jawabmu untuk tidak melakukan
kemaksiatan kepada Allah. Kemudian kamu ajari dan didik
mereka serta pimpin mereka dengan
perintah Allah kamu perintahkan mereka untuuk melaksanakanyadan kamu bantu merekadalam
merealisasikannya. Bila kamu melihat ada yang berbuat maksiat kepada Allah maka
cegah dan larang mereka. Ini merupakan kewajiban setiap muslim yaitu
mengajarkan kepada orang yang berada dibawah tanggung jawabnya segala sesuatu
yang telah diwajibkan dan dilarang oleh Allah Ta’ala kepada mereka.[8]
C.
Aplikasi
Dalam Kehdupan Sehari-hari.
Secara tegas (Qs. At-Tahrim:6) diatas mengingatkan kepada semua orang mukmin
agar mendidik diri dan keluarganya ke jalan yang benar agar terhindar dari
neraka. Sebab didikan dan bimbingan yang dapat membuat diri dan keluarga
konsisten dalam kebenaran, dimana berkonsisten dalam kebenaran itu membuat
orang terhindar dari siksa neraka. Oleh karena itu, dapat diterapkan bagi para orang tua yang
berkewajiban mengajarkan kepada anak-anak mereka kebaikan dan menjauhkan
kemungkaran dengan membiasakan mereka dalam kebenaran atau kebaikan tersebut serta
memberikan contoh teladan .
D.
Aspek
Tarbawi.
1. Perintah
taqwa kepada Allah Swt dan berdakwah.
2. Anjuran
menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka.
3. Pentingnya
pendidikan islam sejak dini.
4. Keimanan
kepada para malaikat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
Qs. At-Tahrim ayat Allah jelas memerintahkan kepada orang yang beriman untuk
memelihara diri sendiri dan keluarga dari api neraka. Diantara caranya adalah
dengan memberikan pendidikan terbaik bagi putra-putrinya. Dengan pendidikan
orang akan memperoleh ilmu, dan ilmu
dapat menjadi cahaya bagi pemiliknya. Ilmu yang bermanfaat akan dapat menjadi bekal ketika ia telah meninggal kelak.
B.
Saran.
Dalam penyusunan makalah yang sangat sederhana ini tentunya
banyak kekurangan dan kekeliruan, yang menjadi sorotan adalah bagimana makalah
ini dapat disusun setidaknya mendekati kata sempurna dan dapat mencangkup subtansi materi yang ingin
disampaikan sehingga tujuan pembelajaranpun dapat terpenuhi. Dalam kesempatan
ini kami selaku penyusun tentunya sangat mengharapkan segala saran, kritik dan
pengayaan yang bersifat membangun dan dapat diberikan landasan pijakan dari
teori yang akan kami tambahkan demi kesempurnaan penyusunan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1986. Tafsir Al-Maraghi Juz XXVII. Semarang: PT. Karya Thoha Putra
Al-Maraghi, Ahmad
Mustafa. 1993. Tafsir Al-Maraghi Juz
XXVIII. Semarang: PT. Karya
Thoha Putra.
Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. 2006. Ringkasan
Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema Insani Press.
Gojali, Nanang. 2013. Tafsir dan Hadis
Tentang Pendidikan. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Munir,
Ahmad. 2008. Tafsir Tarbawi.
Yogyakarta: Teras.
Shihab,
M Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah.
Jakarta: Lentera Hati.
Yusuf,
Kadar M. 2013. Tafsir Tarbawi,
Pesan-Pesan Al-Qur’an Tentang Peandidikan. Jakarta: Amzah.
.
BIODATA
Nama
: Siti Baroyah
Nim
: (2021115287)
TTL
: BATANG, 6 APRIL 1998
Ayah/ibu : Sarbani / Gembil Damari
Alamat
: Ds. Ujungsari , Kec. Wonounggal, Kab. Batang.
Riwayat Pendidikan :
1. TK ( ASSYAFI’IYAH Gringgingsari02)
2. MI ( ASSYAFI’IYAH Gringgingsari02)
3. MTS
(MUHAMMADIYAH PKJ)
4. MA
(MUHAMMADIYAH PKJ)
5. IAIN(PEKALONGAN)
[1] Nanang Ghojali, Tafsir dan hadis tentang pendidikan,
(Bandung: CV.Pustaka setia, 2013), hlm.246.
[2] Kadar M. Yusuf, Tafsir Tarbawi, pesen-pesen Al-Qur’an
tentang pendidikan, (Jakarta: AMZAH, 2013), hlm.150.
[3] Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi, (Yogyakarta: Teras,
2008), hlm.100.
[4] Kadar M. Yusuf., Op.Cit, hlm153.
[5] Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi Juz XXVII, (Semarang:
PT. Karya toha Putra, 1986), hlm.261.
[6]
M. Quraish Shihab,Tafsir
Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 326-327
[7]
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, tafsir
Al-Maraghi Juz XXVIII,( Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang, 1993),
hlm. 256-263.
[8] Muhammad Nasib AR Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,( Jakarta:
Gema Insani Press,2006), hlm. 751-752.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar