METODE PENDIDIKAN “KHUSUS”
METODE AMTSAL
(QS. Ibrahim ayat 24-25)
Nafisah Nurul Imaniyah (2021115370)
Kelas : B
TARBIYAH/ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala
puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT., atas nikmat
dan rihdon-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugasnya dalam pembuatan
makalah tentang “Metode Amtsal”. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., kepada
keluarganya, para sahabatnya, beserta para pengikutnya yang tetap setia
dalam keimanan hingga akhir zaman yang telah membawa manusia dari zaman
jahiliyah menuju alam yang berilmu sekarang ini.
Dalam
penulisan makalah ini, tentunya dapat tersususun bukan hanya dari usaha
keras penulis semata, melainkan berkat do’a dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak, terutama kepada Bapak dan Ibu yang telah
melahirkan dan membesarkan, kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku
pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi I, yang telah memberikan motivasi
serta nasehat-nasehat di IAIN pekalongan. Terimakasih juga kepada
teman-teman Tafsir Tarbawi I kelas B, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang telah mengarahkan penulis dalam menjalani studi.
Tiada
gading yang tak retak, karena bukan gading kalau tak retak. Itulah
peribahasa yang dapat mewakili berbagai kelemahan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Hal ini karena penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, mengingat keterbatasan kemampuan
penulis sebagai seorang makhluk, dan kesempurnaan hanya milik Allah
SWT. Untuk itu diharapkan dengan adanya kritik dan saran dapat menjadi
bahan evaluasi bagi kebaikan penulis kedepannya. Semoga makalah yang
berjudul Metode Pendidikan “Khusus”; “Metode Amtsal” dapat memberi
manfaat, baik bagi pembaca maupun penulis pribadi.
Pekalongan, 9 Oktober 2016
Nafisah Nurul Imaniyah
(2021115370)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Judul Makalah 1
C. Nash dan Terjemahan 2
D. Arti Penting Pengkajian Makalah 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori 4
B. Tafsir QS. Ibrahim ayat 24-25 5
C. Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari 8
D. Aspek Tarbawi 9
BAB III PENUTUP
Simpulan 10
DAFTAR PUSTAKA 11
PROFIL PENULIS 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an
dan Hadits merupakan sumber ajaran islam, dimana sesuatu mengenai hidup
dan kehidupan telah diatur didalamnya. Didalam menyampaikan ajaran-Nya
Al-Qur’an menggunakan berbagai metode, metode mempunyai kedudukan yang
sangat penting untuk mencapai tujuan.Sebab metode menjadi salah satu
cara untuk menjelaskan berbagai inti yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
Hadits, agar dapat dipahami oleh manusia.salah satu metode yang di
gunakan adalah Metode Amtsal atau perumpamaan.Dari sekian banyak
perumpamaan yang Allah buat di antaranya terdapat pada QS.Ibrahim ayat
24-25, tetang perumpamaan pohon.Penelitian ini mencoba mengungkapkan
perumpamaan sifat pohon dalam pembentukan akhlak mukmin yang susuai
dengan QS.Ibrahim ayat 24-25.
Perumpamaan-perumpamaan
dalam Al-Qur’an dikategorkan kedalam kelompok kisah yang bersifat
kesusastraan murni, sebab perumpamaan merupakan salah satu cara yang
baik untuk menyatakan suatu pikiran dalam bentuk kesusastraan Arab. Oleh
karenanya, dalam pengungkapan suatu pikiran, baik dalam bentuk berita,
perintah, dan larangan maupun dalam bentuk nasehat-nasehat, Al-Qur’an
menempuh berbagai cara dalam mengantar manusia kepada kesempurnaan
kemanusiaannya. Antara lain dengan mengemukakan perumpamaan-perumpamaan.
Perumpamaan
merupakan contoh-contoh hikman bagi yang tidak terjangkau oleh
pendengaran dan penglihatan untuk memberikan hidayah pada jiwa-jiwa
dengan apa yang diketahuinya.
B. Judul Makalah
Dalam
kesempatan kali inipenulis akan membahas tentang “Metode Amtsal” yang
termaktub dalam Qur’an surat Ibrahim ayat 25-26. Menyesuaikan dengan
tugas yang telah penulis terima.
C. Nash Dan Terjemah
1. Nash QS. Ibrahim ayat 24-25
أَلَم تَرَ كَيفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصلُها ثابِتٌ وَفَرعُها فِى السَّماءِ
تُؤتى أُكُلَها كُلَّ حينٍ بِإِذنِ رَبِّها ۗ وَيَضرِبُ اللَّهُ الأَمثالَ لِلنّاسِ لَعَلَّهُم يَتَذَكَّرونَ
Artinya: “Tidakkah
kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya
(menjulang) ke langit.(Pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu
dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia
agar mereka selalu ingat.”(Ibrahim:24-25)
2. Arti Mufrodat
أَلَم تَر = ( tidakkah KamuPerhatikan)memeperhatikan
كَيفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا = (bagaimana Allah telah membuat perumpamaan)
كَلِمَةً طَيِّبَةً = (kalimat yang baik) Yakni kalimat Laa Ilaaha Illallaah
كَشَجَرَةٍ طَيِّبَة = (seperti pohon yang baik) yaitu pohon kurma
أَصلُها ثابِتٌ = (akarnya teguh) menancap dalam di bumi
وَفَرعُها = (dan cabangnya) ranting-rantingnya
فِى السَّماءِ = (menjulang ke langit)
تُؤتى = (pohon itu memberikan) membuahkan
أُكُلَها = (buahnya) buah-buahannya
كُلَّ حينٍ بِإِذنِ رَبِّها = (pada setiap musim dengan seizing Rabb-nya) dengan
kehendak-Nya demikian pula kalimat iman tertanam di dalam kalbu orang
mukmin, sedangkan amalnya naik ke langit, kemudian memperoleh berkah dan
pahala amalannya itu setiap saat.
وَيَضرِبُ = (dibuatkan) dijelaskan
اللَّهُ الأَمثالَ لِلنّاسِ لَعَلَّهُم يَتَذَكَّرونَ = (oleh Allah perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat) mau mengambil pelajaran dari padanya kemudian mereka mau beriman karenanya.
D. Arti Penting
Penggunaan
metode amtsal pada ayat ini tidak hanya mengajarkan manusia agar paham
tentang kalimat baik dan kalimat buruk yang diumpamakan dengan pohon,
tetapi yang paling penting adalah menarik jiwa peserta didik agar
mencintai hal-hal yang baik dan mencontoh sifat-sifat yang ada pada
pohon yang diperumpamakan pada ayat tersebut, serta menjauhi hal-hal
yang buruk dan mempelopori untuk berbuat kebaikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
a. Pengertian Metode Amtsal
Amstal
jamak dari matsal. Matsal dimaknakan dengan keadaan, kisah dan sifat
yang menarik perhatian, menakjubkan, seperti firman Allah swt dalam
surat Ar-ra’du ayat 35 yang artinya: “Yakni kisah surga dan sifatnya
yang menakjubkan yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa…”
Di
dalam ilmu Adab (sastra), matsal diartikan dengan suatu perkataan yang
dihikayatkan dan sudah berkembang yang dimaksudkan dari, menyerupakan
keadaan orang yang dihikayatkan padanya dengan keadaan orang yang matsal
itu dibicarakan.
Dengan
perumpamaan, Allah mengumpamakan perkara maknawi dengan perkara
indrawi, agar kesannya lebih menyentuh jiwa dan lebih sempurna bagi
orang yang berakal. Bagi orang-orang Arab, kata Amtsal atau perumpamaan
adalah gaya pengungkapan perasaan yang biasa digunakan untuk memperjelas
makna-makna yang dikehendaki terpatri kokoh didalam hati para
pendengar. Al-Qur’an penuh dengan kata-kata tersebut. Demikian Sunnah
Nabawiah, serta menggunakan kata-kata tersebut. Sering masalah-masalah
penting disusul dengan perumpamaannya, agar kesannya menyentuh jiwa.
b. Macam-macam amsal (perumpamaan) dalam al-qur’an :
1. Amtsal yang tegas (musharrahah)
Ialah
yang ditegaskan didalam lafadz masal yang menunjukkan kepada
tasbih.Diantara perumpamaan yang Allah berikan terhadap orang-orang
munafik dalam surat Al-Baqarah. Pertama, perumpamaan yang berhubungan
dengan api. Dan yang kedua perumpamaan yang berhubungan dengan air. Dan
Allah membuat dua perumpamaan pula, perumpamaan yang berhubungan dengan
air dan perumpamaan yang berhubungan denga api dalam surat Ar-Ra’du.
2. Amtsal yang tersembunyi (kaminah)
Ialah
yang tidak ditegaskan lafadz tamsil. Tetapi dia menunjuk kepada
beberapa makna yang mempunyai tekanan apabia ia dipindahkan kepada yang
menyerupainya.
3. Amtsal yang terlepas(mursalah)
Ialah kalimat-kalimat yang disebut secara terlepas tanpa ditegaskan lafadz tasbih.Tetapi dapat dipergunakan untuk tasbih.
B. Tafsir QS. Ibrahim Ayat 24-25
1. Tafsir Al-Maraghi
أَلَم تَرَ كَيفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا
Tidaklah
kamu, wahai manusia, mengetahui secara yakin bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan dan meletakannya pada tempat yang tapat.
كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصلُها ثابِتٌ وَفَرعُها فِى السَّماءِ
تُؤتى أُكُلَها كُلَّ حينٍ بِإِذنِ رَبِّها
Sesungguhnya,
Allah yang Maha Kuasa telah membuat perumpamaan bagi kalimat yang baik,
yaitu iman yang tetap didalam kalbu mu’min, yang karena itu amalnya
diangkat ke langit.
Allah
mengumpamakan kalimat yang baik itu dengan pohon yang baik, berbuah,
indah dipandang, harum baunya, tertancap kokoh didalam tanah, yang
karenanya tidak mudah tumbang dan cabang-cabangnya menjulang tinggi ke
udara.Keadaan ini menunjukkan kepada kokohnya pokok, kuatnya akar, dan
jauhnya pohon dari benda-benda busuk yang ada di dalam tanah serta
kotoran bangunan. Maka pohon itu mendatangkan buahnya yang bersih dari
segala kotoran, dan berbuah pada setiap musim dengan perintah serta izin
penciptanya.Jika seluruh sifat tersebut dimiliki oleh pohon ini, maka
akan banyak manusia yang menyukainya.
Allah
ta’ala mengumpamakan kalimat iman dengan sebuh pohon yang akarnya tetap
kokoh di dalam tanah dan cabang-cabangnya menjulang tinggi ke udara,
sedang pohon itu berbuah pda setiap musim.Hal ini disebabkan apabila
hidayah telah bersemayam didalam satu kalbu, seakan sebuah pohon yang
berbuah pada setiap musim, karena buahnya tidak pernah terputus. Setiap
kalbu menerima dari kalbu serupa dan mengambil dengan cepat, lebih cepat
daripada kobaran api pada kayu bakar yang kering, atau aliran listrik
pada logam, atau cahaya.
Kemudian, Allah mengsyaratkan keagungan perumpamaan ini, agar ia menjadi pendorong untuk memikirkan dan mengetahui maksudnya:
وَيَضرِبُ اللَّهُ الأَمثالَ لِلنّاسِ لَعَلَّهُم يَتَذَكَّرون
Pembuatan
perumpamaan akan membantu memahamkan dan mengingatka menusia terhadap
makna perkataan, karena hati lebih mudah di lunakkan dengan
perumpamaan-perumpamaan. Ia dapat mengeluarkan makna dari yang
tersembunyi kepada yang jelas, dan dari yang dapat diketahui dengan
pikiran kepada yang dapat diketahui dengan tabiat.Dengan perumpamaan,
sesuatu yang rasional bisa disesuaikan dengan sesuatu yang indrawi.Maka,
tercapailah pengetahuan yang sempurna tentang sesuatu yang diumpamakan.
Orang-orang
yang berjiwa luhur dan para pemikir besar adalah orang-orang yang
memiliki kalimat yang baik; ilmu mereka memberikan nikmat dan rezeki
kepada umat mereka didunia. Ilmu mereka tetap kokoh didalam hati mereka,
sedang cabang-cabangnya menjalar ke alam-alam tertinggi atau alam
terendah, dan pada setiap masa memberikan buahnya kepada putra-putra
bangsa mereka atau putra bangsa lain. Orang-orang mukmin menggunakannya
sebagai penunjuk jalan. Sungguh perumpamaan mereka seperti pohon kurma
yang tetap tertanam, sedang cabang-cabangnya menjulang tinggi, disamping
ia selalu berbuah dan manusia memakannya dimusim panas atau musin
dingin.
2. Tafsir Ibnu Katsier
Ali
bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan
kalimat yang baik ialah ucapan “lailaha illallah”. Dan bahwa orang
mukmin diumpamakan sebagai pohon yang baik, yang selalu tidak
terputus-putus amalnya, pada waktu pagi, sore, atau malam bahkan pada
tiap saat ada amal sholehnya yang naik keatas. Diriwayatkan oleh Bukhari
dari Ibnu Umar yang bercerita; bahwa Rasulullah pada suatu ketika
bertanya kepada kita yang berada disekelilingnya “beritahulah aku
tentang sebuah pohon yang sifat-sifatnya menyerupai keadaan orang-orang
muslim, yang tidak rontok daun-daunnya pada musim panas maupun musim
dingin dan memberikan (menghasilkan) buahnya tiap waktu seizing
tuhannya”. “itulah pohon kurma”, Rasulullah menjawab sendiri
pertanyaannya.
3. Tafsir Al-Mishbah
Ayat ini mengajak siapa pun yang dapat melihat, yakni merenung dan memperhatikan, dengan masyarakat: tidakkah kamu melihat, yakni memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik?Kalimat itu seperti pohon yang baik, akarnya teguh menghunjam ke bawah sehingga tidak dapat di robohkan oleh angin dan cabangnya tinggi menjulang ke langit, yakni ke atas.Ia memberikan buahnya pada setiap waktu, yakni musim dengan seizin Tuhannya sehingga tidak ada satu kekuatan yang dapat menghalangi pertumbuhan dan hasilnya yang memuaskan. Demikian Allah membuat perumpamaan-perumpamaan, yakni memberi contoh dan permisalan untuk manusia supaya dengan demikian makna-makna abstrak dapat ditangkap melalui hal-hal konkret sehingga mereka selalu ingat.
Sementara
ulama membahas pohon apakah yang dimaksud sebagai perumpamaan kalimat
yang baik itu. Ada yang berpendapat bahwa ia adalah pohon kurma.
Berdasarkan satu riwayat yang menyatakan (Abdullah) putra Umar ra.
Berkata bahwa suatu ketika kami berada di sekeliling Rasul saw. lalu
beliau bersbda: ”Beritahulah aku tentang sebuah pohon yang serupa dengan
orang muslim!” Putra Umar berkata: “Tertintas dalam benakku bahwa pohon
itu adalah pohon kurma, tetapi aku lihat Abu Bakar dan Umar tidak
berbicara, maka aku segan berbicara.” Dan seketika Rasul saw. tidak
mendengar jawaban dari hadirin, beliau bersabda: ”Pohon itu adalah pohon
kurma.” Setelah selesai pertemuan dengan Rasul saw. itu aku berkata
kepada (ayahku) Umar: “ Wahai Ayahku! Demi Allah telah tertintas dalam
benakku bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma.” Beliau berkata:
“Mengapa engkau tidak menyampaikannya?” Aku menjawab: “Aku tidak melihat
seorang pun berbicara, maka aku pun segan berbicara.” Umar ra. berkata:
“Seandainya engkau menyampaikannya maka sungguh itu lebih kusukai dari
ini dan itu” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan lain-lain).
Ulama juga berbeda pendapat tentang apa yang dimaksud dengan kalimat yang baik,
ada yang berpendapat bahwa ia adalah kalimat Tauhid, atau iman, bahkan
ada memahaminya menunjukkepada pribadi seorang mukmin. Iman terhunjam
kedalam hatinya, seperti terhunjamnya akar pohon, cabangnya menjulang ke
atas, yakni amal-amalnya diterima oleh Allah, buahnya, yakni ganjaran
Ilahi pun bertambah setiap saat. Thahit Ibn Asyur memahaminya dalam arti
Al-Qur’an dan petunjuk-petunjuknya.Thabathaba’i memahaminya dalam arti
kepercayaan yang haq.Makna-makna diatas semuanya dapat bertemu. Agaknya secara sigkat kita dapat menyatakan bahwa ia adalah Kalimat Tauhid.
Kalimat
Tauhid adalah pusat yang berkeliling disekitarnya kesatuan-kesatuan
yang tidak boleh dilepaskan dari pusat itu, seperti planet-planet tata
surya yang berkeliling disekitar tata surya. Kesatuan-kesatuan itu
antara lain, kesatuan alam raya, kesatuan dunia dan akhirat, kesatuan
natural dan supra natural, kesatuan ilmu, kesatuan sumber agama-agama
samawi, kesatuan kamanusiaan, kesatuan umat, kesatuan kepribadian
manusia dan lain-lain.
C. Aplikasi dalam kehidupan
Metode
perumpamaan dapat di terapkan sebagai metode dalam
kependidikan.Objek-objek perumpamaan yang nyata dipergunakan untuk
memudahkan memahami konsep berdasarkan perhatian yang diberikan. Dalam
surat Al-Ankabut:41, orang yang menyekutukan Allah (syirik) itu di
umpamakan seperti sarang laba-laba, yang demikian lemah dan tidak
berdaya. An-Nur:35, perumpamaan cahaya Allah di ilustrasikan dengan
perbandingan seperti misykat yang didalamnya ada pelita. Pelita itu
berada didalam gelas kaca. Perumpamaan tersebut dipergunakan untuk
memperlihatkan ayat-ayat Allah dan meniadakan sesembahan kepada makhluk
lain selain Allah yang pantas disembah. Fungsi kedua digunakannya
perumpamaan ini adalah agar orang-orang mukmin melakukan
perbuatan-perbuatan baik, sementara orang-orang kafir senantiasa
melakukan perbuatn-perbuatan keji dan menjijikan.
Penjelasan
konsep-konsep abstrak dengan makna-makna kongkrit diatas memberi
gambaran adanya hubungan akrab dengan konsepsi qur’ani tentang persepsi
manusia, dimana indra-indra manusia itu diberi peran yang menonjol.
Fakta ini mempunyai aplikasi yang langsung dikelas dalam proses belajar
mengajar. Apapun yang ada di lingkungan sekitar akan membantu pemahaman,
konsep-konsep berdasarkan penelitian dan observasi yang amat berguna
bagi proses mengetahui manusia. Abstraksi itu hanya dimungkinkan setelah
pelajaran tersedia dengan data nyata yang dapat dikonseptualisasikan.
D. Aspek Tarbawi
· Allah
akan meneguhkan iman orang-orang yang beriman pada masa hidupnya.
Kemudian Allah jugaakan meneguhkan iman mereka sesudah mati, yaitu
didalam kubur yang merupakan tempat persinggahan pertama di akhirat.
· Mendekatkan makna pada pemahaman.
· Merangsang
kesan dan pesan yang berkaitan dengan makna yang tersirat dalam
perumpamaan tersebut, yang menggugah dan menumbuhkan berbagai perasaan
ketuhanan.
· Mendidik akal supaya berpikir logis dan menggunakan qiyas (silogisme) yang logis dan sehat.
· Perumpamaan
merupakan motif yang menggerakkan perasaan menghidupkan naluri, yang
selanjutnya menggugah kehendak dan mendorong seseorang untuk melakukan
amal yang baik dan menjauhi segala kemungkaran.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Matsal
dimaknakan dengan keadaan, kisah dan sifat yang menarik perhatian,
menakjubkan.Bagi orang-orang Arab, kata Amtsal atau perumpamaan adalah
gaya pengungkapan perasaan yang biasa digunakan untuk memperjelas
makna-makna yang dikehendaki terpatri kokoh didalam hati para pendengar.
Al-Quran
sebagai kitab suci dalam menyampaikan pesan-pesan ilahi menggunakan
Amtsal untuk menggambarkan sesuatu yang abstrak secara konkret, agar
yang abstrak itu mudah dipahami dan berpengaruh bagi jiwa
manusia.Objek-objek perumpamaan yang nyata dipergunakan untuk memudahkan
memahami konsep berdasarkan perhatian yang diberikan.
Macam-macam
amsal (perumpamaan) dalam al-qur’an : Amtsal yang tegas (musyarrahah),
Amtsal yang tersembunyi (kaminah) dan Amtsal yang terlepas (mursalah).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurraman saleh. 1994. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Al-Mahalliy, Imam Jalalud-din dan Imam Jalalud-din As-Suyuthi. 1990. Terjemahan TafsirJalalain Berikut Asbaabun Nuzul. Bandung: Sinar Baru.
Al-Maraghi,Ahmad Musthafa.Tafsir Al-Maraghi juz14.Semarang: Toha Putra.
Ash-Shiddieqy, Teungku M. Hasby. 2010.Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Ulum Al-Qur’an),Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Bahreisy, H. Salim dan H. Said Bahreisy. 1988. Terjmahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 4. Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset.
Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an,Jakarta: Lentera Hati.
PROFIL PENULIS
NAMA : Nafisah Nurul Imaniyah
NAMA ORANG TUA
-BAPAK : Imronnudin
-IBU : Nur Fadhilah
TTL : Pekalongan, 21 April 1996
ALAMAT : Sampih, Wonopringgo, PKL
RIWAYAT PENDIDIKAN
-TK : RA Muslimat Wonorejo
-SD : MIS Wonorejo
-SMP : MTS Gondang Wonopringgo
-SMA : MAS Simbangkulon Buaran
-S1 : IAIN PEKALONGAN (Semester 3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar