“METODE PENDIDIKAN KHUSUS”
METODE KISAH Q.S Al A’raf (176-177)
Indra
Khotibul Imam (2021115369)
Kelas B
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Puji syukur
kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “Metode Pendidikan Khusus”
dengan sub pembahasan “Metode Kisah”. Tak lupa sholawat dan salam
marilah kita limpah curahkan kepada guru besar kita yakni Nabi Muhammad SAW,
tanpa adanya beliau mungkinkah kita terbebas dari zaman kebodohan. Makalah ini
kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi. Ucapan terimakasih
saya sampaikan kepada:
Dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami, orangtua kami yang
selalu memberikan doa dan dukungan dalam menuntut ilmu. Rekan rekan mahasiswa
dan seluruh pihak yang bersedia memberikan partisipasi dalam penyusunan makalah
ini.
Manusia pasti
memiliki kekuragan seperti halnya dalam pembuatan makalah ini pun kami banyak
sekali kekurangan. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari
pembaca guna kemajuan bersama.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
Pekalongan, 19 November 2016.
Penulis,
Indra
Khotibul Imam
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ......... 3
BAB I PENDAHULUAN .
A.
Latar Belakang ........................................................................................ 4
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 4-5
C.
Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Teori QS. Al A’Raf ................................................................................ 6
1.
Pengertian metode kisah ........................................................................... 6
2.
Penjelasan QS Al Ankabut ayat 19 – 20 ........................................... ....... 6
B.
Tafsir QS Al A’raf 176 - 177................................................................... 7-8
C.
Aplikasi QS Al A’raf 176 - 177............................................................... 8
D. Aspek Tarbawi ........................................................................................ 8
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 9
B.
Daftar pustaka......................................................................................... 10
C.
Profil pemakalah .................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Surat Al A’raf adalah surat ke-7 dalam
Al-Qur’an. Surat ini terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surat
makkiyah. Dinamakan surat Al A’raf karena perkataan Al A’raf terdapat dalam
ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada diatas Al
A’raf yaitu tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.
Metode
kisah yaitu teknik yang dilakukan dengan cara bercerita, mengungkapkan
peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengandung ibrah (nilai moral, sosial, dan
rohani) bagi seluruh umat manusia disegala tempat dan zaman baik mengenai kisah
yang bersifat kebaikan maupun kisah kedzoliman yang berakibat buruk dimasa
lalu. Teknik ini sangat efektif sekali, terutama untuk materi sejarah, dan
terlebih lagi sasarannya untuk peserta didik yang masih dalam perkembangan
fantasi. Dengan mendengarkan suatu kisah kepekaan jiwa dan perasaan peserta
didik dapat tergugah, meniru figur yang baik yang berguna bagi perkembangan
hidupnya, dan membenci terhadap tokoh antagonis atau dzolim. Jadi dengan memberikan
stimulasi kepada peserta didik dengan cerita itu, secara otomatis mendorong
peserta didik untuk berbuat kebajikan dan dapat membentuk akhlak mulia serta
membina rohani.
Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW dan merupakan kalamullah yang mutlak kebenarannya,
berlaku sepanjang zaman dan mengandung ajaran dan petunjuk tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan kehidupan manusia di dunia maupun diakhirat kelak. Ajaran
dan petunjuk tersebut amat dibutuhkan oleh manusia dalam mengarungi kehidupan.
Namun
demikian Al-qur’an bukanlah kitab suci yang siap pakai dalam arti berbagai
konsep yang dikemukakan Al-Qur’an tersebut, tidak langsung dapat dihubungkan
dengan berbagai masalah yang dihadapi manusia. Ajaran Al-Qur’an tampil dalam sifatnya
yang global, ringkas dan general sehingga untuk dapat memahami ajaran Al-Qur’an
tentang berbagai masalah tersebut, mau tidak mau seseorang harus melalui jalur
tafsir yang sebagaimana dikemukakan oleh para ulama.
Dalam al-Qur’an dan hadist dapat di temukan berbagai metode
pendidikan yang sangat menyentuh perasaan, mendidik jiwa, dan membangkitkat
semangat, juga mampu menggugah puluhan ribu muslimin untuk membuka hati umat
manusia menerima tuntunan Allah. Dalam hal ini salah satunya metode dakwah yang
merupakan metode pendidikan yang berfungsi untuk mengajak dan membawa umatnya
kejalan Allah dan untuk mendapat keridhoannya. Untuk itu disini akan
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian diatas, penulis merumuskan tujuan penulisan makalah ini dengan tujuan
antara lain:
1. Apa teori yang dibahas dalam surat
Al A’raf ayat 176 dan 177?
2. Bagaimana penjelasan surat Al
A’raf ayat 176 dan 177?
3. Apa yang dapat kita pelajari dalam surat Al A’raf ayat 176 dan 177 dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa yang dapat kita pelajari dalam surat Al A’raf ayat 176 dan 177 dalam kehidupan sehari-hari?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
pembahasan yang terdapat dalam Q.S Al A’raf ayat 176 dan 177.
2.
Mengetahui
tafsir Q.S Al A’raf ayat 176 dan 177.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Metode kisah
yaitu teknik yang dilakukan dengan cara bercerita, mengungkapkan
peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengandung ibrah (nilai moral, sosial, dan
rohani) bagi seluruh umat manusia disegala tempat dan zaman baik mengenai kisah
yang bersifat kebaikan maupun kisah kedzoliman yang berakibat buruk dimasa
lalu. Teknik ini sangat efektif sekali, terutama untuk materi sejarah, dan
terlebih lagi sasarannya untuk peserta didik yang masih dalam perkembangan
fantasi. Dengan mendengarkan suatu kisah kepekaan jiwa dan perasaan peserta
didik dapat tergugah, meniru figur yang baik yang berguna bagi perkembangan hidupnya,
dan membenci terhadap tokoh antagonis atau dzolim. Jadi dengan memberikan
stimulasi kepada peserta didik dengan cerita itu, secara otomatis mendorong
peserta didik untuk berbuat kebajikan dan dapat membentuk akhlak mulia serta
membina rohani. [1]
Sebagian besar
isi Al-Qur’an, muatannya sejarah. Filosofi mempelajari sejarah ialah untuk
menjadikan kisah sejarah yang ada itu untuk menjadi i’tibar atau ibrah. Didalam
kisah sejarah selalu muncul dua peristiwa yaitu baik dan buruk begitu juga
muncul tokoh baik dan juga buruk. Karena kebaikan selalu mendatangkan
kemasalahatan, sedangkan kejahatan mendatangkan kehancuran. Maka sejarah dapat
dijadikan pembelajaran untuk mencontoh yang baik dan menjauhi yang jahat. [2]
B.
Penjelasan Q.S Al A’Raaf ayat 176-177
وَلَوْ
شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ
هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ
عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا
بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya:
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami
tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia
dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing
jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu
agar mereka berpikir.”
سَاءَ مَثَلا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا
وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ
Artinya:
Artinya:
“Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.”
Penjelasan suat al araf 176-177:
Surat tersebut
menjelaskan tentang siapapun yang melepaskan diri dari pengetahuannya artinya
seseorang yang mempunyai wawasan atau pengetahuan tetapi tidak digunakan atau
di manfaatkan dengan baik, melainkan hanya mengejar sesuatu yang mengarah
kepada dunia saja.
Dan amat
buruklah perumpamaan orang orang yang mendustakan ayat ayat kamikarena mereka
mengabaikan tuntunan pengetahuannya bahkan berbuat dzalim dan terhadap diri
mereka sendirilah bukan terhadap orang lain mereka terus menerus berbuat
dzalim.
Kedua ayat
tersebut di atas memberikan perumpamaan tentang siapapun yang sedemikian dalam
pengetahuannya, sampai sampai pengetahuan itu melekat pada dirinya, seperti
melekatnya kulit pada daging. Namun ia menguliti dirinya sendiri , dengan
melepaskan tuntutan pengetahuannya. Ia di ibaratkan seekor anjing yang terengah
engah sambil menjulurkan lidahnya.[3]
C.
Tafsir
a.
Al-Maraghi
Kalau kami
menghendaki agar orang itu kami angkat dengan ayat-ayat kami tersebut dan
dengan mengamalkannya kepada derajat derajat kesempurnaan dan pengetahuan, bisa
aja itu kami lakukan.yaitu, kami buat petunjuk itu jadi wataknya benar-benar,
dan kami membuat dia mesti mengamalkannya, baik dengan suka hati maupun
terpaksa.karna bagi kami itu pun tidak sukar. Hanya saja itu bertentangan
dengan sunnah kami. akan tetapi orang itu cenderung dan lebih condong terhadap
dunia yang tidak akan ada puas puasnya akhirnya, hilanglah perhatiannya sama
sekali untuk memikirkan ayat ayat kami yang telah kami berikan kepadanya. [4]
b.
Al-Mishbah
Allah
menyatakan bahwa, dan sekiranya kami menghendaki, pasti kami menyucikan jiwanya
dan meninggikan derajatnya dengannya, yakni melalui pengamalan terhadap ayat
ayat, bukan hanya menuruti hawa nafsu duniawi saja, terjebak dalam gemerlapnya
duniawi yang di perumpamakan seperti anjing yang selalu menjulurkan lidahnya,
saat dihalau atau di biarkan dia tetap saja menjulurkan lidahnya. Seperti
melekatnya kulit pada daging. Namun iya menguliti dirinya sendiri, dalam artian
melepaskan tuntunan pengetahuannya. Seharusnya pengetahuan tersebut membentengi
dirinya dari perbuatan buruk yang menjerumuskannya terus untuk mengejar
kebahagian duniawi, karena yang demikian telah menjadi sifat bawaan anjing
tersebut.[5]
D.
Aplikasi dalam kehidupan
Penerepan dalam kehidupan sehari-hari mengenai surat al-araf
176-177 ini ialah hendaknya kita sebagai manusia, makhluk ciptaan Allah yang
sempurna dan mempunyai akal, harus tersadar akan kepentingan pengetahuan,
menggunakan dan mengamalkan pengetahuan yang kita miliki di jalan yang benar,
pengetahuan yang kita miliki harus dapat membentengi dari segala hal yang
buruk, menjadikan pengetahuan yang kita punya untuk kepentingan akhirat agar
dapat bermanfaat kelak di kehidupan kita nanti, bukan malah menjerumuskan kita
di germerlapnya dunia.
E.
Aspek Tarbawi
1. Sebagai makhluk Allah yang paling sempurna hendaknya kita dapaat
memanfaatkan pengetahuan kita untuk hal yang baik dan bermanfaat.
2.menggunakan pengetahuan yang kita punya hanya karna ridho Allah, bukan menuruti nafsu duniawi.
2.menggunakan pengetahuan yang kita punya hanya karna ridho Allah, bukan menuruti nafsu duniawi.
3.selalu menyampaikan atau bercerita hal-hal yang baik kepada
sesama serta memutuskan cerita cerita yang buruk agar tidak menjadi gosip dan
fitnah
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari surat al araf ayat 176-177 bahwa Allah menyuruh
kita untuk selalu menggunakan pengetahuan kita untuk hal yang baik dan bermanfaat,
bukan untuk di gunakan lantaran menuruti
nafsu akan kehausan duniawi,dan kita sebagai makhluk yang berakal dan
berpengetahuan, di tuntun untuk menyampaikan pengetahuan yang baik kepada
sesama, bukan untuk mentiadakannya atau menyalahgunakannya
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
Abdul Mujib M.Ag. 2006. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media
Prof
Dr. Haidar Putra Daulay M.A. 2014. Pendidikan Islam Dalam Prespektif Filsafat,
Jakarta: Kencana
M. Quraish Shihab.2006. Tafsir Al-Misbah Jakarta: Lentera Hati
Ahmad Musthofa Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi
Ahmad Musthofa Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi
PROFIL PEMAKALAH
Nama : Indra Khotibul Imam
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Februari 1997
Alamat : Jalan Tanjung Ciracar Jakarta Timur
Riwayat Pendidikan : TK Ar-Rahma, SD 10 NEGRI Ciracas Jakarta
Timur, SMP 174 Negri Susukan Jakarta Timur, SMK Tunas Medika Setu Cipayung
Jakarta Timur
[1] Dr.
Abdul Mujib M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2006), hlm.192-193
[2] Prof Dr.
Haidar Putra Daulay M.A, Pendidikan Islam Dalam Prespektif Filsafat, (Jakarta:
Kencana, 2014) hlm.126
[3] M.
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta, Lentera Hati, 2006) hlm.310-311
[4] Ahmad
Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, hlm.199
[5] Ibid M.
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta, Lentera Hati, 2006) hlm.310-311
Tidak ada komentar:
Posting Komentar