KEDUDUKAN ORANG TUA
“BERBAKTI TERUTAMA KEPADA IBU” QS.AL-AHQAF : 15-16
MILATURROKHMAH (2021115070)
Kelas C
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT , karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak hambatan
dalam proses pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis sampaikan
terimakasih kepada Bpk. Muhammad Hufron , M.SI, selaku dosen pembimbing yang
telah mengajar penulis. Penulis berharap makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Tafsir
Tarbawi II dengan baik. Dan juga dapat memberikan hal yang berguna bagi yang
membacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kata kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Semoga bermanfaat dan terima
kasih.
Pekalongan ,12 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
PRAKATA..................................................................................................... ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B.
Rumusan Makalah............................................................................. 1
C.
Nash dan Terjemah Qs.Al-Ahqaf : 15-16.......................................... 1
D.
Arti Penting dikaji............................................................................ 3
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Teori................................................................................................... 4
B.
Penafsiran Qs. Al-Ahqaf; 15-16........................................................ 5
C.
Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari............................................... 8
D.
Aspek tarbawi.................................................................................... 8
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................ 9
B.
Saran .................................................................................................. 9
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... 10
BIODATA
PENULIS................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Fenomena anak durhaka yang mulai viral
akhir-akhir ini membuat banyak kalangan khususnya penulis sendiri geram bukan
main. Bagaimana bisa seorang anak berlaku demikian kasarnya bahkan kejam
terhadap kedua orang tuanya atau bahkan ibunya, sedang beliau adalah sesosok
wanita yang telah bersusah payah berjuang mulai dari mengandung, melahirkan,
sampai membesarkan dan mendidik tanpa meminta sepeserpun bayaran balasan bahkan
taruhan adalah nyawa. Bahkan segepok uangpun tiak akan mampu membayar jasa-jasa
kedua orang tua kita terutama ibu. Dengan demikian, berbakti adalah salah satu
cara yang paling mujarab untuk membalas jasa-jasa kedua orang tua kita terutama
ibu. Karena begitu pentingnya berbaki kepada orang tua terutama ibu ,maka
penulis akan menguraikan makalah ini dengan judul “Berbakti Terutama Kepada
Ibu”.
B.
Judul Makalah
Sesuai yang sudah ditugaskan oleh Bpk
Muhammad Hufron ,M.SI selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II memberikan
judul “Kedudukan Orang Tua”. Adapun kajian yang dibahas didalam makalah ini
mengenai “Berbakti Terutama Kepada Ibu”, sebagaimana tercantum dalam
QS.Al-Ahqaf : 15-16
C.
Nash dan Terjemah QS Al-Ahqaf : 15-16
Qs. Al-ahqaf : 15
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ
وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ
أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ
عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي
فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya
:
“Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tuga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan
umurnya empat puluh tahun ia berdoa : “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadak dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang sholeh yang Engkau ridai ; berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri.”
Qs.
Al-Ahqaf :16
أُولَئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا
وَنَتَجاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ وَعْدَ الصِّدْقِ
الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ
Artinya :
“Mereka itulah orang-orang yang kami
terimah dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni
ksalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang
benar yang telah dijanjikan kepada mereka.”
D.
Arti Penting yang Dikaji
Yang namanya orang tua adalah dua insan
yang keberadannya wajib untuk dihormati, bagaimanapun
dan apapun keadaanya kedua orang tua. Dari paparan nash serta terjemah diatas
dapat disimpulkan ,mengapa tema ini penting untuk kita kaji. Karena, didalamnya
mengandung peritah Allah SWT kepada para anak untuk senantiasa berbuat bagi
kepada orang tuanya terutama kepada ibu, karena bagaimanapun ibu adalah sosok
wanita yang telah berjuang bahkan mempetaruhkan nyawanya demi anaknya.
Sesungguhnya amal yang paling utama adalah berbakti kepada kedua orang tua
terutama terhadap ibu , dan adapun dosa terbesar adalah mendurhakainya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Dalam
Islam tidak saja ditekankan harus menghormati kedua orang tua saja, akan tetapi
ada akhlak yang mengharuskan orang yang lebih muda untuk menghargai orang yang
lebih tua usianya dan yang tua harus menyayangi yang muda, seorang ulama dalam
bukunya juga menjelaskan hal yang serupa. Dalam segala kegiatan umat Islam
diharuskan untuk mendahulukan orang-orang yang lebih tua usianya, penjelasan
ini berdasarkan perintah dari Malaikat Jibril, karena dikatakan bahwa menghormati
orang yang lebih tua termasuk salah satu mengagungkan Allah.[1]
Bakti
atau berbuat baik kepada kedua orang tua adalah bersikap sopan santun kepada
keduanya dalam ucapan maupun perbuatan sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat,
sehingga mereka merasa senang terhadap anak. Termasuk dalam makna bakti adalah
mencukupi kebutuhan-kebutuhan mereka yang sah dan wajar sesuai kemampuan anak.[2]
Dalam islam, birrul walidain (berbakti
kepada kedua orang tua) adalah wajib hukumnya, lebih dari sekedar berbuat ihsan (baik)kepada keduanya. Namun memiliki
nilai-nilai tambah yang semakin ‘’melejit’’ makna kebaikan tersebut, sehingga
menjadi sebuah ‘’bakti’’. Bakti itu sendiripun bukanlah balasan yang setara
yang dapat mengimbangi kebaikan kedua orang tua, namun setidaknya sudah dapat
menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur[3].
Posisi
ibu dalam birrul walidain menempati posisi yang tinggi dibandingkan ayah, bukan
maksud merendahkan namun apabila dilogika memang sangat wajar, karena ibu
merupakan sosok yang mengandung anak sampai 9 bulan lamanya, menyusui hampir 2
tahun penuh, mengasuh serta merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.
B.
Penafsiran Qs. Al-Ahqaf :15-16
1.
Tafsir Al-Maragi
Ada sebuah riwayat yang
mengatakan bahwa ayat ini turun mengenai Abu Bakar. Arena kedua ibu bapaknya
masuk islam, hal mana tidak dialami oleh seorang sahabatpun diantara para
sahabat nabi. Kemudian Allah menyebutkan pula sebab dari wasiat tersebut, dan
membicarakan secara khusus tentang ibu. karena ibulah yang paling lemah
kondisiya dan lebih patut mendapatkan perhatian. Sedang keutamaannya lebih
besar. Sebagaimana dinyatakan pada hadishadis shahih. Dan oleh karena itu,ibu
memperoleh 2/3 kebaktian. Sesungguhnya ibu itu ketika mengandung anaknya
mengalami susah payah berupa mengidam, kekacauan pikiran maupun beban yang
berat dan lain sebagainya, yang biasa dialami oleh orang-orang hamil. Dan
ketika melahirkan juga mengalami susah paya berupa rasa sakit menjelang
kelahiran anak maupun ketika kelahiran itu berlangsung. Semua itu menyebabkan
ia berhak mendapat kemuliaan. Kemudian Allah SWT juga menerangkan lemahnya
mengandung sampai dengan menyapih. Ayat ini juga mrupakan isyarat bahwa masa
mengandung yang paling pendek adalah 6 bulan. Karena masa menyusui yang paling
panjang adalah dua tahun penuh[4].
2.
Tafsir Al-Misbah
Tafsir ayat ini berpesan
bahwa agar siapapun manusia itu selama benar-benar manusia agar taat kepada
Kami sepanjang hidup mereka dan Kami telah mewasiatkan yakni memerintahkan dan
berpesan kepada manusia itu juga dengan wasiat yang baik yaitu agar berbuat
baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya siapapun dan apapun agama
kepercayaan atau sikap dan kelakuan orang tuanya.
Ayat diatas tidak
menyifati kata insan/manusia dengan satu
sifatpun, demikian juga al-walidain/kedua orang tua. Dalam ayat
tersebut mengisyaratkan bahwa kemanusiaan manusia mengharuskan berbakti kepada
kedua orang tua dan bahwa berbakti tersebut harus ditunjukan
kepada kedu orang tua dalam kedudukannya
sebagai ibu-bapak betapapun keadaan mereka. Itu sebabnya Al-Qur’an mewasiatkan
untuk berbuat kepada keduanya-paling tidak dalam kehidupan dunia ini-walaupun
mereka kafir (baca QS.Luqman[31] : 15).[5]
Ayat diatas juga
menunjukan betapa pentingnya ibu kandung untuk memerikan perhatian yang cukup
terhadap anak-anaknya, khususnya pada masa-masa pertumbuhan dan perkembangan
jiwanya. Sikap kejiwaan seorang dewasa banyak sekali ditentukan oleh perlakuan
yang dialami pada sat anak-anak, karena itu tidaklah tepat membiarkan mereka
hidup terlepas dari ibu bapak kandungnya.
Kemudian pada ayat ke-16
mengisyaratkan bahwa taubat dan penyerahan diri kepada Allah SWT secara
sempurna sehingga seorang yang tidak menghendaki kecuali apa yang
dikehendaki-Nya, mengantar yang bersangkutan memperoleh ilham dan kekuatan
untuk melaksanakan tuntunan Ilahi dan menjadikannya terpilih dalam kelompok
orang-orang pilihan Allah yang megikhlaskan diri kepada-Nya.
Ibn ‘Asyur menilai bahwa
ayat diatas bersifat umum,mencakup semua muslim, semua wajar dipesan tentang
kewajiban berbakti kepada kedua orang tua dan medoakan mereka selama mereka
orang-orang beriman.
3. Tafsir Al-Azhar
“dan
kami wasiatkan kepada manusia supaya dengan kedua ibu-bapaknya hendaknya
berbuat baik”.(pangkal ayat 15).
Inilah wasiat, atau perintah utama Allah SWT kepada manusia, sesudah
perintah-perintah percaya kepada Allah, kalau manusia hendak menegakkan budi baik
dalam dunia ini, maka perintah kedua sesudah perintah berbakti kepada kedua
orang tua adalah menghormati kedua orang tua, ayah-bunda, ibu-bapak.[6]
Ini
diperingatkan oleh Allah terlebih dahulu kepada insan berbudi; diperingatkan
kepadanya tentang kesusahpayahan ibu mengandung dan kesusahpayahannya ibu
melahirkan. Seseorang ibu menderita karena mengandung, karena melahirkan, namun
kesusah-payahannya menambah erat cintanya.
Dalam
ayat yang tengah kita kaji ini, ditonjolkan pengorbanan ibu. Pengorbanan yang
benar-benar pengorbanan, yang tidak dapat dibalas dan tidak dapat dibayar
walaupun dengan uang berjuta. Allah Maha Kuasa sajalah, Allah yang bersifat
Rahman dan Rahim yang mencurahkan sifat Rahman dan Rahimnya pula dalam hati
seorang ibu. Setelah memahami penderitaan ibu maka akan muncul dalam benak kita
apakah yang dapat diberikan oleh seorang anak sebagai balasannya ? sebagai
ucapan terima kasih atas jasa ibu ?
Pada
ayat selanjutnya Allah memberikan pengharapan. Alangkah sempitnya hidup apabila
tidak diberi pengharapan. “Itulah orang-orang yang Kami kabulkan dari
mereka, yang amat baik dari apa yang mereka kerjakan”.(pangkal ayat 16).
Dalam ayat ini Allah menunjukan bahwa Dia adalah Maha Besar. Dia bersabda bahwa
permohonan yang tulus ikhlas itu dikabulkan, berkat amalan baik yang pernah
mereka kerjakan.
Dengan
ayat ini diberilah manusia pengharapan atau rajaa’ yang tegas dan tidak
berliku-liku. Yaitu hiduplah dan beramallah, dan tujulah yang baik. Maka
apabila ditinjau dan direnungkan dari ayat 15 diatas jelaslah bagaimana manusia
meneruskan warisan budi dari orang tuanya, menerima pusaka dari laku yang baik.
Anak menerima dari ayah, dan meneruskan lagi kepada anak cucunya. Disuruh orang
berbuat baik, melakukan jasa kepada kedua orang ibu-bapak, sehingga ibu-bapak
itu merasa bahagia karena anak-anaknya.[7]
C.
Aplikasi Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan ulasan beberapa macam tafsir
diatas, maka dapat diambil beberapa hikmah yang dapat diaplikasi kan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1.
Menghormati orang-orang yang lebih tua dari kita.
2.
Mematuhi perintah kedua orang tua.
3.
Menjaga lisan dan menjaga perbuatan agar tdak menyakiti hati serta
mengecewakan kedua orang tua.
4.
Menjaga nama baik keluarga.
5.
Saling tolong
menolong terhadap keluarga.
D.
Aspek Tarbawi
Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai
tafsir Qs.Al-Ahqaf : 15-16, maka hikmah pendidikan yang dapat diambil,antara
lain :
1.
Pendidik adalah orang tua ke-2 bagi anak didiknya, oleh karena itu
pendidik harus senantiasa mengayomi anak-anak didiknya.
2.
Sebagai anak didik, menghormati dan patuh terhadap guru adalah
kewajiban.
3.
Tidak berbuat buruk apalagi berkata yang buruk.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian makalah diatas, maka kesimpulan
yang dapat diambil antara lain :
1.
Birrul
Walidain
(berbakti kepada kedua orang tua) adalah wajib hukumnya.
2.
Bakti atau berbuat baik kepada kedua orang tua adalah bersikap
sopan santun kepada keduanya dalam ucapan maupun
perbuatan.
3.
Berdasarkan ayat diatas derajat kemulian kedua orang
tua terutama ibulah yang paling tingi.
B.
Saran
Penulis
menyadari betul bahwa dalam menyusun makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, baik dari penyusunan materi maupun tata bahas. Maka penulis memohon
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca khususnya dosen
pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II agar penulis dapat menjadi pribadi yang
lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maragi ,Ahmad Mustofa. 1074. Tafsir
Al-Maragi. Semarang:Karya Toha
Putra
Semarang .
Gunawan,Heri . 2014 . Keajaiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA .
Hamka,
1982, Al-Azhar, Surabaya; Yayasan Nurul Islam.
Shihab
, M.Quraish . 2002 . TAFSIR AL-MISBAH . Jakarta ; Lentera Hati .
BIODATA PENULIS
Nama : MILATURROKHMAH
Tempat :
Pemalang
Tanggal Lahir : 02
Sepetember 1996
Alamat :
Ds. Samong Kec.Ulujami Kab.Pemalang
Riwayat Pendidikan :
a.
SD Negeri 02 Samong
b.
SMPN 1 Ulujami
c.
MAN 2 Pekalongan
d.
Sedang menempuh S1 Pendidikan Agama Islam di IAIN Pekalongan.
[2] M.Quraish
Shihab , TAFSIR AL-MISBAH (Jakarta : Lentera Hati , 2002) hlm.88
[3] Heri Gunawan ,
Keajaiban Berbakti Kepada Kedua Orang Tua (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA ,
2014) hlm.2
[4] Ahmad Mustofa
Al-Maragi , Tafsir Al-Maragi ( Semarang : Karya Toha Putra Semarang ,1974) hlm
,29-32
[5] M.Quraish
Shihab,Op Cit . hlm 86-88
[7] Hamka,
Al-Azhar, ( Surabaya; Yayasan Nurul Islam, 1982) hlm.36-45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar