IMPERIALISME BARAT TERHADAP DUNIA
ISLAM
(1492-SEKARANG)
1. Putri Sohibul Bahri (2014116086)
2. Falsafah
(2014116085)
FAKULTAS
SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
JURUSAN
HUKUM EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah Sejarah Peradaban Islam yang berjudul “IMPERIALISME BARAT TERHADAP
DUNIA ISLAM
(1492 – SEKARANG)”
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, juga agar pembaca dapat
mengetahui dan menjelaskan mengenai Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam
sejak tahun 1492 dan pengaruhnya sampai sekarang.
Penulis berharap informasi yang ada dalam
makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta mendukung penyelesaian
makalah ini. Penulis menyadari pada makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum
Wr Wb
Pekalongan,
April 2017
Kelompok Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 4
B. Rumusan
Masalah............................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan............................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kemajuan Dunia Barat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi ... 5
B. Kebangkitan
Eropa............................................................................ 6
C Imperialisme
Barat Di Dunia Islam................................................... 7
D. Kemunduran Kerajaan Utsmani Dan Ekspansi Barat
Ke Negari-Negari
Islam.................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kemajuann yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat
memiliki hubungan yang
erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam, baik ketika Islam mencapai
puncak kemajuannya di Eropa ataupun kemajuan yang dicapai dunia islam Baghdad.
Bangsa Barat banyak berutang budi kepada para ilmuan muslim yang telah berhasil
mengembangkan imu pengetahuan dan teknologi.
Sejarah merupakan potret wajah umat
Islam. Dalam mempelajari bagian positif, kita dapat meniru dan mengambil contoh
dari hal baik tersebut seperti mengembangkan ilmu pengetahuan, berfikir maju
dan semangat pantang menyerah. Sedangkan dalam hal negatif kita bisa mengetahui
dan mencari jalan keluar terhadap suatu permasalahan sehingga tidak jatuh pada
kesalahan yang sama dimasa lalu.
Kaitannya dengan Imperialisme Barat
terhadap Dunia Islam, dalam makalah ini akan memaparkan beberapa poin penting
yang akan memperjelas pengetahuan kita, mulai dari kemajuan dunia Barat,
kebangkitan Eropa, imperialisme Barat di dunia Islam, hingga kemunduran
kerajaan Usmani dan ekspansi Barat ke negeri-negeri Islam.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Kemajuan
dunia Barat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Kebangkitan
Eropa
3. Imperialisme
Barat Di Dunia Islam
4. Kemunduran
kerajaan Utsmani dan Ekspansi Barat ke Negari-negari islam
C.
TUJUAN
MASALAH
1. Mengetahui
kemajuan dunia Barat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Mengetahui
kebangkitan Eropa
3. Mengetahui
Imperialisme Barat di dunia Islam
4. Mengetahui
kemunduran kerajaan Utsmani dan ekspansi Barat ke Negari-negari islam
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kemajuan
Dunia Barat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Kemajuann yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada
periode ini sebenarnya memiliki kolerasi yang erat dengan perkembangan
peradaban dunia Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa
ataupun kemajuan yang dicapai dunia islam Baghdad. Bangsa Barat banyak berutang
budi kepada para ilmuan muslim yang telah berhasil mengembangkan imu
pengetahuan dan teknologi.
Spanyol (Andalusia ) merupakan tempat paling utama bagi
bangsa Barat dalam menyerap peradaban islam, baik dalam bentuk hubungan politik,
sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar bangsa. Bangsa Barat
menyaksikan realitas bahwa ketika Andalusia berada dibawah kekuasaan umat
Islam, negeri ini telah terlalu jauh meninggalkan Negara-negara tetangganya di
Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping perkembangan dan
kemajuan bangunan fisik.
Dalam hal ini pemikiran Ibnu Rusyd atau Averros (1120-1198
M) sangat berpengaruh didunia Eropa. Pemikiran ini berhasil melepaskan belenggu
pemikiran taklid, dan mengkritk semua bentuk yang tidakrasional. Di antara ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam islam yang snagat banyak dipelajari oleh
ilmuwan Barat adalah ilmu kedokteran, ilmu sejarah dan ilmu-ilmu lainnya.
Disamping ilmu-ilmu tersebut terdapat ilmu-ilmu lain yang
banyak berpegaruh terhadap perkembangan dan kemajuan abngsa Barat, diantaranya
ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tamabang (mneralog), metorogi, dan sebagainya.
Dari kerja keras dan tingginya kreativitas bangsa Barat
dalam mempelajari ilmu pengetahuan yag telah dihasilkan oleh umat Islam
menyebabka bangsa Barat menemukan maasa kemajuan dan kejayaan.
Setelah bangsa Barat menemukan masa-masa kejayaanya dengan
ditemukaanya berbagai kemajuan dalam sains dan teknologi, mereka ingin
mengadakan ekspedisi keberbagai Negara diluar Eropa. Mereka ingin membuktikan
pendapat Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bumi ini bulat, yang berarti
bahwa jika terus menyusuri jalan ke barat, maka akan sampai ditempat semula.
Oleh karena itu, banyak bangsa Eropa berlomba mencari wilayah baru, seperti Spanyol,
Portugis, Inggris Belanda Perancis dan sebagainya.tujuan mereka tidak hanya
untuk membuktikan kebenaran teori itu, ttpi juga ada sebagia mereka yang
bertujuan mengambil alih kekuatan ekonomi umat Islam yang saat itu menguasai
system perekonomian dunia.
Diawal periode modern, ondisi dunia Islam secara
poliis berada dibawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad
ke-20 M dunia Islam muai bangkit melepaskan negerinya dari imperialism Barat.
Pada abad 20 M ini merupakan peiode kebangkitan islam, setelah mengalami
kemunduran pada periode pertengahan. Periode ini mulai bermunculan pemikiran
modernisasi dalam Islam. Gerakan modernisasi tersebut paling tidak muncul
karena dua hal berikut. Pertama, timbulnya kesadaran dikalangan ulama bahwa banyak
ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. Ajaran ajaran itu
bertentangan dengan semangat ajaran islam yang sebenarnya, seperti bid’ah,
khurafat, dan takhayul.
Ajaran-ajaran inilah menurut mereka, yang membawa Islam
menjadi munur. Oleh karena itu, mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari
ajaran atau paham seperti itu. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi.
Kedua, pada periode ini Barat mendominasi dunia dibidang politik dan peradaban,
persentuhan dengan Barat menyadaran tokoh-tokoh Islam ketinggalan mereka. Oleh
karena itu, mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah-maslah
politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power.
Ketika tiga kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran
pada abad ke-18 M, Eropa Barat mengalami kemajuan dengan pesat. Kerajaan Safawi
hancur di awal abad ke-18 M, dan Kerajaan Mughal (mongol) hancur pada awal
paruh kedua abad ke-19 M di tangan inggiris yang kemudian mengambil alih
kekuasaan da anak benua India. Adapun kekuatan Islam terakhir yang masih
disegani oleh lawan adalah kerajaan Usmani di Turki.akan tetapi, yang terakhir
inipun terus mengalami kemunduran demi kemunduran, sehingga Turki Usmani
dijuluki sebagai The Sick Man of Europe, orang sakit dari Eropa. Kelemahan
kerajaan-kerajaan Islam itu menyebabkan Eropa dapat menguasai dan menjajah
negeri-negeri Islam dengan mudah. Satu demi satu negeri-negeri Islam dapat
ditundukkan dan kemudian dijajah oleh bangsa Barat. [1]
B.
Kebangkitan
Eropa
Bangsa-bangsa
Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat pada awal kebangkitannya.
Dihadapan mereka masih terdapat kekuatan angkatan perang Islam yang sulit
dikalahan, terutama kerajaan Ustmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan
lain mereka harus menembus jalan yang sebelumnya hanya dipandang sebagai
dinding yang membatasi gerak mereka.
L. Stoddard
dalam The New World of Islam menggambarkan situasi kebangkitan Eropa
dengan kata-kata demikian “dengan sekejap dinding laut itu berubah menjadi
jalan raya, dan Eropa yang terpojok menjadi yang dipertuan dilaut dan dunia”
terjadilah perputaran nasib yang sangat hebat dalam sejarah seluruh umat
muslim.
Dalam bidang
perekonomian bangsa-bangsa Eropa semakin maju karena daerah-daerah baru terbuka
baginya mereka dapat memperoleh kekayaan yang tidak terhingga untuk
kesejahteraan negerinya.[2]
Dengan didukung oleh pertumbuhan produksi pabrik
daam skala, dan perubahan yang besar serta dengan metode komunikasi ditandai
dengan ditemukannya kapal uap, kereta api, dan telegrap, Eropa telah siap untuk
melakukan Ekspansi perdagangan. Kesemuanya ini diiringi dengan peningkatan
kekuatan angkatan bersenjata dari negara-negara besar Eropa.[3]
Negeri-negeri
Islam yang jatuh pertama kali dibawah kekuasaan Eropa adalah negeri yang jauh
dari pusat kekuasaan Kerajaan Usmani (Islam di Asia Tenggara dan Anak Benua
India) karena kerajaan ini meskipun mengalami kemunduran, ia masih disegani dan
dipandang cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa waktu itu.[4]
C.
Imperialisme
Barat Di Dunia Islam
Kelemahan dan kemunduran dunia islam di manfaatkan oleh
bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah Negara-negara
islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang ke Negara-negara
islam adalahmotivasi ekonomi, politik, dan agama. Hal tersebut dapat terlihat
dari cara-cara mereka datang untuk pertama kali ke Negara-negara islam. Mereka
datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari rempah-rempah di Timur.
Pada saat yang sama, dunia islam sedang terus di landa
kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang, sehingga Negara-negara islam
tidak mampu bersaing dengan bangsa Barat yang di dukung oleh kekuatan politik
militer yang tangguh. Saat itulah dunia islam berada dalam kekuasaan kaum
imperialisme Barat.
Setelah bangsa-bangsa Barat menguasai ekonomu dan politik
Negara-negara islam, terdapat Negara Barat yang menjajah dunia slam yang
melakukan penyebaran agama Kristen melalui missionaries atau zending.
Penjajahan bangsa barat yang di pelopori oleh bangsa sepanyol dan portugis
mempunyai tujuan yang hampir sama, yaitu di samping mencari daerah penanaman
modal asingnya, mereka juga berusaha untuk menyebarkan agama Kristen di Wilayah
jajahannya. Walaupun usahanya tidak segencar yang di lakukan oleh spanyol dan
portugis yang bersemboyan: Gold yaitu semangat untuk mencari keuntungan besar
(emas), glory yaitu: semangat menyebarkan agama Kristen di Masyarakat yang
terjajah.
Dengan demikian motivasi bangsa-bangsa Barat dalam menjajah
Negara-negara islam selain motivasi ekonomidan politik, juga terdapat motivasi
agama. Satu demi satu Negara-negara islam akhirnya jatuh kedalam genggagaman
penjajahan bangsa-bangsa Barat. Hanya beberapa Negara yang tidak di jajah oleh
bangsa Barat seperti Kerajaan Turki Usmani, dan Arab.
Selain itu, kedatangan bangsa-bangsa Barat ke negeri-negeri
atau wilayah islam, terutama Negara-negara yang subur dan kaya hasil
rempah-rempahnya seperti Indonesia dan Malaka serta Hindia, bukan semata-mata
untuk mencari keuntungan serta mengeruk kekayaan hasil buminya tetapi juga
bertujuan menguasai seluruh system yang ada baik system ekonomi, politik,
budaya, pendidikan, agama, dan lain-lain Kekejaman meraka dalam bidang ekonomi
terlihat dari upaya mereka untuk melakukan monopoli perdagangan, yakni dengan
merebut Bandar-bandar pelabuhan besar yang sebelumnya menjadi daerah
perdagangan umat islam dari Arab, Persia, India, dan Cina. Dalam bidang
kemasyarakatan, penjajah sengaja menciptakan jurang pemisah antara kaum
bangsawan dengan rakyat kecil. Di samping itu, kaum penjajah sering kali melakukan
penghinaan terhadap umat islam. Mereka mengatakan bahwa kaum agama (islam)
adalah orang-orang yang bodoh dan terbelakang. Oleh karena itu, mereka tidak
pantas mengatur masyarakat.
Sikap dan perlakuan penjajah terhadap masyarakat yang
dijajah, tidak sebatas samapai di situ saja. Para penjajah menyebarkan budaya
yang merusak bangsa dan agama. Seperti budaya minuman keras, berjudi, pergaulan
bebas, dan sebagainya yang melanda kaum terjajah. Dengan cara-cara itu penjajah
merusak peradaban islam, dan dengan demikian mereka berharap dapat dengan mudah
menguasai Negara dan masyarakat Islam yang berada di bawah kekuasaannya.
Pada awal abad ke-17, india yang pada saat itu di bawah
kekuasaan Mongol Islam, berada dalam posisi kemajuan dan kemakmuran. Keadaan
demikian mengundang bangsa Eropa yang sedang mengalami kemajuan berdagang
kesana. Pada awal abad ke 17 M, inggris dan Belanda mulai menginjakkn kaki ke
India. Pada tahun 1661 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan pada
tahun 1617 M Belanda mendapatkan izin yang sama.
Di kawasan Asia Tenggara, beberapa wilayah negri Islam baru
mulai berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu.
Negeri-negeri di Asia Tenggara menjadi ajang perebutan Negara-negara eropa.
Asia Tenggara sebagaimana juga di India, kekuasaan politik negara-negara Eropa
itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M, ketika negeri-negeri
jajahan tersebutmemerdekakan diri dari dominasi kekuasaan asing. Wilayah Asia
Tenggara yang juga merupakan Negara-negara islam, tidak terkecuali jatuh dalam
kekuasaan bangsa-bangsa Eropa yang selama beberapa waktu menjajahnya[5]
D.
Kemunduran
Kerajaan Utsmani Dan Ekspansi Barat Ke Negari-Negari Islam
Munculnya kekuatan politik baru
didaratan Eropa dianggap secara umum sebagai faktor yang mempercepat kerunuhan
Kerajaan Turki Usmani. Munculnya kekuatan baru tersebutdisebabkan oleh beberap
penemuan dibeberapa teknologi mendorong bangkitnya kekuatan baru dibidang
ekonomi maupun militer perubahan semacam itu tidak hanya merubah format hidup
msyarakat islam tetapi juga keseluruhan umat manusia.[6]
Namun kekalahan besar kerajaan
Usmani dalam menghadapi serangan Eropa diWina tahun 1683 M membuka mata Barat
bahwa kerajaan Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah Kerajaan
Usmani berulang kali mendapat serangan-serangan dari barat. Ia hanya
terpelihara dari keruntuhan karena kedengkian di antara kerajaan-kerajaan barat
yang memperebutkan rampasan perang yang berasal dari Turki. Sejak pertempuran
diWina itu, Kerajaan Turki Usmani menyadari akan kemunduranya dan kemajuan
barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai dilaksanakan dengan mengirim duta-duta
kenegara-negara Erops, terutama Prancis, untuk mempelajari suasana kemajuan
disana dari dekat.[7]
Celebi Mehmed diutus ke Paris tahun
1720 M dan diinstruksikan untuk mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng
pertahanan dan institusi lainya. Ia kemudian member laporan tentang kemajuan
teknik, organisasi angkatan perang modern dan lembaga social lainya.
Laporan-laporan itu mendorang Sultan Ahmad III untuk memulai pembaruan militer
dalam kerajaan Usmani pada tahun 1717 M, seorang perwira Prancis de Rocherfort
datang ke Istambul dalam rangka membentuk korp At-Then dan melatih tentara
Usmani dalam ilmu kemiliteran modern. Pada tahun 1729 M, datang lagi comte de
Bonneval juga dari Prancis, untuk member latihan penggunaan meriam modern. Ia
dibantu oleh Macathy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornay dari
Prancis. Pada tahun 1734 M untuk pertama kalinya Sekolah Teknik Militer dibuka.[8]
Usaha pembaharuan ini tidak terbatas
pada bidang militer saja, dalam bidang-bidang yang lain juga dilakukan
pembaharuan seperti pembukaan percetakan di Istambul tahun 1727 M, untuk
kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan
buku-buku Eropa kedalam bahasa Turki. Pembaharuan di Turki dilakukan dalam
berbagai bidang untuk meraih kemajuan-kemajuan Negara.
Akan tetapi walaupun demikian,
usaha-usaha pembaharuan itu bukan hanya menahan kemunduran Kerajaan Turki
Usmani yang terus mengalami kemerosotan, tetapi juga tidak membawa hasil yang
diharapkan. Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja Usmani
karena wewenangnya sudh jauh menurun. Disamping itu keuangan Negara yang terus
mengalami kemerosotan sehingga tidak mampu menunjang usaha pembaruan. Fakta
terpenting lainya yang membawa kegagalan itu adalah karena Ulama dan tentara
yenisseri yang sejak abad ke-17 M menguasai suasana politik dalam Kerajaan
Usmani serta menolak usaha pembaruan itu.
Modernisasi di Turki baru mengalami
kemajuan setelah penghalang pembaruan utama, yaitu tentara Yenisseri dibubarkan
oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826 M. Stuktur kekuasaan kerajaan dirombak,
lembaga pendidikan modern didirikan, buku-buku barat diterjemahkan ke dalam
bahasa Turki, siswa-siswa berbakat dikirim ke Eropa untuk belajar dan yang
terpenting adalah sekolah-sekolah yang berhubungan kemiliteran ddirikan. Bidang
militer inilah yang utama dan pertama mendapat perhatian. Akan tetapi meski
banyak mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaruan tetap tidak berhasil
menghentikan gerak maju Barat ke dunia islam di abad ke-19 M. selama abad 18 M
barat menyerang ujung garis medan pertempuran islam di Eropa Timur, wilayah
kekuasaan Turki Usmani. Akhir dari peperangan-peperangan itu adalah ditanda
tanganinya perjanjian San Stefano (Maret, 1878 M) dan perjanjian
Berlin (Juni-Juli, 1878 M) antar kerajaan Usmani dan Rusia. Dengan
demikian sebagian besar berpenduduk mayoritas Muslim di Timur Tengan pada abad
berikutnya mulai diduduki bangsa-bangsa Eropa.
Ketika perang Dunia I meletus, Turki
bergabung dengan Jerman yang kemudian mengalami kekalahan. Akibatnya, kekuasaan
Turki Usmani semakin ambruk. Partai persatuan dan kemajuan memberontak kepada
Sultan dan dapat menghapuskan kekhalifahan usmani, kemajuan membentuk Turki
modern pada tahun 1924 M. dengan demikian, kesatuan politik dalam Kerajaan
Turki Usmani sejak bergeloranya gerakan pembaruan justru tidak stail, terutama
karena para Sultan tidak mampu megakomodasi pemikiran yang berkembang
dikalangan pemimpin bangsanya.[9]
Disamping itu peperangan melawan
Barat terus berkecamuk memakan dan menguras tenaga, berakhir dengan kekalahan
dipihak Turki. Penetrasi Barat ke pusat dunia Isam ditimur tengah pertama-tama
dilakukan oleh dua bangsa eropa terkemuka yaitu Inggris dan Prancis, yang
memang sedang bersaing. Inggris terleih dahulu menanam pengaruhnya di India.
Prancis merasa perlu memutus hubungan komunikasi antara Inggris di barat dan
India di Timur. Oleh karena itu, pintu gerbang ke India yaitu Mesir harus
berada dibawah kekuasaanya. Untuk maksud tersebut mesir dapat ditaklukan
Prancis pada tahun 1798 M.
Alasan lain Prancis menaklukan Mesir
adalah untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, disamping mudah
dicapai, juga dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang ke
Turki, Syiria, Hijaz, begitu pula ke Timur jauh. Di balik itu, Napoleon
Bonaparte sendiri, sebagai panglima ekspedisi Prancis itu memiliki keinginan
untuk mengikuti jejak Alexander the Great Macedonia, yang jauh dimasa lalu
pernah menguasai Eropa dan Asia sampai ke India. Akan tetapi kondisi politik
Prancis menghendaki Napoleon meninggalkan Mesir tahun 1799 M. di Mesir Jenderal
Kleber menggantikan kedudukan Napoleon. Dalam suatu pertempuran laut antara
Inggris dan Prancis Jenderal Kleber kalah. Jenderan Kleber dan ekspedisinya
meninggalkan Mesir 31 Agustus 1801 M dan di Mesir terjadi kekosongan kekuasaan.
Kekosongan itu dimanfaatkan oleh
seorang perwira Turki, Muhammad Ali yang didukung oleh rakyat berhasil
mengambil kekuasaan dan mendirikan dinastinya. Dimulai oleh Muhammad Ali, Mesir
sempat menegakan kedaulatan dan beberapa pembaruan. Tetapi pada tahun 1882 M negeri
ini ditaklukan oleh Inggris. Persaingan antara Inggris dan Prancis di Timur
Tengah memang sudah lama dan terus berlangsung. Dengan demikian satu demi satu
wilayah-wilayah Negara islam jatuh ke tangan imperialism Barat. Keadaan umat
islam yang semakin melemah tersebut seakan tiada berdaya menghadapi
imperialism Barat yang semakin maju dalam berbagai bidang khusus di dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi modern.[10]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kemajuan yang telah di capai dunia
barat pada waktu itu sebenarnya memiliki hubungan yang erat dengan perkembangan
peradaban islam.Bangsa barat banyak berutang budi kepada para ilmuan muslim
yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari kerja keras dan
tinggginya kreatifitas bangsa Barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang
telah dihasilkan oleh umat islam,menyebabkan bangsa Barat menemukan masa kemajuan dan kejayaannya.
Ketika tiga kerajaan
besar islam sedang mengalami kemunduran pada abad ke-18 M. Eropa Barat
mengalami kemajuan dengan pesat. Kelemahan dan kemunduran dunia islam
dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah
negara-negara islam serta menguasai dan menjajahnya.
Perang Dunia I (1915 M)
merupakan babak akhir penaklukan Barat terhadap negeri-negeri Islam, seakan
tidak ada lagi Islam yang betul-betul Merdeka. Berakhirnya kekuasaan Turki di
Eropa ditandai dengan ditandatanganinya Perjanjian San Stefano (Maret 1878 M)
dan Perjanjian Berlin (Juni-Juli 1878 M) antara kerajaan Usmani dengan Rusia.
DAFTAR PUSTAKA
Amin
Samsul Munir. 2010.
Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah.
Mughni A Syafiq. 1997. Sejarah Peradaban Islam di Kawasan Turki, Jakarta:Wacana Ilmu.
Karim, Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan
Peradaban Islam. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.
PROFIL PEMAKALAH
NAMA :
Falsafah
Tempat Tanggal Lahir :
Batang, 05 April 1998
Alamat : Sigayam, Wonotunggal, Batang
Semester : Dua
Jurusan :
Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Syariah Dan Ekonomi Islam
NAMA :
Putri Sohibul Bahri
Tempat Tanggal Lahir :
Pekalongan, 07 Oktober 1996
Alamat : Mejasem, Siwalan, Pekalongan
Semester : Dua
Jurusan :
Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Syariah Dan Ekonomi Islam
[1]
Samsul Munir Amir, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah 2010)
hlm.345-347
[2]Samsul Munir Amin, Op.Cit, hal.
347-348
[3]M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam (Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher, 2007), hal. 344.
[4]Samsul Munir Amin, Op.Cit, hal. 349.
[5]Samsul Munir Amin, Op.Cit, hal. 349.
[6]
Syafiq A Mughni, Sejarah Peradaban Islam di Kawasan Turki,(Jakarta:Wacana
Ilmu 1997) hlm.112
[9]Ibid, hlm. 357
[10]
Ibid hlm. 359
Tidak ada komentar:
Posting Komentar