PENDIDIKAN PENGETAHUAN DASAR
“PENA DAN KARYA ANGKAT BUDI MULIA”
QS. AL-QALAM AYAT 1-2
Putri Anggraeni (2021115246)
Kelas : B
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul QS.Al-Qalam tentang “Pendidikan Pengetahuan Dasar” (Pena
dan Karya angkat Budi mulia) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I
selaku Dosen mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberikan tigas ini kepada
saya, dan tidak lupa juga kepada teman-teman semua yang sudah mendukung saya
untuk menyelesaikan makalah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pendidikan
Pengetahuan Dasar. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu, penulis minta maaf kepada semua pihak yang merasa kurang berkenan. Namun
demikian, penulis selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Kiranya
makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Terima
kasih.
Pekalongan, 01 April 2017
Putri Anggraeni
2021115246
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Qalam adalah
surat ke-68, diturunkan di Mekah pada awal kenabian, pada urutan ke-2, setelah
surat al-Alaq dan sebelum surat al-Muzammil. Sebagian ulama berpendapat
urutannya terbalik, surat al-Muzammil pada urutan ke-2 dan al-Qalam sesudahnya. Penaadalah alattulis yang digunakan untuk menyapukan tinta
ke permukaan, seperti kertas, untuk menulis atau menggambar. Potensi
merupakan suatu daya yang dimiliki oleh manusia, Setiap manusia pada dasrnya
memiliki potensi, tetapi tidak setiap manusia
berkehendak dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut.
B.
Judul
“Pena
dan Karya angkat Budi Mulia”
C.
Nash
نوَالْقَلَمِوَمَايَسْطُرُونَ
﴿١﴾ مَاأَنتَبِنِعْمَةِرَبِّكَبِمَجْنُون
﴿٢﴾
Artinya:
“Nun,
demi kalam dan apa yang mereka tulis, (1) Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad)
sekali-kali bukan orang gila. (2)”
D.
Arti penting untuk dikaji
Dalam
Q.S Al-Qalam ayat 1-2 ini sangat penting untuk dikaji karena surah ini
menegaskan bahwa Nabi Muhammad s.a.w itu bukanlah orang gila. Ia adalah orang
yang mempunyai akhlak paripurna. Surah ini juga bertujuan memantapkan akidah
dengan menegaskan keselurusan dan kebenaran jalan yang ditempuh oleh Nabi
Muhammad s.a.w, Surah ini juga memuat berbagai larangan, seperti bertoleransi
dibidang akidah dan keyakinan, larangan mengikuti orang-orang yang mempunyai
sifat-sifat yang dicela oleh Allah, larangan untuk tidak kufur nikmat, serta
kecaman Allah dan azab yang dijatuhkan kepada orang-orang yang ingkar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
1.
Pengertian
Pena
Pena
(bahasa Inggris: pen) adalah alattulis
yang digunakan untuk menyapukan tinta ke permukaan, seperti kertas, untuk
menulis atau menggambar.
Pena
berbeda dari pensil
karena umumnya tintanya tidak dapat dihapus, meski bisa ditutupi menggunakan
penghapus khusus, Tipp-Ex. Kini ada pena yang tintanya bisa dihapus, dan ia
tidak sesuai untuk surat penting seperti cek.[1]
2.
Pengertian
Potensi
Potensi
berasal dari kata bahasa Inggris to potent
yang berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang
dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas-kualitas yang dimiliki
oleh seseorang, namun belum dipergunakan secara maksimal. Potensi merupakan
suatu daya yang dimiliki oleh manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam
dalam diri yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasrnya memiliki potensi,
tetapi tidak setiap manusia berkehendak
dan mau bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut.
Pengertian
potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah
kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memilikinya.
Potensi diri ada yang positif dan ada yang negatif.
Potensi
diri yang positif seperti :
1) Memiliki idealisme
2) Dinamis dan kreatif
3) Keberanian mengambil resiko
4) Optimis dan kegairahan semangat
5) Kemandirian dan disiplin murni
6) Fisik yang kuat dan sehat
7) Sikap ksatria
8) Terampi dalam menerapkan iptek
9) Kompetitif
10) Daya pikir yang kuat
11) Memiliki bakat
Selain
potensi diri yang positif setiap manusia juga memiliki potensi diri yang
negatif seperti :
1) mudah diadu domba
2) kurang berhati-hati
3) Emosional
4) kurang percaya diri
5) kurang mempunyai motivasi[2]
Berkarya artinya mengerjakan suatu
pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau
hal yang lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling
menghargai yang didasari oleh jiwa yang tulus. Menghargai hasil karya orang
lain berarti kita menghargai orang yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya,
mencelanya berarti kita mencela yang menciptakannya.
Menghargai hasil karya orang lain
merupakan salah satu upaya untuk membina keserasian dn kerukunan hidup antar
manusia agar terwujud kehidupan yang saling menghormati dan menghargai sesuai
dengan harkat kemanusiaan. Menghargai hasil karya orang lain adalah sifat
terpuji yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.[3]
B.
Tafsir dari buku
1. Tafsir Al-Azhar
“Nun; Demi pena dan apa yang mereka tulis” (ayat 1).
Ada tafsir yang
mengatakan bahwa Nun itu bukanlah semata-mata huruf Nun lengkung
bertitik satu di atas, yaitu huruf yang bermakhraj di pertemuan ujung lidah
dengan ujung langit-langit dan dikeluarkan melalui hidung, yang dinamai juga
huruf “sengau”. Nun adalah nama sebangsa ikan besar di laut sebangsa
ikan paus, ikan itulah yang menelan Nabi Yunus ketika beliau meninggalkan
negerinya karena kecewa melihat kekufuran kaumnya. Dan ada pula tafsiran lain
mengatakan bahwa persumpahan dengan huruf Nun ini jauh lebih luas dari
semata-mata ikan menelan Nabi Yunus.
Qalam atau
disebut juga Pena, yang diambil atas sumpah utama oleh Tuhan dipermulan ayat
ini. Ada yang menyatakan bahwa yang mula-mula sekali yang diciptakan oleh Tuhan
dari makhluknya ini tidak lain ialah Qalam atau pena. Disebutkan pula panjang
Qalam itu ialah sepanjang di antara langit dan bumi dan dia ciptakan dari NUR,
artinya cahaya. Ujung ayat “Dan apa yang mereka tulis” kata ar-Razi ada pula
tafsir yang mengatakan bahwa yang dikatakan “mereka” disini ialah
malaikat-malaikat yang menulis segala amal perbuatan manusia.
“Tidaklah
engkau, dengan hikmat Tuhan engkau, seorang yang gila.” (ayat 2).
Ayat ini adalah
satu bujukan atau hiburan yang amat halus penuh kasih sayang dari Tuhan kepada
Rosullnya, Nabi kita Muhammad s.a.w. setelah Rosulullah menyampaikan dakwahnya
mengajarkan Tauhid dan ma’rifat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan maha kuasa dan
mencela segala perbuatan jahiliyah, terutama yang menyekutukan selain dengan
Allah, sangatlah besar reaksi dari kaumnya. Macam-macam tuduhan yang
dilontarkan kepada diri beliau. Salah satu di antara tuduhan itu ialah bahwa
dia gila!
Keberanian
beliau menegakkan kebenaran di tengah-tengah seluruh masyarakat yang berbuat
mungkar. Sikap yang pantang mundur dan
terus terang menyatakan yang salah itu tetap salah dan yang benar tetap benar,
meskipun apa tuduhan yang akan ditimpakan pada dirinya. Tentu saja sebagai
seorang manusia sekali-kali akan tersinggung perasaan beliau tentang tuduhan
gila itu. Di saat itulah turun ayat ini, bahwasanya nikmat yang diberikan Allah
kepada engkau adalah banyak sekali. Di antara nikmat yang demikian banyaknya
adalah satu hal yang jadi puncaknya, yaitu kesehatan diri engkau lahir batin,
jasmani dan rohani. Kesehatan jasmani dan rohani itulah yang menyebabkan beliau
berani karena yang benar, seorang diri di tengah-tengah kaum yang masih hidup
dalam kegelapan tidak ada tujuan.[4]
2.
Tafsir Al-Lubab
Akhir surah
yang lalu, satu ayat sebelum menutupnya, berbicara tentang dua kelompok yang
betolak belakang; satu akan dibinasakan Allah swt. Dan yang lainnya akan
diselamatkan tanpa menyebut sifat-sifat mereka. Pada awal surah ini , setelah
bersumpah dengan Nun dan al-Qalam, Allah swt. Menjelaskan siapa
yang meraih keberuntungan dan ganjaran yang tidak putus-putusnya serta pula
yang akan menemukan sanksi Allah swt.
Allah swt. Berfirman:
Nun, demi Qalam, yakni demi pena yang biasa digunakan untuk
menulis oleh malaikat atau oleh siapa pun, dan juga demi apa yang
mereka tulis (ayat 1). Bukanlah engkau berkat nikmat Tuhan pemeliharamu,
wahai Nabi Muhammad s.a.w., seorang yang ngindap sedikit kegilaan (ayat 2).[5]
3.
Tafsir Al-Misbah
Allah
berfirman: Nun, demi qalam yakni demi pena yang biasa digunakan untuk
menulis oleh malaikat atau siapapun dan juga demi apa yang mereka
tulis. Bukanlah engkau wahai Nabi Muhammad- disebabkan nikmat Tuhan Pemelihara
dan Pembimbing-mu semata- seorang gila sebagaimana dituduhkan
oleh para pendurhaka.Nun adalah salah satu huruf fonemis yang digunakan
ayat-ayat al-Quran dan digunakan sebagai pembuka surah sebagaimana pembuka
surah-surah al-Quran lainnya.
Kata ( القلم ) al-qalam/ pena ada
yang memahami dalam arti sempit yakni pena tertentu, ada juga yang memahaminya
secara umum yakni alat tulis apapun-termasuk komputer tercanggih sekalipun.
Yang memahaminya dalam arti sempit ada yang memahaminya pena yang digunakan
malaikat menulis amal baik dan buruk setiap manusia, atau pena sahabat Nabi
menulis ayat-ayat al-Quran.
Firman-Nya: (
وما يسطرون
) wa ma
yasthurun/ dan apa yang mereka tulis yang
ditunjuk oleh kata mereka bisa dipahami dalam arti malaikat, atau para
penulis wahyu atau manusia seluruhnya. Dengan ayat di atas Allah bagaikan
bersumpah dengan manfaat dan kebaikan yang dapat diperoleh dari tulisan. Ini
secara tidak langsung merupakan anjuran untuk membaca karena dengan membaca
seseorang dapat memperoleh manfaat banyak selama itu dilakukan demi karena
Allah dan guna mencintai ridha-Nya.
Kalimat ( بنعمة ربّك ) bi ni’mati rabbika dapat
dipahami dalam arti berkat nikmat Tuhanmu engkau bukanlah seorang yang gila.
Nikmat itu adalah anugerah Allah yang menjadikanmu terbebaskan dari segala
kekurangan manusiawi. Kaum musyrikin menuduh Nabi Muhammad saw. gila karena
menyampaikan ayat-ayat al-Quran yang antara lain mengandung kecaman terhadap
kepercayaan mereka. Ada juga yang memahaminya dalam arti: Engkau bukan seorang
yang gila disebabkan karena menerima wahyu al-Quran itu. Ini karena kaum
musyrikin ada yang menduga nabi terganggu oleh setan atau jin sehingga menjadi
gila karena jin itulah – menurut dugaan mereka – yang menyampaikan kepada Nabi ayat-ayat
al-Quran.[6]
C.
Aplikasi dalam kehidupan
Ayat ini menunjukkan sumpah dengan ungkapan “Qalam” dan “sesuatu
yang ditulis” menunjukkan akan pentingnya kedua hal tersebut. Besarnya pengaruh
dan manfaatnya dalam bidang ilmu, pengetahuan dan kemajuan kebudayaan. Ayat ini
menunjukkan kelebihan alat tulis/ media. Dengan demikian kita harus bisa
mempergunakan alat tulis (pena) atau media dengan baik, dipergunakan dalam hal
yang posisitif dan dapat menghasilkan karya yang baik, karya yang bisa membuat
manusia untuk ingin terus mengembangkan bakatnya dengan menuangkan ide-ide yang
ada dalam fikirannya menjadi sebuah karya ilmiah yang baik.
D.
Aspek Tarbawi
1. Nabi Muhammad
s.a.w., bukanlah orang yang gila melainkan manusia yang berbudi pekerti yang
agung.
2. larangan
bertoleransi dibidang kepercayaan.
3. larangan
mengikuti orang-orang yang mempunyai sifat sifat yang dicela Allah.
4. kecaman-kecaman
Allah kepada mereka yang ingkar dan azab yang akan menerima mereka.
5. Al Quran adalah
peringatan bagi seluruh ummat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al-Quran memandang bahwa pendidikan merupakan persoalan pertama dan
utama dalam membangun dan memperbaiki kondisi umat manusia dimuka bumi ini.
Ajaran yang terkandung didalamnya berupa akidah tauhid, akhlak mulia, dan
aturan-aturan mengenai hubungan vertikal dan horizontal ditanamkannya melalui
pendidikan tersebut.Penaadalah
alattulis
yang digunakan untuk menyapukan tinta ke permukaan, seperti kertas, untuk
menulis atau menggambar.
potensi
diri adalah kemampuan yang dimiliki setiap pribadi (individu) yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan dalam berprestasi.Potensi diri yang positif
seperti :Memiliki idealisme, Dinamis dan kreatif , Keberanian mengambil resiko,
Optimis dan kegairahan semangat, Kemandirian dan disiplin murni, Fisik yang
kuat dan sehat,Memiliki bakat dan masih banyak yang lainnya.
DAFTAR PUTAKA
Aexander as. 2014. Prestasi belajar siswa. Bandung: Kresna
Bhina insan prima
Disman. 2013. Prestasi Belajar. Jakarta: Repubika
Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar Juz XXIX. Jakarta: Pustaka
Panjimas
Shihab, M.
Quraish. 2002. Tafsir Al-MisbahPesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran.
Jakarta: Lentera Hati
Shihab. M.
Quraish. 2012. Tafsir AL-LUBAB makna,tujuan dan pelajaran dari surah-surah
Al-Quran. Tangerang: Lentera Hati
Yusuf. M.
Yunan. 2013. Tafsir Juz Tabarak, Khuluqun ‘Azhim. Tangerang: Lentera
Hati
PROFIL
Nama
Lengkap : Putri
Anggraeni
Tempat,
Tanggal Lahir : Pekalongan, 23
November 1996
Alamat :
Dk. Kali kiro Rt/Rw. O8/03 No. 07 Ds. Blogorejo
Kec. Doro Kab. Pekalongan
Riwayat
Pendidikan
SD : SD
Negeri 1 Bligorejo (2003-2009)
SMP : MTs
Syahid Doro (2009-2012)
SMA : SMK
Negeri 1 Karangdadap (2012-2015)
[2]Aexander as, Prestasi
belajar siswa,(Bandung:Kresna Bhina insan prima, 2014), hlm,. 67-68
[3]Disman,Prestasi
Belajar,(Jakarta:Repubika, 2013),
hlm,. 76
[4]Hamka, TAFSIR
AL AZHAR JUZ XXIX (Jakarta: Pustaka Panjimas,1983), hlm.38-45
[5]M. Quraish
Shihab, AL-LUBAB makna,tujuan dan pelajaran dari surah Al-Quran (Tangerang:
Lentera Hati, 2012), hlm.350-356
[6]M. Quraish
Shihab, Tafsir Al-MisbahPesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hlm.378-380
Tidak ada komentar:
Posting Komentar