“PENDIDIKAN
KARAKTER RELIGIUS”
(Awali Aktivitas dengan Nama Tuhan)
Qs. Al-Alaq ayat 1
Luluk
Ayu Lutfiyah (2021115153)
Kelas D
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT , karena dengan Rahmat, karunia, serta Taufik dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “AWALI
AKTIVITAS DENGAN NAMA TUHAN” . Kami sangat berterima kasih kepada bapak Muhammad
Ghufron, M.S.I selaku Dosen mata kuliah tafsir tarbawi II di IAIN pekalongan
yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai ibadah kepada
Allah, saya menyadari sepenuhnya bahwa di makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya, sebelumnya saya memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun dari Bapak dosen dan para pembaca yang budiman demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.
Pekalongan,
25 maret 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam keseharian kita tentunya selalu melakukan kegiatan dan aktivitas,
tanpa kegiatan dan aktivitas kehidupan kita akan hampa, hambar dan tidak
produktif. Kegiatan tersebut bisa dilakukan dimana saja, di rumah, di kantor,
di jalan, di warung, di pasar, di sekolah dan ditempat-tempat lainnya. Dan bagi
orang beriman kegiatan atau aktivitas adalah sarana menebar kebajikan, baik
kata maupun perbuatan selalu meberikan kebaikan pada dirinya dan orang lain.
Bukankah Rasulullah SAW mengumpamakan jati diri seorang muslim seperti ekor
lebah. Makanan yang dimakan adalah baik dan yang dikeluarkan pun baik, lebah
hinggap atau tinggal tidak pernah merusak yang lainnya. Namun kadangkala
kebanyakan dari kita tidak sadar memulai segala aktivitas atau kegiatan tanpa
menucapkan membaca kalimat bismillah, padahal diterima atau tidak amal
perbuatan seseorang bergantung pada kalimat tersebut.
B. Nash dan
Arti Q.S Al-Alaq ayat 1
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan”
C. Judul
Makalah
Judul yang akan saya bahas disini adalah tentang “AWALI AKTIVITAS DENGAN NAMA TUHAN”
D. Urgensi
mengkaji Q.S Al Alaq ayat 1
Pentingnya mengkaji ayat ini adalah agar setiap aktivitas yang kita
lakukan di awali atas nama Allah karena jika seseorang memulai suatu pekerjaan
dengan nama Allah, maka pekerjaan tersebut akan menjadi baik atau paling tidak
akan terhindar dari godaan nafsu, dorongan ambisi atau kepentingan
pribadi.Dengan menyebut nama Allah diharapkan suatu amal akan bernilai abadi
dan pelakunya akan mampu mencontoh Tuhan dalam sifat-sifatNya sesuai dengan
kemampuan dirinya sebagai makhluk.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori aktivitas dan bismillah
·
Pengertian
Aktivitas
Aktivitas dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau salah satu
kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau
lembaga (Dep.Pendidikan dan Kebudayaan, 2005: 23). Dalam kehidupan sehari-hari
banyak sekali aktivitas, kegiatan, atau kesibukan yang dilakukan manusia.
Berarti atau tidaknya kegiatan tersebut tergantung pada individu tersebut.
Menurut Samuel Soeitoe dalam bukunya Psikologi Pendidikan II mengatakan bahwa
aktivitas tidak hanya sekedar kegiatan, tetapi aktivitas dipandang sebagai
usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan (Samuel, 1982: 52).[1]
·
Pengertian
Bismillah
Kata Bismillah yang umumnya diartikan “Dengan nama Allah” selalu kita
ucapkan di kala kita melakukan sholat atau sebelum kita melakukan suatu
pekerjaan. Banyak sekali hadis yang menganjurkan kita kita untuk selalu
mengucapkan kata Bismillah sebelum kita melakukan suatu pekerjaan. Seperti
diriwayatkan oleh Muslim dalam sahihnya bahwa Rasullullah SAW pernah berkata
kepada Umar bin Abu Salamah ketika ia masih diasuh Rasullullah SAW di masa
kecilnya, “Ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
apa yang berada di dekatmu”. Bahkan ulama mewajibkan kita untuk membaca
Bismillah sebelum makan.
Dalam kitab tafsir
Mariful Qur’an, Mufti Shafi Usmani RA memberikan analisa secara bahasa tentang
makna kata bismillah. Menurut beliau kata bismillah terdiri dari 3 suku
kata ba, ism dan Allah. Kata ba memiliki 3 konotasi dalam bahasa Arab:
1. Mengekspresikan
kedekatan antara dua benda yang satu dengan lainnya hampir tidak memiliki
jarak.
2. Mencari
pertolongan dari seseorang atau sesuatu
3. Mencari
berkah dari seseorang atau sesuatu
Kata ism secara sederhana diartikan sebagai nama. Sedangkan kata Allah merupakan gabungan dari
kata Al dan Ilah. Kata Al mempunya fungsi definitif dalam bahasa Arab
yaitu untuk menunjukkan sesuatu yang khusus sedangkan kata Ilah mengandung arti sesuatu yang disembah. Kata
Allah juga mengacu kepada suatu zat atau esensi yang tidak bisa dinisbahkan
kepada yang lain melainkan hanya kepada Allah sendiri. Kata Allah juga
merupakan bentuk tunggal yang tidak mempunyai bentuk dual atau jamak hal ini
untuk menguatkan makna keesaan pada Allah. Singkatnya kata Allah mengandung
atribute atribute kesempurnaan.[2]
B. Tafsir Surat Al-Alaq ayat 1
1.
Tafsir Al-Qurthubi
Mengenai ayat ini hanya dibahas
satu masalah saja yaitu :
Firman
Allah SWT اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ“Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu.”Yakni, bacalah
ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dan awali bacaan itu dengan
menyebut nama Tuhanmu, yakni dengan menyebut bismillah pada setiap permulaan
surat.
Oleh karena itu huruf ba’
pada kata بِاسْمِ dianggap menempati
tempat nashab karena berposisi sebagai keterangan.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa huruf ba’ tersebut bermakna ‘ala
(atas), yakni atas nama Tuhanmu. Kedua kata bantu tersebut (huruf ba’ dan kata ‘ala) bermakna hampir sama, terkadang dapat dibaca dengan bi ismillah, atau terkadang dapat juga
dibaca dengan ‘ala ismillah.
Dengan prediksi seperti ini maka maf’ul
kalimat tersebut tidak disebutkan, seharusnya adalah : iqra’ Al Qur’an bismi rabbika (bacalah Al Qur’an, dan awalilah
bacaan itu dengan menyebut nama Tuhanmu).
Lalu ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud dari kalimat ismu
rabbika pada ayat di atas adalah Al-Qur’an. Yakni : iqra’ isma rabbika atau iqra’ Al Qur’an (bacalah Al-Qur’an).
Dengan demikian maka huruf ba’
pada kata بِاسْمِ sebagai kata tambahan saja, seperti huruf ba’ yang terdapat pada firman Allah SWT, “yang menghasilkan minyak”.
Ada juga yang berpendapat bahwa makna dari firman Allah SWT, “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu.” Adalah : sebutlah nama
Allah. Yakni, Nabi SAW siperintahkan unutk mulai membaca dengan menyebut nama
Allah.[3]
2.
Tafsir Al-Qur’an Al-Karim
Didalam Al Qur’an, kata qara’a disebutkan sebanyak tiga kali, masing-masing pada surat
ke-17 ayat 14 dan surat ke-96 ayat 1 dan 3. Sedang dari kata tersebut lahir
berbagai bentuk yang keseluruhannya tertular sebanyak 17 kali, di luar kata Al
Qur’an yang terulang sebanyak 70 kali. Jika diamati, objek kata kerja “membaca”
pada ayat-ayat yang menggunakan akar kata qara’a terkadang berupa bacaan yang
bersumber dari Tuhan, seperti Al Qur’an dan kitab suci sebelumnya.
Di lain segi dapat dikemukakan suatu kaidah bahwa :
“apabila suatu kata kerja yang membutuhkan objek tetapi tidak disebutkan
objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat umum, mencakup segalasesuatu yang
dapat dijangkau oleh kata tersebut. “ dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa
karena kata iqra’ digunakan dalam
arti membaca, menelaah, menhyampaikan dan sebagainya, dan karena objeknya dalam
ayat ini tidak di sebut sehingga iabersifat umum, maka objek kata tersebut
mencakup segala yang dapat terjangkau, baik ia merupakan bacaan suci yang
bersumber dari Tuhan maupun yang bukan, baik ia menyangkut ayat-ayat yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Alhasil, perintah iqra’ mencakup telaah terhadap alam raya, masyarakat dan diri
sendiri, serta bacaan tertulis, baik suci maupun tidak.
Perintah membaca, menelaah, meneliti, menghimpun dan
sebagainya dikaitkan dengan bi ismi
rabbika yang berarti “dengan nama Tuhanmu”. Untuk memahami maksud pengaitan
tersebut perlu terlebih dahulu dipahami arti
bi yang biasanya diterjemahkan “dengan”. Dalam hal ini ditemukan sekian
banyak pendapat antara lain :
1.
Huruf ba’ yang dibaca bi tersebut adalah sisipan yang tidak menambah suatu makna tertentu
melainkan hanya sekadar memberi tekanan kepada perintah tersebut. Pendapat ini
menjadikan kata ismi sebagai objek
dari perintah iqra’ seperti yang
dikemukakan di atas.
2.
Huruf ba’tersebut mengandung arti “penyertaan”
atau mulasabah sehingga ayat tersebut berarti “bacalah disertai dengan Nama
Tuhanmu!”
Bismi Rabbika adalah satu ungkapan. Sudah
menjadi kebiasaan orang Arab sejak zaman dahulu (bahkan hingga kini) mengaitkan
suatu pekerjaan yang mereka lakukan dengan nama sesuatu yang mereka muliakan.
Ini dimaksudkan untuk memberikan kesan yang baik atau katakanlah “berkat”
terhadap pekerjaan tersebut, juga untuk menunjkan bahwa pekerjaan tadi
dilakukan semata-mata demi “dia” yang namanya disebutkan itu. Dahulu, misalnya
sebelum turunnya Al Qur’an, kaum musyrikin sering berkata “bismi al-lata” dengan maksud bahwa apa yang mereka lakukan tidak
lain kecuali demi berhala a;-lata itu, dan bahwa mereka mengharapkan “anugerah
dan berkat” dari berhala tersebut.
Jadi kembali kepada
ayat tersebut : mengaitkan pekerjaan membaca dengan nama Allah mengantarkan
pelakunya untuk tidak melakukannya kecuali karena Allah dan hal ini akan
menghasilkan keabadian karena hanya Allah yang kekal abadi dan hanya aktivitas
yang dilakukan secara ikhlas yang akan di terima-Nya. Tanpa keikhlasan, semua
aktivitas akan berakhir dengan kegagalan dan kepunahan.[4]
3.
Tafsir Al-Lubab
Ayat ini bagaikan menyatakan: Bacalah wahyu-wahyu
Ilahi yang sebentar lagi akan banyak engkau terima, dan baca juga alam dan
masyarakatmu. Bacalah agar engkau membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan.
Bacalah agar engkau lakukan dengan atau demi nama Tuhan Yang selalu memelihara
dan membimbingmu dan yang mencipta semua makhluk kapan dan dimana pun. Setelah
menjelaskan bahwa Allah SWT adalah pencipta segala yang wujud.[5]
C. Implikasi/
Aplikasi dalam kehidupan
Dari Q.S Al Alaq ayat 1 “bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan” sudah sangat jelas
bahwasannya dalam aplikasi kehidupan, seseorang harus melakukan segala
aktivitas di awali dengan namaAllah (bismillah) seperti kegiatan membaca,
karena sebagai seorang muslim di anjurkan untuk menuntut ilmu serta kewajiban
membaca dalam segala bidang ilmu seperti ilmu agama atau ilmu umum,
sesungguhnya ilmu itu pada hakikatnya milik Allah dan harus senantiasa untuk
ikhlas mengharap ridha-Nya.
D. Aspek
Tarbawi
1.
Membaca yang
merupakan perintah Allah yang pertama adalah kunci keberhasilan hidup duniawi
dan ukhrawi. Selama itu dilakukan demi karena Allah SWT yakni demi kebaikan dan
kesejahteraan makhluk. Bacaan yang dimaksud tidak terbatas hanya pada ayat-ayat
al-Qur’an, tetapi segala sesuatu yang dapat di baca.
2.
Dengan
memulai aktivitas menyebutkan atas nama Allah akan terjalin hubungan yang erat
antara si pembaca/pengucap dengan Allah SWT.
3.
Segala
aktivitas yang dilakukan menjadi baik apabila di mulai dengan nama Allah.
4.
Allah akan
selalu mengingat hambanya jika hambanya mengingat Allah dalam melakukan segala
sesuatu
5.
Keberkahan
akan mengaliri jika melakukan aktivitas menyebut nama Allah
6.
Bertambahnya
keimanan seseorang karena selalu mengingat Allah dalam segala aktivitasnya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Allah
memulai kitabNya dengan basmallah dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini, yakni
dalam wahyu pertama, untuk melakukan pembacaan dan melakukan segala aktivitas
dengan nama Allah SWT, iqra’ bismi rabbika,
maka tidak keliru jika dikatakan bahwa basmallah merupakan pesan pertama Allah
SWT kepada manusia agar memulai segala aktivitas dengan menyebut nama Allah
AWT.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.walisongo.ac.id/3514/3/101211079_Bab2.pdf (diakses pada tanggal 25
maret 2017 8:03)
http://www.dakwatuna.com/2013/07/22/37080/memahami-makna-bismillah/ (diakses pada tanggal 25
maret 2017 8:20)
Imam Syaikh. 2009. tafsir Al Qurthuby. Jakarta: Pustaka
Azzam
Shihab, M. Quraisy. 1997. Tafsir Al Qur’an Al-Karim. Bandung:
Pustaka Hidayah
Shihab, M.Quraish. 2012.
Tafsir Al-Lubab.Tangerang: Lentera Hati
Biodata
Nama : Luluk Ayu Lutfiyah
Alamat : mengoneng rt01/04
bojongbata Pemalang
Moto : man jada wa jada
[1] http://eprints.walisongo.ac.id/3514/3/101211079_Bab2.pdf
(diakses pada tanggal 25 maret 2017 8:03)
[2] http://www.dakwatuna.com/2013/07/22/37080/memahami-makna-bismillah/
(diakses pada tanggal 25 maret 2017 8:20)
[3] Syaikh Imam, tafsir Al Qurthuby(Jakarta: Pustaka Azzam, 2009) hlm. 546-547
[4] M. Quraisy Shihab, Tafsir Al Qur’an Al-Karim( Bandung :
Pustaka Hidayah, 1997) hlm. 78-81
[5] Shihab, M.Quraish. (Tafsir
Al-Lubab, Tangerang: Lentera Hati, 2012), hlm 688
Tidak ada komentar:
Posting Komentar