Metode Penelitian Dasar
"INSTRUMEN
PENELITIAN"
1.
Fatikhatu Risqiana (2023114021)
2.
Rohmawati (2023114081)
3.
Maghfiroh (2024115041)
PRODI PGMI/PIAUD
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
PRAKATA
Alhamdulilah
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Instrumen
Penelitian” ini dengan baik.
Dalam
penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak,
kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan
harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan, karena
keterbatasan ilmu pengetahun dan keterampilan yang kami miliki.
Oleh karena
itu, pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada M.Ghufron Dimyati, M.S.I. selaku
dosen Metode Penelitian dasar dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan dan dorongan kepada kami. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat kami butuhkan agar dapat menyempurnakan dimasa yang akan datang.
Semoga apa yang disajikan dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman dan pihak yang berkepentingan.
Pekalongan, 23 Juli 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam
sebuah penelitian ilmiah ada salah satu hal yang harus dipikirkan yaitu
instrumen penelitian atau sering disebut juga dengan alat pengumpul data. Pada
kesempatan ini, kami akan membahas tentang apa yang dimaksud dengan instrumen
penelitian yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang penelitian dan apa saja
jenis-jenis instrumen penelitian.
Penelitian
dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu
kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang
dikenal dengan istilah metode penelitin, yakni suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan
yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam
melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan
bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian
karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Suatu
instrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan realibitas yang baik.
Untuk memperoleh instrument yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung
validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan
instrument.
Berkaiatan
dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai hal terkait
dengan instrument penelitian yang pembahasannya diawali dengan pengertian
instrumen penelitian, jenis, lagkah-langkah penyusunan, dan teknik pengujian
validitas dan reliabiltasnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan instrumen penelitian?
2.
Apa saja jenis-jenis instrumen penelitian?
3.
Apa saja lamgkah-langkah menyusun instrumen penelitian?
4.
Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa itu instrumen penelitian
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen penelitian
3.
Untuk mengetahui langkah-langkah instrumen penelitian
4.
Untuk mengetahui cara menguji validitas dan reliabilitas
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian merupakan alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan
data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar, instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang berkarakter dan
objektif. Adapun jenis data yang dimaksud
diantaranya:
1.
Data Kuantitatif
Merupakan
jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang dapat dihitung atau
disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas.
2. Data
Kualitatif
Merupakan
jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti sangat baik, baik,
sedang, cukup, kurang dan lain-lain.
Instrumen mudah untuk dibayangkan jika
apa yang diukur bersifat tangible (jelas). Dan sulit dibayangkan jika apa yang
diukur bersifat intangible (tidak jelas). Instrumen yang baik harus bersifat
valid dan reliabel (ajeg atau dapat dipercaya).
Instrumen valid ialah instrumen yang dengan
tepat mengukur apa yang harus diukur. Instrumen reliabel jika hasil
pengukurannya bersifat ajeg atau konsisten. Instrumen sebagai alat pengumpul
data berperan sangat penting dalam sebuah penelitian. Karena tanpa instrumen
yang baik, maka tidak mungkin akan memperoleh data yang betul-betul bisa
dipercaya, sehingga dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah.
Oleh karenanya instrumen penelitian
harus ditetapkan secara tepat sehingga dapat menjawab permasalahan dalam
penelitian dan menguji hipotesis.[1]
B.
Jenis-jenis instrumen penelitian
1.
Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif
Dalam instrumen yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya
terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi
validitas terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validitas
adalah peneliti sendiri, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang
diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti
kualitatif sebagai “human instrument”
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas
temuannya.
2.
Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kuantitatif
Dalam
penelitian kuantitatif kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas
dan reliabilitas instrumen dan pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah
teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang
valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut
tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan data.[2]
Instrumen dalam
penelitian kuantitatif dapat berupa:
a)
Tes
Tes adalah suatu
teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pernyataan, pertanyaan,
atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.
Ditinjau dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu tes lisan, tes tertulis, dan tes
perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban responden dalam bentuk
tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian dan bentuk objektif.
Setiap jenis atau bentuk tes tentu mempunyai tujuan dan
fungsi masing-masing. Salah satu bentuk
tes yang banyak digunakan dalam penelitian adalah tes objektif karena
jawabannya antara benar atau salah.
Tes objektif menuntut responden untuk memilih jawaban
yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban
singkat, dan melengkapi pertanyaan dan pernyataan yang belum sempurna.
b)
Angket (quesioner)
Angket adalah instrumen penelitian yang berisi
serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang
harus dijawab oleh responden. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara
kecuali implementasinya, dimana angket dilaksanakan secara tertulis. Keuntungan
angket, antara lain: a) responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan
peneliti, dan waktu relatif lama, sehingga objektifitas dapat terjamin, b)
dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya cukup
banyak. Angket terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:
a)
Angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan
beberapa kemungkinan jawaban
b)
Angket tak berstruktur, yaitu bentuk angket yang
memberikan jawaban secara terbuka dimana responden secara bebas menjawab
pertanyaan tersebut.[3]
c)
Observasi
Observasi
atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi
dapat dilakukan secara partisipatif yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan
yang sedang berlangsung. Atau observasi dilakukan secara non partisipatif yaitu
pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan sebagai pengamat.[4]
d)
Wawancara
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan atau tanya
jawab baik langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu.[5]
Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk
penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri:
a)
Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus dipikirkannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b)
Peneliti sebagai alat penyesuaian diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c)
Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes
atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
d)
Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e)
Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
f)
Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data
yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk
memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan, atau pelakan.
g)
Dalam penelitian dengan menggunakan tes atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat
diolah secara statistik. Sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.[6]
C.
Langkah- langkah Menyusun instrumen Penelitian
Dalam mengukur
suatu variabel penelitian, seorang peneliti dapat menyusun sendiri instrumen
penelitian.
Namun dalam hal-hal tertentu, peneliti dapat menggunakan instrumen yang telah
ada, yaitu beberapa instrumen yang telah ada, yaitu beberapa instrumen baku
atau instrumen yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya. Instrumen yang
telah ada itu dapat pula merupakan instrumen yang disusun berdasarkan suasana
sosial budaya asing. Untuk itu, peneliti tidak cukup hanya menerjemahkan setiap
butir instrumen, melainkan harus menyadurnya dengan seksama. Pemakaian
instrumen yang telah ada tersebut tidak luput dari kriteria yang dikenakan pada
instrumen yang disusun sendiri. Dengan kata lain, penyaduran instrumen harus
pula diikuti oleh pengujian mutu instrumen sesuai dengan kriteria yang
dimaksud.
Jika instrumen
dibuat atau dikembangkan sendiri, maka ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan, yaitu: a) merumuskan masalah penelitian, b) menemukan variabel
penelitian, c) menentukan instrumen yang akan digunakan, d) menjabarkan
konstruksi setiap variabel, e) menyusun kisi-kisi instrumen setiap variabel, f)
menyusun butir-butir instrumen, g) kaji ulang butir-butir instrumen, h)
menyusun perangkat sementara, i) uji coba perangkat instrumen, j) perbaikan
instrumen, k) penataan perangkat instrumen akhir.
Salah satu
langkah penting dalam penyusunan instrumen sendiri adalah melakukan uji coba
perangkat instrumen. Langkah ini sering diabaikan oleh peneliti karena menjadi
beban berat dan dianggap kurang ada manfaatnya. Padahal, langkah uji coba ini
sangat besar manfaatnya dan mempunyai tujuan tertentu, yaitu untuk mengetahui:
a) apakah instrumen itu dapat di administrasikan dengan mudah, hal ini dapat
dilakukan dengan observasi, b) apakah setiap butir itu dapat dibaca dan
dipahami oleh responden, c) ketepatan instrumen, baik butir instrumen maupun
perangkat instrumen secara keseluruhan, dan d) ketetapan (reliabilitas)
instrumen.[7]
D.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Syarat pokok suatu instrumen penelitian adalah validitas
dan reliabilitas.
1.
Validitas (ketepatan/kesahihan)
Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat
ukur), apakah instrumen yang akan digunakan betul-betul tepat untuk mengukur
apa yang akan diukur.
Dalam
literatur modern tentang penelitian dan evaluai, banyak dikemukakan jenis-jenis
validitas, antara lain:
a.
Validitas permukaan, validitas ini menggunakan kriteria
yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari
instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu tes secara sepintas telah dianggap
baik, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas
permukaan, dan tidak perlu lagi adanya judgement yang
mendalam.
b.
Validitas isi, sering digunakan dalam pengukuran hasil
belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan.
c.
Validitas empiris, biasanya menggunakan tehnik statistik,
yaitu analisis
korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes
dan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur diluar tes yang
bersangkutan.
d.
Validitas konstruk, konstruk adalah konsep yang dapat
diobservasi dan dapat diukur. Validitas konstruk sering juga disebut validitas
logis, validitas konstruk banyak dikenal dan digunakan dalam tes-tes psikologis
untuk mengukur gejala perilaku yang abstrak, seperti kesetiakawanan, kematangan
emosi, sikap, emosi, minat, dan sebagainya.
e.
Validitas faktor, dalam penelitian sering digunakan skala
pengukuran tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan indikator dari variabel yang
diukur sesuai apa yang terungkap dalam konstruksi teoretisnya. Meskipun
variabel terdiri dari beberapa faktor, prinsip homogenitas untuk keseluruhan
faktor harus tetap dipertahankan, sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara satu faktor dan faktor
lain.
2. Reliabilitas
(ketetapan/keajekan)
Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika selalu
memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama, pada waktu
atau kesempatan yang berbeda.
Menurut perhitungan product-moment
dari Pearson,
ada tiga macam reliabilitas, yaitu:
a.
Koefisien stabilitas adalah jenis reliabilitas yang
menggunakan tehnik test and retest, yaitu memberikan tes kepada sekelompok
individu, kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok yang sama dengan
waktu yang berbeda.
b.
Koefisien ekuivalen adalah jika mengkorelasikan dua buah
tes yang paralel pada kelompok dan waktu
yang sama.
c.
Koefisien konsistensi internal aalah reliabilitas yang
didapat dengan jalan menkorelasikan dua buah tes dari kelompok yang sama,
tetapi diambil dari buir-butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan
butir-butir bernomor ganjil untuk tes yang kedua.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Jenis-jenis instrumen penelitian ada dua, yaitu instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif dan instrumen penelitian untuk penelitian kuantitatif. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes,
angket, wawancara, dan observasi.
Salah satu langkah penting dalam penyusunan instrumen
sendiri adalah melakukan uji coba perangkat instrumen. Dan
syarat pokok suatu instrumen penelitian
adalah validitas dan reliabilitas.
B.
Saran
Dengan selesainya makalah ini penulis berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca. Penlulis juga mengharapkan kritik dan saran terhadap
peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini. Kami minta maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan ini dan isi penulisan makalah ini semoga bermanfaat
bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.spengetahuan.com/2015/11/pengertian-instrumen-penelitian-menurut-para-ahli-jenisnya.html,
pada 23 juli 2017 pukul 11.35
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian
Pendidikan.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2014.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta
Bandung.
Syaodih, Nana. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
PROFIL PENULIS
Nama : Fatikhatu Risqiana
Nim : 2023114021
Alamat : Pekajangan Gang.18 No.53
Nama : Rohmawati
Nim : 2023114081
Alamat : Banyurip Alit Gang 1b
Nama : Maghfiroh
Nim : 2024115041
Alamat : Wiroditan Bojong Kab.
Pekalongan
Lampiran: Referensi Buku
[1] Bobsusanto,”pengertian instrumen penelitian menurut para ahli dan jenisnya diakses dari http://www.spengetahuan.com/2015/11/pengertian-instrumen-penelitian-menurut-para-ahli-jenisnya.html, pada 23 juli 2017 pukul 11.35
[2] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung, 2014), hlm. 222
[6] Sugiyono, Op.Cit., hlm 224
Tidak ada komentar:
Posting Komentar