MAKNA DAN HAKIKAT GURU
Peran Guru
Dwi
Cahaya Amanah
(2023116005)
KELAS D
JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang bertema ”hadis
sebagai sumber aliran agama islam” tanpa ada
halangan apapun. Shalawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada baginda
agung Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah kepada
zaman yang penuh barakah ini.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata
kuliah STRATEGI BELAJAR MENGAJAR oleh dosen Muhammad Hufron, M.Si kami ucapkan terima kasih kepada beliau atas
bimbingan dan saran sehingga terwujudnya makalah ini.
Tidak ada
kesempurnaan didunia ini kecuali Allah SWT. Oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun kami harapkan agar terciptanya pendekatan pada taraf
yang sempurna. Dan semoga apa yang tersajikan dalam makalah ini berguna bagi
pembaca pada umumnya.Amin
yaa rabbal’alamin.
Pekalongan, 10 september 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL TEMA : MAKNA DAN HAKIKAT GURU
B. SUB TEMA : PERAN GURU
C. ARGUMEN?
Makalah ini penting
dibahas karena menurut saya peran guru disuatu kelas sangat dipentingkan untuk
berjalannya suatu pembelajaran, dengan adanya guru dengan murid suatu
pembelajaran akan berjalan dengan sesuai. Guru adalah pendidikan profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Untuk mengetahui bahwa guru mempunyai peran sebagai
pendidik untuk membentuk serta membangun kreatifitas dan kepribadian anak didik
yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran guru
Uzair usman yang mengutip dari adam & decey dalam
basic priciples of student teaching mengemukakan, bahwa peran dan tugas guru
adalah mengajar, pimpinan kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipasi,
ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan koselor.[1]
Seorang guru
sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah
makhluk lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain,
sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap
orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta
didik, ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia
menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.
Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta ini guru harus lebih memperhatikan peserta
didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain
memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin diantara kita masih ingat,
ketika duduk dikelas I SD, gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil
untuk menulis, ia memegang satu demi satu tangan peserta didik dan membantunya
agar bisa memegang pensil dengan benar. Gurulah yang memberi dorongan agar
peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggung
jawab terhadap setiap perbuatannya . guru juga bertindak sebagai pembantu
ketika ada pesrta didik buang air kecil dicelana. gurulah juga yang membantu
peserta didik ketika jatuh dan berkelahi dengan temannya, menjadi perawat dan
lain-lain. yang sangat sangat menuntut kesabaran , kreatifitas dan profesionalisme.
Betapa besar
jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan
fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan
dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat,
kemajuan negara, dan bangsa. Dalam hal ini guru harus kreatif, profesional, dan
menyenangkan, dengan memposisian diri sebagai berikut.
1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik.
3. Fasiliator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta
didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6.
Membiasakan peserta didik untuk saling
berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar.
7.
Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar
antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.
8.
Mengembangkan kreatifitas.
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Untuk
memenuhi kriteria diatas guru harus memaknai pembelajaran, serta menjadikan
pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi
peserta didik. Untuk kepentingan tersebut, dengan memperhatikan kajian Pullias
dan Young (1988), serta Yelon and Weinstein (1997), dapat diidentifikasikan
sedikitnya 19 peran guru antara lain:
a. Guru Sebagai
Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi
bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yangmencakup tanggung jawab,
wibawa, mandiri, dan disiplin.yang dimaksudkan disiplin yaitu bahwa guru harus
mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran
profesional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik
disekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus menanamkan
disiplin dimulai dari dirinya sendiri.
b. guru sebagai
pengajar
Pertentangan tentang mengajar berdasar pada suatu unsur kebenaran
yang berangkat dari pendapat kuno yang menekankan bahwa mengajar berarti
memberitahu atau menyampaikan materi pembelajaran. Dalam hal ini, kosep lama
yang cenderung membuat kegiatan pembelajaran menjadi monoton wajar jika
mendapat tantangan, tetapi tidak dapat didiskreditkan untuk semua pembelajaran.
Untuk itu perlu beberapa hal yang harus dilakukan untuk digunakan guru dalam
pembelajaran, antara lain yaitu: membuat ilustrasi, mendefinisikan,
menganalisis, mensintesis, bertanya, merespon, mendengarkan dan lain
sebagainya.
c. Guru sebagai
pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey),
yang berdasarkan pengetahuan dan pengalaman bertanggung jawab atas kelancaran
perjalanan itu. Istilah perjalanan itu merupakan suatu proses belajar, baik
dalam kelas maupun di luar kelas yang mencakup seluruh kehidupan. Dari
kesimpulan diatas guru harus mempunyai ilustrasi dengan memerlukan kompetensi
yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut yaitu (1) guru harus
merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak tercapai. (2)
guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang
paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak
hanya secara jasmaniyah, tetapi merekahaus terlibat secara psikologis. (3) guru
harus memaknai kegiatan belajar. (4) guru harus melaksanakan penilaian.
d. Guru sebagai
pelatih
Pelatih yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi
dasar dan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual
peserta didik, dan lingkungannya. Pelaksanaan fungsi ini tidak harus
mengalahkan fungsi lain, ia tetap sadar bahwa walaupun tahu, tidak harus
memberitahukan semua yang diketahuinya. Secara didaktis, guru menciptakan
situasi agar peserta didik berusaha
menemukan sendiri apa yang seharusnya diketahui. Guru harus bisa menahan
emosinya untuk menjawab semua pertanyaan yang ditujukan kepadanya, sehingga
kewenangan yang dimiliki tidak membunuh kreatifitas peserta didik.
e. Guru sebagai penasehat
Guru
adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, agar guru
dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan , dan penasehat secara lebih
mendalam, ia harus psikologi
kepribadian dan ilmu kesehatan mental. Pendekatan psikologis dan mental health diatas akan banyak menolong
guru dalam menjalankan fungsinya sebagai penasihat, yang telah banyak dikenal
bahwa ia banyak membantu peserta didik untuk dapat membuat keputusan sendiri.
f. Guru
sebagai pembaharu
Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis
berada jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan
diwujudkan dalam pendidikan
g. Guru
sebagai model dan teladan
Menjadi
teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru
tidak mau menerima ataupun menggunakannya secara konstrutif maka telah
mengurangi keefektifan pembelajaran, peran dan fungsi ini patut dipahami, dan
tak perlu menjadi beban yang memberatkan sehingga dengan keterampilan dan
kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran.
h. Guru sebagai pribadi
Ujian
berat bagi guru adalah dalam hal kepribadian yang memancing emosinya, kestabila
emosi amat diperlukan, namun tidak semua orang mampu menahan emosi terhadap
rangsangan yang menyinggung perasaan, dan memang diakui bahwa tiap orang
mempunyai temparamen yang berbeda dengan orang lain.
i. Guru sebagai peneliti
Menyadari
akan kekurangannya, guru berusaha mencari apa yang belum diketahui untuk
meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Bagaimana menemukan apa yang tidak diketahuinya? Sebagai orang yang
telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan,
yakni penelitian.
j. Guru sebagai pendorong kreativitas
Sebagai
orang yang kreatif guru menyadari bahwa kreatifitas merupakan yang universal
dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh
kesadaran itu, ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang berada
dipusat proses pendidikan.
k. Guru
sebagai pembangkit pandangan
Mengembangkan fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi
dengan peserta didik disegala umur, sehingga setiap langkah dari proses
l. Guru
sebagai pekerja rutin
Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertenntu,serta
kegiatan rutin yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan
tersebut tidak dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak
keefektifan guru pada semua peranannya. Jika kegiatan rutin tersebut tidak
disukai, bisa merusak dan mengubah sikap umumnya terhadap pembelajaran.
m. Guru sebagai pemindah kemah
Guru
adalah seorang pemindah kemah yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik meninggalkan hal
lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik,
kepercayaan, dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan, serta membantu menjauhi
dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai.
n. Guru sebagai pembawa cerita
Cerita
adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia
bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang sama dengan yang dihadapinya,
sebagai pendengar peserta didik dapat mengidentifikasi watak-watak pelaku yang
ada dalam cerita, dapat secara objektif menganalisis, menilai manusia,
kejadian-kejadian dan pikiran-pikiran.
o. Guru sebagai aktor
seorang
guru harus siap mental terhadap pernyataan senang dan tidak senang dari para
penonton dan kritik yang diberikan oleh media massa. Emosi harus dikuasai
karena kalau seseorang telah mencintai atau membenci sesuatu akan berlaku tidak
objektif perilakunya menjadi distorsi dan tak terkontrol.
p. Guru sebagai emansipator
guru
telah melaksanakan fungsinya sebagai emansipator, ketika peserta didik yang
telah menilai dirinya sebagai pribadi yang tak berharga, merasa dicampakkan
orang lain atau selalu diuji dengan berbagai kesulitan sehingga hampir putus
asa , diperlukan ketelatenan, keuletan dan seni memotivasi agar timbul kembali
kesadaran, dan bangkit kembali harapann
q. Guru sebagai evaluator
Guru
dituntut untuk menjadi seorang
evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyangkut
intrinsik maupun ekstrinsik. Guru tidak
menilai produk, tetapi juga menilai proses.
r. Guru
sebagai pengawet
Salah
satu tugas pendidikan adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna
bagi kehidupan manusia sekarang maupun dimasa depan
s. Guru
sebagai kulminator
Guru adalah orang orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap dari awal hingga akhir. Dengan rancanganya peserta didik akan melewati
tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bisa
mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran sebagai kulminator terpadu dengan
peran sebagai evaluator.[2]
Profesi
guru tidak dapat dilepaskan dengan satuan pendidikan sebagai tempat
penyelenggaraan pendidikan. Guru sebagai salah satu sumber daya sekolah
memiliki peran yang strategis, paling domonan, penting dan harus ada dalam
pembelajaran di sekolah. Guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang
sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan yaitu upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia indonesia yang
beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (sisdiknas, 2003).
Guru
merupakan pimpinan dalam proses pendidikan, khususnya selama pembelajaran
dihadapanpeserta didik dimuka kelas. Dengan demikian, guru harus mampu berperan
sebagai manajer sekaligus pimpinan kelas. Guru sebagai role models, maka harus
mampu menjadi teladan peserta didiknya. Prestasi lulusan pada suatu sekolah
dapat menggambarkan representasi kualitas guru-gurunya. Sebagai role models
bagi peserta didiknya, maka guru harus mampu memerankan diri baik disekolah
maupun ditengah-tengah masyarakat, antara lain harus berperan sebagai pengajar,
motivator, pembimbing, pengarah, pelatih, konselor, dan lain-lain seperti yang
sudah dijelaskan diatas. [3]
Peranan
guru dalam pelaksanaan bimbingan disekolah dapat dibedakan menjadi dua yaitu
(1) tugas dalam layanan bimbingan dalam kelas, (2) di luar kelas. Dalam layanan
bimbingan, guru mempunyai beberapa tugas utama, sebagaimana dituangkan dalam
kurikulum SMA 1975 tentang pedoman bimbingan dan penyuluhan. [4]
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konssekwensi
kepada guru untuk meningkatkan peran dan kompetensinya karena proses
belajar-mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan
dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat optimal.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peranan guru
akan senantias menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai
interaksinya, baik dengan siswa (yang
terutama), sesama guru, maupun mengejar, dapat dipandang sebagai sentral bagi
perannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan
perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan
berinteraksi dengan siswanya.
Guru
merupakan pimpinan dalam proses pendidikan, khususnya selama pembelajaran
dihadapanpeserta didik dimuka kelas. Dengan demikian, guru harus mampu berperan
sebagai manajer sekaligus pimpinan kelas. Guru
sebagai role models, maka harus mampu menjadi teladan peserta didiknya.
Prestasi lulusan pada suatu sekolah dapat menggambarkan representasi kualitas
guru-gurunya. Sebagai role models bagi peserta didiknya, maka guru harus mampu
memerankan diri baik disekolah maupun ditengah-tengah masyarakat, antara lain
harus berperan sebagai pengajar, motivator, pembimbing, pengarah, pelatih,
konselor
DAFTAR PUSTAKA
Zainal
Asri, 2011. Micro teaching, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hlm.9
Mulyasa ,2005. Menjadi guru profesi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm. 35-65
Tri
jaka kartana, 2015. profesi dan etika guru, Yogyakarta: PT.
Pustaka Rihama,), hlm 52-53
Soetjipto dan raflis kosasi 1999, profesi keguruan, jakarta: PT. Rineka cipta,hlm 107
Ahmad sabri,2005. strategi belajar mengajar dan micro
teaching, ciputat: PT.ciputat
press,hlm 71
NAMA
: DWI CAHAYA AMANAH
Tempat, tanggal, lahir : PEMALANG, 27 JULI 1998
Alamat :
desa blendung kec. Ulujami kab. Pemalang rt.02/rw.06
Riwayat pendidikan
1. SD NEGERI 01 ULUJAMI
2. SMP NEGERI 2 ULUJAMI
3. SMA NEGERI 1 ULUJAMI
[2] Mulyasa,menjadi guru profesional,cet ke-3, (bandung:remaja
rosdakarya,2005),hlm35-65
[3] Tri jaka kartana, profesi dan etika guru, cet ke-1, (yogyakarta:pustaka rihama,2015),
hlm 52-53
[4] Soetjipto dan raflis kosasi, profesi keguruan, cet ke-1,
(jakarta:rineka cipta,1999),hlm 107
[5] Ahmad sabri, strategi belajar mengajar dan micro teaching, cet ke-1, (ciputat:ciputat press, 2005),hlm
71
Tidak ada komentar:
Posting Komentar