"Kegunaan Evalusi Dan Umpan Balik"
Roijah
2021115282
Kelas: F
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Evaluasi dan Umpan Balik”
dengan semaksimal mungkin. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Maksud dari pembuatan makalah ini untuk
memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah sebagai bentuk tanggung jawab
penulis dalam perkuliahan.
Pada kesempatan
ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah
membantu penyelesaikan makalah ini baik langsung maupun tidak langsung. Penulis
sadar bahwasannya dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Pekalongan,
20 Oktober 2017
Penulis
(Kelompok 10)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema
Evaluasi Dan Umpan balik.
B. Sub Tema
Kegunaan Evalusi Dan Umpan Balik
C. Mengapa Penting Untuk Dikaji
Evaluasi hasil belajar peserta didik perlu
dilakukan agar diketahui perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta didik
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat menampilkan
informasi performa sesuai dengan yang diharapkan. Setelah dilakukan evaluasi
perlu dilakukan umpan balik dari hasil evaluasi, sehingga dengan adanya umpan
balik maka siswa bersama dengan guru dapat melakukan perbaikan atau pengayaan
terhadap hasil evaluasi yang telah dilaksanakan untuk dapat melanjutkan ke
tahap kompetensi yang lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Evaluasi
Dalam Pendidikan
1.
Pengertian
Evaluasi
Menurut
bahasa, kata evaluasi berasal dari
bahasa Inggris evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi pembelajaran
dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan
menilai, megukur lebih bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat
kualitatif.
Evaluasi dilakukan dengan
pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana sesuai dengan hasil kemajuan
belajar yang ditunjukkan oleh peserta didik. Dengan demikian evaluasi adalah
suatu tindakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana
untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif.[1]
Dalam
sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponenpenting dan tahap
yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil
yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan sebagai umpan balik (feed-back)
bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran. Ada beberapa istilah yang sering disalahartikan dan disalahgunakan
dalam praktik evaluasi, yaitu tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut berbeda satu sama lain, tetapi mempunyai
hubungan yang sangat erat. Istilah tes lebih menekankan sebagai suatu alat
untuk mengumpulkan data yang berbentuk tugas atau rangkaian tugas. Istilah
pengukuran dapat diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu. Sedangkan penilaian diartikan sebagai suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi
secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah
dicapai siswa.[2]
2.
Kegunaan
Evaluasi
Dalam
proses pembelajaran, terdapat tiga fungsi evaluasi yaitu:
a.
Fungsi Proknostik
Fungsi
proknostik adalah evaluasi yang dilaksanakan diawal proses pembelajaran untuk mengetahui kondisi
obyektif dari peserta didik. Hasil yang diperoleh digunakan untuk menentukan
posisi peserta didik dalam pembelajaran. Fungsi proknostik juga berguna untuk
memprediksikan kompetensi lanjutan yang mungkin dapat dicapai oleh peserta
didik. Hal ini berarti hasil evaluasi dapat digunakan sebagai bahan perencanaan
kompetensi apa yang dapat dikuasai pada tahap berikutnya.
b.
Fungsi Diagnostik
Fungsi
diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk menganalisis kemampuan
pembelajar pada saat berlangsunagnya proses pembelajaran. Evaluasi ini
berlangsung sepanjang proses pembelajaran. Evaluasi daignostik memungkinkan
seorang pendidik mempertahankan metode yang digunakan atau menggantinya. Fungsi
ini dapat diwujudkan dalam tes formatif, yang mengevaluasi peserta didik pada
setiap sub-pokok bahasan, atau sub-unit suatu pelajaran.
c.
Fungsi
Sertifikasi
Fungsi
sertifikasi ini bertujuan untuk menyatakan kedudukan atau peringkat peserta
didik dalam sebuah pembeajaran.
Evaluasi
dilaksanakan di akhir periode pembelajaran seperti di akhir semester. Fungsi
sertifikasi dalam evaluasi sama sekali tidak menggiring pembelajar untuk
meningkatkan kemampuan akademisnya karena evaluasi tersebut dilaksanakan di akahir.
Tujuannya hanya menyatakan status dan mendaptkan laporan hasil belajar atau
sertifikat.[3]
Fungsi
evaluasi yang dikemukakan oleh Sahertian yaitu sebagai
berikut:
1.
Untuk
memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar.
2.
Untuk
melengkapi informasi mengenai kemajuan belajar dan kemunduran murid, dapat pula
berfungsi sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kenaikan siswa.
3.
Untuk
memajukan murid dalam suatu kemajuan tertentu.
4.
Untuk
memperoleh data bagi pekrjaan bimbingan dan penyuluhan. Untuk memberi informasi
kepada guru, murid dan orang tua tentang apa dan sampai di mana hasil kemajuan
yang dicapai murid-murid di sekolah.[4]
5.
Terbukanya
kemungkinan bagi evaluator guna memperoleh informasi tentang hasil-hasil yang telah dicapai dalam rangka pelaksanaan
program pendidikan.
6.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya
relevansi antara program pendidikan yangtelah dirumuskan, dengan tujuan yang
hendak dicapai.[5]
B.
Umpan
Balik Dalam Pendidikann
1.
Pengertian
Umpan Balik
Yang
dimaksud dengan umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes
atau alat ukur lainnya kepada peserta didik untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian atau hasil belajarnya.[6]
Dapat disimpulkan bahwaumpan balik berkaitan erat dengan kegiatan
belajar-mengajar yang dievaluasi dengan suatu alat evaluasi.Hasil evaluasi ini
memberi informasi sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan
dalam proses/ kegiatan belajar-mengajar.[7]
Umpan
balik hanya dapat berfungsi memperbaikaibelajar peserta didik dalam kondisi
tertentu saja. Jika hanya sekedar memberitahu atau menginformasikan hasil
evaluasi, maka umpan balik tidak terlalu mempengaruhi hasil belajar peserta
didik. Sebaliknya, umpan balik baru bermanfaat apabila pendidik bersama peserta
didik menelaah kembali jawaban-jawaban tes (umpan balik hasil tes), baik yang
jawaban benar maupun salah oleh peserta didik, dan diberikan kesempata
memperbaiki jawaban yang salah tersebut.[8]Kondisi
atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan kebrhasilan usaha
pemberian umpan balik terhadap belajar siswa.
Berikut
ini beberapa ketentuan mengenai umpan balik.
a.
Umpan balik
tidak mempermudah belajar jika:
1.
Siswa sudah
mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu.
2.
Bahan yang
hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa umumnya
menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
b.
Umpan balik
membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi syarat-syarat berikut ini:
1.
Mengkonfirmasikan
jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa, dan menyampaikan kepadanya seberapa
jauh dia mengerti materi belajar yang disajikan.
2.
Mengidentifikasi
kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaikinya sendiri.
2.
Kegunaan
Umpan Balik
Umpan
balikmemiliki tiga fungsi utama, yaitu:
a.
Fungsi Informasional
Tes
sebagai alat penilaian pencapaian/hasil belajar peserta didik diberikan menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dengan demikian, memberikan
informasi tentang sejauh mana peserta didik telah menguasai materi yang
diterimanya dalam proses pembelajaran. Berdasarkan informasi ini, dapat
diupayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.[9]
Slameto
(1988) mengacu Kulhavy dan Anderson (1972) yang dalam studinya menemukan bahwa
umpan balik yang ditunda (delayed
feedback) lebih efektif daripada umpan balik yang segera (emmediate
feedback). Yang dimaksud dengan delayed
feedback adalah umpan balik yang diberikan paling cepat dau hari setelah
tes. Immediate feddback memberikan informasi tentang jawaban yang benar sementara dalam ingatannya masih terdapat jawabannya
yang salah. Dengan demikian jawaban yang benar maupun yang salah bercampur baur
dalam ingatan siswa. Hal ini merupakan hambatan bagi siswa dalam mengingat
jawaban yang benar.
b.
Fungsi
Motivasional
Dengan
memberikan umpan balik itu maka tes sekaligus pula berfungsi sebagai motivator
bagi para siswa untuk belajar. Guru-guru berpikir dan berharap bahwa dengan
menggunakan tes sebagai ancaman, mereka dapat meningkatkan kesungguhan belajar
pada siswa. Hal semcam ini justru
menimbulkan kecemasan pada siswa pada saat mengerejakan soal-soal di bawah
tekanan mental semacam itu sehingga hasilnya tidak masksimal. Padahal tes harus
diapandang dalam kesatuan integral dengan tujuan intrusksional dan dengan
proses belajar-mengajar, dan sebagai mekanisme untuk memberikan umpan balik
kepada siswa.
c.
Fungsi
Komunikasional
Pemberian
unpan balik merupakan upaya komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan
hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa membahas upaya peningkatan atau
perbaikannya. Dengan demikian, melalui
umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya, kemudian guru dan siswa
bersama-ssama bereaksi terhadap hasil tersebut.[10]
3.
Tindak Lanjut
Hasil Belajar
Evaluasi
peserta didik tidak hanya untuk evaluasi itu sendiri melainkan harus ditindak
lanjut. Tindak lanjut tersebut
bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan hasil evaluasi. Adapun beberapa tindak
lanjut tersebut meliputi:
a.
Pengayaan
Pengayaan
perlu dilakukan jika materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didiktelah
dikuasai sepenuhnya. Ini agar peserta didik yang telah paham terhadap materi
yang telah diberikan, menjadi makin kaya pengetahuan.
b.
Mengadakan
remidi
Remidi
diberika kepada peserta didik, baik secara kelompok maupun secara individual.
remidi diberikan secara kelompok, manakala kasusnya adalah kasus keompok.
Sebaliknya, remidi diberikan secara individual, manakala kasusnya adalah kasus
individu.
c.
Mengulangi
pelajaran
Penyajian
pelajaran perlu diulangi, jika peserta didik sebagian besar belum
menguasai pelajaran berdasarkan hasil
evaluasi.
d.
Mengadakan
promosi, kenaikan dan kelulusan
Dari
hasil evaluasi akan dapat diketahui, mana peserta didik yang layak dipromosikan,
dinaikkan, diluluskan dan sebaliknya;
tidak dinaikkan dan tidak diluluskan.
e.
Pelaporan
Pelaporan
hasil evaluasi, dapat dilakukan oleh guru kepad peserta didik sendiri, kepala
sekolah dan orang tua. Peserta didik sendiri perlu mendapatkan laporan hasil
dialkukan evaluasi, agar mereka mendaptkan umpan balik mengenai hasil
belajarnya.[11]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran dapat diartikan sebagai
penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai, megukur lebih bersifat
kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Evaluasi memiliki
fungsi sebagai:
a.
Fungsi
proknostik
b.
Fungsi
diagnostik
c.
Fungsi
sertifikat
Setelah dilakukan evalusi maka dibeikan
umpan balik terhadap hasil evaluasi.
Umpan balik ini merupakan pemberian informasi yang diperoleh dari tes
atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memeperbaiki atau meningkatkan
pencapaian hasil belajarnya. Kegunaan dari umpan balik diantaranya:
a.
Fungsi
informasional
b.
Fungsi
motivasional
c.
Fungsi
komunkasional
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,
Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Imron,
Ali. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mustakim,
Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press.
Silverius,
Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta:PT Raja
Grafino Persada.
Sudjiono,
Anas. 1996. Pengantar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
[1] Zaenal Mustakin, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:
IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm. 178
[2]Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 1-4
[3]Zaenal Mustakin, Strategi dan Metedoe........ hlm. 185-187
[4]Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2012), hlm. 119-120
[5]Anas Sudijono, Pengantar Evalusi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1996), hlm. 17
[6]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode.......... hlm. 190
[7]Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik,
(Jakarta:PT Raja Grafino Persada, 1991). Hlm. 148-149
[8] Zaenal Mustakin, Strategi
dan Metode........ hlm. 191
[9]Zaenal Mustakim, Strategi Belajar dan........ hlm. 196
[10]Suke Silverius, Evalusi Hasil Belajar dan......... hlm. 150-152
[11]Ali Imron, Manajemen Peserta Didik.......... hlm. 139-141
Tidak ada komentar:
Posting Komentar