PAKET ULUL ALBAB
(ORANG YANG BERAKAL, QS ALI-IMRON 190-191)
Shofwatun Nisa
NIM: (2117132)
Kelas : E
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
tuhan yang maha esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang
”Ulul Albab“ dengan baik. Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Tanpa
ada halangan suatu apapun Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAWyang kita nantikan syafa’atnya
diyaumul qiyamah.
Penyusunan makalah ini merupakan
tugas mata kuliah tafsir tarbawi disemester. dalam penulisan makalah ini,
tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun
material oleh karena itu saya menyampaikan ucapan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.Latar belakang.................................................................1
B.Rumusan masalah ...........................................................2
C.Tujuan..............................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
A.Pengertian Ulul Albab.....................................................4
B.Ulul Albab menurut Era Milenial....................................6
C. Dalil karakter yang mengenai tentang Ulul Albab . ...............9
BAB
III PENUTUP
A.Kesimpulan ....................................................................12
B.Saran ...............................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Maha Suci Allah yang telah
memberikan manusia berbagai macam potensi yang menjadi pembeda dari makhluk
yang lainya. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan dengan makhluk
lain. Ini semuanya karena manusia
dibekali potensi yang luar biasa yaitu berupa akal, akal juga juga yang
membedakan manusia dari makhluk allah yang lain. Keintelektualan dan bentuk
jasad sempurna yang dianugrahkan Allah kepadanya,
Dalam diri manusia terdapat dua daya sekaligus, yaitu daya fikir
yang berpusat dikepala dan daya rasa (qalbu)
yang berpusat didada. Untuk mengembangkan daya ini telah ditata sedemikian oleh islam
Konsep ulul albab yang terdapat
dalam surat Al-Imron ayat 190-191 memberikan penjelasan bahwa orang yang
berakal adalah orang yang melakukan dua hal, yaitu tadzakur yakni mengingat
Allah dengan ucapan dan atau hati dalam situasi dan kondisi apapun tafakur
memikirkan ciptaan Allah, yakni yakni kejadian dialam semesta. Dengan melakukan
dua hal tersebut, seseorang diharapkan ia sampai kepada hikmah yang berada dibalik
proses mengingat dan berfikir, yaitu mengetahui memahami dibalik fenomena alam
dan segala sesuatu yang ada didalamnya menunjukan adanya sang pencipta.
Dalam pendidikan islam ada ajaran
agama islam, memiliki tujuan yang mulia sesuai dengan aturan dan tuntunan
Al-Quran yaitu untuk membentuk kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang
seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran islam. Adanya pendidikan dapat mencakup
aspek kognitif (akal), aspek efektif (moral), dan spiritual. Dengan kata lain terciptanya
kepribadian yang seimbang, yang tidak hanya menekankan perkembangan akal,
tetapi juga perkembangan spiritual.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan Ulul Albab?
b.
Apa dalil yang menjelaskan Ulul Albab?
c.
Bagaimana kepribadian dari Ulul Albab?
C.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui dari Ulul Albab
b.
Untuk mengetahui dalil dari Ulul Albab
c.
Untuk mengetahui kepribadian Ulul Albab
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian ulul albab
Ulul albab dalam Al-Quran ada 16
ayat, para karakteristik الا الباب اؤلؤ
secara beda beda sebab diterjemahkan “orang orang yang berakal” saja masih
belum sepenuhnya tepat. Kata ulu berarti orang yang mempunyai, sedangkan kata
albab adalah jamak dari kata lubb yang berarti intisari yang dapat digunakan
untuk menyebut akal, hati (cita rasa), dan lain lain. Sedangkan sayyid Quth
adalah salah seorang ulama yang terkemuka dikalangan ikhwan al-muslimin yang
fenomenal dan tokoh pergerakan yang pernah hadir memberikan warna tafsir yang
berada pada jamanya. Karena dari segi metodologi Sayyid Quth mencoba untuk
mempresentasikan tafsirnya itu sebagai petunjuk dan manhaj kehidupan bagi
manusia dengan menggunakan pendekatan bahasa perenungan dan pemikiran dan
dengan metode takhwir yaitu suatu gaya penghampiran yang berusaha menampilkan
pesan Al-Quran sebagai gambaran pesan yang hadir, yang hidup dan kongkrit
sehingga dapat menimbulkan pemahaman “aktual “ bagi pembacanya dan memberinya
dorongan yang kuat untuk berbuat.
1. Makna Ulul
Albab
Menurut
Bahasa, dalam bahasa Arab, Ulul Albab berasal dari dua kata: yaitu uluu dan
albaab, al lubb kata jamaknya Albab (al-asfahani : 466). Sedangkan penambahan اولوا yang
merupakan jamak dari kata اولئ
yang sama dengan دوو
dan mufrodatnya adalah دو
yang artinya “seseorang yang memiliki sesuatu keistimewaan’. (Mahmud Yunus : 1972
:53). Kata اولوا
untuk bentuk kata jamak laki-laki/ mudzakar sedangkan untuk jamak muannas
/perempuan اولات (Muhammad Ismail :1972 :51). Dari kta uluu
ini bersirat makna bahwa tidak semua orang memiliki, dalam Al-Quran disebutkan
juga orang-orang yang memiliki beberapa hal seperti kekuatan atau Ulu Al-Ba’s,
sedangkan firman Allah Swt: “Maka apabila datang saat hukuman lagi (kejahatan)
pertama dari kedua (kejahatan)itu,kami datanglah kepadamu hamba-hamba kami yang
mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela dikampung-kampung, dan
itulah ketetapan yang pasti terlaksana” (Qs-al-Isra ; 5) atau yang memiliki
kekayaan (Ulu Al-Fadhl), sebagaimana
firman Allah Swt: “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan
kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan)
kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang
berhijrah pada jalan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “ (Qs. Al-Nur : 22).
Ayat ini
berhubungan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa dia tidak akan memberi apa-apa
kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam penyiaranya berita
bohong tentang diri ‘Aisyah’. Maka turunlah ayat ini melarang beliau
melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh memanfaatkan dan berlapang dada
terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka itu.
Begitu juga
kata Ulu Al-Amr yang artinya orang memiliki atau memegang urusan (QS. An-Nisa
:59).” Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosulnya, dan
Ulil Amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kamu benar-benar kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian yang kemudian
itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.
Kata lain
dari relevan dengan pembahasan kita ini Ulu Al-Iim, Artinya orang yang memiliki
ilmu atau memiliki imu pengetahuan, firman Allah Swt yang berbunyi :”Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada tuhan melainkan dia (yang berhak disembah)
Yang menegakan keadilan para malaikat dan
orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu, tak ada tuhan
melainkan dia yang berhak disembah, yang maha perkasa lagi maha bijaksana “
(QS. Al-Imran : 18).
Kata albab
berasal dari kata lub, yang membentuk kata al-lubbyang artinya “otak” atau
pikiran, isi tiap-tiap suatuakal, cerdik, hati. Kata albab adalah bentuk jamak
dari lubb, (Mahmud Yunus : 388). Sedangkan menurut Ma’luf kata lubb adalah “yang
murni” dan yang pilihan dari sesuatu. Lubb sering dipakai pada apa-apa yang
dimakan didalamnya dan dibuang kulitnya. Dari term lubb, “isi” merupakan
antonim dari “kulit”. Disini Al-Quran menunjukan bahwa manusia terdiri dari dua
bagian yaitu kulit dan isi. Bentuk fisik
adalah kulit sedangkan Akal adalah Isi. (Qardhawi ; 1998 :30) kemudian dalam
kamus Al-Munjid Fi Al-Lughah Wa Al-A’lam dijelaskan bahwa lubb bentuk jamaknya
adalah adalah albab, albab,albub artinya akal yang murni dari segala sesuatu,
akal yang bersih dari cela, apa-apa yang cemerlang dari akal dan qalbu.
Arti lafadz
lubb dalam hadis diatas yaitu orang-orang yang berakal. Bahwa orang-orang yang
mempunyai lubb adalah mereka yang berfikir dengan akalnya sehingga tidak
mencerca orang dan taat kepada suami sebagai kewajibanya.
Bila kata
Ulu disatukan dengan kata albab mempunyai arti yang memiliki sesuatu yang
cemerlang dari akal dan qalbu. Ulul albab, suatu tingkatan Al-Quran tentang
kaum intelektual beriman, berpandangan jauh kedepan dan bertanggung jawab,
orang bijak (hikmah) yang mempunyai cakrawala pemikiran yang dalam. (Syafii
Maarif :1985 : 10). Ulul Albab (cendiakawan beriman) bukan saja mereka yang
berpengetahuan tapi juga mempunyai kebijakan dan kearifan dalam membaca
fenomena masyarakat dan fenomena alam.
Yusuf
Qardhawi mengutip dari tafsir Nuzmudh Dhurar karya imam Al-Baqa’i berkata, :
uulul albab yaitu akal-akal yang bersih, serta pemahaman yang cemerlang yang
terlepas dari semua ikatan fisik sehingga mampu menangkap ketinggian takwa dan
ia pun menjaga ketakwaan itu”. (Qurdhawi :31) dengan demikian ulul albab
artinya orang yang memiliki otak berlapis-lapis. Ini sebenarnya membentuk arti
kiasan tentang orang yang memiliki otak tajam[1]
B. Dalil
karakter Ulul Albab dalam Al-Quran
Artinya :
Sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan
siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata )
Rabbana, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siska neraka (
Q.S. Ali Imron : 190-191 ).[2]
1. Ulul Albab
dalam Al-Quran
QS.
Al Imran 190-191 memiliki ashab al-nuzul bahwa dalam suatu riwayat dikemukakan
bahwa orang Quraisy datang kepada orang yahudi untuk bertanya tentang mukjizat
yang dibawa Nabi Musa as kepada mereka , lalu dijawab “ Tongkat dan tanganya
terlihat putih bercahaya” . Lalu mereka bertanya kepada kaum nasrani tentang
mukjizat yang dibawa Nabi as kepada mereka, lalu dijawab . “ia dapat
menyembuhkan orang buta sejak lahir hingga dapat melihat, menyembuhkan orang
berpenyakit sopak dan menghidupkan orang mati. “kemudian mereka menghadap Nabi
Muhammad SAW dan berkata Hai Muhmmad, coba berdoalah engkau pada tuhanmu agar
gunung shafa ini dijadikan emas . “lalu Nabi SAW berdoa kepadanya, maka turun
ayat QS. Ali Imron 190 sebagai petunujuk yang telah ada, yang akan lebih besar
manfaatnya bagi orang-orang yang menggunakan akal.[3]
Menurut Qurais Shihab, dalam Tafsir
al-Misbah, disini Allah SWT menguraikan sekelumit dari penciptanya dan
memerintahkan agar memikirkanya, seperti dikemukakan pada awal uraian surat
ini. Hukum-hukum alam yang melahirkan kebiasaan pada hakikatnya ditetapkan dan
diatur oleh Allah Swt yang maha menguasai dan maha mengelola segala sesuatu,
hakikat ini ditegas kembali ditegaskan pada ayat ini dan ayat mendatang sebagai
salah satu bukti kebenaran hal tersebut adalah mengundang manusia untuk
berfikir, karena sesungguhnya dalam penciptaan, yaitu kejadian-kejadian benda
angkasa, seperti matahari,bulan dan jutaan gugusan bintang-bintang yang
terdapat dilangit atau dalam pengaturan sistem kerja langit yang sangat teliti
serta kejadian dan perputaran bumi dan porosnya, yang melahirkan sirih
bergantinya malam dan siang perbedaanya baik dalam masa, maupun dalam
pendeknya, terdapat tanda tanda kemahakuasaan Allah Swt bagi ulul albab.[4]
C. Ulul Albab
menurut Era Milenial
Generasi milienial merupakan istilah bagi mereka yang mayoritas lahir
dikisarakan tahun 1980-an sampai sebelum memasuki tahun 2000, itu artinya
generasi yang tumbuh padamasa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
yang paling terlihat adalah generasi ini terlihat adalah generasi ini lahir
bersamaan dengan maraknya penggunaan internet, sehingga dapat dikatakan bahwa
generasi milenial adalah generasi yang memiliki peluang akan keterbukaan
wawasan yang luas, yang merupakan dampak dari perkembangan diatas.
Generasi milenial tentu diharapkan menjadi generasi yang membawa
perubahan yang lebih baik bagi bangsa kedepanya. Namun, dalam praktiknya dalam
kehidupan sehari-hari terlihat bahwa generasi saat ini mulai mengarah pada
generasi yang induvidualis serta acuh terhadap lingkungannya dan hanya
mementingkan untuk bersenang-senang semata. Keadaan ini sangat miris, mengingat
bahwa generasi milenial yang sangat dipegang penuh oleh kalangan akademika
dalam hal ini. Istilah Ulul Albab sendiri diambil dari Al-Quran surat Al-Imron
ayat 190-191.
Berdasarkan ayat tersebut, istilah Ulul Albab memiliki makna orang yang
berakal, yang senantiasa mengingat allah sambil berdiri atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Mengapa
harus generasi Ulul Albab? Generasi Ulul Albab adalah profil yang sangat ideal
untuk kemudian dijadikan panutan bagi generasi milenial saat ini.
Generasi Ulul Albab identik dengan sosok ilmuan, seorang ilmuan
merupakan pribadi yang memiliki intelektual serta ketaqwaan kepada rabbnya. Sosok
ilmuan menjadikan setiap yang dikerjakan sebagai suatu bentuk ibadah serta
sebagai cara untuk mempelajari ilmu-ilmu Allah yang ada dilangit dan dibumi.
Itulah mengapa generasi Ulul Albab sangat pantas dijadikan profil ideal bagi
generasi milenial.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Ulul Albab yang terdapat pada Qs
Al-Imron ayat 190-191 adalah orang yang selalu mendekatkan diri kepada
allah SWT dengan cara berzikir dimanapun dan kapanpun dia berada. Jelaslah dalam surat Al-Imron
ayat 190-191, mengandung dua hal yang tidak dipisahkan yaitu zikir dan pikir. Ulul
Albab adalah manusia insan yang mampu berkomunitas yang meyakini bahwa ilmu
pengetahuan merupakan salah satu dari sekian. Titik persamaan dari pendidikan
islam dalam surat Ali-Imron ayat 190-191 dengan surat al-Zumar ayat 9 adalah
keduanya memilki suatu sistem yang sama, yaitu pembntukan kepribadian yang
utuh, yaitu kepribadian insan kamil (sempuna)
B. Saran
Dengan adanya materi yang berhubungan dengan akal, diharapkan dapat memaknakan
dengan pemahaman dari Ulul Albab dapat dijadikan pondasi dan pijakan dalam
merumuskan dari pendidikan yang ideal.
DAFTAR
PUSTAKA
Aliyah. Sri ” Ulul albab dalam tafsir fi zhilali Al-Quran”. jurnal Ushuludin IAIN Raden Fatah.
Syaltut, Mahmud. Tafsir Al-Quranul Karim
, (dipenogoro).
Shaleh, dkk. 2001. Asbabun Nuzul. Bandung.
Shihab.Quraish. Tafsir al-Misbah.
Qomariyah. Nuril. blogspot.com, ( diakses
19 september 2018 ).
[1] Sri aliyah,” Ulul
albab dalam tafsir fi zhilali Al-Quran”,
jurnal Dosen Ushuludin IAIN Raden
Fatah. Hlm 115-119.
[2] Mahmud Syaltut , Tafsir Al-Quranul Karim , (dipenogoro,
[3] Shaleh dkk, Asbabun Nuzul, (Bandung, Dipenegoro, 2001), hlm 125
[4] Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 307
[5] Nuril Qomariyah, blogspot.com, ( diakses 19 september 2018 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar