SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI
“KARAKTERISTIK ALLAH SWT SEBAGAI PENDIDIK”
(QS. AL-FATIHAH, 1:1-4)
FATIN BAHIYAH
NIM. 2117264
Kelas: A
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Swt.
yang telah memberikan begitu banyak limpahan nikmat sehingga di antara
nikmat-Nya tersebut penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
dalam rangka nenuntut ilmu.
Shalawat beriringkan salam semoga
tetap terlimpah curahkan kepada baginda kita yang telah menuntun umatnya dari
zaman jahiliah menuju zaman ilmiah yakni Nabi besar Muhammad Saw. juga kepada
keluarganya, para sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya, serta sampai kepada kita
selaku umatnya hingga hari kiamat Amiin.
Selanjutnya makalah
yang berada di hadapan pembaca merupakan uraian materi yang ditulis mengacu
kepada silabus mata kuliah Tafsir Tarbawi yaitu tentang “Karakteristik
Allah Sebagai Pendidik”.yang Alhamdulillah telah selesai ditulis. Tidak akan ada kata selesai disusun makalah ini
melainkan dukungan dari semua pihak baik segi moril maupun materil. Untuk itu
penulis sampaikan banyak terima kasih.
Sudah barang tentu dalam makalah ini tidak luput dari kekeliruan ataupun
kekurangan baik dalam materi maupun dalam hal ikhwal penyusunan. Untuk itu
penulis bermohon maaf dan tak lupa untuk sedia menerima berbagai masukan yang
bersifat membangun untuk penyempurnaannya.
Atas perhatian dan partisipasinya kami
mengucapkan Terima kasih.
Pekalongan,
15 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang............................................................................................. iii
B.
RumusanMasalah........................................................................................ iii
C.
Tujuan.......................................................................................................... iii
BAB II PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Allah
sebagai pendidik............................................................. 1
B.
Ayat karakteristik
Allah sebagai pendidik..................................................... 4
C.
Al-Asma Al-Husna
dalam QS al-fatihah........................................................ 5
D.
Aplikasi dalam
kehidupan.............................................................................. 5
E.
Aspek tarbawi................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................................
B.
Biodata pemakalah.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Fatihah merupakan surah mulia yang terdiri dari tujuh ayat berdasarkan
konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al-Fatihah (pembuka) karena kedudukannya
sebagai pembuka semua surah yang terdapat dalam Al-Quran. Ia diletakkan pada
lembaran awal untuk menyesuaikan urutan surah dan bukan berdasarkan urutan
turunnya. Walaupun ia hanya terdiri beberapa ayat dan sangat singkat namun ia
telah menginterpretasikan makna dan kandungan Al-Quran secara komprehensif.
Pada surat Al-Fatihah ayat 1-4 ini.
Pendidian merupakan factor utama dalam
pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik
atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normative. Melalui reformasi
pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memeberikan jsminan
bagi perwujudan hak-hak asasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan
prestasi secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa
depan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana karakteristik yang harus dimiliki pendidik?
2.
Apa dalil karakter Allah sebagai pendidik?
3.
Apa Al-Asma Al-Husna yang terdapat dalam surat Al-Fatihah?
C. Tujuan
1.
Mengetahui karakteristik yang harus dimiliki pendidik
2.
Mengetahui dalil karakteristik Allah sebagai pendidik
3.
Mengetahui Al-Asma Al-Husna yang terdapat dalam surat Al-Fatihah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Allah sebagai
Pendidik
1. Pengertian karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti: Sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
2. Pengertian Pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk
mendidik. Sementara itu secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan
Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik
dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensinya, baik potensi afektif,
kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.[1]
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi
tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan
khalifah Allah SWT. dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan
sebagai makhluk individu yang mandiri.
3. Karakter Allah sebagai pendidik
Dengan adanya sifat Allah yaitu ar-Rahman ar-Rahim yang menunjukkan betapa
sempurna kasih sayang Allah terhadap makhluk yaitu mencakup perintah dan
larangan. walaupun pada umumnya perintah dan larangan itu tidak sejalan dengan
dorongan nafsu manusia, serta terasa berat bagi manusia. Itu semua merupakan
perlakuan Allah terhadap manusia atas dasar pemeliharaan, bimbingan dan
pendidikan guna kemaslahatan.
Kata rabb yang mendahului kata alam tersebut, yang berarti mendidik,
membina, mengarahkan dan mengembangkan yang mengharuskan adanya unsur kehidupan
seperti makan dan minum serta berkembang biak. Allah mengatur perilaku orang-orang yang
berakal dengan cara memberikan perintah larangan,dan balasan. Hal ini sejalan
dengan ungkapan malik al-naas yang mengatur dan merajai manusia.
dapat disimpulkan bahwa setiap pujian yang baik hanyalah untuk Allah,
karena Dialah sumber segala yang ada. Dia-lah yang menggerakkan seluruh alam
dan mendidiknya mulai dari awal hingga akhir dan memberikannya nilai-nilai kebaikan
dan kemaslahatan. Dengan demikian puji itu hanya kepada pencipta, dan syukur kepada yang
memiliki keutamaan.[2]
B. Tasir dari Al-Quran Surat Al-Fatihah ayat 1-4
.بِسْمِ اللّهِ ا لرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ .۱
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ألْعَالَمِيْنَ .۲
الرَّحْمَنِ الَّحِيْمِ.۳
مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ .۴
1. Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha
penyayang.
2. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
3. Yang Maha pemurah lagi Maha penyayang.
4. Yang mempunyai hari pembalasan.
a.
Tafsir Ibnu Katsir
Bismillah dengan nama Allah. susunan kalimat yang demikian ini dalam Bahasa
Arab berarti susunan kata-kata yang mendahuluinya yaitu: aku memulai perbuatan
ini dengan nama Allah, untuk mendapat berkat dan pertolongan rahmat Allah
sehingga dapat selesai dengan sempurna dan bai, juga untuk menyadari kembali
sebagai makhluk Allah, bahwa segala-galanya tergantung pada rahmat karunia
Allah. ar-Rahman Ar-Rahim, dua kalimat pecahan dari rahmat untuk menyebut
kelebihan, dan kata Rahman lebih luas dari Rahim. “Alhamdu Lillahir Rabbil Alamin”. Segala puji
bagi bagi Allah Tuhan yang memelihara alam semesta. Ibnu jariri
berjata,”Alhamdulillah, syukur yang ikhlas melulu kepada Allah tidak kepada
lain-lain-Nya daripada makhluk-Nya, syukur itu karena nikmatnya yang diberikan
kepada hamba dan makhluk-Nya. Rabb berarti pemilik yang berhak penuh, Ar-Rahman
berarti yang memberi nikmat yang sebesar-besarnya, Ar-Rahim yang memberi nikmat
halus sehingga tidak terasa, padahal, nikmat besar.[3]
b.
Tafsir Al-Maraghi
Kata al-ismu dalam bahasa Arab berarti kata yang menunjukkan pada suatu
dzat atau bisa menunjukkan kepada suatu yang bersifat maknawi. Di dalam menyebut nama Allah diharuskan adanya
kterlibatan hati dan lisan di dalam rangka mengingat keagungan dan kebesaran
Allah, serta nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Didalam
sebuah hadits disebutkan bhwa Al-Hamdu itu berarti inti ungkapan rasa syukur.
Seorang hamba yang tidak bersyukur kepada Allah berarti ia tidak pernah
memuji-Nya.setiap pujan hanyalah bagi Allah sebab, Dia-lah sumber terciptanya
semua makhluk. Kata AR-Rahim berarti sifat yang tetap pada Allah. dari sifat
inilah lahir kebajikan dan kasih saying Allah. kata Ad Dien, secara Bahasa
berartiperhitungan, pahala dan pembalasan. Itulah makna yang sesuai dalam
hubungan ini, dikatakan Maliki yaumi’d-Din agar diketahui bahwa din itu
mempunyai hari tertentu, yakni ketika manusia menerima balasan.[4]
c.
Tafsir Al-Azhar
Kata ALHAMDU LILLAHI; segala puji bagi Allah. tidak ada yang lain yang
berhak mendapat pujian itu, meskipun misalnya ada orang berjasa baik kepada
kita, meskipun kita memujinya hakikat puji hanya kepada Allah. sebab orang itu
tidak dapat berbuat apa-apa kalau tidak karena Tuhan Yang Maha Murah dan
penyayang. Yang Maha Murah, Yang Maha
Penyayang. Ayat ini menyempurnakan maksud ayat yang sebelumnya. Jika Allah
sebagai Rabb, sebagai pemelihara dan pendidik bagi seluruh alam tidak lain
maksud isi pendidikan itu, melainkan karena kasih saying-Nya semata dan karena
murah-Nya belaka. Maka apabila Ar-Rahman dan Ar-Rahim telah disambung dengan
Maliki yaumiddin, barulah seimbang pengabdian dan pemujaan kita kepada Tuhan.
Hidup tidak berhenti hingga kini saja, aka nada sambungannya lagi yaitu hari
pembalasan, hari agama yang sebenarnya dimana kita harus mempertanggung jawabkan
semua tingkah laku kita di dunia.[5]
C.
Al-Asma Al-Husna dalam QS. Al-Fatihah
Pembuktian asma’ Allah yang ada lima
(Allah, Ar-Rabb, Ar-Rahman, Ar-Rahim, dan Al-Malik) dilandaskan kepada dua
dasar:
Dasar pertama, Asma’ Allah menunjukkan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Asma ini
merupakan sifat yang baik, karena kalau asma Allah tidak memiliki makna apapun
maka bukan dinamakan Husna dan tidak menunjukkan kesempurnaan.
Dasar kedua, asma Allah menunjukkan Dzat dan sifat yang disesuaikan DenganNya,
maka dia juga menunjukkan dua bukti lainnya yang sifatnya kandungan dan
keharusan.
Sifat keagungan dan keindahan lebih
dikhususkan untuk nama “Allah”. Perbuatan, kekuasaan, kesendiriann-Nya dalam
memberi mandaaf dan mudhorot, memberi dan menahan, kehendak, kesempurnaan, dan
kekuatan lebih dikhususkan untuk nama “Ar-Rabb”. Sifat ihsan, murah hati,
pemberi dan lemah lembut lebih di khususkan untuk “Ar-Rahman”.
Pada kata (الحمدالله) al-hamdu lillah/ segala puji
bagi Allah, huruf lam/ bagi yang menyertai kata Allah mengandung
makna pengkhususan bagi-Nya. Ini berarti bahwa segala puji hanya wajar
dipersembahkan kepada Allah swt.
sifat Rahman dan Rahim,
kesan tentang kuasa mutlak akan bergabung dengan kesan rahmat dan kasih sayang.
Ini mengantar kepada keyakinan bahwa Allah swt. adalah Maha Agung lagi Maha
Indah, Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
Kata Malik
mengandung arti penguasaan terhadap sesuatu disebabkan oleh kekuatan
pengendalian dan keshahihannya. Malik yang biasa diterjemahkan dengan raja
adalah yang menguasai dan menangani perintah dan larangan,
anugerah dan pencabutan dan karena itu biasanya kerajaan terarah kepada
manusia dan tidak kepada barang yang sifatnya tidak dapat menerima perintah dan
larangan.[6]
D. Aplikasi dalam kehidupan
1. Selalu mawas diri bahwa di dunia ini yang berhak
dipuji hanyalah Allah semata.
2. Selalu memuji Allah sebagi rasa syukur
kita kepada Allah.
3. Mempelajari sifat-sifat Allah sebagai pendidik
agar kita dapat menjadi pendidik yang baik.
4. Selalu berusaha menjadi pendidik yang baik.
E. Aspek Tarbawi
1. Bahwa Allah memberikan ilmu kepada hamba-Nya
dengan berbagai cara.
2. Selalu memberikan kasih sayang terhadap peserta
didik kita seperti Allah yang memberikan kasih sayang terhadap hambanya.
3. Bahwa pendidikan harus disertakan pembinaan.
4. tiada yang berhak
diibadahi dan dimintai pertolongan kecuali hanya Allah SWT semata.
BAB III
A.
KESIMPULAN
pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara
itu secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan
perkembangan seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif, maupun
psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Dengan adanya sifat Allah yaitu ar-Rahman ar-Rahim yang menunjukkan betapa
sempurna kasih sayang Allah terhadap makhluk yaitu mencakup perintah dan
larangan. walaupun pada umumnya perintah dan larangan itu tidak sejalan dengan
dorongan nafsu manusia, serta terasa berat bagi manusia. Itu semua merupakan
perlakuan Allah terhadap manusia atas dasar pemeliharaan, bimbingan dan
pendidikan guna kemaslahatan.
Sifat keagungan dan keindahan lebih dikhususkan untuk nama “Allah”.
Perbuatan, kekuasaan, kesendiriann-Nya dalam memberi mandaaf dan mudhorot,
memberi dan menahan, kehendak, kesempurnaan, dan kekuatan lebih dikhususkan
untuk nama “Ar-Rabb”. Sifat ihsan, murah hati, pemberi dan lemah lembut lebih
di khususkan untuk “Ar-Rahman”.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi Musthafa Ahmad.
1985. Terjemah Tafsir Al-Maragh.Semarang :Toha Putra
Bahreisy Salem dan Said
Bahreisy. 1987. Terjemah Singkat Tafsir IBNU KASTIER. Surabaya:PT
Bina Ilmu.
Hamka. 1981. Tafsir Al-Azhar.UUDP: Yayasan Nurul Islam.
Nata, Abuddin. 2002. Tafsir
Ayat-ayat Pendidikan. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Shihab, Muhammad Quraish. 1997. Tafsir Al-Qur’an
Al-Karim. Bandung: Pustaka Hidayah.
Umar, Bukhari. 2012. Hadis
Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis. Jakarta
BIODATA
PEMAKALAH
Nama : Fatin Bahiyah
Tempat
tanggal lahir : Pekalongan, 14 Oktober
1997
Alamat : Pucung Tirto
Pekalongan
Motto : di usia ku sekarang
bukan lagi siapa orang tuaku tapi siapa aku
Riwayat
pendidikan :
-
TK Muslimat
NU Pucung Tirto
-
MIS Pucung
Tirto Pekalongan
-
Mts Negeri
Model Pemalang
-
MA Hifal
Banyurip Pekalongan
-
Proses IAIN
Pekalongan
[3] Salim Bahreisy
dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir IBNU KASTIER, (Surabaya:PT
Bina Ilmu,1987), hlm 16-27
[6] Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian
Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 11-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar