SUBYEK
PENDIDIKAN “HAKIKI”
“ALLAH SEBAGAI
PENDIDIK”
Qs. Ar-Rahman, 55 : 1-4
Faidatus Salamah
NIM. (2117291)
Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Allah sebagai Pendidik, Qs. Ar-Rahman, 55:
1-4” ini dapat diselesaikan.
Kami juga berterimakasih kepada Bapak Ghufron selaku dosen
mata kuliah Tafsir Tarbawi yang telah memberi tugas ini kepada kami,
sehingga kami dapat belajar mengenai Tafsir Tarbawi lebih dalam lagi, dimana kelak akan berguna
atau dapat diterapkan dalam kehidupan nyata atau dalam kehidupan bermasyarakat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan referensi buku-buku
yang sebelumnya kami baca, sehingga dapat memperlancar kami dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya.Untuk itu kami
meminta maaf apabila dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Tafsir Tarbawi ini bisa bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembacanya.
Pekalongan, 19 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... I
DAFTAR ISI................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.
LATAR
BELAKANG...................................................................... 1
B.
RUMUSAN
MASALAH.................................................................. 1
C.
TUJUAN............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A.
HAKIKAT
PENDIDIK.................................................................... 2
B.
DALIL
ALLAH SEBAGAI PENDIDIK........................................ 6
C.
PENDIDIK
SELURUH MAKHLUK.............................................. 8
BAB III PENUTUP...................................................................................... 9
A.
KESIMPULAN................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karena adanya anak yang membutuhkan pembimbingan dari pendidik.
Yang masih dalam taraf pembelajaran seperti belajar untuk membaca, menulis,
menghitung, menyelasaikan sesuatu, serta untuk bisa membedakan mana yang benar
dan mana yang salah. Dan juga manusia untuk mendapatkan ilmu itu harus
membutuhkan seorang pembimbing atau guru agar tidak terjadi suatu kesalahan
pahaman dalam memahami suatu ilmu. Sehingga dibutuhkan seorang pendidik untuk membimbing peserta didik dalam
suatu pembelajaran.
“Surat ini dimulai
dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang menyeluruh
yaitu ar-Rahman, yakni Allah yang mencurahkan rahmat kepada
seluruh makhluk dalam kehidupan dunia ini, baik manusia atau jin yang
taat dan durhaka, malaikut, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan dan lain-lain”,
dengan inikita dianjurkan untuk menghayati isi kandungan Qs. Ar-Rahman bahwa
nikmat Allah Swt. Yang telah diberikan pada kita sangatlah melimpah, sehingga
kita mensyukuri nikmat Allah Swt tanpa ragu.
Setelah menyebutkan rahmat-Nya secara umum, disebutkan rahmat dan
nikmat-Nya yang teragung sekaligus menunjukkan kuasa-Nya melimpahkan sekelumit
dari sifat-Nya yakni dengan menyatakan: Dialah yang telah mengajarkan
al-Qu’ran kepada siapa saja yang Dia kehendaki.[
Dan pendidik yang sesungguhnya adalah Allah Swt. Yang mengirimkan
ilmunya berupa Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw. Sehingga Nabi Muhammad Saw.
Patut untuk dijadikan sebagai suri tauladan pendidik bagi umatnya. Karena Nabi
Muhammad Saw yang mendapatkan mukjizat berupa Al-Qur'an yang menjadi petunjuk
bagi manusia.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa hakikat dari pendidik?
2.
Bagaimana penfasiran dalil Allah Swt.
Sebagai pendidk dalam Qs. Ar-Rahman,55 : 1-4.?
3.
Bagaimana cara Allah Swt. mendidik
makhlukNya?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui hakikat pendidik.
2.
Untuk mengetahui dalil serta penfasiran
tentang Allah sebagai pendidik dalam Qs. Ar-Rahman, 55 : 1-4.
3.
Untuk mengetahui cara Allah dalam
mendidik makhluk.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab
untuk menindik sementara itu secara khusus. pendidik dalam perspektif Islam
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan Perkembangan seluruh potensinya, potensi afektif, kognitif, maupun
psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam oleh karena itu, pendidik
dalam konteks ini bukan hanya terbatas pada orang yang bertugas di sekolah
tetapi semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan anak sejak dalam
kandungan hingga dewasa, bahkan sampai meninggal dunia.
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan hubungan
kerjasama antara pendidik dan peserta didik sebaik apapun Upaya seorang guru
dalam menanamkan pengetahuan namun jika tidak ada kesanggupan kesiapan peserta
didik maka proses pembelajaran surat untuk mencapai kata berhasil.
Menjadi pendidi harus mengetahui situasi setiap anak sehingga dapat
menempatkan sikap sesuai anak yang akan di didik. Pendidik yang baik yang dapat
menjadi contoh adalah Rasulullah Saw, yang sangat sabar dalam mendidik
seorang dan menyampaikan ilmunya. Serta
Rasulullah saw memberikan perhatian yang terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan. Perhatian yang demikian tinggi dikarenakan Rasulullah Saw, juga manyatakan
dirinya sebagai pendidik. Lalu kita yang hidup di era modern harus bisa
mengandalkan setiap perkembangan zaman yang sesuai dengan Al Qur'an dan Hadist.
[1]
Kedudukan Pendidik dalam pandangan islam adalah sebagai berikut :
a.) Sebagai orang
tua
Menurut Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam mendidik berkedudukan sebagai orang tua mendidik
(guru di sekolah) perlu menyadari bahwa ia melaksanakan tugas yang tidak amanah
kan oleh Allah dan orang tua peserta didik. mimpi anak harus didasarkan pada rasa
kasih sayang, Oleh karena itu harus memperlakukan peserta didik bagaikan
anaknya sendiri. harus berusaha ikhlas agar peserta didik dapat mengembangkan
potensinya secara maksimal. pendidik tidak boleh merasa benci kepada peserta
didik karena sifat-sifat yang tidak disenanginya.
b.) Sebagai pewaris
nabi
Pendidik dalam hal
ini terutama guru adalah orang yang berilmu pengetahuan dengan demikian ia
termasuk kategori ulama Jadi, ia adalah pewaris para nabi sebagai pewaris para
nabi tentu guru tidak dapat mengharapkan banyak harta karena mereka tidak
mewariskan harta akan tetapi Rasulullah Saw. tidak pernah melarang orang
berilmu termasuk pendidik, untuk mencari harta kekayaan selama proses yang
tidak mengurangi upaya pengambilan warisan beliau yang sebenarnya yaitu ilmu
pengetahuan.
Dalam Islam, orang
yang paling bertanggung-jawab terhadap pendidikan adalah orangtua (ayah dan
ibu) anak didik. Tanggung jawab itu disebabkan oleh dua hal yaitu pertama,
karena kodrat yaitu karena orangtua ditakdirkan menjadi orangtua anaknya, dan
karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung-jawab mendidik anaknya. Kedua,
karena kepentingan kedua orangtua yaitu orangtua berkepentingan terhadap
kemajuan perkembangan anaknya. Selain itu sukses tidaknya anak mereka juga
sangat tergantung pada pola pengasuhan dan pendidikan yang diberikan di
lingkungan rumah tangga.
Kemudian
pendidik berikutnya dalam pandangan Islam adalah guru/dosen. Sederhananya guru
bisa disebut sebagai pengajar dan pendidik sekaligus. Dalam pendidikan formal
tingkat dasar dan menengah disebut pendidik, sedangkan pada perguruan tinggi
disebut dengan dosen.
Karakteristik pendidik muslim memiliki beberapa bentuk yaitu :
a. Mempunyai watak
dan sifat robbaniyah yang terwujud dalam tujuan, tingkah laku, dan pola
pikirnya.
b. Bersifat ikhlas;
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sematamata untuk mencari keridhoan Allah
dan menegakkan kebenaran.
c. Bersifat sabar
dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta didik.
d. Jujur dalam
menyampaikan apa yang diketahuinya.
e. Senantiasa
membekali diri dengan ilmu, kesediaan diri untuk terus mendalami dan
mengkajinya lebih lanjut.
f. Mampu menggunakan
metode mengajar secara bervariasi sesuai dengan prinsip-prinsip penggunaan
metode pendidikan.
g. Mampu mengelola
kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak dan proporsional.
h. Mengetahui
kehidupan psikis peserta didik.
i. Tanggap terhadap
berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan
atau pola berpikir peserta didik.
B. Dalil Allah
sebagai Pendidik
ا
1. (tuhan) yang Maha pemurah,
2. yang telah mengajarkan Al Quran.
3. Dia menciptakan manusia.
4. mengajarnya pandai berbicara
Al Maraghi
(١) الرَّحْمَنُ
Dan oleh karena
surat ini menyebut jemput tentang nikmat nikmat yang telah Allah anugerahkan
kepada hamba-hambaNya, maka terlebih dahulu Allah menyebutkan nikmat nikmat
yang merupakan nikmat terbesar kedudukannya dan terbanyak manfaatnya, makan
paling sempurna faedahnya, yaitu nikmat diajarkannya al-qur'anul karim. Karena
dengan mengikuti Al Quran Karim, maka diperoleh lah kebahagiaan di dunia dan di
akhirat dan dengan menempuh jalannya. Lalu diperoleh oleh segala keinginan di
dunia dan di akhirat karena Alquran telah puncak dari segala Kitab Samawi, yang
telah diturunkan pada makhluk Allah yang terbaik. Setelah menyebutkan nikmat
tersebut maka Allah Swt. menyebutkan pola nikmat yang merupakan pangkal segala
urusan dan segala sesuatu.
(٢) عَلَّمَ
الْقُرْآنَ
Dia telah
menciptakan umat manusia ini dan mengajarnya mengungkapkan apa yang terlintas
dalam hatinya dan taktik dalam sanubarinya sekiranya tidak demikian, maka Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Salam tak akan dapat mengajarkan al-quran kepada
umatnya.
Oleh Karena manusia
itu makhluk sosial menurut tabiatnya yang tak bisa hidup kecuali bermasyarakat
dengan sesamanya, maka haruslah ada bahasa yang digunakan untuk saling
memaafkan sesamanya, dan untuk menulis kepada sesamanya yang berada di
tempat-tempat jauh dan negeri-negeri sebarang, di samping untuk memelihara
ilmu-ilmu yang terdahulu, supaya dapat diambil manfaatnya oleh generasi
berikut, dan supaya ilmu ilmu itu dapat ditambah oleh generasi mendatang atas
hasil usaha yang diperoleh oleh generasi yang lalu.
Ini adalah nikmat
rohani terbesar yang tidak bisa ditandingi dengan umat lainnya dalam kehidupan.
Pertama-tama, Allah
menyebutkan hal yang harus dipelajari, yaitu al-qur'an yang dengan itulah
diperoleh kebahagiaan. Selanjutnya menyebutkan tentang belajar, dilanjutkan
dengan menyebutkan cara belajar seterusnya barulah menyebutkan benda-benda
langit yang dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan mereka firmannya :
(٣) خَلَقَ الإنْسَانَ
Sesungguhnya
matahari dan bulan sebagai benda langit yang terbesar berjalan pada burung dan
manusia masing-masing dengan perhitungan dan ukuran tertentu. Dan dengan adanya
kedua benda langit itu, dan bisa dibedakan pula musim dimanfaatkan oleh manusia
dalam urusan-urusan taman menanam, seperti untuk menentukan saat-saat yang
bermanfaat pada masing-masing musim, dan juga untuk menentukan urusan-urusan
keuangan berupa jual-beli, sampai saat-saat tertentu seperti bulan dan tahun,
dan juga untuk menentukan umur dan ukuran waktu yang telah lalu yang berkaitan
dengan berita-berita masa lalu, maupun waktu-waktu yang akan datang.
Dan setelah Allah
SWT menyebutkan bahwa matahari dan bulan tunduk kepada kekuasaanNya, dan bahwa
dia telah menjadikan untuk keduanya aturan-aturan yang teliti perhitungannya,
maka dilanjutkan dengan menerangkan tentang tunduknya alam alam di muka bumi
ini kepada Allah.
(٤) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ
Tumbuh-tumbuhan dan
pohon-pohonan tunduk kepada Allah tentang apa yang dia kehendaki terhadap
keduanya, sesuai dengan tabiatnya sebagaimana tunduknya orang mukallaf penurut
pilihannya (ikhtiarnya)maka bila terjadi perbedaan pada buah dari
tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan mengenai bentuk potongan, warna, ukuran,
rasa, maupun buahnya, Maka hal itu tidak lain karena keduanya tunduk kepada
kekuasaan yang menghendaki seperti itu.[3]
Al Lubab
Surat Ar Rahman
dimulai dengan menyebut sifat rahmatnya yang menyeluruh, [1], yaitu Allah SWT.
Pencurah Rahmat kepada seluruh makhluk dalam kehidupan dunia ini, baik manusia,
jin yang taat dan durhaka malaikat, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
Setelah menyebut
rahmatnya secara umum, disebutkanNya yang teragung dengan menyatakan: Dialah
yang mengajarkan al-quran [2], yakni kepada siapa saja yang dia kehendaki
terutama Nabi Muhammad di juga yang menciptakan manusia [3], mengajarnya
ekspresi, yakni menganugerahinya kemampuan menjelaskan apa yang ada dalam
benaknya dengan cara utamanya adalah bercakap dengan baik dan benar [4].[4]
Tafsir Al-Misbah
Surat ini dimulai
dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang menyeluruh
yaitu ar-Rahman, yakni Allah yang mencurahkan rahmat kepada
seluruh makhluk dalam kehidupan dunia ini, baik manusia atau jin yang
taat dan durhaka, malaikut, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
Setelah menyebutkan
rahmat-Nya secara umum, disebutkan rahmat dan nikmat-Nya yang teragung
sekaligus menunjukkan kuasa-Nya melimpahkan sekelumit dari sifat-Nya yakni
dengan menyatakan: Dialah yang telah mengajarkan al-Qu’ran kepada siapa
saja yang Dia kehendaki.[5]
C. Pendidik Seluruh
Makhluk
Sesuai dengan Qs. Ar-Rahman yaitu ayat 3 bahwasanya Allah telah
mengajari Al-Qur'an. Dari itu bahwa Allah itu sebagai pendidik seluruh makhluk.
Dengan bukti bahwa Allah menurunkan mukjizat kepada Nabi Muhammad Saw. Dimana
Al-Qur'an itu digunakan sebagai petunjuk mana yang benar dan mana yang salah.
Karena hakikatnya pendidik itu sebagai acuan kita terhadap segala sesuatu.
Allah mendidik dan mengembangkan serta memelihara sesuatu apa yang ada dibumi
melalui hukum-hukum yang ada pada Al-Qur'an. Serta Al-Qur’an tersebut dijadikan
sebagai titik acuan manusia dalam menetapkan hukum. Sehingga hukum itu
menjadikan kita ebih berpengetahuan dan berhati-hati dalam memilih segala
sesuatu mana yang baik dan yang tidak. Al-Qur’an menjadi bukti bahwa Allah Swt.
Sebagai pendidik seluruh makhluk.
Nabi Muhammad SAW juga memposisikan pendidik di tempat yang mulia
dan terhormat. Dia menegaskan bahwa ulama adalah pewaris para nabi, sementara
makna ulama adalah orang yang berilmu. Dalam perspektif pendidikan Islam,
pendidik termasuk ulama. Tegasnya, pendidik adalah pewaris para nabi.
memberikan posisi terhormat kepadanya. Hal ini beralasan mengingat peran
pendidik sangat menentukan dalam mendidik manusia untuk tetap konsisten dan
komitmen dalam menjalankan risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Kemudian
ada pula hadits yang menjelaskan bahwa kedudukan orang „alim itu lebih unggul
dibanding „abid. Juga hadits tentang pujian Nabi SAW terhadap orang yang
belajar ilmu Al-Qur‟an dan mengajarkannya kepada orang lain.[6]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidik dalam
perspektif Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik dengan mengupayakan Perkembangan seluruh potensinya, pendidik
yang mengajarkan ada peserta didik untuk menuju hakikat kemanusiaan yang benar.
Seorang pendidik harus memiliki sifat untuk menjadi tauladan bagi peserta
didik. Pendidik tidak hahrus guru/dosen yang ada di dalam kelas teapi pendidik
itu dia yang mengajari kita suatu kebenaran.
Allah menurunkan
Al-Qur’an sebaga petunjuk bagi manusia da manusia telah ,eapatan nikmat yang
palin besar, makan paling sempurna faedahnya, yaitu nikmat diajarkannya
al-qur'anul karim. Karena dengan mengikuti Al Quran Karim, maka diperoleh lah
kebahagiaan di dunia dan di akhirat dan dengan menempuh jalannya. Lalu
diperoleh oleh segala keinginan di dunia dan di akhirat karena Alquran telah
puncak dari segala Kitab Samawi, yang telah diturunkan pada makhluk Allah yang
terbaik. Setelah menyebutkan nikmat tersebut maka Allah Swt. menyebutkan pola
nikmat yang merupakan pangkal segala urusan dan segala sesuatu. Serta dari
Al-Qur’an tersebut menjadikan tanda bahwa Allah Swt. Sebagai pendidik seluruh
makhluk karena di dalam Al-Qur’an berbagai ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar,
Syaiful. 2006. “Dasar-dasar Kependidikan”, Bandung: Cita Pustaka Media.
Al Maraghi,
Ahmad Mushthafa. 1989. “Tafsir Al Maraghi”. Semarang: PT Karya Toha
Putra Semarang.
Shihab,
M. Quraisy . 2012. “Tafsir Al-Luba” . Tanggerang : Lentera Hati.
Shihab,
M. Quraisy. 2002 “Tafsir Al-Misbah”. Jakarta: Lentera Hati.
Tafsir, Ahmad. 1994.
“Ilmu Pendidikan dalam perspektif islam”. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Umar,
Bukhari. 2015. “Hadist Tarbawi
Pendidikan dalam Perspektif Hadist.” Jakarta: AMZAH.
Biodata Penulis
Nama :
Faidatus Salamah
TTL :
Pekalongan, 6 Oktober 1999
NIM :
2117291
Alamat : Banyurip Ageng Gg 4
[1]Bukhari
Umar, Hadist Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadist, (Jakarta:
AMZAH, 2015), Hlm. 68-93
[3]Ahmad
Mushthafa Al Maraghi, “Tafsir Al Maraghi”, (Semarang: PT Karya Toha
Putra Semarang, 1989) Hlm 187-189
[5] M. Quraisy Shihab, ”Tafsir Al-Misbah”,(Jakarta:
Lentera Hati,2002). Hlm. 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar