SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI
"ALLAH
MENGAJAR NABI ADAM"
QS,AL-BAQARAH AYAT:31
NIM. (2117127)
Kelas:A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PEKALONGAN
2018
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan taufik serta hidayah-Nya. Sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “SUBYEK PENDIDIKAN HAKIKI” Allah mengajarkan ilmu “Q.S Al-Baqarah
[002]:31” ini dengan baik tanpa suatu halangan apapun Shalawat serta salam
semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari kebodohan menuju alam terang
benderang ini dengan bercahayakan iman, islam dan ikhsan.
Tak lupa
saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Dosen Pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi Bapak Muhammad
Hufron, MSI yang telah mendukung terselesaikan nya makalah ini Saya menyadari terdapat banyak kekurangan dan
masih jauh dari sempurna pada makalah yang saya buat ini, karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi
lebih baik lagi.
Demikianlah makalah ini dibuat,
apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya,
terimakasih.
BAB
1
PENDAHULUN
A. Latar
Belakang Masalah
Allah swt. telah mengajarkan kepada manusia dengan
beragam karakter yang unik disitulah titik tanda awal pendidikan. Dalam
sejarah, pendidikan telah di lakukan oleh manusia pertama di muka bumi, yaitu
sejak Nabi Adam as. Bahkan didalam Al-qur’an dinyatakan bahwa proses pendidikan
ini muncul karena adanya motivasi pada diri Adam serta kehendak Allah swt.
Sebagai pendidik langsung Adam dengan mengajarkan beberapa nama. Pada
kesempatan ini pemakalah berusaha mengungkapkan bahwa manusia didunia ini
memang benar membutuhkan pendidikan. Karena tanpa pendidikan hidup manusia akan
tidak teratur bahkan bisa merusak sistem kehidupan didunia. Hal ini terbukti
dengan pendidikan Nabi Adam as. Yang diterima langsung dari Allah swt.
B. Rumusan
Masalah
1. jelaskan
terbentuknya nabi adam?
2. Tuliskan Q.S
Al-Baqarah : 31 beserta artinya?
3. Jelaskan
Q.S Al-Baqarah : 31 yang terdapat di berbagai Tafsir?
4. Sebutkan
Aplikasi dalam Kehidupan dan Aspek Tarbawinya?
C. Tujuan
Penulisan
1.
untuk mengetahui terbentuknya nabi adam a.s
2.
untuk mengetahui Q.S Al-Baqarah ayat 31 dan artinya.
3.
untuk mengetahi tafsir dalam Al-Qur’an surat Al- baqarah ayat 31.
4.untuk
mengetahui aplikasi dalam kehidupan aspek tarbawi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Terciptanya Nabi Adam A.S.
Sesudah
langit dan bumi, malaikat dan jin atau iblis diciptakan. Maka Allah hendak
menciptakan makhluk yang akan diperintah untuk mengelola bumi. Hal itu
diutarakan kepada para malaikat. “Aku akan menciptakan manusia untuk menjadi
pengaturdibumi.”
Para malaikat mengira lalai dalam menjalankan tugasnya maka mereka berkata, “Mengapa Tuhan menciptakan manusia ? Bukankah mereka hanya akan berbuat kerusakan di atas bumi. Mereka akan saling bermusuhan dan berbunuhan. Sedangkan kami para malaikat senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu ?”
Untuk melenyapkan kekhawatiran para malaikat itu, Allah kemudian berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Para malaikat bungkam mendengar penegasan Allah itu. Bukankah Allah maha mengetahui segala sesuatu? Demikianlah Allah kemudian menciptakan Adam dari tanah liat dan lumpur hitam. Setelah terbentuk kemudian dimasukkan roh ke dalamnya. Adam pun kemudian hidup. Bisa berdiri tegak.
Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk bersujud atau menghormat kepada Adam. Para Malaikat pun bersujud sebagai pernyataan hormat dan ucapan selamat atas terciptanya Adam. Hanya Iblis yang tidak mau bersujud. Ia membangkang perintah Allah.
“Apakah yang membuat engkau tidak mau bersujud kepada Adam?”
“Saya lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan saya dari api sedang Adam hanya dari segumpal tanah.” kata Iblis menyombongkan diri. Yang berpendapat api lebih baik daripada tanah adalah Iblis sendiri. Padahal hanya Tuhanlah yang Maha Tahu siapa yang lebihmulia.
Allah murka mendengar jawaban Iblis, “Hai Iblis keluarlah engkau dari sorga. Sungguh tidak patut kau tinggal di sini lagi dan terkutuklah engkau selama-lamanya!”
Iblis berkata, “Wahai Tuhan! Engkau kutuk dan Engkau usir aku dari sorga karena Adam. Saya rela. Tapi kabulkanlah permohonan saya untuk hidup lama hingga hari kiamatnanti.”
Permohonan Iblis dikabulkan. Ia akan dibiarkan hidup sampai hari kiamat tiba. Iblis kemudian bersumpah, “Ya, Tuhan karena Engkau telah menghukum saya sebagai yang tersesat, maka saya akan menghalang-halangi Adam dan keturunannya dari jalan-Mu yang lurus. Saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang dari kiri dan dari kanan!”
Itulah sumpah Iblis. Ia bertekad akan menyesatkan Adam dan keturunannya agar mereka menjauhi perintah Tuhan berbuat kekacauan di muka bumi, sating bermusuhan dan berbunuhan satu sama lain.
Para malaikat mengira lalai dalam menjalankan tugasnya maka mereka berkata, “Mengapa Tuhan menciptakan manusia ? Bukankah mereka hanya akan berbuat kerusakan di atas bumi. Mereka akan saling bermusuhan dan berbunuhan. Sedangkan kami para malaikat senantiasa patuh dan mengagungkan nama-Mu ?”
Untuk melenyapkan kekhawatiran para malaikat itu, Allah kemudian berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Para malaikat bungkam mendengar penegasan Allah itu. Bukankah Allah maha mengetahui segala sesuatu? Demikianlah Allah kemudian menciptakan Adam dari tanah liat dan lumpur hitam. Setelah terbentuk kemudian dimasukkan roh ke dalamnya. Adam pun kemudian hidup. Bisa berdiri tegak.
Allah kemudian memerintahkan para malaikat untuk bersujud atau menghormat kepada Adam. Para Malaikat pun bersujud sebagai pernyataan hormat dan ucapan selamat atas terciptanya Adam. Hanya Iblis yang tidak mau bersujud. Ia membangkang perintah Allah.
“Apakah yang membuat engkau tidak mau bersujud kepada Adam?”
“Saya lebih baik dari Adam. Engkau ciptakan saya dari api sedang Adam hanya dari segumpal tanah.” kata Iblis menyombongkan diri. Yang berpendapat api lebih baik daripada tanah adalah Iblis sendiri. Padahal hanya Tuhanlah yang Maha Tahu siapa yang lebihmulia.
Allah murka mendengar jawaban Iblis, “Hai Iblis keluarlah engkau dari sorga. Sungguh tidak patut kau tinggal di sini lagi dan terkutuklah engkau selama-lamanya!”
Iblis berkata, “Wahai Tuhan! Engkau kutuk dan Engkau usir aku dari sorga karena Adam. Saya rela. Tapi kabulkanlah permohonan saya untuk hidup lama hingga hari kiamatnanti.”
Permohonan Iblis dikabulkan. Ia akan dibiarkan hidup sampai hari kiamat tiba. Iblis kemudian bersumpah, “Ya, Tuhan karena Engkau telah menghukum saya sebagai yang tersesat, maka saya akan menghalang-halangi Adam dan keturunannya dari jalan-Mu yang lurus. Saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang dari kiri dan dari kanan!”
Itulah sumpah Iblis. Ia bertekad akan menyesatkan Adam dan keturunannya agar mereka menjauhi perintah Tuhan berbuat kekacauan di muka bumi, sating bermusuhan dan berbunuhan satu sama lain.
- TEORI Q.S
AL-BAQARAH,2: 31
Salah
satu yang membedakan manusia dari hewan adalah kepandaiannya dalam berbicara
karena Allah swt. Yang telah menganugerahi kepandaian tersebut sehingga manusia
mampu mengenal, mengingat, dan mengucapkannya. Manusia juga menciptakan
kata-kata yang memiliki makna, tidak seperti makhluk lain. Hal ini di jelaskan
dalam firmanNya : “Yang Maha Pemurah yang telah mengajarkan Al-qur’an, Dia
menciptakan manusia dan mengajarkannya pandai bicara” (QS. Ar Rahman : 1-4).[1][1]
Dalil allah mengajar nabi adam:
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ
كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ
هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya:
Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang
benar orang-orang yang benar!" (Qs,AL-Baqarah,2:31)
- Kandungan Q.S AL-BAQARAH,2:31
ayat ini Allah
swt. Menunjukkan suatu keistimewaan yang telah di karuniakan-Nya kepada Adam
as. Yang tidak pernah dikaruniakan kepada makhluk lain, yaitu ilmu dan pengetahuan
dan kekuatan akal atau daya pikir yang memungkinkannya untuk mempelajari
sesuatu dengan sedalam-dalamnya, sehingga Adam as. Beserta keturunannya lebih
patut untuk dijadikan “Khalifah” dibanding makhluk lainnya. Allah swt.
Mengajarkan pada Nabi Adam as. Berupa nama-nama dan sifat-sifat dari semua
benda yang Malaikat pun tidak bisa menjawab pertanyaan yang Allah swt. Berikan,
hal ini untuk memperlihatkan keterbatasan ilmu pengetahuan para malaikat itu
dan agar mereka mengetahui bahwa Allah swt. Maha mengetahui dari apa yang
mereka (malaikat) tidak tahu.[2][2]
D . TAFSIR
AYAT BERDASARKAN KITAB TAFSIR
1. Tafsir
Al-Misbah
Dia yakni Allah swt. Mengajar Adam
nama-nama benda seluruhnya, yakni memberinya potensi pengetahuan tentang
nama-nama atau kata-kata yang digunakan menunjuk benda-benda, atau
mengajarkannya mengenal fungsi benda-benda. Ayat ini menginformasikan bahwa
manusia di anugrahi oleh Allah potensi untuk mengetahui nama atau fungsi dan
karakteristik benda-benda, misalnya fungsi api, fungsi angin, dsb. Dia juga di
anugrahi potensi untuk berbahasa. Sistem pengajaran bahasa kepada manusia (anak
kecil) bukandimulai dengan kata kerja, tetapi mengajarnya terlebih dahulu
nama-nama. Ini Papa ini Mama, itu pena itu buku, dsb. Itulah makna yang
dipahami oleh para ulama dari firmanNya : “Dia mengajar Adam nama-nama (benda)
seluruhnya”.
Setelah pengajaran Allah dicerna oleh Adam as,
sebagaimana dipahami dari kata kemudian, Allah mengemukakannya benda-benda itu
kepada para Malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda
itu, jika kamu benar , dalam dugaan kamu bahwa kalian lebih wajar menjadi
khalifah. Sebenarnya perintah ini bukan bertujuan penugasan menjawab, tetapi
bertujuan membuktikan kekeliruan mereka. Para Malaikat pun menjawab sambil menyebut
menyucikan Allah swt. “Maha suci Engkau, Engkaulah yang Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana”. Maksud mereka (Malaikat) apa yang Engkau tanyakan itu tidak
pernah diajarkan kepada kami. Engkau tidak ajarkan kepada kami itu bukan karena
Engkau tidak tahu, tetapi karena ada hikmah dibalik itu. Itulah yang menjadikan
manusia istimewa karena kemampuannya yang diberi Allah kepadanya berupa
kemampuan mengekspresikan apa yang terlintas dibenaknya, serta kemampuannya
menangkap bahasa sehingga ini mengantarnya kepada “Pengetahuan”. Di sisi lain,
kemampuan manusia merumuskan ide dan memberi nama bagi segala sesuatu merupakan
langkah menuju terciptanya manusia berpengetahuan dan lahirnya ilmu
pengetahuan.[3][3]
2. Tafsir
Al-azhar
Sebelum kita bahas mengenai makna
pada ayat 31 ini sebelumnya telah turun ayat berturut-turut yaitu 28 dan 29
yang Allah terangkan pada Firman-Nya adalah yang makna intinya sebagai berikut
: “Bagaimana kamu kufur terhadap nikmat Allah”?, padahal seluruh isi bumi telah
disediakan untukmu, lalu turunlah ayat khalifah : “Dan (ingatlah) tatkala Tuhan
yang engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan dibumu
seorang khalifah” (pangkal ayat 30). Lalu “Mereka berkata : Apakah Engkau
hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalamnya dan menumpahkan darah,
padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau? Dia Berkata
: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui !” (ujung ayat
30). Disitu para malaikat meminta penjelasan dan Allah menyatakan maksud-Nya
bahwa Allah swt. Tidak membantah pendapat dari Malaikat-Nya, namun Allah
menjelaskan bahwasannya pendapat dan ilmu mereka tidaklah seluas dan sejauh
pengetahuan Allah.
Bukanlah Tuhan memungkiri bahwa
kerusakanpun akan timbul dan darahpun akan tertumpah tetapi ada maksud lain
yang lebih jauh dari itu, sehingga kerusakan hanyalah sebagai pelengkap saja
dan pembangunan dan pertumpahan darah hanyalah satu tingkat perjalanan hidup
saja di dalam menuju kesempurnaan. Demikian sedikit penjelasan mengenai
pertanyaan Malaikat. Kemudian di turunkan lanjutan ayat yaitu Allah menciptakan
khalifah dan khalifah itu ialah Adam. “Dan telah diajarkanNya kepada Adam
nama-namanya semuanya” (pangkal ayat 31). Artinya diberilah oleh Allah kepada
Adam itu semua ilmu. “kemudian Dia kemukakan semuanya kepada Malaikat. Lalu Dia
berfirman : Beritakanlah kepadaKu nama-nama itu semua, jika adalah kamu
makhluk-makhluk yang benar.” (ujung ayat 31). Sesudah Adam dijadikan, kepadanya
telah diajarkan oleh Tuhan nama-nama yang dapat dicapai oleh kekuatan manusia,
baik dengan pancraindra maupun dengan akal semata-mata, semuanya diajarkan
kepadanya. Kemudian Tuhan panggillah Malaikat-malaikat itu dan Tuhan tanyakan adakah mereka tahu nama-nama
itu ? Jika benar pendapat mereka selama ini bahwa jika khalifah itu penyebab
terjadinya kerusakan dan pertumpahan darah, sekarang cobalah jawab pertanyaan
Tuhan : Dapatkah mereka menunjukan nama-nama itu ? maka turunlah ayat 32
“Mereka menjawab : Maha Suci Engkau! Tidak ada pengetahuan bagi kami, kecuali
apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Karena sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Tahu, lagi Maha Bijaksana.” (ayat 32).[4][4]
Pelajaran yang dapat dipetik dari surat al-baqarah
ayat 31 :
1. Allah swt. Adalah Pencipta manusia yang ditugasi-Nya
menjadi khalifah, yakni mengelola bumi sesuai dengan tuntunan-Nya. Pengelolaan
dimaksud, antara lain adalah memelihara dan mengembangkannya sesuai dengan
penciptaan masing-masing.
2. Manusia adalah makhluk yang mempunyai kelebihan
karena ilmu yang dianugerahkan Allah swt. Kepadanya tanpa mengembangkan potensi
pengetahuan, maka seseorang tidak wajar memperoleh kedudukan terhormat sebagai
manusia.
3. Yang
bertugas memiliki tanggung jawab harus memahami tugas yang diembannya serta
mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan tugas itu. Allah swt. Menyampaikan
rencana-Nya kepada malaikat agar malaikat yang bertugas menangani manusia dan
penciptaan alam mengetahui tentang objek tugasnya, baik dalam hal pemeliharaan,
pencatatan amal, kematian, dll. Demikian juga halnya dengan manusia yang
diberikan potensi ilmu menyangkut segala sesuatu serta pengalaman manis berada
di syurga dan pahit di gelincirkan setan agar menjadi bekal dalam melaksanakan
tugas kekhalifahan dan mengelola bumi guna menciptakan bayang-bayangsyurga di
pentas bumi serta menyadari dampak buruk mengikuti setan.
4. Allah swt.
Senang dan menghendaki agar hamba-hambaNya yang berdosa segera bertaubat.
5. Manusia
sangat memerlukan petunjuk Ilahi guna menghilangkan keresahan dan meraih
kebahagiaan, sebagaimana dipahami dari penyesalan Nabi Adam as. Dan
kegelisahannya yang tersingkap dengan adanya bantuan Ilahi.
6. Islam tidak
mengenal dosa waris, bukan saja karena Allah swt. Telah mengampuni Nabi Adam
as. Atas kesalahannya, tetapi karena juga seseorang tidak boleh/dapat
menanggung dosa yang dilakukan orang lain. Mengukuhkan dosa kepada orang lain
adalah penganiayaan bagi yang tidak berdosa.[5]
B. APLIKASI
DALAM KEHIDUPAN
Pertama, membuat manusia sadar bahwa betapa tidak
berarti dirinya dihadapan Allah swt. Sebab seluruh ilmu yang dimiliki manusia
ibarat setitik air laut secara keseluruhan. Oleh karena itu manusia tidak ada
alasan untuk sombong dan menjadikan ilmu menjadi penyebab kekufuran kedurhakaan
kepada yang Maha Mengetahui segalanya. Seharusnya manusi menjadikan ilmu untuk
alat ber-taqarub kepadaNya sebagaimana perilaku para ulil albab.
Kedua, dengan menyadari bahwa ilmu Allah swt. Sangat
luas, tidak ada satupun - betapa pun kecil dan halusnya – yang luput dari
ilmuNya maka manusia akan dapat mengontrol tingkah laku, ucapan amalan
bathinnya sehingga selalu sesuai dengan yang diridlai Allah swt.
Ketiga, keyakinan terhadap ilmu Allah swt. Akan
menjadi terapi yang ampuh untuk segala penyelewengan, penipuan dan kemaksiatan
lainnya. Maka dalam pemahamannya adalah dengan mengaplikasikan sifat Allah swt.
Tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari, berusaha melaksanakan perintah dan
menjauhi larangan-Nya karena Allah Maha Melihat, Mendengar, memperhatikan
segala apa yang kita lakukan dimana saja.
- ASPEK TARBAWI
1. Allah SWT mengajari kita kekuatan, dengan cara
memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.
2. Allah SWT mengajari kita kebijakan, dengan cara
memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah
bijaksana.
3. Allah SWT memberi kita kemakmuran, dengan cara
memberi kita otak dan tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai
kemakmuran.
4. Allah SWT mengajari kita keteguhan hati, dengan
cara memberi bencana dan bahaya untuk diatasi.
5. Allah SWT mengajarkan kita cinta, dengan cara
memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
6. Allah SWT mengajari kita kemurahan dan kebaikan
hati, dengan cara memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.
7. Dan Allah SWT mengajari kita terhadap apa yang
tidak kita ketahui. Akhirnya kita tahu, ternyata Allah menyelipkan ilmu dalam
setiap benda ciptaan-Nya. Dan kita sebagai manusia sekaligus sebagai “peserta
didik”-Nya diwajibkan untuk mengikuti kurikulum rancangan-Nya. Karna alam ini
adalah universitas tanpa batas, universitas tanpa pagar sebagai grand-design
yang amat sempurna.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demikianlah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu
dengan sempurna, seimbang, beraturan, sistemik. Maka Allah lah yang paling tahu
hakikat dan tujuan penciptaan-Nya, dan telah dikabarkan-Nya ciptaan Allah SWT.
Itu kepada manusia. Manusia telah diperintahkan untuk bertafakur atas
ciptaan-Nya, sehingga mampu memanfaatkannya. Dan agar manusia mampu mengenal
pencipta-Nya, serta mengagungkan-Nya. Dengan ilmu-Nya Allah mengajarkan kepada
hamba-Nya apa-apa yang telah diciptakan dengan proses terjadinya, sehingga
manusia akan menjadi tahu dan berilmu. Setelah itu akan lahir cabang-cabang
ilmu pengetahuan yang menyebar ke setiap penjuru dunia. Dengan ilmunya manusia
diharapkan menemukan kebenaran dan menjadikannya sebagai landasan kehidupan.
B. SARAN
Apa
yang ada dalam makalah ini bukan semata pemikiran penulis, akan tetapi diambil
dari berbagai referensi yang berkaitan dengan judul yang ditugaskan kepada
kami, untuk itu marilah kita ambil hikmah dan manfaatnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ibnu Qayim Al-Jauzi, 2001 Tafsir Ayat Al-qur”an Tafsir Tarbawi JakartaPT.RajaGrafindo Persada
M. Quraish
Shihab, 2000 Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-qur’an
Ciputat Tangerang: Penerbit Lentera hati
Dr. Hamka, 1982 Tafsir Al-Azhar Juz Jakarta: Pustaka Panjimas
M. Quraish
Shihab, Al-Lubab 2012 Makna,Tujuan, dan Pelajaran dari Surat-surat
Al-qur’an Ciputat Tangerang: Lentera Hati
Al-maraghi,A.M,
1985 tafsir al-maraghi jilid 1,semarang:toha putra
Biodata
Pribadi Saya
Nama Lengkap : abu chamid al,g
Biasa dipanggil : chamid
Tempat, tanggal lahir : grobogan,14 november 1998
Agama : ISLAM
Warga : Indonesia
Alamat : Jl. Elida No:2 pasekaran indah kab,batang
No Hp 08221817251
Email : abuchamid122@gmail.com
[1]
[1] . Ibnu Qayim Al-Jauzi, Tafsir Ayat
Al-qur”an (Tafsir Tarbawi), (jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada, 2001) hlm.76
[2]
[2]. Ibid hlm 78
[3]
[3] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-qur’an) ,
(Ciputat Tangerang: Penerbit Lentera hati, 2000) hlm. 145-147
3 .
Tafsir Al-Maraghi
Yang
dimaksud dengan al-asma’ adalah nama-nama allah, yakni nama-nama yang telah
kita ketahui dan kita Imani wujud-wujudnya.pengertian ini di dasarkan pada
pengertian ayat-ayat.AL-Asma di sini berarti nama-nama benda.senagaja digunakan
istilah al-asma karena hubungannya sangat kuat.antara yang menanamkan dan yang
damai,di samping cepat dipaham.sebab bagaimanapun ilmu yang hakiki itu ialah
pemahaman terhadap pengetahuan.kemudian mengenai Bahasa yang digunakan,tentunya
berbeda-beda menurut peradaban Bahasa yang tunduk terhadap peraturan itu
sendiri.allah swt.telah mengajari nadi adam berbagai nama makhluk yang telah
diciptakan-Nya.kemudian allah memberinya ilham untuk-untuk mengetahui eksitensi
nama-nama tersebut. Juga keistimewaan-keistimewaan,ciri-ciri khas dan
istilah-istilah yang dipakai. Di dalam memberikan ilmu ini,tidak ada bedanya
antara diberika ilmu ini, tidak ada bedanya antara diberikan sekaligus dengan
diberikannya secara bertahap. Hal ini karena allah maha kuasa untuk berbuat
segalanya. Sekalipun istilah yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah ‘’ALLma
(pengertiannya adalah memberikan ilmu secara bertahab), seperti firman allah
yang artinya: dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui (
An-Nisa :4113)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar