Sabda Rasulullah
dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ibnu Jurair bahwa Rasulullah bersabda:
اعملوا بطاعة
الله واتقوا معاصي الله ومروا اولادكم بامثال الاوامر واجتناب النواهي فذلك وقاية
لهم ولكم من النار
Artinya: “Taatilah
perintah Allah dan jauhilah larangan Allah, dan perintahkanlah anak-anakmu
untuk menaati perintah Allah dan untuk menjauhi larangan-larangan Allah, dan
dengan demikian engkau telah melindungi dirimu dan anak-anakmu dari siksa api
neraka” (HR. Ibnu Jurair).
Dalam
konteks pendidikan anak usia dini dalam persfektif al-Qur`an, ada banyak
isyarat di dalam Al-Qur'an yang harus diperhatikan oleh setiap muslim. Satu
dari sekian banyak isyarat itu adalah tentang pokok-pokok pendidikan anak yang
dilakukan oleh seorang ahli hikmah yang bernama Luqman. Allah Swt mengabadikan
keberhasilan Luqman dalam mendidik anak-anaknya di dalam surat Luqman.
1.
Pengenalan
Ajaran Tauhid
pengenalan ajaran tauhid adalah
pondasi dasar di dalam pendidikan sebelum anak dikenalkan dengan ajaran agama
lainnya dan ajaran perilaku baik atau akhlak.
Dengan cara sebagai berikut:
·
Menciptakan
hubungan yang hangat dan harmonis (bukan memanjakan) di antara orang tua dan
anaknya
·
masih
terkait dengan metode pendidikan akan pengenalan ketauhidan bagi anak adalah
dengan cara menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin, seperti ketika
kita bersin katakan alhamdulillah.
·
memberi
kesan positif tentang Allah, untuk mengenalkan sifat-sifat baik Allah Jangan
mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong”, perkataan ini akan
menimbulkan kesan dibenak si anak bahwa seolah-olah Allah itu pemarah, tapi
katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
·
hal yang
paling penting dalam menyampaikan pendidikan utamanya pendidikan budi pekerti
adalah dengan memberi keteladanan.
·
orang tua
memberikan pendidikan kepada anak-anaknya adalah senantiasa disampaikan secara
kreatif dan terus-menerus belajar dan berusaha sejalan dengan perkembangan
anak.
2.
Pendidikan
Akhlak
Pokok kedua yang perlu dilakukan
oleh orang tua dalam hal pendidikan kepada anak usia dini adalah menanamkan
kebiasaan berakhlak atau berbudi pekerti baik sejak dini.
Rasulullah
bersabda diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud yang artinya:
”Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
”Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
hadits
tersebut di atas dapatlah dipetik pelajaran mengenai tahapan memberikan
pendidikan akhlak kepada putra-putri Islam yang diantaranya:
Ø seorang muslim yang hendak menanamkan kebiasaan baik
kepada putra-putrinya haruslah dimulai dengan kedekatan emosional terlebih
dahulu antara orang tua dan anaknya.
Ø setelah secara emosional dekat, barulah orang tua baru
bisa menanamkan akhlak baik dengan cara memberi teladan kepada anaknya.
3.
Pendidikan
intelektual
Pokok Ketiga
dalam rangka pendidikan bagi anak usia dini adalah pendidikan intelektualnya.
yaitu proses kognitif atau berpikir, atau kemampuan menilai dan
mempertimbangkan. Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan
berpikir anak.
4.
Pendidikan
fisik
Dengan memenuhi kebutuhan makanan
yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan
fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas.
5.
Pendidikan
Psikis
Pendidikan
psikis bisa dilakukan dengan memberikan kebutuhan emosi dengan cara memberikan
kasih sayang, pengertian, berperilaku santun dan bijak, menumbuhkan rasa
percaya diri, memberikan semangat dan tidak melemahkan.
8.
Analisis isi
Pengajian:
Hadits ini
menuntun kita agar ketika memberikan pendidikan, selayaknya pendidikan itu
harus dimulai dari pengkondisian dimana orang tua (sebagai pendidik awal) bagi
putra-putrinya memberikan keteladanan, agar apa yang diajarkan oleh orang
tuanya bisa langsung dilihat oleh si anak. Artinya metode yang paling efektif
dan aplikatif yang bisa langsung dirasakan dan dicontoh oleh sang anak adalah
dengan metode keteladaan, adapun konten pendidikan yang akan diajarkan maka
Islam memberikan tuntunan mengidentifikasi apa saja perintah Allah, dan
mengidentifikasi apa saja larangannya. Sehingga ketika perintah dan larangan
Allah ini sudah diketahui, maka langkah selanjutnya dilaksanakan dengan sekuat
tenaga perintah-perintah tersebut, dan dijauhi dengan sekuat tenaga segala
macam larangannya.
Yang menjadi
catatan utama dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah melalui hadits ini
adalah bahwa pendidikan apapun yang diberikan kepada anak-anak harus senantiasa
dimulai dari orang tua yang pertama dan utama untuk melaksanakan apa yang
diajarkan. Hal lainnya adalah jika orang tua (melaksanakan yang diperintahkan
oleh Allah dan meninggalkan segala yang dilarangnya), maka ia bukan sekedar
menunaikan tanggung jawab kepada putra-putrinya, akan tetapi perbuatan tersebut
merupakan sebuah sumber pahala yang besar, yang dapat menjadi bekal dalam
menghadapi kehidupan akhirat.[1]
Secara umum
pendidikan luqman kepada anaknya menggambarkan penekanan materi dan metode pendidikan anak.materi yang
diajarakn meliputi pendidikan aqidah,syari’ah,dan ahlak. Adapun metode yang digunakan
adalah dengan mau’idah(nasehat). Metode nasehat menunjukan pola interaksi
pendidikan lebih fokus pada pendidikan yang senantiasa menasehati anak didik. [2]
Dalam buku
pendidikan anak dalam Islam karya Abdullah Nashih
Menjelaskan bahwa tanggung jawab pendidika yang diemban oleh
orangtua adalah tentang pendidikan iman,pendidikan moral,pendidikan fisik,
pendidikan rasio ( akal ), pendidikan kejiwaan dan pendidkan sosial.[3]
Abdurrah-man
An-Nahlawi mengemukakan tujuh kiat dalam mendidik anak yaitu:
1.Dengan Hiwar (dialog).
Mendidik anak dengan hiwar (dialog) merupakan
suatu keharusan bagi orang tua. Oleh karena itu kemampuan berdialog mutlak
harus ada pada setiap orang tua.
2. Dengan Kisah dan perumpamaan.
3.Dengan keteladanan.
4. Dengan Latihan
dan Pengamalan.
5. Dengan ‘Ibrah dan Mauizhah.
Dari kisah-kisah sejarah, para orang tua bisa mengambil pelajaran
untuk anak-anaknya.
6.Dengan Targhib dan Tarhib.
Targhib adalah janji-janji menyenangkan bila seseorang melakukan
kebaikan, sedang tarhib adalah ancaman mengerikan bagi orang yang melakukan
keburukan[4].
Nama: LIA IFANA
Nim: 2021110086
Kelas: B
1. Nama majlis Taklim: Pertemuan Rutin Keputrian fatayat NU dan IPPNU Ranting curug, Tirto Pekalongan.
2. Pengasuh/pembicara: Ibu Nyai Anis Dzati Khikmah dari Tirto.
3. Hari/Tanggal: Rabu / 04 April 2012
4. Waktu: 13.00 s/d Selesai.
5. Alamat: Desa Curug RT 02/01 kec. Tirto Pekalongan.
6. Tema pengajian: “ Menanamkan nilai-nilai pendidikan Al-Qur’an dan Hadits dalam persepektif kehidupan sehari-hari”
SAKSI LAPORAN
PENGAJIAN
Lia Ifana. Liya
Ummal Khusna. Fenni
Listiawati.
SAKSI I SAKSI II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar