MAKALAH
PERADABAN
DUNIA PRA ISLAM
DAN
PERADABAN ISLAM MASA NABI MUHAMMAD SAW ( 610-632)
Makalah ini
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata
kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen
pengampu : Muhammad Hufron, M.SI
Disusun oleh:
1.
Sopiyudin (2021
111 134)
2.
Badar (202 111 2161)
3.
Wiwit Nur Widya
Aeni (202 111 2106)
Kelas : G
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Peradaban
Arab adalah akibat pengaruh dari budaya bangsa-bangsa di sekitarmya yang lebih
dahulu maju dari pada kebudayan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut masuk ke
Jazirah Arab melalui beberapa jalur : yang terpenting di antaranya adalah: 1)
Melalui hubungan dagang dengan bangsa lain 2) melalui kerajaan-kerajaan
protektorat, Hijrah, dan Ghassan, dan 3) masukmya misi Yahudi dan Kristen.
Kondisi sosial Arab meskipun cenderung primitif, memiliki nilai peradaban yang
tinggi. Peradaban Arab ketika itu memiliki corak , yaitu bobroknya moralitas,
bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban
Arab ketika itu disebut sebagai peradaban Jahiliyah.
Dalam situasi
dan kondisi peradaban dunia yang semacam itulah Nabi Muhammad di utus Allah
untuk membawa agama islam dengan menjunjung tinggi peradaban bermoral.
Demikianlah keadaan bangsa Arab menjelang kelahiran Nabi Muhammad yang membawa
Islam di tengah-tengah bangsa Arab.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERADABAN DUNIA PRA ISLAM
1.
Peradaban Romawi Timur
Kerajaan
Romawi didirikan pada Tahun 753 sebelum masehi (SM), dengan ibu kotanya Roma,
dan usianya lebih sepuluh abad. Bulan Mei 30 M terjadi perpecahan dalam
kerajaan Romawi yang berpusat di Roma, yaitu pecah menjadi dua kerajaan:
kerajaan Romawi Barat (Roma) dan Kerajaan Romawi Timur , dengan ibu kota
konstatinopel, dan konstantinus Agung (Kaisar Constantin) Sebagai Maharajanya.
Kerajaan
Romawi mengalami puncak kejayaan pada masa Mahraja Yustianus I (527-565 M), dan
pada zamannya pula terjadi peperangan seru dengan Kerajaan Persia Sassanid, dan berakhir dengan
“Perjanjian Damai Kekal” yang tidak kekal. Dengan jasa dua orang panglimanya
(Belisarius dan Narses) yustianus berhasil merebut afrika utara, italia, dan
lain-lain dari tangan bangsa Vandal dan Got Timur.[1]
a)
Agama
Negeri-negeri yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Romawi Timur
pada umumnya beragama Nasrani, yang pada waktu itu terpecah dalam berbagai
aliran. Adapun yang termasyhur diantara aliran tersebut ada tiga yaitu sebagai
berikut:
a)
Aliran Yaaqibah, banyak dianut di Mesir, Habsyah, dan Lian-lain.
b)
Aliran Nasathirah, banyak di anut di Musil, Irak, dan Persia.
c)
Aliran Mulkaniyah, banyak dianut di Afrika Utara, Sicilia, Syiria,
dan Spanyol.
Diantara ketiga aliran ini, terdapat
perbedaan keyakinan. Aliran yaaqibah berkeyakinan bahwa Isa Al-Masih adalah
Allah, dengan pengertian bahwa Allah dan Manusia bersatu dalam diri Al-Masih. Aliran Nasathirah dan Mulkaniyah
berkeyakinan bahwa dalam diri Al-Masih terdapat dua tabiat, yaitu (1) tabiat
ketuhanan, dan (2) tabiat kemanusiaan.
Perdebatan seru terus-menerus
terjadi antara aliran-aliran ini tentang keyakinan kepercayaan kepada Allah.
Dilukiskan dalam Al-Qur’an tentang kepercayaan mereka itu.[2]
Firman Allah:
ôs)s9 txÿ2 úïÏ%©!$# (#þqä9$s% cÎ) ©!$# uqèd ßxÅ¡yJø9$# ßûøó$# zOtótB (
tA$s%ur ßxÅ¡yJø9$# ûÓÍ_t7»t @ÏäÂuó Î) (#rßç6ôã$# ©!$# În1u öNà6/uur (
¼çm¯RÎ) `tB õ8Îô³ç «!$$Î/ ôs)sù tP§ym ª!$# Ïmøn=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â$¨Y9$# (
$tBur úüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 9$|ÁRr& ÇÐËÈ
Artinya
:
Sesungguhnya kafirlah mereka yang
berkata bahwa Al-Masih putra Maryam adalah Allah. Dan berkatalah Al-Masih
:”Wahai Bani Israil, beribadahlah kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah , maka sudah pasti Allah
mengharamkan surga baginya, dan tempat dia neraka jahannam dimana nanti mereka
yang jahat tidak akan ada pembantu”. (Qs.Al-Ma’idah 27)
b) Filsafat
Membicarakan
masalah “ kebudayaan Romawi”, terutama fislafat, kesenian, ilmu pengetahuan dan
kasusastraan, kita harus membicarakan juga masalah “ kebudayaan Yunani” ,
karena kebudayaan Romawi pada hakekatnya adalah lanjutan dari kebudayaan
Yunani.
Jurji Zaidan, membagi kebudayaan Yunani kepada tujuh zaman, yaitu
sebagai berikut:
Ø
Masa Dongeng (mitologi), yaitu zamannya Yunani Purba
Ø
Masa Pahlawan (heroik (900-700 SM)
Ø
Masa Lyric (perasaan) (700-500 SM)
Ø
Masa Keemasan (500-323 SM)
Ø
Masa Iskandary (323-146)
Ø
Masa Yunani-Romawi (142 SM-550 M)
Ø
Masa Bizantium (550-1453 M)
Dengaan
mempertahikan catatan ini, jelaslah bahwa kebudaay Romawi adalah lanjutan dari
kebudayaan Yunani.
c)
Bahasa dan kesenian
Dalam wilayah kerajan Romawi
Timur, ada tiga bahasa yang berpengaruh, yaitu bahasa Latin, bahasa Greek, dan
bahasa Suryani. Dalam bahasa-bahasa inilah ditulis kitab-kitab suci,
undang-undang, cerita-cerita, sajak-sajak,dan sebagainya. Kesenian dan
kesusastraan Bizantium timbul kira-kira pada Abad ke-5 dalam kemaharjaan Romawi
Timur. Kesenian ini berkembang terus di Rusia dan Balkan. Kesenian Romawi
sangat maju pada masa kaisar Yustianus I (527-565 M) dan
pengganti-penggantinya, dan meluas sampai ke Italia Utara. Patung-patung sangat
banyak dibuat orang. Demikian pula bangunan-bangunan gereja yang berkubah,
sangat terkenal, yaitu Gereja Aya Sophia, dan banyak didirikan gereja-gereja
yang berbentuk silang Yunani berkubah Lima. Disamping itu, terjadi kegiatan
dalam bidang seni lukis, seni pahat, seni bahasa, seni suara, filsafat, dan
sebagainya, dan semuanya berjiwa dan bersemangat gereja.
1.
Peradaban Persia
Kerajaan
persia merupakan saingandari kerajaan Romawi Timur, dimana antara dua kerajaan
tersebut terus-menerus terjadi peperangan karena masing-masing ingin merebut
daerah kekuasaan dan pengaruh. Pada waktu Yustianus menjadi Maharaja Romawi
Timur, Kerajaan Persia berada dibawah Maharaja Anusyarwan dari Dinasti Sasanid
(Sasaniyah) yang terkenal sangat Adil. Anusyarwan dengan pasukan berkuda dan
pejalan kaki menyerbu daerah-daerah Romawi Timur hingga Jatuh satu Persatu,
sedangkan Yustianus mengadakan perlawanan
seru dibawah panglimanya, Belisarius, sehingga terjadilah perang selama
20 tahun (541-461 M), dan berakhir dengan suatu perdamaian, Dimana Yustianus
harus membayar upeti kepada Anusyarwan tiap tahun sebanyak 30.000 dinar.[3]
Permusuhan
antara kedua kerajaan tersebut terus berlangsung sehingga keduanya mengalami
kemunduran dan kehancuran. Hal tersebut terus berlangsung sampai dengan
datangnya agama islam, dimana akhirnya kedua super power pada waktu itu menyerah
kalah kepada kebenaran islam.
a. Agama
Masyarakat
Persia lama cenderung untuk menyembah berbagai alam nyata, seperti langit biru,
cahaya, api, udara, air, dan sebagainya, yang semua makhluk itu mereka pandang
sebagai tuhan. Ada alam yang merupakan tuhan baik dan ada pula alam yang
merupakan tuhan jahat. Antara tuhan baik dengan tuhan jahat selalu terjadi
permusuhah dan perkelahian. Api (cahaya) adalah lambang dari tuhan baik, sehingga menyebabkan mereka
menyembah api sebagai tuhyan, yang selalu mereka nyalakan dalam rumah-rumah
ibadat mereka. Api sebagai tuhan mereka, menjadi sumber ilham bagi para
penyair.
v Zoroaster
Pada abad VII
SMMuncullah seorang pemimpin yang bernama Zoroaster, yang kemudian terkenal
sebagai “Nabi Orang Persia”. Ia membawa ajaran baru yang didasarkan atas
prinsip agama lama yang telah
diperbaikinya. Ia lahir dalm
lingkungan suku Midia di daerahAzerbaijan, dan meninggal pada tahun 583
SM.
Ajaran
Zoroaster terdiri dari dua prinsip (seperti agama lama) yaitu:
·
Alam berjalan sesuai dengan “kanun” yang tertentu.
·
Dalam alam selalu ada pertentangan antar berbagai kekuatan, antara
cahaya dengan gelap, antara subur dengan tandus, dan lain-lain.
Kitab suci
Zoroaster bernama Avesta dan kitab komentarnya bernama Zamdavesta
. Menjurut ajaran Zoroaster bahwa Hidup ada dua, yaitu hidup pertama ( dunia)
dan hidup kedua (akhirat).
b.
Fislafat Zoroaster
Pembahasan
yang bersifat filsafat yaitu tentang ”nafs”, menurut agama zoroaster nafs
insan diciptakan tuhan dan tidak ada, kemudian dapat mencapai kehidupan
abadi yang berbahagia, apabila ia sanggup memerangi kejahatan diatas muka bumi
ini.
v Almanuwiyah
Diantara aliran
agama yang termasyhur di Persia, yaitu aliran almanuwiyah yang diciptakan oleh
pimpinannya yang bernama “Manu” atau “Many”
pada tahun 215 M. Mazhab almanuwiyah banyak berkembang di Asia dan
Eropa. Ajaran- ajarannya, yaitu campuran ajaran agama zoroaster dengan ajaran
agama Nasrani.
v Mazdak
Sekitar tahun
487 M lahirlah di Persia seorang ahli filsafat (Pengikut Maby) yang bernama
Mazdak, ia membawa faham baru dalam agama dua tahun; tuhan cahaya dan tuhan
gelap. Adapun yang mebedakan ia dengan gurunya , yaitu dalam hal ajaran yang
mirip dengan komunisme, yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan sama, karena itu haruslah hidup
sama pula. Persamaan yang penting, yaitu dalam hal memiliki harta dan wanita.
Menurutnya mazdak, pangkal perselisihan adalah harta dan wanita. Oleh karena
itu, terhadap harta dan wanita tidak
boleh ada pemiliknya yang khas, keduanya adalah milik bersama.
c. Bahasa
Sastra persia
dalam bahasa pahlawi sedikit sekali yang masih tersisa, karena sastranya, pada
umumnya, bersemangat agama yang
berkeyakinan dua tuhan. Karena itu, islam telah menggantikan bahasa dan huruf pahlawi dengan bahasa arab
dan huruf arab. Yang masih tersisa dari
bahasa dan huruf pahlawi itu, yaitu batu-batu tertulis, sejumlah peraturan dari
Kerajaan Sassanid mengenai perkawinan, perbudakan, dan lain-lain.
d. Kesenian
Hasil seni
Persia yang paling kuno, yaitu keramik, patung-patung, berbagai perabot dari
perunggu dan lain-lain (5.000-1.000 SM), Seni lukis, dan arsitektur (550
SM-1.600 M ).
Masa-masanya
dapat dibagi sebagai berikut:
1)
Masa Dinasti Akhaeminid (sdampai tahun 350 SM)
2)
Masa Dinasti Seleukos dan Arsacid (Sampai kira-kira 250 SM).
3)
Masa Dinasti Sassanid (sampai kira-kira tahun 650 M).
2.
Peradaban Arab Jahiliyah
Jazirah Arabia
adalah tempat lahirnya agama islam dan kemudian menjadi pusat islam, merupakan
pusat dari peradaban dan kebudayaan islam. Oleh karena itu, perlu dijelaskan
mengenai keadaan geografi, penduduk, politik. Ekonomi, dan sosial, bahkan
agama, sebelum lahirnya agama islam.
1)
Keadaan Negeri Arabia
Negeri arabia terletak disebelah barat daya Asia, dan merupakan
semenanjung yang dikelilingi laut dari tiga jurusan; Laut Merah, Lautan Hindia,
dan Teluk Persia.
Adapun Ahli sejarah membagi penduduk Jazirah Arabia sebagai
berikut:
ü
Arab Baidah (bangsa Arab yang telah punah)
ü
Arab Baqiyah (bangsa Arab
yang masih lestari)
Dari merekalah
kemudian timbul bermacam kaum dan suku Arab, termasuk kaum Quraisy, yang tumbuh
dari induk suku Adnan.
2)
Kerajaan-kerajaan Arab
Sebelum islam, di negeri-negeri Jazirah Arabia, telah berdiri
beberapa kerajaan, yang sifat dan bentuknya ada dua macam, yaitu sebagai
berikut.
Ø
Kerajaan yang berdaulat, tetapi tunduk kepada kerajaan lain
(mendapat otonomi dalam negeri)
Menurut A.Hajsmy, ada beberapa kerajaan Arabia yang berdaulat,
diantaranya sebagai berikut:
a.
Kerajaan Makyan
b.
Kerajaan Saba
c.
Kerajaan Himyar
d.
Kerajaan Hirah
e.
Kerajaan Ghasan
f.
Negeri Hijaz
g.
Mekah
Kekuasaan kaum
Quraisy
Untuk mengurus
mekah dan sekitarnya, didirikanlah semacam pemerintahan oleh kaum quraisy. Pada
zaman Abdul Muthalib, mekah lebih maju dan sumur zam-zam disempurnakan
pemugarannya, yaitu pada tahun 540 M.
3)
Keadaan Politik
Masyarakat Arab pada zaman jahiliyah tidak memiliki pemerintahan
seperti sekarang. Mereka hanya memiliki
seorang pimpinan yang mengurus berbagai hal dalam keadaan paerang dan damai.
Sering terjadi perang antar kaum, antar kabilah, dan antar suku. Bahkan
terkadang ada perang yang terjadi sampai puluhan tahun, misalnya:
·
Perang Busus, perang ini terjadi antara kabilah Bakar dengan
kabilah Taghlib selama 40 tahun, hanya disebabkan perselisihan mengenai seekor
unta
·
Perang Dahis; perang ini terjadi antara pimpinan suku Al-Ghubara
dan suku Dahis, juga selama 40 tahun, hanya lantaran beberapa perselisihan
kecil.
·
Perang Fujar; perang ini terjadi kira0kira 268 tahun sebelum Nabi
Muhammad diutus menjadi Rasul.
Perang terjadi
antara beberapa kabilah dan suku, terjadi selama bukan haram, pada masa
berlangsungnya “ pasar hijaz”. Masalah perang hanya disebabkan masalah kecil,
yaitu mengenai seekor unta yang disembelih.
4)
Keadaan Ekonomi dan Sosial
Sesuai dengan tanah Arab yang sebagian besar terdiri dari padang
sahara, ekonomi mereka yang terpenting yaitu perdagangan. Masyarakat Quraisy
berdagang sepanjang tahun. Di musim dingin mereka mengirim kafilah dagang ke
Yaman, sedangkan musim panas kafilah dagang mereka menuju ke Syiria.
5)
Kehidupan Intelektual
Sekalipun Jazirah Arabia, terutama Hijaz dan Najd, terpencil dari
dunia luar, namun mereka memiliki daya intelektual yang sangat cerdas.Bukti
dari kecerdasan mereka dapat dilihat pada berbagai peninggalan meraka, baik
dalam bidang politiuk, ekonomi dan sosial. Bukti kecerdasan akal mereka dalam
ilmu pengetahuan dan seni bahasa sebagai berikut:
v
Ilmu Astronomi
v
Ilmu Meteorologi
v
Ilmu Mitologi
v
Ilmu Tenung
v
Ilmu Thib
6)
Bahasa dan Seni Bahasa
Ø
Khitabah
Inilah satu-satunya alat komunikasi yang sangat luas medannya. Di
samping sebagai penyair, bangsa arab jahiliyah pun sangat fasih berpidato
dengan bahasa yang sangat indah dan bersemangat. Ahli pidato mendapat derajat
dalam masyarakat, sama halnya dengan penyair.
Ø
Majlis Al-Adab dan Sauqu Ukaz
Telah menjadi kebiasaan masyarakat Arab Jahiyilah, yaitu mengadakan
majelis atau nadwah (klub), ditempat inilah mereka mendeklamasikan sajak,
bertanding pidato, tukar-menukar berita dan sebagainya. Terkenallaha dalam kalangan mereka “Nadi Quraisy” dan
“Darun Nadwah” yang berdiri di samping Ka’bah.
7)
Catatan Keturunan
Satu hal yang menjadi sangat penting
bagi bangsa Arab Jahiliyah, yaitu al-Ansab atau catatan keturunan, yaitu untuk
memelihara asal-usul keturunan. Oleh karena itu, bangsa Arab pada umumnya
menghafal silsilah keturunannya, sampai sejauh-jauhnya, dan mungkin ini pulalah
yang menyebabkan mereka memiliki kecakapan khusus dalam memelihara riwayat
hadis.
8)
Sejarah
Sejarah (Tarikh) seperti yang dipahami sekarang, tidak terdapat
pada bangsa Arab Jahiliyah. Mereka hanya memindahkan Akhbar (berita)
yang berserak tentang negeri mereka dan kabar-kabar yang dibawa bangsa lain
pada mereka, seperti perang kabilah-kabilah, kisah Bendungan Maarib, kedatangan
pasukan gajah ke Mekah, riwayat Ka’bah, Ad, Samud, dan sebagainya.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
A. PERIODE MEKAH
Pada periode
ini, tiga tahun pertama, dakwah islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi
Muhammad mulai melaksanakan dakwah islam di lingkungan keluarga, mula-mula
istri beliau sendiri, yaitu khadijah, yang menerima dakwah beliau, kemudian Ali
bin Abi Thalib, Abu Bakar sahabat beliau, lalu Zaid, bekas budak beliau. Di
samping itu, juga banyak orang yang masuk islam dengan perantaran Abu Bakar
yang terkenal dengan julukan Assabiqunal Awwalun (Orang-orang yang lebih
dahulu masuk islam), mereka adalah utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad
bin Abi Waqas, Abdur Rahman bin Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu ‘Ubaidah bin Jarrah, dan Al Arqam bin
Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk berdakwah (rumah Arqam).
Kemudian
setelah turun ayat 94 Surah Al-Hijr, Nabi Muhammad Memulai berdakwah secara
terang-terangan.
÷íyô¹$$sù $yJÎ/ ãtB÷sè? óÚÌôãr&ur Ç`tã tûüÏ.Îô³ßJø9$# ÇÒÍÈ
Artinya : Maka Sampailah olehmu secara terang-terangab segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Hijr 94)
Mula-mula Nabi
Muhammad Saw mengundang dan menyeru kepada masyrakat umum dengan
terang-terangan baik golongan bawahan maupun hamba sahaya
Dakwah beliau mendapat tantangan
dari kaum kafir Quraisy , hal tersebut timbul karena beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut:
Ø Mereka tidak
dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk
kepada seruan Nabi Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul
Muthalib.
Ø Nabi Muhammad
menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya.
Ø Para pemimpin
Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui serta tidak menerima ajran tentang
kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.
Ø Taklid kepada nenek
moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada bangsa Arab, sehingga sangat
berat bagi mereka untuk meninggalkan
agama nenek moyang yang mengikuti agama
islam.
Ø Pemahat dan
penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.[4]
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi
kemajuan dakwah islam terjadi, yaitu dengan datangnya sejumlah penduduk yatsrib
(Madinah) untuk berhaji ke Mekah. Mereka terdiri dari dua suku yang saling
bermusuhan, yaitu suku Aus dan Khazraj yang masuk dalam tiga gelombang.
·
Gelombang pertama tahun ke 10 kenabian, berupaya untuk mendamaikan
permusuhan antar kedua suku.
·
Gelombang kedua tahun ke 12 kenabian mengadakan “perjanjian
aqabah”, yang berisi ikrar kesetiaan.
·
Gelombang ke tiag tahun ke 13 kenabian, meraka akan membai’at Nabi
sebagai pemimpin. Nabi pun akhirnya menyetujui usul mereka untuk berhijrah
perjanjian ini di sebut “perjanjian aqabah kedua” karena terjadi pada tempat
yang sama.
Akhirnya Nabi Muhammad bersama kurang lebih 150 kaum muslimin hijrah ke yastrib. Dan ketika sampai disana,
sebagai penghormatan terhadap Nabi, nama yastrib di ubah menjadi Madinah. Dalam
periode ini Nabi Muhammad belum terfikir untuk menyusun suatu masyarakat islam
yang teratur, karena perhatian Nabi lebih terfokus pada penanaman teologi dan
keimanan masyarakat.
B.
PERIODE MADINAH
Dalam periode
ini, pengembangan islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat
islam dan pendidikan sosial kemsyarakatan. Oleh karena itu, Nabi kemudian
meletakkan dasar-dasar masyarakat islam di Madinah, sebagai berikut:
1)
Mendirikan Masjid Nabawi
2)
Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan
Muhajirin.
3)
Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan
muslimin.
Isi perjanjian tersebut antara lain:
·
Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik.
·
Kebebasan beragamabterjamin untuk semua umat.
·
Adalah kewajiban penduduk Madinah, baik muslimin maupun non muslim,
dalam hal moril maupun materiil. Mereka harus bahu-membahu menangkis semua
serangan terhadap kota mereka (Madinah).
·
Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk Madinah. Kepada
beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan.[5]
4)
Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi, dan sosial untuk
masyarakat baru.[6]
Pertentangan antara kaum Yahudi dan Muslimin
Perang Badar, yakni perang pertama kali antara kaum muslimin dengan
musyrik quraisy pada tanggal 8 Ramadhan tahun kedua hijriyah. Dalam perang ini
kaum muslimin menang atas kaum musyrikin. Bukti penyelewengan kaum yahudi yang
lain adalah perang uhud , dimana kaum yahudi berjumlah 300 orang dengan
pimpinan Abdullah bin Ubay, seorang
munafik yang mau bersedia membantu kaum muslimin , namun tiba-tiba membelot dan
kembali kemadinah, yang mengakibatkan kaum muslimin mengalami kekalahan.
Perjanjian Hudaibiyah
Pada tahun 6 H, ketika ibadah haji sudah di syari’atkan, Nabi
Muhammad dengan sekitar seribu kaum muslimin berangkat Mekah bukan untuk
berperang ,tetapi untuk melaksanakan ibadah Umrah, namun penduduk mekah tidak
mengizinkan mereka masuk kota, akhirnya, diadakan perjanjian Hudaibiyah yang
isinya antara lain sebagai berikut:
Ø Kaum muslimin
belum boleh mengunjungi Ka’bah tahun itu, tetapi ditangguhkan sampai tahun
depan.
Ø Lama kunjungan
dibatasi hanya sampai tiga hari.
Ø Kaum muslimin
wajib mengembalikan orang-orang mekah yang melarikan diri ke madinah, namun
sebaliknya. Pihak quraisy tidak harus menolak orang-orang madinah yang kembali
ke mekah.
Ø Selama sepuluh
tahun diberlakukan genjatan senjata antara masyarakat madinah dan mekah.
Ø Tiap Kabilah
yang ingin masuk kedalam persekutuan kaum Quraisy atau kaum muslimin, bebas
melakukannya tanpa mendapat rintangan.
Fathu Mekah
Setelah dua tahun Hudaibiyah berlangsung
dakwah Islam sudah menjangkau seluruh Jazirah Arab, hingga hampir kepelosok
Jazirah Arab. Hal tersebut membuat
orang-orang kafir mekah khawatir dan merasa terpojok, oleh karena itu,
orang-orang kafir Quraisy secara sepihak melanggar perjanjian hudaibiyah.
Melihat hal ini, nabi kemudian bersama dengan sepuluh tentara bertolak ke Mekah
untuk menghadapi kaum kafir. Dan tanpa perlawanan berarti nabi pun dapat
menguasai Mekah. Meski demikian masih ada dua suku Arab yang masih menentang,
yaitu Bani Tsaqif dan Bani Hawazin.
C.
PEPERANGAN DALAM ISLAM
Kaum Muslimin
diperbolehkan untuk berperang melawan kaum kafir dengan dua alasan. Alasan
Normatif diperbolehkannya peperangan dalam islam menurut Hasan Ibrahim Hasan
adalah:
v Untuk
mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya.dijelaskan dalam Al-Qur’an
Surat Al-Hajj 39-40
v Untuk menjaga
keselamatan dalam menyebarkan kepercayaan dan mempertahankannya dari mereka
yang menghalang-halanginya. Oleh karena itu barangsiapa yang mau memeluk agama
islam tidak boleh merasa takut dari keributan dan tekanan.
Peperangan pada
Masa Nabi Muhammad
a)
Ghazwah, yaitu perang yang dipimpin langsung
oleh Nabi Muhammad, diantaranya:
v Perang Badar
(17 Ramadhan 2 H)
v Perang Uhud
(Sya’ban 3 H )
v Perang Khandaq
(Syawal 5 H)
v Perang Mu’tah
(8 H)
v Penaklukan Kota
Mekah / Fathu Makkah (8 H)
v Perang Hunain
(8 Safar 8 H)
v Perang Tha’if
(8 H)
v Perang Tabuk (9
H )
v Perang Widan (
12 Rabi’ul Awal 2 H)[7]
b)
Sariyah, yaitu perang yang dipimpin ileh sahabat atas penunjukan Nabi
Muhammad
v
Sariyah Hamzah bin Abdul Muthalib (Ramadhan 1 H)
v
Sariyah Ubaidah bin Haris (Syawal 1 H)
v
Sariyah Abdullah bin Jahsy (Rajab 2 H)
v
Sariyah Qirdah (Jumadil Akhir 3 H)
v
Sariyah Bani Asad (4 H)
v
Sariyah Raji’ (Safar 4 H)
v
Sariyah Bi’ru Ma’unah (Safar 4 H )
v
Sariyah Ijla’ Bani Nadir
v
Sariyah Zi Al-Qissah
v
Sariyah Ka’b bin Umair Al-Ghifari (8 H )
D.
Misi Dakwah Nabi Muhammad
Untuk
menyampaikan misi-misi dakwah , Nabi Muhammad menggunakan strategi yang sangat
tepat. Nabi Mengutus beberapa sahabat yang ahli di bidang strategi politik dan berdiskusi untuk menyampaikan
misi dakwah tersebut. Di antara sahabat Nabi yang diutus menjadi misi dakwah
Islamiyah tersebut, antara lain:
1)
Amr bin Umayyah Adh-Dhamiri. Mula-mula ia diutus membawa surat
kepada An-Najasi Raja Ethiopia. Kemudian kepada Musailamah Al-Kadzzab dengan
membawa surat pula. Setelah itu ia diutus pula kepada farwah bin Amr Al-Juzami,
gubernur Romawi di Amman, untuk mengajak masuk Islam.
2)
Dahyah bin Khalifah Al-Kalabi, diutus membawakan surat kepada
Heraclius, Kaisar Romawi.
3)
Abdullah bin Khudzaifah, diutus membawakan surat kepada Kisra Raja
Persia.
4)
Suja’ bin Wahhab Al-Asadi, diutus membawakan surat kepada Al-Harits
bin Syamar di Syiria.
5)
Salith bin ‘Amr Al-Amiri, diutus membawakan surat kepada Hudzah bin
Ali dan kepada Tsamamah bin Astal di Yamamah.
Demikian beberapa diantara misi-misi dakwah Nabi Muhammad yang
diutus untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah untuk menegakkan agama islam
kepada para pimpinan negara sekitar dan juga kepada kabilah atau bangsa sekitar
yang ternyata mempunyai pengaruh sangat besar bagi perkembangan agama islam
selanjutnya.
E.
Masa Terakhir Nabi Muhammad Saw
Pada tahun 9 dan 10 H (630-632 M) banyak suku dari pelosok
Arab,yang mengirimkan delegasi atau utusan kepada Nabi Muhammad menyatakan
pengakuan akan kekuasaan Islam. Oleh karena itu, tahun tersebut disebut tahun
perutusan.
Pada tahun 10 H (631 M) Nabi Muhammad beserta rombongan yang besar
melaksanakan Haji, dan inilah haji yang terakhir bagi beliau yang merupakan
haji perpisahan atau Haji Wada’. Dalam kesempatan itu turunlah ayat terakhir
dari Al-Qur’an, yakni sebagai berikut .
Pada Hari Aku sempurnakan agamamu, dan Aku cukupkan nikmat_Ku
bagimu, dan aku relakan Islam sebagai agamamu. (Qs. Al-Maidah 3).
Dalam kesempatan itu Nabi Muhammad menyampaikan khutbahnya yang
sangat bersejarah, yang isinya merupakan prinsip-prinsip yang mendasari gerakan
Islam, dan yang terpenting adalah bahwa umat islam harus selalu berpegang pada
dua sumber, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Apabila prinsip-prinsip itu disimpulkan
adalah kemanusiaan, dan solidaritas.
Rasulullah mulai sakit panas. Istri-istri Rasulullah meminta izin
untuk merawatnya di rumah Aisyah, dan Rasulullah mengizinkannya. Untuk terakhir
kalinya Rasulullah naik mimbar. Di antara pesan yang Rasulullah katakan pada
saat itu adalah, Aku berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik terhadap
orang-orang Anshar. Sesungguhnya orang-orang Anshar adalah orang-orang
dekatku di mana aku berlindung kepada
mereka. Karena mereka telah melalui apa yang menjadi beban mereka dan masih
tersisa apa yang akan menjadi hak mereka. Oleh karena itu, berbuat baiklah
kepada siapa saja di antara mereka yang melakukan kesalahan.
Tatkala sakitnya semakin keras, maka Rasulullah bersabda, “Suruhlah
Abu Bakar untuk memimpin manusia melakukan shalat”.
Rasulullah meninggal pada saat Dhuha pada hari senin tanggal 12
Rabiul Awal tahun 11 H (8 Juni 632 M). Pada saat wafat Rasulullah berusia 63
tahun.
Dari uraian diatas dapat didimpulkan bahwa Nabi Muhammad telah
mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin agama, seorang negarawan, dan
sekaligus pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu
sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukkan seluruh
Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.[8]
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Syamsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta.
Amza.
Hasan. Asab Ibrahim. 2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam.
Jakarta. KALAM MULIA.
Syukur, Fatah. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Cet-2.
Semarang. PT. Pustaka Rizki Putra.
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung. CV.
Pustaka Setia.
[1] Samsul
Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta : AMZAH,2010) hlm.48
[2] Ibid.,
Syamsul Munir, hlm. 49.
[3]Ibid.,
Syamsul Munir, hlm, 51.
[4] Fatah
Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT PUSTAKA RIZKI PUTRA,
2009)Hlm.32
[5]
Op.,cit, Samsul Munir Amin, hlm,69.
[6]
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: CV PUSTAKA SETIA)
hlm.63-64
[7]
Asab Ibrahim Hasan, Sejarah dasn Kebudayaan Islam.(Jakarta:KALAM
MULIA,2001).hlm.201-241
[8]
Loc., cit, Samsul Munir Amin, hlm, 86.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar