IMPEREALISME
BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
Disusun
guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam
Dosen
Pengampu : Ghufron Dimyati, M.S.I
Disusun oleh:
Sugi Mulyani
(2021113194)
Mustafidah
(2021113200)
Ati Utami
(2021113205)
Kelas G
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuann yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat memiliki
kolerasi yang erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam, baik ketika Islam
mencapai puncak kemajuannya di Eropa ataupun kemajuan yang dicapai dunia islam
Baghdad. Bangsa Barat banyak berutang budi kepada para ilmuan muslim yang telah
berhasil mengembangkan imu pengetahuan dan teknologi.
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang imperialisme
Barat terhadap dunia Islam yang meliputi:
a.
Kemajuan dunia Barat dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi
b.
Kebangkitan Eropa
c.
Imperealisme Barat terhadap
dunia islam
d.
Kemunduran kerajaan Usmani
dan ekspansi Barat ke negeri-negeri islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KEMAJUAN DUNIA BARAT
DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Kemajuann yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada
periode ini sebenarnya memiliki kolerasi yang erat dengan perkembangan
peradaban dunia Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa
ataupun kemajuan yang dicapai dunia islam Baghdad. Bangsa Barat banyak berutang
budi kepada para ilmuan muslim yang telah berhasil mengembangkan imu
pengetahuan dan teknologi.
Spanyol (Andalusia ) merupakan tempat paling utama
bagi bangsa Barat dalam menyerap peradaban islam, baik dalam bentuk hubungan
politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar bangsa. Bangsa Barat
menyaksikan realitas bahwa ketika Andalusia berada dibawah kekuasaan umat Islam,
negeri ini telah terlalu jauh meninggalkan Negara-negara tetangganya di Eropa,
terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping perkembangan dan kemajuan
bangunan fisik.
Dalam hal ini pemikiran Ibnu Rusyd atau Averros
(1120-1198 M) sangat berpengaruh didunia Eropa. Pemikiran ini berhasil
melepaskan belenggu pemikiran taklid, dan mengkritk semua bentuk yang
tidakrasional. Di antara ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam yang snagat
banyak dipelajari oleh ilmuwan Barat adalah ilmu kedokteran, ilmu sejarah dan
ilmu-ilmu lainnya.
Disamping ilmu-ilmu tersebut terdapat ilmu-ilmu lain
yang banyak berpegaruh terhadap perkembangan dan kemajuan abngsa Barat,
diantaranya ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tamabang (mneralog), metorogi, dan
sebagainya.
Dari kerja keras dan tingginya kreativitas bangsa Barat dalam mempelajari
ilmu pengetahuan yag telah dihasilkan oleh umat Islam menyebabka bangsa Barat
menemukan maasa kemajuan dan kejayaan.
Setelah bangsa Barat menemukan masa-masa kejayaanya
dengan ditemukaanya berbagai kemajuan dalam sains dan teknologi, mereka ingin
mengadakan ekspedisi keberbagai Negara diluar Eropa. Mereka ingin membuktikan
pendapat Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bumi ini bulat, yang berarti
bahwa jika terus menyusuri jalan ke barat, maka akan sampai ditempat semula. Oleh
karena itu, banyak bangsa Eropa berlomba mencari wilayah baru, seperti Spanyol,
Portugis, Inggris Belanda Perancis dan sebagainya.tujuan mereka tidak hanya
untuk membuktikan kebenaran teori itu, ttpi juga ada sebagia mereka yang
bertujuan mengambil alih kekuatan ekonomi umat Islam yang saat itu menguasai
system perekonomian dunia.
Diawal periode modern, ondisi dunia Islam secara poliis berada dibawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan
abad ke-20 M dunia Islam muai bangkit melepaskan negerinya dari imperialism
Barat. Pada abad 20 M ini merupakan peiode kebangkitan islam, setelah mengalami
kemunduran pada periode pertengahan. Periode ini mulai bermunculan pemikiran
modernisasi dalam Islam. Gerakan modernisasi tersebut paling tidak muncul karena
dua hal berikut. Pertama, timbulnya kesadaran dikalangan ulama bahwa banyak
ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. Ajaran ajaran itu
bertentangan dengan semangat ajaran islam yang sebenarnya, seperti bid’ah,
khurafat, dan takhayul.
Ajaran-ajaran
inilah menurut mereka, yang membawa Islam menjadi munur. Oleh karena itu,
mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari ajaran atau paham seperti itu.
Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi. Kedua, pada periode ini Barat
mendominasi dunia dibidang politik dan peradaban, persentuhan dengan Barat
menyadaran tokoh-tokoh Islam ketinggalan mereka. Oleh karena itu, mereka
berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah-maslah politik dan
peradaban untuk menciptakan balance of power.
Ketika tiga kerajaan besar Islam sedang mengalami
kemunduran pada abad ke-18 M, Eropa Barat mengalami kemajuan dengan pesat.
Kerajaan Safawi hancur di awal abad ke-18 M, dan Kerajaan Mughal (mongol)
hancur pada awal paruh kedua abad ke-19 M di tangan inggiris yang kemudian
mengambil alih kekuasaan da anak benua India. Adapun kekuatan Islam terakhir
yang masih disegani oleh lawan adalah kerajaan Usmani di Turki.akan tetapi,
yang terakhir inipun terus mengalami kemunduran demi kemunduran, sehingga Turki
Usmani dijuluki sebagai The Sick Man of Europe, orang sakit dari Eropa. Kelemahan kerajaan-kerajaan Islam itu
menyebabkan Eropa dapat menguasai dan menjajah negeri-negeri Islam dengan
mudah. Satu demi satu negeri-negeri Islam dapat ditundukkan dan kemudian
dijajah oleh bangsa Barat.
B.
KEBANGKITAN EROPA
Bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat
berat pada awal kebangkitannya. Dihadappan mereka masih terdapat
kekuatan-kekuatan angkatan perag Islam
yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang berpusat di Turki.
Tida ada jalan lain, mereka harus menembus jalan yang sebelumnya hanya
dipandang sebagai dinding yang membatasi gerak mereka.
Mereka melakukan berbagai penelitian tentang
rahasia-rahasia alam, berusaha menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang
sebelumnya masih diliputi kegelapan. Setelah Christpher Columbus menemukan
Benua Amerika ((1492 M) dan Vasco dan Gama menemukan jalan ke Timur melalui
CapeTTown (1498 M), benua Amerka dan kepulauan HIndia segera jatuh ke bawah
kekuasaan Eropa. Dua penemuan iu, sungguh tak terkirakan nilainya, Eropa
menjadi maju dalam dunia perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur
lama yang dikuasai umat Islam.
L. Stoddard dalam The New World of Islam, menggambarkan situasi tersebut dengan
kata-kata demikian:
‘Lalu dengan sekejap mata dinding laut itu berubah menjadi jalan raya dan
Eropa yang terpojok itu menjadi yang bertuan dilaut dan dengan demikian yang
dipertuan didunia. Terjadilah perputaran nasib yang maha hebat dalam sejarah
seluruh umat manusia.
Dalam bidang perekonomian bangsa-bagsa Eropapun semaki
maju karena daerah-daerah baru terbuka baginya. Mereka dapat memperoleh kekyaan
yang tidak terhingga untuk meningkatkan kesejahteraan negerinya. Maka mulailah
kemajuan bangsa Barat menandingi kemjuan umat Islam yang telah sejak lama
memang berangsur-angsur mengalami kemunduran. Kemajuan bangsa Barat itu
dipercepat oleh penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
Penemuan mesin Uap yang kemudian melahirkan revolusi Industri di Eropa semakin
memantapkan kemajuan mereka.
C.
IMPERIALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
Kelemahan dan kemunduran dunia islam di
manfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah
Negara-negara islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi mereka datang ke
Negara-negara islam adalahmotivasi ekonomi, politik, dan agama. Hal tersebut
dapat terlihat dari cara-cara mereka datang untuk pertama kali ke Negara-negara
islam. Mereka datang dengan dalih untuk berdagang atau mencari rempah-rempah di
Timur.
Pada saat yang sama, dunia islam sedang terus
di landa kemunduran dan kelemahan dalam berbagai bidang, sehingga Negara-negara
islam tidak mampu bersaing dengan bangsa Barat yang di dukung oleh kekuatan
politik militer yang tangguh. Saat itulah dunia islam berada dalam kekuasaan
kaum imperialisme Barat.
Setelah bangsa-bangsa Barat menguasai ekonomu
dan politik Negara-negara islam, terdapat Negara Barat yang menjajah dunia slam
yang melakukan penyebaran agama Kristen melalui missionaries atau zending.
Penjajahan bangsa barat yang di pelopori oleh bangsa sepanyol dan portugis
mempunyai tujuan yang hampir sama, yaitu di samping mencari daerah penanaman
modal asingnya, mereka juga berusaha untuk menyebarkan agama Kristen di Wilayah
jajahannya. Walaupun usahanya tidak segencar yang di lakukan oleh spanyol dan
portugis yang bersemboyan: Gold yaitu semangat untuk mencari keuntungan besar
(emas), glory yaitu: semangat menyebarkan agama Kristen di Masyarakat yang
terjajah.
Dengan demikian motivasi bangsa-bangsa Barat
dalam menjajah Negara-negara islam selain motivasi ekonomidan politik, juga
terdapat motivasi agama. Satu demi satu Negara-negara islam akhirnya jatuh
kedalam genggagaman penjajahan bangsa-bangsa Barat. Hanya beberapa Negara yang
tidak di jajah oleh bangsa Barat seperti Kerajaan Turki Usmani, dan Arab.
Selain itu, kedatangan bangsa-bangsa Barat ke
negeri-negeri atau wilayah islam, terutama Negara-negara yang subur dan kaya
hasil rempah-rempahnya seperti Indonesia dan Malaka serta Hindia, bukan
semata-mata untuk mencari keuntungan serta mengeruk kekayaan hasil buminya
tetapi juga bertujuan menguasai seluruh system yang ada baik system ekonomi,
politik, budaya, pendidikan, agama, dan lain-lain Kekejaman meraka dalam bidang
ekonomi terlihat dari upaya mereka untuk melakukan monopoli perdagangan, yakni
dengan merebut Bandar-bandar pelabuhan besar yang sebelumnya menjadi daerah
perdagangan umat islam dari Arab, Persia, India, dan Cina. Dalam bidang
kemasyarakatan, penjajah sengaja menciptakan jurang pemisah antara kaum
bangsawan dengan rakyat kecil. Di samping itu, kaum penjajah sering kali
melakukan penghinaan terhadap umat islam. Mereka mengatakan bahwa kaum agama
(islam) adalah orang-orang yang bodoh dan terbelakang. Oleh karena itu, mereka
tidak pantas mengatur masyarakat.
Sikap dan perlakuan penjajah terhadap
masyarakat yang dijajah, tidak sebatas samapai di situ saja. Para penjajah
menyebarkan budaya yang merusak bangsa dan agama. Seperti budaya minuman keras,
berjudi, pergaulan bebas, dan sebagainya yang melanda kaum terjajah. Dengan
cara-cara itu penjajah merusak peradaban islam, dan dengan demikian mereka
berharap dapat dengan mudah menguasai Negara dan masyarakat Islam yang berada
di bawah kekuasaannya.
Pada awal abad ke-17, india yang pada saat itu
di bawah kekuasaan Mongol Islam, berada dalam posisi kemajuan dan kemakmuran.
Keadaan demikian mengundang bangsa Eropa yang sedang mengalami kemajuan
berdagang kesana. Pada awal abad ke 17 M, inggris dan Belanda mulai menginjakkn
kaki ke India. Pada tahun 1661 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan
pada tahun 1617 M Belanda mendapatkan izin yang sama.
Di kawasan Asia Tenggara, beberapa wilayah
negri Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal
pada masa itu. Negeri-negeri di Asia Tenggara menjadi ajang perebutan
Negara-negara eropa. Asia Tenggara sebagaimana juga di India, kekuasaan politik
negara-negara Eropa itu berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M, ketika
negeri-negeri jajahan tersebutmemerdekakan diri dari dominasi kekuasaan asing.
Wilayah Asia Tenggara yang juga merupakan Negara-negara islam, tidak terkecuali
jatuh dalam kekuasaan bangsa-bangsa Eropa yang selama beberapa waktu
menjajahnya[1].
D. Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat
kenegeri-negeri Islam.
Munculnya
kekuatan politik baru didaratan Eropa dianggap secara umum sebagai faktor yang
mempercepat kerunuhan Kerajaan Turki Usmani. Munculnya kekuatan baru
tersebutdisebabkan oleh beberap penemuan dibeberapa teknologi mendorong
bangkitnya kekuatan baru dibidang ekonomi maupun militer perubahan semacam itu
tidak hanya merubah format hidup msyarakat islam tetapi juga keseluruhan umat
manusia[2].
Namun kekalahan besar kerajaan Usmani dalam
menghadapi serangan Eropa diWina tahun 1683 M membuka mata Barat bahwa
kerajaan Usmani telah mundur jauh
sekali. Sejak itulah Kerajaan Usmani berulang kali mendapat serangan-serangan
dari barat. Ia hanya terpelihara dari keruntuhan karena kedengkian di antara
kerajaan-kerajaan barat yang memperebutkan rampasan perang yang berasal dari
Turki. Sejak pertempuran diWina itu, Kerajaan Turki Usmani menyadari akan
kemunduranya dan kemajuan barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai dilaksanakan
dengan mengirim duta-duta kenegara-negara Erops, terutama Prancis, untuk
mempelajari suasana kemajuan disana dari dekat.
Celebi Mehmed diutus ke Paris tahun 1720 M dan
diinstruksikan untuk mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng pertahanan dan
institusi lainya. Ia kemudian member laporan tentang kemajuan teknik,
organisasi angkatan perang modern dan lembaga social lainya. Laporan-laporan
itu mendorang Sultan Ahmad III untuk memulai pembaruan militer dalam kerajaan
Usmani pada tahun 1717 M, seorang perwira Prancis de Rocherfort datang ke
Istambul dalam rangka membentuk korp At-Then dan melatih tentara Usmani dalam
ilmu kemiliteran modern. Pada tahun 1729 M, datang lagi comte de Bonneval juga
dari Prancis, untuk member latihan penggunaan meriam modern. Ia dibantu oleh
Macathy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornay dari Prancis. Pada
tahun 1734 M untuk pertama kalinya Sekolah Teknik Militer dibuka.
Usaha pembaharuan ini tidak terbatas pada
bidang militer saja, dalam bidang-bidang yang lain juga dilakukan pembaharuan
seperti pembukaan percetakan di Istambul tahun 1727 M, untuk kepentingan
kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku Eropa
kedalam bahasa Turki. Pembaharuan di Turki dilakukan dalam berbagai bidang
untuk meraih kemajuan-kemajuan Negara.
Akan tetapi walaupun demikian, usaha-usaha
pembaharuan itu bukan hanya menahan kemunduran Kerajaan Turki Usmani yang terus
mengalami kemerosotan, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan.
Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja Usmani karena
wewenangnya sudh jauh menurun. Disamping itu keuangan Negara yang terus
mengalami kemerosotan sehingga tidak mampu menunjang usaha pembaruan. Fakta terpenting
lainya yang membawa kegagalan itu adalah karena Ulama dan tentara yenisseri
yang sejak abad ke-17 M menguasai suasana politik dalam Kerajaan Usmani serta
menolak usaha pembaruan itu.
Modernisasi di Turki baru mengalami kemajuan
setelah penghalang pembaruan utama, yaitu tentara Yenisseri dibubarkan oleh
Sultan Mahmud II pada tahun 1826 M. Stuktur kekuasaan kerajaan dirombak,
lembaga pendidikan modern didirikan, buku-buku barat diterjemahkan ke dalam
bahasa Turki, siswa-siswa berbakat dikirim ke Eropa untuk belajar dan yang
terpenting adalah sekolah-sekolah yang berhubungan kemiliteran ddirikan. Bidang
militer inilah yang utama dan pertama mendapat perhatian. Akan tetapi meski
banyak mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaruan tetap tidak berhasil
menghentikan gerak maju Barat ke dunia islam di abad ke-19 M. selama abad 18 M
barat menyerang ujung garis medan pertempuran islam di Eropa Timur, wilayah
kekuasaan Turki Usmani. Akhir dari peperangan-peperangan itu adalah ditanda
tanganinya perjanjian San Stefano (Maret,
1878 M) dan perjanjian Berlin (Juni-Juli, 1878 M) antar kerajaan
Usmani dan Rusia. Dengan demikian sebagian besar berpenduduk mayoritas Muslim
di Timur Tengan pada abad berikutnya mulai diduduki bangsa-bangsa Eropa.
Ketika perang Dunia I meletus, Turki bergabung
dengan Jerman yang kemudian mengalami kekalahan. Akibatnya, kekuasaan Turki
Usmani semakin ambruk. Partai persatuan dan kemajuan memberontak kepada Sultan
dan dapat menghapuskan kekhalifahan usmani, kemajuan membentuk Turki modern
pada tahun 1924 M. dengan demikian, kesatuan politik dalam Kerajaan Turki
Usmani sejak bergeloranya gerakan pembaruan justru tidak stail, terutama karena
para Sultan tidak mampu megakomodasi pemikiran yang berkembang dikalangan
pemimpin bangsanya.
Disamping itu peperangan melawan Barat terus
berkecamuk memakan dan menguras tenaga, berakhir dengan kekalahan dipihak
Turki. Penetrasi Barat ke pusat dunia Isam ditimur tengah pertama-tama
dilakukan oleh dua bangsa eropa terkemuka yaitu Inggris dan Prancis, yang
memang sedang bersaing. Inggris terleih dahulu menanam pengaruhnya di India.
Prancis merasa perlu memutus hubungan komunikasi antara Inggris di barat dan
India di Timur. Oleh karena itu, pintu gerbang ke India yaitu Mesir harus
berada dibawah kekuasaanya. Untuk maksud tersebut mesir dapat ditaklukan
Prancis pada tahun 1798 M.
Alasan lain Prancis menaklukan Mesir adalah
untuk memasarkan hasil-hasil industrinya. Mesir, disamping mudah dicapai, juga
dapat menjadi sentral aktivitas untuk mendistribusikan barang ke Turki, Syiria,
Hijaz, begitu pula ke Timur jauh. Di balik itu, Napoleon Bonaparte sendiri,
sebagai panglima ekspedisi Prancis itu memiliki keinginan untuk mengikuti jejak
Alexander the Great Macedonia, yang jauh dimasa lalu pernah menguasai Eropa dan
Asia sampai ke India. Akan tetapi kondisi politik Prancis menghendaki Napoleon
meninggalkan Mesir tahun 1799 M. di Mesir Jenderal Kleber menggantikan
kedudukan Napoleon. Dalam suatu pertempuran laut antara Inggris dan Prancis
Jenderal Kleber kalah. Jenderan Kleber dan ekspedisinya meninggalkan Mesir 31
Agustus 1801 M dan di Mesir terjadi kekosongan kekuasaan.
Kekosongan itu dimanfaatkan oleh seorang
perwira Turki, Muhammad Ali yang didukung oleh rakyat berhasil mengambil
kekuasaan dan mendirikan dinastinya. Dimulai oleh Muhammad Ali, Mesir sempat
menegakan kedaulatan dan beberapa pembaruan. Tetapi pada tahun 1882 M negeri
ini ditaklukan oleh Inggris. Persaingan antara Inggris dan Prancis di Timur
Tengah memang sudah lama dan terus berlangsung. Dengan demikian satu demi satu
wilayah-wilayah Negara islam jatuh ke tangan imperialism Barat. Keadaan umat
islam yang semakin melemah tersebut seakan tiada berdaya menghadapi imperialism Barat yang
semakin maju dalam berbagai bidang khusus di dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi modern[3].
BAB III
PENUTUP
Bangsa-bangsa Eropa menghadapi tantangan yang sangat
berat pada awal kebangkitannya. Dihadapan mereka masih terdapat
kekuatan-kekuatan angkatan perag Islam
yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang berpusat di Turki.
Tida ada jalan lain, mereka harus menembus jalan yang sebelumnya hanya
dipandang sebagai dinding yang membatasi gerak mereka.
Namun ketika Eropa bangkit dengan kekuatannya
munculah kekuatan politik baru didaratan Eropa yang dianggap secara umum
sebagai faktor yang mempercepat keruntuhan Kerajaan Turki Usmani. Munculnya
kekuatan baru tersebut disebabkan oleh beberapa penemuan dibeberapa teknologi
mendorong bangkitnya kekuatan baru dibidang ekonomi maupun militer perubahan
semacam itu tidak hanya merubah format hidup msyarakat islam tetapi juga
keseluruhan umat manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Amir Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah
2010
Mughni A Syafiq, Sejarah Peradaban Islam di Kawasan Turki,Jakarta:Wacana
Ilmu1997
Tidak ada komentar:
Posting Komentar