IMPERIALISME
BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
Disusun guna
memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : Sejarah
Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati
Disusun
oleh:
Irma (2021112246)
Ulfa Hemi Restiana (2021112259)
Masruroh
(2021113004)
Kelas : PAI H
Kelompok: 9
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Berhasilnya bangsa mongol mengakhiri
kekuasaan Islam di Baghdad, dalam hal ini tidak hanya berakhir masa
kepemimpinan para khalifah akan tetapi juga mulai mundurnya politik dan
peradaban Umat Islam.
Jatuhnya Baghdad ke tangan mongol ini
juga menyebabkan kerajaan-kerajaan terpecah belah menjadi kerajaan-kerajaan
kecil. Diantara kerajaan-kerajaan kecil yang terpecah itu sering mengalami
adanya perselisihan sehingga semakin melemahnya sistem politik dan peradaban
umat Islam. Sehingga hal itu dimanfaatkan oleh orang Barat untuk menguasai
wilayah kekuasaan orang Islam.
Namun,
kemajuan pada masa itu lebih kepada aspek material, dan lemah pada bidang
pemikiran, sains, seni dan filsafat. Hal ini dapat dilihat dari perekonomian,
kekuatan militer dan wilayah teritorial negara yang kuat pada masa itu, namun
kemajuan tersebut tidak mendorong terjadinya kemajuan pada bidang pendidikan,
kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Ketidakseimbangan inilah yang akhirnya
menyebabkan ketidak mampunya menandingi kekuatan Eropa modern yang didukung
oleh sains dan teknologi.
Kebangkitan
bangsa Barat bermuara pada semangat keilmuan yang begitu tinggi, yang telah
membawa bangsa Barat menuju penemuan-penemuan baru dan penjelajahan samudra,
serta revolusi industri hingga berujung pada imperialisme terhadap
wilayah-wilayah Islam pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
IMPERIALISME BARAT TERHADAP DUNIA ISLAM
A.
Kemajuan Dunia Barat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Kemajuan yang telah dicapai bangsa-bangsa Barat pada periode ini
sebenarnya memiliki kolerasi yang erat dengan perkembangan peradaban islam,
baik ketika Islam mencapai puncak kemajuannya di Eropa ataupun kemajuan yang
dicapai dunia islam di Baghdad. Bangsa Barat banyak berutang budi kepada para
ilmuwan muslim yang telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Spanyol (Andalusia) merupakan tempat paling utama bagi bangsa Barat
dalam menyerap peradaban islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial,
maupun perekonomian dan peradaban antar bangsa. Bengsa Barat menyaksikan relits
bahwa ketika Andalusia berada dibawah kekuasaan umat islam, negeri ini telah
terlalu jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa, terutama dalam
bidang pemikiran dan sains di samping perkembangan dan kemajuan bangunan fisik.[1]
Dalam hal ini pemikiran Ibnu Rusyd atau Averros (1120-1198 M)
sangat berpengaruh di dunia Eropa. Pemikiran ini berhasil melepaskan belenggu
pemikiran taklid, danmengkgritik semua bentuk pemikiran yang rasional. Di
antara ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Islam yang banyakdipelajari oleh
ilmuwan Barat adalah ilmu kedokteran, ilmu sejarah, sosiologi dan di samping
ilmu tersebut, terdapat terdapat ilmu-ilmu lain yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan dan kemajuan bangsa Barat. Di antaranya ilmu kimia, ilmu hitung ,
ilmu tambahanng (mineralogi), meteorologi, dan sebagainya.
Di awal periode modern, kondisi dunia Islam secara politis berada
di bawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M dunia Islam
mulai bangkit melepaskan negerinya dari imperelialis Barat.
Pada abad 20 M merupakan periode kebangkitan kembali ismlam,
setelah kemunduran pada periode pertengahan. Periode ini mulai muncul pemikiran
modernisasi Islam. Gerakan modernisasi muncul karena 2 hal berikut. Pertama,
timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak ajaran “asing” yang masuk
dan diterima sebagai ajaran Islam. Ajaran tersebut sepeti bad’ah, khufarat, dan
takhayul. Kedua, Barat mendominasi dunia di bidang politik dan peradaban.
Persentuhan dengan Barat nmenyadarkan tokoh-tokoh islam akan ketinggalan
mereka.[2]
B.
Kebangkitan Eropa
Bangsa-bangasa Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat pada
awal kebangkitannya. Di hadapan mereka masih terdapat kekuatan-kekuatan angkata
perang Islam yang sulut dikalahkan, terutama Kerjaan Usmani yang berpusat di
Turki. Tidak ada jalan lain mereka harus menembus jalan yang sebelumnya hanya
dipandang sebagai dididing yang membatasi gerak mereka.
Setelah chistoper Colombus menemukan Benua Amerika (1492 M) dan
Vasco da Gamamenemukan jalan ke timur melaui Cape Town (1498M), benua Amerika
dan kepulauan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa. Dua penenmuan
tersebut sungguh tak terikrarkan nilainya, eropa menjadi maju dalam dunia
perdagangan karena tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang diakui umat
islam.[3]
C.
Imperialisme Barat Terhadap Dunia Islam
Kelemahan
dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit
dan bergerak menuju ke arah negara-negara Islam serta menguasai dan
menjajahnya. Pada saat yang sama, dunia
Islam sedang terus dilanda kemunduran dan kelemahan dalam dalam berbagai
bidang, sehingga negara-negara Islam tidak mampu bersaing dengan bangsa Barat
yang didukung oleh kekuatan politik militer yang tangguh.
Setelah
bangsa-bangsa Barat menguasai ekonomi dan politik negara-negara Islam, terdapat
negara Barat yang menjajah dunia Islam yang melakukan penyebaran agama kristen
melalui missionaries atau zending. Penjajahan bangsa Barat yang dipelopori oleh
Bangsa Spanyol dan Portugis mempunyai tujuan yang hampir sama, disamping
mencari daerah penanaman modal asingnya, juga berusaha menyebarkan agama
kristen di wilayah jajahannya. Walaupun usahanya tidak segencar yang dilakukan
oleh Spanyol dan Portugis yang bersemboyan Gold,
glory, dan gospel.
Oleh
karena itu, kedua bangsa Barat itu terus gencar melakukan penjajahan terhadap
negara-negara Islam dan berusaha menguasainya, sehingga dengan mudah mereka
dapat menyebarkan agama Kristen. Kondisi seperti didukung oleh semangat balas
dendam bangsa Barat terhadap Islam (reqonquesta).
Dengan
demikian, motivasi bangsa Barat dalam menjajah negara-negara Islam selain
memotivasi ekonomi dan politik , juga terdapat motivasi agama. Gerak langkah
umat Islam diawasi sedemikian rupa sehingga umat Islam tidak dapat
mengembangkan peradabanya atau paling tidak mempertahankan peradaban yang sudah
ada. Hampir semua sistem Barat diterapkan di dunia Islam, termasuk
peradabannya. Masyarakat Islam diubah budayanya agar berperilaku seperti orang
Barat. Hingga pada akhirnya negara-negara Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa,
hanya beberapa negara yang tidak
dijajah seperti, kerajaan Turki Usmani
dan Arab. Kekejaman mereka dalam bidang ekonomi terlihat dari upaya mereka
untuk melakukan monopoli perdagangan, yakni dengan merebut bandar-bandar
pelabuhan besar yang sebelumnya menjadi daerah perdagangan umat Islam dari
Arab, Persia, India dan Cina. Seperti kedatangan Portugis, Belanda, Inggris dan
Spanyol dari abad ke-15 M, sampai abad ke-19 M di kawasan perdagangan
internasional Malaka, Gujarat, dan lainya. Mereka mengurus kekayaan pribumi
dengan cara-cara paksaan, bahkan dengan kekerasan senjata dalam merebut wilayah
Bandar tersebut.
Dalam
bidang kemasyarakatan, penjajah sengaja menciptakan jurang pemisah antara kaum
bangsrakatan, penjajah sengaja menciptakan jurang pemisah antara kaum bangsawan
dengan rakyat kecil. Kaum bangsawan dibujuk agar mau menuruti kehendak penjajah
dengan mendapatkan posisi jabatan tertentu dan keuntungan dari penjajah.
Sedangkan rakyat kecil selalu diawasi agar tidak memberontak. Mereka harus
patuh dan tunduk terhadap penguasa. Kebijaksanaan politik pecah belah yang
dilakukan pemerintah imperialisme, bertujuan agar tidak terjadi persatuan dan
kesatuan di kalangan rakyat. Sebab jika hal tersebut terjadi, dikhawatirkan
akan menimbulkan kekuatan yang akan mengancam keberadaan kaum penjajah.
Disamping itu penjajah juga menghina terhadap umat Islam bahwa umat Islam itu
ad alah orang-orang yang terbelakang dan
bodoh. Selain itu penjajah juga menyebarkan budaya yang merusak bangsa dan
agama.
Pada
awal abad ke-17, India yang pada saat itu di bawah kekuasaan Mongol Islam,
berada pada posisi kemajuan dan kemakmuran. Hal itu mengundang Eropa yang
sedang mengalami kemajuan untuk berdagang ke sana. Pada awal abad ke-17 M,
Inggris dan di India Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611
M, Inggris mendapat izin menanam modal dan pada tahun 1617 M Belanda
mendapatkan izin yang sama.
Di
kawasan Asia Tenggara, beberapa wilayah negeri Islam baru mulai berkembang,
yakni merupakan Asia yang kaya akan rempah-rempah dan terkenal pada masa itu.
Malaka, ditaklukan portugis pada tahun 1511 M. Sejak itu, peperangan antara
Portugis dengan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seringkali berkobar. Para pedagang Portugis
terutama berupaya menguasai Maluku yang
sangat kaya akan rempah-rempah. Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku
dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk didalamnya
beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Maguindanao, Bunyan dan Sulu.
Pada
akhir abad ke-16, Belanda, Inggris, Denmark, dan Perancis yaang datang ke Asia
Tenggara. Akan tetapi, Denmark dan Perancis tidak berhasil menjajah negeri di
Asia Tenggara dan hanya datang untuk berdagang.. Pada tahun 1595 M Belanda
datang dan segera memonopoli perdagangan di kepulauan Nusantara.
Kedatangan
Belanda mendapat perlawana dari penduduk setempat. oleh karena itu, seringkali
terjadi peperangan antara Belanda dengan penduduk, meskipun pada akhirnya
dimenagkan oleh Belanda. Setelah Inggris datang ke Asia Tenggara, menjadi
kekuatan yang dominan menyaingi Belanda. Kekuasaan politik di India oleh
negara-negara Eropa berlanjut sampai abad ke-20 M. Wilayah Asia Tenggara yang
merupakan negara-negara Islam, tanpa terkecuali jatuh dalam kekuasaan
bangsa-bangsa Eropa.
D.
Kemunduran Kerajaan Usmani Dan Ekspansi Barat Ke Negeri-Negeri
Islam
Dikarenakan kemajuan-kemajuan bangsa Eropa terutama dalam
teknologi militer dan industri perang, membuat Kerajaan Ustmani menjadi kecil
dihadapan Eropa. Akan tetapi, nama besar Turki Ustmani masih membuat Eropa
Barat segan untuk menyerang atau mengalahkan wilayah-wilayah yang berada
dibawah kekuasaan Islam ini, termasuk daerah-daerah yang berada di Eropa Timur.
Namun kekalahan besar kerajaan Ustmani
dalam menghadapi serangan Eropa di Wina 1683 M membuka mata Barat bahwa
Kerajaan Ustmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah kerajaan Ustmani
berulang kali mendapat serangan-serangan dari Barat. Ia hanya terpelihara dari
keruntuhan karena kedengkian diantara kerajaan-kerajaan Barat yang
memperebutkan rampasan perang yang berasal dari Turki.
sejak
kekalah dalam pertempuran dengan Wina itu, usaha-usaha pembaharuan mulai
dilaksanakan dengan mengirim duta-duta ke negara-negara Eropa, terutama
perancis, untuk mempelajari suasana kemajuan disana dari dekat.
Pada
tahun 1720 M Celebi Mehmed diutus ke Paris untuk mengunjungi pabrik,
benteng-benteng pertahanan dan institusi-institusi lainya untuk memberikan
laporan tentang kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern dan kemajuan
lembaga-lembaga lainnya. Dari laporan itu Sultan Ahmad 3(1703-1730 M), memulai
pembaharuan dikerajaannya dengan mendatangkan ahli-ahli militer dari Eropa.
Pada tahun 1717 M seorang perwira Perancis Derochefort, datang ke Istambul
dalam rangka membentuk Kord At-Then dan melatih tentara Ustmani dalam ilmu
kemiliteran modern.
Usaha
pembaharuan ini tidak terbatas dalam
bidang militer. Dalam bidang-bidang lain pembaruan juga dilaksanakan seperti
pembukaan pencetakan di Istambul tahun 1727 M, juga gerakan penerjemahan
buku-buku Eropa kedalam bahasa Turki.
Akan
tetapi walaupun demikian usaha-usaha pembaharuan itu bukan hanya gagal menahan
kemunduran kerajaan Turki Ustmani yang terus mengalami kemerosotan, tetapi juga
tidak membawa hasil yang diharapkan. Penyebab kegagalan itu terutama adalah
kelemahan Raja-raja Ustmani karena
kewenangannya sudah jauh menurun. Disamping itu, keuangan negara juga terus
mengalami kemerosotan. Faktor terpenting lainnya yang membawa kegagalan itu
adalah, karena ulama dan tentara Yeneseri yang sejak abad ke-17 M menguasai
suasana polotik dalam kerajaan Ustmani serta menolak usaha pembaharuan itu.
Dengan demikian kerajaan ustmani terus mendekati jurang kehancurannya,
sementara Barat yang menjadi ancaman baginya semakin besar dan bertambah maju.
Modernisasi
di Turki Ustmani mengalami kemajuan setelah tentara Yenisri dibubarkan oleh
Sultan Mahmud II (1807-1839 M) pada tahun 1826 M. Gerakan modernisasi di Turki
justru mengancam kekuasaan para sultan yang absolut, karena para pejuang Turki
melihat bahwa kelemahan Turki terletak pada ke absolutan Sultan itu. Merka
ingin membatasi kekuasaan Sultan dengan membentuk Konstitusi, sehingga lahirlah
gerakan Tanzimat, Ustmani muda, Turki muda, dan Partai persatuan dan Kemajuan (Ittihad
Ve Terekki).
Ketika
perang dunia 1 meletus, Turki bergabung dengan Jerman yangkemudian mengalami
kekalahan. Partai persatuan dan kemajuan emeberontak kepada sultan dan dapat
menghapuskan kekholifahan Ustmani, kemudian membentuk Turki modern pada tahun
1924 M. Dengan demikian, kesatuan politik dalam negeri kerajaan Ustmani sejak
bergeloranya gerakan pembaharuan justru tidak stabil terutama karena para
sultan tidak mampu mengakomodasi pemikirran yang berkembang dikalanngan
pemimpin bangsanya. Disamping itu, peperangan melawan Barat di Eropa Timur
terus berkecamuk, memakan dan menguras tenaga, berakhir dengan kekalahan
dipihak Turki.
Demikianlah
keadaan dunia islam pada abad ke-19 M, sementara eropa sudah jauh
meninggalkannya. Eropa dipersenajatai dengan ilmu modern dan penemuan yang
membuka rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri Islam yang sudah rapuh jatuh
ke tangan Barat. [4]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemajuan yang dicapai bangsa-bangsa
Barat memiliki korelasi yang sangat erat dengan perkembangan peradaban dunia
Islam, baik ketika Islam mencapai puncak kemajuan di Eropa maupun kemajuan yang
dicapai dunia Islam di Baghdad.
Orang Eropa
dapat memperoleh kekayaan yang tak terhingga untuk menghidupkan negerinya. Maka
tidal lama setelah itu Eropa mulai mengalami kebangkitan dan kemajuan.
Kelemahan
dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa barat untuk bangkit
dan bergerak menuju kearah negara-negara Islam serta menguasai dan menjajahnya.
Penjajahan Bangsa Barat yang dipelopori oleh bangsa Spanyol dan Portugis
memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu disamping mencari daerah penanaman
modal asingnya mereka juga berusaha untuk menyebarkan agama Kristen di wilayah
jajahanya dengan semboyan Gold, Glory dan Gospel. Langkah umat Islam dikuasai
oleh bangsa Barat sehingga umat Islam tidak dapat mengembangkan peradabanya.
Selain itu masyarakat juga umat Islam diubah budayanya agar berperilaku dan
berperadaban barat.
DAFTAR PUSTAKA
Munir, Samsul Amin. 2010 Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:
AMZAH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar