“
SUNNAH SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN “
Mata
Kuliah : Hadits Tarbawi II
Disusun
oleh :
Fawaida Awalia 2021113280
Kelas
F
JURUSAN
TARBIYAH
Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
PEKALONGAN
2015
Kata
Pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Sholawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi akhir zaman Nabi Muhammad S.A.W.
Makalah ini berisikan tentang sunnah
sebagai sumber Ilmu Pengetahuan dari hadits Abu Dawud. Khusunya makalah ini
membahas tentang pengertian, keterangan hadits, teori pendukung, dan aspek
tarbawi.
.
Diharapkan semoga makalah ini membantu pembaca menambah informasi, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Diharapkan semoga makalah ini membantu pembaca menambah informasi, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaanmakalah
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Pekalongan, 12 Maret, 2015
Penyusun
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
Setelah
Al-quran sumber ajaran berikutnya yakni As-sunnah, dalam sunnah secara ilmu
pengetahuan berarti semua yang bersumber dari rosul, entah itu ucapannnya,
perbuatannya, maupun ketetapannya. Berbicara tentang sunnah pastinya banyak
hal-hal yang perlu kita lanjuti agar sunnah yang diajarkan bisa bermanfaat.
Pada
era sekarang banyak sumber kajian IPTEK yang bersumber dari sunnah, terutama di
era sains dan teknologi informasi sekarang ini yang sangat populer.
Seiring
adanya banyak hal-hal yang menyimpang dari sunnah tak lepas dari moral dan
etika manusia yang menyalah gunakan pengetahuan yang semestinya membawa manfaat
malah sebaliknya yaitu madharat. Maka itu kita perlu sadari bahwa adanya sunnah
bisa membawa dan menambah wawasan terutama dalam pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sunnah
Sunnah secara etimologi berarti
tatacara. Dalam kitab Mukhtar al-Shihah disebutkan bahwa sunnah secara
etimologi berarti tatacara dan tingkah atau perilaku hidup, baik itu
perilakuterpuji maupun tercela.
Sunnah secara terminologi menurut ahli hadits
adalah sabda, pekerjaan, ketetapan, sifat (watak budi atau jasmani), atau tingkah
laku rosul S.A.W baik sebelum menjadi rosul atau sesudahnya. Menurut ahli ushul
fiqh sunnah adalah sabda rosul S.A.W yang bukan berasal dari Al-Quran,
pekerjaan, atau ketetapannya. Sedangkan menurut ahli-ahli fiqih sunnah adalah
hal-hal yang berasal dari rosul S.A.W baik ucapan maupun pekerjaan, tetapi hal
tersebut tidak wajib dikerjakan.[1]
B. Fungsi Sunnah
1. Sebagai pengukuh (ta’kid) terhadap
ayat-ayat Al-Quran
2. Sebagai penjelas terhadap maksud
ayat-ayat Al-Quran
Fungsi ini terbagi menjadi beberapa
bagian yaitu;
a. Menjelaskan ayat-ayat mujmal
b. Membatasi lafadz yang masih mutlak dari
ayat-ayat Al-Quran
c. Mengkhususkan ayat-ayat Al-Quran yang
bersifat umum
d. Menjelaskan makna lafadz yang masih
kabur
3. Menetapakan hukum yang tidak disebutkan
dalam Al-Quran
4. Menghapus ketentuan hukum dalam
Al-Quran.[2]
C. Teori Pendukung
Bagi kaum materialis,
sumber-sumber pencapaian ilmu pengetahuan hanya terbatas pada materi-materi
yang dapat dicapai indra atau pemikiran yang dapat ditinjau oleh rasio, dan
menolak untuk menerima pengetahuan yang didapat dari selain dua
sumber itu. Akan tetapi kita kaum muslimin disamping mempercayai dua
sumber ilmu pengetahuan tadi, kita juga mempercayai ada sumber lain yang lebih
tinggi dari dua sumber tadi, yang dapat meluruskan kesalahan dan sumber tadi
jika salah atau menyimpang, sumber terakir itu adalah wahyu Ilahi atau Sunnah.
Sunnah setelah Al-Quran
al-Karim adalah sumber fikih dan syariat. Ia juga adalah sumber dakwah dan
tuntutan hidup. Demikian juga ia adalah sumber pengetahuan bagi ummat Islam
(pengetahuan agama, kemanusiaan, dan sosial) yang dibutuhkan oleh manusia,
sebagai petunjuk jalan bagi mereka, atau meluruskan langkah mereka. Atau juga
untuk menyempurnakan ilmu yang telah
mereka miliki.
Dalam sunnah demikian
juga dalam Al-Qur’an terdapat banyak berita yang berkaitan dengan alam gaib,
alam yang tidak terlihat oleh kita, dan tidak dapat ditangkap oleh indra kita,
yang hanya dapat diketahui melalui wahyu Ilahi. Dalam sunnah pula terdapat
berita-berita tentang masa lalu, tentang
awal penciptaan manusia, tentang rasul-rasul dan nabi-nabi, yang tidak tercatat
dalam sejarah biasa, dan hanya dapat diketahui melalui wahyu.
Didalamnya juga
terdapat berita-berita tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan masa
yang akan datang, yang akan terjadi sebelum hari kiamat, yang dikenal oleh kaum
muslimin sebagai tanda-tanda hari kiamat. Juga apa yang akan terjadi setelah
hari kiamat, seperti pembangkitan
kembali dan pengumpulan manusia, kekalutan pada saat itu, syafaat yang
dijanjikan, mizan(neraca), perhitungan, serta surga dan neraka. Semua itu
disebutkan oleh Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Sunnah.[3]
D. Materi Hadits
عن العرباض بن سارية السلمي قال { نزلنا مع النبي صلي الله عليه وسلم خبير و معه من معه من أصحابه وكان صاحب خيبر رجلا ماردا منكرا فأقبل إلى النبي صلي الله عليه وسلم فقال يا محمد ألكم أن تذبحوا حمرنا وتأكلوا ثمرنا وتضربوا نساءنا فغضب يعني النبي صلي الله عليه وسلم و قال يا ابن عوف اركب فرسك ثم ناد الا إن الجنة لا تحل إلا لمؤمن وأن اجتمعوا للصلاة قال فا جتمعوا ثم صلى بهم النبي صلي الله عليه وسلم ثم قام فال أ يحسب أحدكم متكئا على أريكته قد يظن أن الله لم يحرم شيئا إلا ما فى هذا القرآن ألآ و اني و الله قد وعظت و أمرت ونهيت عن أشياء إنها لمثل القرآن أو أكثر وإن الله عز وجل لم يحل لكم أن تدخلوا بيوت أهل الكتاب إلا بإذن ولا ضرب نساءهم ولا أكل ثمارهم إذا أعطوكم الذي عليهم } . ( رواه ابو داود في السنن كتاب الخراج والامارة والفيء باب في تعشير اهل الذمة اذا اختلفوا بالتجارات ).
Artinya : Dari Irbadh bin Sariyah As Sulaimi-ra-.
Berkata : “ kami pergi ke khaibar. Beliau disertai sahabat yang menyertainya.
Tokoh khaibar adalah seorang lelaki yang durhaka yang cerdik, dia datang
menghadap nabi SAW, berkata :” Wahai Muhammad, apakah kalian hendak menyembelih
keledai-keledai kami, memakan buah-buahan kami dan memukuli kaum wanita kami?.
Mendengar itu Nabi SAW bersabda dan marah :”Wahai Ibnu ‘Auf, naikilah kudamu
dan berserulah : Sesungguhnya surga tidak halal kecuali untuk orang mukmin. Dan
hendaklah kamu berumpul untuk shalat!” kata Irbadh :”Maka mereka berkumpul,
kemudian Nabi SAW mengerjakan sholat bersama mereka, lalu berdiri. Kemudian
Nabi SAW bersabda : “ Apakah seseorang diantara kamu mengira seraya duduk-duduk
diatas singgasananya, bahwa Allah tidak pernah mengharamkan sesuatu kecuali
terdapat didalam Al-Qur’an ini ? Ketahuilah, demi Allah, sesungghnya aku telah
memerintahkan dan memberi peringatan, dan aku melarang beberapa perkara !
sesungguhnya hal itu adalah seperti Al-Qur’an, atau lebih banyak. Dan
sesungguhnya Allah SWT, belum pernah menghalalkan kamu memasuki rumah-rumah
ahlul kitab, kecuali meminta izin mereka. Tidak pula memukul wanita-wanita
mereka, dan tidak pula memakan buah-buahan mereka, apabila mereka telah memberi
kewajiban mereka kepada kamu (berupa upeti/jizyah). (HR. Abu Dawud)[4].
D. Refleksi Hadist dalam Kehidupan
Dalam kehidupan kita
sehari-hari seringkali mencari sumber-sumber ilmu pengetahuan hanya menggunakan
alat indra atau alat yang dapat dicapai melalui rasio atau akal saja. Akan
tetapi alat indra yang dimilikimanusia ataupun rasio masing-masingmempunyai
keterbatasan.
Alat indra penglihatan
atau pendengaran yang dapat menangkap ilmu pengetahuan seperti mata, mata dapat
keliru ketika melihat suatu bayangan sebagai sesuatu yang diam, pada hal ia
bergerak. Melihat fatamorgana dan menyangkanya sebagai air, namun ketika didekati
ternyata bukan.
Kemudian akal, akal hanya dapat memasuki
sedikit dari sisi-sisi yang terdapat dalam alam ini. Ketika akal ingin masuk
kedalam sisi suprnatural atau metafisika, maka ia akan menjadi tamu bagi sebuah
rumah yang tidak ia miliki, serta menelusuri jalan yang ia ketahui awalnya,
tetapi tidak mengetahui akirnya. Misalnya ketika akal ingin mengetahui
tentangkehidupan setelah manusia mati atau roh, maka disini akal akan
tergelincir dan menemukan jalan buntu, Sehingga ia akan mencampuradukkan antara
hakiki dan legenda.
Oleh karena itu akal dan juga indra
membutuhkan teman untuk membantunya agar tidak tergelincir kedalam kebingungan
dan memberikan pembenaran. Teman tersebut adalah wahyu Ilahi atau Sunnah.[5]
E. Aspek Tarbawi
a. Sunnah yang baik hendaknya kita
kembangkan, supaya bermanfaat bagi manusia
b. Keotentikan sunnahlah yang berpengaruh
kepada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Dengan sunnah kita bisa mendidik, dakwah
dan membimbing orang muslim
BAB
III
PENUTUP
Sunnah
berarti hal-hal yang berasal dari Nabi Muhammad SAW baik ucapan maupun
pekerjaan. Setiap orang muslim wajib mengikuti Sunnah agar tercapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.`Sunnah dapat berguna bagi kemaslahatan manusia. eloknya
sunnah dapat membawa manusia membawa ke zaman ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan bantuan Sunnah manusia dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat di
tangkap oleh akal ataupun panca indra. Sunnah juga dapat menjelaskan secara
lebih rinci tentang hal-hal yang sebelunmya telah diterangkan dalam Al-Qur’an.
Alangkah baiknya kita dapat memanfaatkan pengetahuan dan teknologi sebaik
mungkin, supaya membawa kemaslahatan bagi manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,
Bay. 1992. Tarjamah Sunan Abu Daud jilid 1. Semarang: cv. Asy syifa’.
Azami, Muhammad Mustafa. 2000. Hadis
Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya. Pejaten Barat: Pustaka Firdaus.
Qardhawi,
Yusuf. 1998. Sunnah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gema Insani
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar