PERADABAN ISLAM
DINASTI-DINASTI LAIN
DI DUNIA ISLAM
Choyum Sasmayani
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji syukur ke hadirat Allah swt., atas segala nikmat dan karunia-Nya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya. Semoga kita semua
mendapatkan syafaatnya kelak di yaumul qiyamah. Aamiin.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ade Dedi Rohayana, M.Ag., selaku ketua
STAIN Pekalongan, terima kasih kepada Bapak Ghufron Dimyati, M.S.I. selaku
dosen pengampu mata kuliah “Sejarah Peradaban Islam”, terimakasih kepada ke dua
orang tua dan teman-teman saya serta kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terselesaikannya makalah ini. Makalah yang berjudul “Peradaban Islam
Dinasti-Dinasti Lain di Dunia Islam I”.
Kami
dari pihak penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima
kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
Pekalongan,
September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi
............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
A.
Dinasti Idrisiyah................................................................................ 2
B.
Dinasti Aghlabiyah........................................................................... 2
C.
Dinasti Samaniyah............................................................................ 3
D.
Dinasti Saffariyah............................................................................. 3
E.
Dinasti Tulun .................................................................................... 4
F.
Dinasti Hamdaniyah ........................................................................ 5
G.
Dinasti
Fatimiyah ............................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10
LAMPIRAN....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dimulai
dari kekuasaan muawiyah yang membentuk dinasti umayyah. Maka sistem pemeritahan
yang bersifat demokrasi
berubah jadi monarchi hereditis (kerajaan turun temurun). Kekhalifahan
muawiyah diperoleh melalui kekerasan dan diplomasi, tidak dengan pemilihan atau
suara terbanyak. Sukses kepemimpinan
secara turun temurun dimulai ketika muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk
menyatakan setia terhadap anaknya yazid, yang
mengantikannya. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan bizantium.
Muawiyah memang tetap menggunakan istilah khalifah namun ia memberikan
interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut.
Dinasti dinasti
yang berkuasa setelah khulafaur rasyidin adalah dinasti umayyah di Andalusia, dinasti
safawiyah, dinasti Hamdaniyah, dinasti Aghlabiyah dan beberapa dinasti lain
yang berkuasa dibeberapa belahan dunia islam. Selain dinasti-dinasti yang disebutkan diatas, juga terdapat
beberapa dinasti yang juga memiliki
peran penting dalam pengembangan
peradaban dunia islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk
fokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan makalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah Peradaban Islam Dinasti-dinasti Lain di Dunia Islam I ?
2.
Apa yang menyebabkan runtuhnya Dinasti-dinasti Lain di
Dunia Islam I ?
3.
Apa saja nama Dinasti-dinasti Lain di Dunia Islam I ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Dinasti Idrisiyah (172 H/789 M - 314 H/926 M)
Wilayah
kekuasaan Dinasti Idrisiyah adalah Magribi (Maroko). Dinasti ini didirikan oleh
Idris I bin Abdullah, cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan merupakan dinasti
pertama yang beraliran syi’ah, terutama di Moroko dan Afrika Utara. Sultan
Idrisiyah terbesar adalah Yahya IV (292 H/905 M-309 H/922 M) yang berhasil
merestorasi Volubilis, kota Romawi menjadi kota Fez.[1] Dinasti
idrisiyah berkuasa pada tahun 172-309 H/789-926 M. pada tahun 758 M, terjadilah
pemberontakan di madinah. Idris ibn Abdullah ikut serta dalam salah satu pemberontakan
sengit kelompok pengikut ali di madinah. Perlawanan tersebut kemudian bisa
diredam. Setelah itu ia menyelamatkan diri ke maroko. Disanalah ia berhasil
mendirikan sebuah kerajaan dan mengabdikan dengan nama idrisiyah selama hampir
2 abad. M. idris adalah seorang penganut syi’ah pertama yang tercatat dalam
sejarah dia memasukan syi’ah ke daerah maroko sangat halus. Ada dua alasan yang
melatar belakangi munculnya dinasti idrisiyah dan menjadi dinasti yang kokoh
dan kuat yaitu:
1)
adanya dukungan sangat kuat dari bangsa barbar yang mana mereka sangat
mengagungkan bangsa ali.
2)
letak geografis dinasti ini
yang sangat jauh dari pusat pemerintahan abbasiyah yang berada di Baghdad
sehingga sulit tuk ditaklukan. Masa kehancuran dinasti idrisiyah di masa
pemerintahan yahya II dan dinasti ini
runtuh setelah ditakhlukan oleh dinasti fatimiyah pada tahun 375/985 M. dinasti
idrisiyah antara lain meninggalkan karawiyin dan masjid Andalusia yang
didirikan pada 244 H/859 M.[2]
B.
Dinasti Aghlabiyah (184 H/800 M – 296 H/909 M)
Harun ar-Rasyid mengangkat Ibrahim ibnul-Aghlab menjadi gubernur di Afrika untuk memerangi orang-orang Barbar.
Juga karena adanya rasa kekhawatiran akan serangan pasukan Adarisah atas Mesir
dan Syam pada tahun 184 H/800 M. Kemudian Ibrahim berhasil menguasai situasi
dan menumpas para pemberontak.[3]
Pusat
pemerintahan Dinasti Aghlabiyah terletak di Qairawan, Tunisia. Wilayah
kekuasaan Dinasti Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika Utara. Pemimpin
pertama dinasti ini adalah Ibrahim bin Al-Aghlab, seorang panglima dari
Khurasan. Aghlabiyah berperan dalam mengganti bahasa latin dengan bahasa Arab
serta menjadikan Islam agama mayoritas.
Dinasti ini
berhasil menduduki Sicilia dan sebagian besar Italia Selatan Sardinia, Corsica
bahkan pesisir Alpen pada abad ke-9. Dinasti Aghlabiyah berakhir setelah
ditakluka oleh dinasti Fathimiyah. Peninggalan dinasti ini antara lain adalah
Masjid Raya Qairawan dan Masjid Raya di Tunis.[4]
C.
Dinasti Samaniyah (203 H/819 M – 395 H/1005 M)
Wilayah kekuasan
Dinasti Samaniyah meliputi daerah Khurasan (Irak) dan Transoxania (Uzbekistan)
yang terletak di timur Baghdad.Ibu kotanya adalah Bukharah. Dinasti Samaniyah
didirikan oleh Ahmad bin Asad bin Samankhudat, keturunan seorang bangsawan
Balkh (Afghanistan Utara). Puncak kejayaannya tercapai pada masa pemerintah
Isma’il bin Ahmad (Ismail I), penguasa ketiga dinasti ini.
Isma’il II
Al-Muntasir, khalifah terakhir Samaniyah, tidak dapat mempertahankan wilayahnya
dari serangan Dinasti Qarakhan dan Dinasti Ghaznawi. Dinasti Samaniyah berakhir
setelah Isma’il terbunuh pada tahun 395 H/1005 M peninggalan Dinasti Samaniyah
berupa Mauseleum Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, seprang ilmuan muslim.[5]
D.
Dinasti Saffariyah (253 H/867 M – 900 H/1495 M)
Daulat shaffariyah (253-298 H/867-911M), yang membebaskan dirinya
dari kekuasaan pusat dibaghdad , terbentuk pada masa pemerintahan khalif al
mu’tazz (252-255 H/868M). Dinasti tersebut didalam literature dibarat dikenal
dengan sebutan:dinasti saffarids. Pembangun dinasti itu adalah jaqub ibn
allaits ia berasal dari keluarga pencetak dan pengukir peralatan peralatan
tembaga.[6] Ia
juga seorang pemimpin kelompok khawarij diprovinsi sistan (iran). Kekuasaan dinasti saffariyah meliputi kawasan sijistan,iran.dinasti
saffariyah dibawah kepemimpinan amr lais berhasil melebarkan wilayah kekuasaan
sampai ke afganistan timur. Dinasti saffariyah mencapai puncaknya. Dinasti ini
semakin melemah karena pemberontakan dan kekacauan dalam pemerintahan. Akhirnya
dinasti gasnawi mengambil alih kekuasaan dinasti saffariyah. Setelah penguasa terakhir
dinasti saffariyah, khalaf meninggal dunia, berakhir pula kekuasaan dinasti
safariyah disijistan.[7]
E.
Dinasti Tulun (254 H/868 M – 292 H/905 M)
Ibnu Tulun adalah anak dari seorang budak
berkembangsaan Turki bernama Tulun. Dalam bahasa Turki, tulun berarti
kemunculan yang sempurna. Ia dilahirkan di Baghdad pada bulan Ramadhan 220
H/September 835 M.
Pemerintahan Ibnu Tulun mendapatkan luar biasa
dari rakyat Mesir karena selama ini mereka membayar pajak yang sangat berat,
padahal tidak ada yang tersisa untuk mereka, semuanya dikirim ke Baghdad.
Ketika Ibnu Tulun memerintah Mesir, hasil-hasil kekeyaan nergeri digunakan
untuk kepentingan Mesir. Segala aset yang dimiliki Mesir, sepenuhnya digunakan
untuk mensejahterahkan rakyat.[8]
Dinasti tulun adalah sebuah dinasti islam yang masa pemerintahannya
paling cepat berakhir. Wilayah kekuasaan dinasti tulun meliputi mesir dan
suriah. Pendirinya Ahmad bin Tulun, putra seorang turki yang diutus oleh
gubernur transoxania (Uzbekistan) membawa upeti ke abbasiyah. Dinasti tulun
yang memerintahkan sampai 38 tahun berakhir ketika dikalahkan oleh pasukan
dinasti abbasiyah dan setelah khalifah syaiban bin tulun terbunuh.
Dinasti tulun mencatat beberapa prestasi, antara lain sebagai
berikut.
a.
Mendirikan bangunan bangunan megah, seperti rumah sakit
fustat,masjid ibnu tulun, dan istana khalifah yang kemudian hari menjadi
sejarah islam yang sangat bernilai.
b.
Memperbaiki nilometer (alat pengukur air) dipulau raufah (dekat
kairo), yang pertama kali dibangun pada tahun 103H/716M pada masa pemerintahan
bani Umayyah. dengan berfungsinya kembali alat ini , irigasi mesir dan pada
gilirannya sangat membantu dalam meningkatkan hasil produksi pertanian rakyat
mesir.
c.
Berhasil membawa mesir pada kemajuan sehingga mesir menjadi pusat
kebudayaan islam yang dikunjungi para ilmuwan dan seluruh pelosok dunia islam.[9]
Untuk mendukung sistem pemerintahannya, Ibnu Tulun membentuk beberapa dewan
negara, sebagaimana berikut:
1. Dewan Hajib (konsuler)
2. Dewan Pengawas Keamanan
3. Dewan Intelijen
4. Membangun angkatan perang dari berbagai unsur
etnis.[10]
F.
Dinasti Hamdaniyah (292 H/905 M – 394 H/1004 M)
Dinasti
hamdaniyah yang beraliran syi’ah pertama kali didirikan dimesopotami utara
dengan beribu kota mosul. Mereka adalah keturunan hamdan ibn hamdun dari suku
taghlib dibawah pimpinan sayf al dawlah (pedang kerajaan) penerus kedua sa’id
al dawlah mencapai kejayaan dalam sejarah, karena perhatian dan kepedulianya
yang yang besar dalam bidang pendidikan dan sastra. Tokoh tokoh besar yang
lahir adalah sejarawan dan pemusik yang bernama al isfahani, khatib di istana.
Dinasti hamdaniyah di mosul dipimpin oleh hasan yang menggantikan ayah nya abu
al haija. Dinasti hamdaniyah berakhir ketika dlam peperangan kalah dan para
pemimpin nya pun meninggal.[11]
G.
Dinasti Fatimiyah (909 M – 1171 M)
Kemelut atau wilayah dalam lingkungan daulat fatimiyah (909-1171 M) dimesir
itu memuncak pada tahun 556 H/1161 M sampai kepada tumbang pada tahun
567H/1161M. kemelut itu bukan mendadak muncul sekitar tahun itu demikian jirji
zaidan didalam karyanya semenjak masa pemerintahan khalif al muntashir (1035-1094
M) berkeadaan itu diwarisi oleh khalif khalif berikutnya. Yakni selama 65 tahun
lamanya , sampai kepada masa khalif al adhid lidniyah (1159-1171 M). ditangan
khalif terakhir itu memuncak lah kemelut tersebut. dinasti fatimiyah berdiri
ketika dinasti abbasiyah melemah, lalu Ubaidilah mahdi mendirikan dinasti
fatimiyah yang lepas dari dinasti abbasiyah.[12]
Diantara beberapa dinasti Syi’ah di dalam Islam, dinasti Fatimiahlah yang
bisa disebut paling besar. Dinasti Fatimiah didirikan oleh kaum Syi’ah dari
sekte Islamiyah.[13]
Dinasti ini mengklaim sebagai keturunan garis lurus dari pasangan ali bin abi
talib dengan fatimiyah binti rasulullah. Menurut mereka Abdullah bin mahdi sebagai pendiri dinasti ini
merupakan cucu ismail bin
jafar ash-shadiq. Sedangkan Ismail merupakan imam syiah yang ke tujuh. Peninggalan dinasti
ini meliputi antara lain masjid al azhar yang sekarang terkenal dengan
universitas al azhar,bab al futuh (benteng futuh) dan masjid al ahmar di
cairo,mesir.[14]
Dinasti Fatimiyah di Mesir bertahan hingga 11 khalifah dari pembentukannya
tahun 297 H hingga masa keruntuhannya pada tahun 567 H. Secara keseluruhan,
khalifah-khalifah Dinasti Fatimityah berjumlah 14 orang, sebagaimana berikut:
1. Abu Muhammad Abdullah (Ubaydillah al-Mahdi
Billah (909 M-934 M)
2. Abul Qasim Muhammad al-Qa’im bi-Amr Allah bin
al-Mahdi Ubaidillah (934 M-946 M)
3. Abu Zahir Ismail al-Mansur Billah (946 M-953
M)
4. Abu Tamim Ma’ad al-Mu’iz Lidinillah (953 M-975
M)
5. Abu Mansur Nizar al-Aziz Billah (975 M-996 M)
6. Abu Ali al-Mansur al-Hakim bi Amrillah (996
M-1021 M)
7. Abul Hasan Ali al-Zahir Lii’zaz Dinillah (1021
M-1036 M)
8. Abu Tamim Ma’ad al-Mustansir Billah (1036
M-1094 M)
9. Al-Musta’li Billah (1094 M-1101 M)
10. Al-Amir Bilahkamullah (1101 M-1130 M)
11. Abd al-Majid al-Hafiz (1130 M-1149 M)
12. Al-Zafir (1149 M-1154 M)
13. Al-Faiz (1154 M-1160 M)
14. Al-Adid (1160 M-1171 M).[15]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Peradaban Islam Diansti-Dinasti Lain di Dunia Islam I
antara lain :
1.
Diansti Idrisiyah (172 H/789 M - 314 H/926 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Idrisiyah
adalah Magribi (Maroko). Dinasti ini didirikan oleh Idris I bin Abdullah, cucu
Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan merupakan dinasti pertama yang beraliran
syi’ah, terutama di Moroko dan Afrika Utara. Sultan Idrisiyah terbesar adalah
Yahya IV (292 H/905 M-309 H/922 M) yang berhasil merestorasi Volubilis, kota
Romawi menjadi kota Fez.
2.
Dinasti Aghlabiyah (184 H/800 M – 296 H/909 M)
Harun ar-Rasyid mengangkat Ibrahim ibnul-Aghlab menjadi
gubernur di Afrika untuk memerangi
orang-orang Barbar. Juga karena adanya rasa kekhawatiran akan serangan pasukan
Adarisah atas Mesir dan Syam pada tahun 184 H/800 M. Kemudian Ibrahim berhasil
menguasai situasi dan menumpas para pemberontak.
3.
Dinasti Samaniyah (203 H/819 M – 395 H/1005 M)
Wilayah kekuasan Dinasti Samaniyah
meliputi daerah Khurasan (Irak) dan Transoxania (Uzbekistan) yang terletak di
timur Baghdad.Ibu kotanya adalah Bukharah. Dinasti Samaniyah didirikan oleh
Ahmad bin Asad bin Samankhudat, keturunan seorang bangsawan Balkh (Afghanistan
Utara).
4.
Dinasti Saffariyah(253 H/867 M – 900 H/1495 M)
Daulat shaffariyah (253-298
H/867-911M), yang membebaskan dirinya dari kekuasaan pusat dibaghdad ,
terbentuk pada masa pemerintahan khalif al mu’tazz (252-255 H/868M).
5.
Dinasti Tulun(254 H/868 M – 292 H/905 M)
Ibnu Tulun adalah anak dari seorang budak
berkembangsaan Turki bernama Tulun. Dalam bahasa Turki, tulun berarti
kemunculan yang sempurna. Ia dilahirkan di Baghdad pada bulan Ramadhan 220
H/September 835 M.
6.
Dinasti Hamdaniyah Hamdaniyah (292 H/905 M – 394 H/1004 M)
Dinasti hamdaniyah yang beraliran
syi’ah pertama kali didirikan dimesopotami utara dengan beribu kota mosul.
Mereka adalah keturunan hamdan ibn hamdun dari suku taghlib dibawah pimpinan
sayf al dawlah (pedang kerajaan) penerus kedua sa’id al dawlah mencapai
kejayaan dalam sejarah, karena perhatian dan kepedulianya yang yang besar dalam
bidang pendidikan dan sastra.
7.
Dinasti Fatimiyah (909 M – 1171 M)
Kemelut atau wilayah dalam lingkungan daulat fatimiyah
(909-1171 M) dimesir itu memuncak pada tahun 556 H/1161 M sampai kepada tumbang
pada tahun 567H/1161M.
DAFTAR PUSTAKA
Munir Amin, Samsul. 2015. Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta : Amzah.
Khoiriyah. 2005. Reorentasi Wawasan Sejarah Islam. Depok : Teras.
Al-Usairy, Ahmad. 2011. Sejarah Islam.
Jakarta : Akbar Media.
Sou’y, Joesoef. Sejarah Daulat Abbasiyah II. Jakarta : Bulan Bintang.
Syukur al-Aziz,
Abdul. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Jogjakarta :
Saufa.
Al-Isy,
Yusuf al-isy. 2007. Dinasti Abbasiyah. Jakarta: Pustaka al –Kautsar.
Sou’y, Joesoef. 1978. Sejarah Daulat Abbasiyah III. Jakarta : Bulan Bintang.
Fu’adi, Imam. 2012.
Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Yogyakarta : Teras.
LAMPIRAN
IKA SOFIYATUL ALIYAH
AFIAN KHASANAH
WILDA AGUSTINUS PAMUNGKAS
MUHAMAMAD ZAENUDIN AZHAR
[3] Ahmad
AL-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta : Akbar Media, 2011), hlm. 243.
[4] Samsul Munir
Amin, op.cit., hlm. 275.
[5] Ibid., hlm.
275-276.
[7] Samsul Munir
Amin, Op.Cit., hlm. 276.
[8] Abdul Syukur
al-Aziz, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Banguntapan
Jogjakarta : Saufa, 2014), hlm. 229.
[9]Samsul Munir
Amin, op.cit., hlm. 276-277.
[10] Abdul Syukur
al-Aziz, op.cit., hlm. 231.
[13] Imam Fu’adi, Sejarah
Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Yogyakarta : Teras, 2012), hlm. 1.
[14] Samsul Munir
Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : Amzah, 2015), hlm. 254.
[15] Abdul Syukur
al-Aziz, Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, (Banguntapan
Jogjakarta : Saufa, 2014), hlm. 242-243.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar