HADITS TARBAWI : INDRA SEBAGAI SUMBER ILMU
"DORONGAN UNTUK MEMANFAATKAN PANCA INDRA"
Amrina Rosada
2021214456
Kelas : M
JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji sukur ke pada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat meyelesaikan makalah ini dengan judul, “Dorongan Untuk Memanfaatkan Panca Indera”.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menangkis kita dari alam jahiliah menuju alam yang serba ilmiah. Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata Kuliah Hadits Tarbawi II Bapak Ghufron Dimyati M.Si, yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran yang konstruktif sangat kami harapkan.
Penulis,
Pekalongan, 14 Maret 2016
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan bentuk yang sempurna agar mudah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Ini semua merupakan karunia yang tak ternilai harganya yang diberikan oleh-Nya, tetapi terkadang kita lupa dan tidak sadar akan pentingnya karunia Allah swt tersebut, kita sering lalai dan mempergunakannya secara sembarangan.
Alat indera kita yang dalam kajiannya disebutkan terdapat lima macam merupakan salah satu dari berbagai macam karunia Allah swt yang diberikan pada manusia, yang memiliki tujuan utama agar kita semua mensyukurinya, sebagaimana firman Allah swt dalam surat al-Nahl ayat 78:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Berpijak dari firman Allag swt diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa pentingnya menjaga dan memelihara pemberian Allah berupa alat indera, sehingga dalam makalah ini akan dikaji beberapa hal yang berkaitan dengan alat indera serta pemanfaatannya dalam berbagai hal termasuk ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Panca Indra
Indera adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan.
Meski pengindraan dipandang sebagai cara mengetahui yang paling rendah, namun kehadirannya bersifat mutlak karena menjadi prasyarat atau landasan bagi metode-metode (mengetahui) lainnya yang derajatnya lebih tinggi. Hal demikian tercermin dalam pernyataan ikhwan as-shafa’ bahwa tanpa panca indera, mustahil manusia memperoleh pengetahuan tentang objek-objek pembuktian demonstratif (murbahanat), pemahaman rasional (ma’qulat), dan apalagi objek-objek indriawi (mahsusat).
Lima macam indera berfungsi sebagai alat sensor dalam bahasa Sansekertanya disebut panca budi indriya dan dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai panca indera yaitu: alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mendengar (telinga), alat pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk merasakan (kulit/indera peraba), dan alat pembantu untuk mengecap (lidah).
1. Mata
Mata adalah salah satu panca indera yang diciptakan Allah swt yang diperuntukkan kepada kita dengan struktur dan rancangan yang sangat kompeks dan bersifat istimewa. Melalui mata kita mampu melihat dan memperhatikan segala keindahan yang ada dijagad raya ini.
2. Telinga
Pendengaran merupakan alat indera yang istimewa diantara alat indera yang lain, karena pendengaran adalah indera yang pertama kali difungsikan setelah nyawa ditiupkan pada setiap jasad manusia, bahkan ketika ia masih didalam kandungan. Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi atau mengenal suara dan banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh.
3. Hidung
Indera pencium atau pembau yang merupakan komoreseptor terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
4. Kulit
Kulit merupakan indera peraba yang mempunyai reseptor khusus untuh sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Adapun firman Allah swt dalam surat al-Nissa’ ayat 56 :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
5. Lidah
Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu dalam pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lebih juga turut membantu dalam tindakan bicara.
B. Hadits Pendukung
1. Hadits
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: ﴿وَكَانَ(النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) يُعَلِّمُنَا كَلِمَاتٍ وَلَمْ يَكُنْ يَعَلِّمُنَا هُنَّ كَمَا يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ : اللَّهُمَّ أَلَّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتِ بَيْنَنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَ مِ وَنَجَّنَا مِنْ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِوَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ وَاجْعَلْنَاشَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ مُشْنِيْنَ بِهَاقَا بِلِيْهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا﴾
(رواه ابو داود فى السنن, كتاب الصلاة, باب التشهد)
2. Tarjamah
Dari Abdullah berkata : Beliau (Rasulullah SAW) biasa mengajarkan kami beberapa kalimat, dan beliau tidak mengajarkannya kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan tasyahhud :“ Wahai Allah, rukunkanlah hati-hati kami, damaikanlah diantara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kebenaran, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji yang terang dan yang samar, limpahkanlah berkah kepada kami, pada pendengaran, penglihatan, hati, isteri dan cucu kami, terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang dan jadikanlah kami orang-orang yang mensyukuri ni’mat Engkau berterima kasih lagi menerimanya, dan sempurnakanlah ni’mat itu atas kami”.(HR. Abu Daud dalam As-Sunan).
3. Biografi Perawi
Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib Al-Hudzali. Ibunya adalah Ummu Abd.Hudzailiyyah. Ibnu Mas’ud termasuk orang yang pertama masuk islam. Diriwayatkan bahwa dia orang keenam dari enam orang yang masuk islam. Dia orang orang yang pertama kali terang-terangan membaca Al-Qur’an di Mekkah. Dia hijrah ke Habasyah kemudian ke Madinah, ikut serta perang Badar bersama Rosulullah SAW. Biat Ar-Ridhwan dan semua peperangan. Bahkan ikut serta dalam perang Yarmuk setelah Rosulullah SAW. wafat. Rosulullah SAW. sangat mencintai dan memuliakannya. Dia adalah pelayan Rosulullah SAW. yang amanah, penjaga rahasianya, teman ketika mukim dan bepergian. Dia masuk setiap saat dan berjalan bersamanya. Dia membawakan siwak, sandal, dan air untuk bersuci Nabi Shollallahu ‘Alaihi Wassalam. Dia termasuk Ulama’ besar dikalangan sahabat dan penghafal Al-Qur’an. Rosulullah SAW. menyifatinya dalam sabdanya, “sesungguhnya kamu adalah seorang anak yang berilmu” Umar bin Al-Khattab pernah memperhatikannya pada suatu hari lalu berkata, “bejana yang dipenuhi”.
Meriwayatkan dari Nabi SAW. sebanyak 848 hadits setelah Nabi SAW.wafat, dia menjadi penanggung jawab Baitul Mal di Kuffah, kemudian datang ke Madinah pada masa kekhalifahan Utsman, dan meninggal disana tahun 30 H ketika berusia sekitar 60 tahun. Semoga Allah SWT. meridhoi dan mencurahkan rahmat kepadanya.
Meriwayatkan dari Nabi SAW. sebanyak 848 hadits setelah Nabi SAW.wafat, dia menjadi penanggung jawab Baitul Mal di Kuffah, kemudian datang ke Madinah pada masa kekhalifahan Utsman, dan meninggal disana tahun 30 H ketika berusia sekitar 60 tahun. Semoga Allah SWT. meridhoi dan mencurahkan rahmat kepadanya.
C. Teori Pengembangan
Manusia harus memanfaatkan segala apa yang telah diberikan Allah kepada manusia baik berupa pendengaran, hati, lisan dan akal pikiran.
1. Pendengaran, penglihatan dan hati dipakai untuk memahami dan mempelajari petunjuk-petunjuk Allah baik yang ada di al-Qur’an maupun di alam.
2. Akal dan pikiran dipakai untuk memikirkan segala apa yang terjadi di alam semesta bahwa semuanya itu tidak ada yang sia-sia.
3. Mulut dipakai untuk berkata-kata yang baik dan mengajak manusia kepada jalan yang diridhoi Allah.
D. Aplikasi hadits dalam kehidupan
Realita pendidikan dizaman sekarang ini, masih banyak dijumpai banyak orang yang kurang optimal dalam memanfaatkan alat inderawi yang Allah SWT. berikan kepada manusia untuk menggali ilmu pengetahuan dan kelangsungan hidupnya. Masih banyak dari kita yang lalai dalam menjadi nikmat (indera). Kita cenderung memakai alat indera kita untuk perbuatan-perbuatan yang tidak semestinya kita kerjakan. Seolah kita tidak percaya bahwa ada malaikat yang senantiasa mencatat amal perbuatan kita. Ketidakperdulian kita akan semakin parah seiring dengan berkembangnya zaman dan banyaknya godaan yang muncul untuk menggoyahkan keyakinan dan keteguhan hati jika kita tidak mengantisipasinya.
Nikmat yang indah ini adalah titipan yang harus kita jaga, harus kita pelihara, dan harus kita upayakan agar semaksimal mungkin bermanfaat sebagaimana mestinya, karena banyak hal yang dapat terlewati oleh indera akibat keterbatasan manusia. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus bisa bersyukur dengan segala yang diberikan oleh Allah SWT, serta mampu memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin.
Nikmat yang indah ini adalah titipan yang harus kita jaga, harus kita pelihara, dan harus kita upayakan agar semaksimal mungkin bermanfaat sebagaimana mestinya, karena banyak hal yang dapat terlewati oleh indera akibat keterbatasan manusia. Maka dari itu, kita sebagai manusia harus bisa bersyukur dengan segala yang diberikan oleh Allah SWT, serta mampu memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin.
Agar kita mensyukuri pentingnya panca indera yang kita miliki terkadang kita perlu membuat perbandingan dengan saudara-saudara kita yang panca inderanya tidak berfungsi normal seperti kita, misalnya membandingkan penglihatan kita yang normal dibandingkan dengan mereka yang ditakdirkan tidak dapat melihat. Kita akan bersyukur karena bisa melihat dunia dengan segala warna-warnanya, begitupun halnya dengan pendengaran, lisan, penciuman dan sebagainya.
E. Aspek Tarbawi
Hadits ini menjelaskan bahwa sumber ilmu pengetahuan berasal dari indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), lisan (lidah) dan lain sebagainya. Beserta pemeliharaannya yang bertujuan untuk menjaga keutuhan, fungsi, dan manfaat dari indera tersebut sesuai ketentuan yang benar yang pada akhirnya akan menjadikan kita semakin taat kepada Allah SWT.
Panca indera juga bisa dijadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan, indera telah mampu mencakup semua ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus mampu memanfaatkan alat indera yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia dengan semaksimal mungkin dan memeliharanya dari hal-hal yang tidak baik yang dapat menjerumuskan kita untuk melakukan sesuatu yang buruk.
PENUTUP
KESIMPULAN
Melalui hadits ini kita dituntut untuk dapat menggunakan alat inderawi semaksimal mungkin dalam mencari dan menggali ilmu pengetahuan, untuk kemudian ilmu tersebut dapat digunakan untuk menambah keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT. serta dapat menuntut kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya, bukan malah menjauhkan diri kita dari jalan-Nya.
Kita telah mengetahui bahwa Allah SWT. memberikan kebebasan kepada kita untuk menggunakan panca indera. Namun kita tidak boleh lupa untuk memeliharanya dari hal-hal larangan-Nya, dan kita harus manyadari batasan-batasan yang telah ditentukan oleh-Nya. Oleh karena itu kita harus mensyukuri segala apa yang diberikan oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Muniron, Dr. 2011. Epistemologi Ikhwan As-Shafa Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Abtokhi Ahmad, M.Pd. 2008. Sains untuk PGMI dan PGSD Malang : UIN MALANG PRESS.
Al Mundziry. Hafidz. 1992. Tarjamah Sunan Abu Daud. Semarang : CV. Asy-Syifa.
Al-Bugha. Musthafa, dkk. 2008. Syarah Hadits Arba’in. Jakarta: Pustaka Al-kautsar.
PROFIL PENULIS
Nama : Amrina Rosada
Alamat : Gg. Nangka No.20 Rt003/Rw002 Kec. Bandar Kab. Batang
Riwayat Pendidikan :
Ø Pendidikan Non Formal :
1. Madrasah Diniyah Assyafiiyyah Bandar
Ø Pendidikan Formal :
1. MI Assyafiiyyah Bandar (Tahun 2003- 2008)
2. SMP Negeri 01 Bandar (Tahun 2008-2010)
3. MA Ribattul Muta’alimin (Tahun 2010-2012)
Moto Hidup :"Bukan bahagia yang menjadikan kita bersyukur tetapi dengan bersyukur akan menjadikan hidup kita bahagia”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar