PENDIDIKAN
LIFE SKIL
LEMAH
LEMBUT KUNCI KESUKSESAN
SURAT
AT-THAHA 20:44
Mia Atifatul Azaliyah
(2021115233)
Kelas : C
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan
serta sekalian alam, yang telah menciptakan mahluk dijagat raya ini dengan
berbagai bentuk dan rupa. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
jungjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita akan mendapatkan
syafaatnya besok diyaumil kiyamah.
Karena
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Lemah Lembut Kunci Kesuksesan
yang masih jauh dai kesempurnaan ini.
Maksud dari penulisan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi II, yang dalam hal ini proses
penulisannya tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari bapak Muhammad Hufron
selaku pembimbing.
Pada
kesempatan ini penulis menympaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, antara
lain:
1. Ayah dan ibu yang telah memberi
dukungan
a. Muhammad Hufron, M.S.I, selaku
dosen pembimbing dan pemberi arahan dalam penulisan makalah.
2. Teman-teman yang selalu memberi
semangat
3. Perpustakaan Institut Agama
Isalam Negeri (IAIN) yang telah menyediakan referensi sebagai sumber penulisan
makalah.
Penulis meminta maaf karena dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kukurangan dan jauh dari sempurna.
Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
nantikan guna perbaikan pada masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua. Terima kasih
Pekalongan, 5 Maret 2017
Penyusun
Mia Atifatul Azaliyah
(2021115233)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Tema
Pendidikan Life Skil
B. Judul
C. Quran surat
Al-Quran surat At-Thaha ayat 20:44
D. Nash
فَقَوْلاً
لَهُ قَوْلاً لَّيِنأَ لعله يتذ كر او يحش
E. Terjemahan
Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau
takut.[1]
F. Arti Penting Dikaji
Dalam surat At-Thaha ayat 20
bahwasannya Allah SWT menyuruh Nabi-Nya dan Rasul-Nya untuk bersikap lemah
lembut kepada orang lain ketika ia menyampaikan dakwahnya. Mesikipun orang yang
diajak ke jalan Allah itu telah menutup kalbu mereka untuk mendapat petunjuk Allah
dan keimanan. Oleh karena itu ayat ini penting untuk dikaji, agar setiap
manusia mengetahui bagaimana kita harus bersikap lemagh lembut dan memiliki
hati yang jujur, amanah, disiplin dan cerdas.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Teori
1.
Pengertian
Lemah lembut
Lemah lembut dalam bahasa Arab
disebut layyin,sebagaimana perintah Allah kepada Nabi Musa
AS. Untuk memberi peringatan kepada Firaun, raja yang sangat kejam dan dzalim.
Lemah
lembut adalah menahan diri untuk tidak membalas dendam atas perlakuan buruk
orang laain yang menyakitkan hati dengan balasan yang sama. Jadi lemah lembut
berkaitan dengan hal-hal yang manusia masih mempu melakukan aksi balas dendam.
Sikap lemah lembut sangat
berkaitan dengan sifat sabar. Dua sifat ini memang hampir sama, oleh karena itu
kedua kata ini (al-hilm dan al-sabr) sering digunakan untuk menunjuk satu makna
yang sama, sebagai mana dalam firman Allah SWT dalam surat al-imran, 3:186,
yang artinya: Dan kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang
mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yanag demikian itu termasuk urusan
yang patut diutamakan.
Ayat
ini menegaskan bahwa menghadapi gangguan dengan tenang dan tabah dapat disebut
dengan kesabaran dan juga dapat disebut sebagai sikap lemah lembut (al-hilm).
Ciri
orang yang lemah lembut hatinya:
a.
Orang
yang lemah lembut, memiliki sifat sabar dalam menerima cobaan
b.
Orang
yang lemah lembut memiliki pribadi yang terbuka terhadap teguran Tuhan
c.
Orang
yang lemah lembut meiliki pribadi yang mudah dibentuk
d.
Orang
yang lemah lembut berusaha memahami orang lain
e.
Orang
yang lemah lembut tidak menuntut atau memaksa seseorang, kalau ia meminta
sesuatu, ia melakukannya secara persuasive (membujuk), bukan koersif (memaksa)
f.
Orang
yang lemah lembut berkata-kata dengan lembut, tidak kasar.[2]
2. Sukses
Menurut
Para Ahli :
a.
Menurut
Brian Tracy
Sukses adalah kemampuan untuk
menjalani hidup sesuai dengan keinginan, melakukan apa yang dinikmati,
dikelilingi oleh orang-orang yang disenangi dan di hormati.
b.
Earl
Nightingal
Sukses adalah realisasi progresif
dari ideal yang bernilai.
c.
Zig
Ziglar
Sukses adalah mendapatkan banayak
hal yang bisa dibeli dengan uang dan semua hal yang tak bisa dibeli oleh uang.
d.
James
Perwujudan nyata sebuah cita-cita
yang berharga, melalui optimalisasi potensi yang ada dalam diri setiap orang
untuk mencapai kebahagiaan.
Jadi
sukses adalah suatu impian atau tujuan yang kita inginkan telah tercapai dengan
usaha dan kerja keras yang dijalani dalam hidupnya dalam mencapai kesuksesan
dan keinginan tersebut berupa hal yang positif baik untuk diri sendiri dan
orang lain.
Kesukssan
itu tidak hanya berupa materi, tapi kesuksesan itu bisa berupa non materi.
Disisi lain ada hal negative
akibat kesuksesan :
Lupa akan jasa-jasa yang pernah
membantu mereka dalam mencapai kesuksesan, lupa akan sang pencipta yaitu Allah
SWT dalam bersyukur atas impian dan tujuannya yang telah tercapai tercapai
kesuksesannya tidak bermanfaat atau tidak dapat membantu orang lain melainkan
hanya untuk kepuasan diri sendiri.
Hal
positive kesuksesan :
Bersyukur atas apa yang dicapai
dalam menggapai impian dan tujuan hidupnya kepada sang pencipta kesuksesan tersebut
dapat membantu orang lain sehingga bermanfaat.
Menggapai kesuksesan itu
memerlukan kesabaran dan perjuangan
beserta doa, menggapai sukses itu harus baik dipandang oran lain maupun
Allah, sehingga timbul kejujuran dalam menggapai tujuan yang diinginkan, maka
tidak ada kata putus asa dalam merahih kesuksesan.
Lemah
lembut sebagai salah satu cara atau metode penyelesaian masalah menempatkan manusia
dalam posisi sejajar. tidak menempatkan manusia sebagai objek kekerasan.
Apabila dengan cara lemah lembut
tidak menyelesaikan masalah, pendekatan kekerasan sebagai alternatif terakhir.
Apabila
sikap lemah lembut masih bisa diupayakan, hindarkan dan jauhkan penyelesaian
dengan cara kekerasan. Sikap lemah lembut akan melahirkan lebih jauh beberapa
sikap yang terpuji dan positif, misalnyasikap kasih sayang, saling pengertian,
dan saling menghormati. Untuk sampai ketingkat seorang pribadi yang lemah
lembut memerlukan proses yang cukup panjang. Dituntut sikap sabar dan lapang
dada terutama mampu mengendalikan dorongan emosinya.
Sifat
lemah lembut, sopan santun, dan ahlak mulia merupakan kekuatan besar, yaitu
adanya peluang kembalinya kesadaran seseorang untuk bisa mengetahui kebenaran
dan kebatilan. Demikian pula sikap dan sifat lemah lembut akan membawa kesuksesan,
terutama bagi para dai ysng menyampaikan dakwahnya di tengah-tengah masyarakat.
Seperti keberhasialan Rasulallah berdakwah disebabkan sikap lemah lembut. Allah
SWT, menegaskansiapapun jika ingin sukses, mendapat rahmat Allah, harus
memiliki sikap lemah lembut sebagai perangai diri. Bukan kebencian kedengkian
dan permusuhan. Apabila kita telah berusaha menjadi pribadi santun dan ternyata
belum ada perubahan pada apa yang kita harapkan berubah, serahkanlah semua
kepada Allah, sebab kita hanya berkewajiban menjadi pribadi yang santun. Kita
sama sekali tidak punya kekuatan mengubah kondisi hati orang lain. Allah pasti
punya maksud yang lebih baik, lebih indah, dari setiap situasi dan kondisi yang
kita hadapi.[3]
B. Tafsir
1. Tafsir Ibnu Katsier
Allah SWT. Berfirman kepada Musa,
bahwa ia telah tinggal bermukim di Madyan, dalam keadaan melarikan diri dari
firaun dan kaumnya, dan bekerja sebagai gembala yang mengurus peternakan
keluarga Nabi Syuaib dengan ikatan kontrak kerja selama delapan sampai sepuluh
tahun. Dan setelah habis masa kontrak kerjanya datanglah tepat menurut waktu
yang telah ditentukan oleh Allah untuk menerima tugas suci sebagai Rasul dan
utusan-Nya.
Allah SWT. memberi perintah-Nya
yang pertama kepada Musa, pergilah kamu berdua, hai Musa dan Harun kepada
firaun yang melampaui batas dalam tingkah lakunya. Ia mengingkari wujud-ku,
menindas hamba-hamba-Ku Bani Israil dan memperlakukan mereka dengan sikap
zalim, dan sewenang-wenang, serta menyuruh rakyatnya menyembah kepadanya
sebagai Tuhan. Pergilah kamu berdua kepadanya dan dengan kata-kata yang lemah
lebut cobalah sadarkan dia tentang dirinya sendiri yang tak kurang dan tak
lebih hanyalah seorang hamba di antara hamba-hamba-Ku. Dan janganlah kamu
berdua lalai, selalu ingatlah pada-Ku dan menyebut nama-Ku selagi kamu
menjalankan tugas suci ini. Dan dengan membawa tanda-tanda kekuasaan dan
keesaan-Ku di samping kecakapanmu menyampaikan keterangan dan dalil-dalil yang
kuat dan hujjah-hujjah yang tidak dapat dibantah, mudah-mudahan dia (firaun)
menyadari akan dirinya dan takut kepada-Ku.[4]
2. Tafsir Al-Maraghi
Pergilah kamu dan saudaramu
kepada Firaun dan kaumnya, sesungguhnya Aku membekali kalian dengan hujjah
dan keterangan-Ku yang membuktikan kebenaran kenabian kalian, dan
memperlihatkan melalui tangan kalian tanda-tanda kebesaran-Ku yang tidak akan
bisa dikalahkan oleh segala alasan dan dalih. Kemudian, janganla kalian
terputus-putus menyeru mereka dan menyampaikan risalah kepada mereka.
Maka, Musa dan Harun menjelaskan
kepada mereka bahwa Allah mengutus mereka berdua untuk memberikan kabar gembira
dengan pahala-Nya, dan menakut-nakuti dengan siksa-Nya.
Pergilah
kalian kepada Firaun bersama-sama, dan hadapilah hujjahnya dengan hujjah pula,
karena dia seorang yang melampaui batas, sombong dan ingkar, sehingga mengaku-aku
bahwa dia Rabb sebagaimana dikatakan, Aku adalah Rabb sebagaimana dikatakan,
aku adalah Rabb kalian yang Maha Tinggi.
Dikhususkannya perintah berdakwah
kepada Firaun setelah berdakwah kepada Firaun setelah berdakwah secara umum,
karena kalau Firaun sudah mau mendengarkan dan menerima dakwah mereka serta
beriman kepada mereka, niscaya seluruh orang Mesir akan mengikutinya,
sebagaimana dikatakan dalam pepatah, (Manusia mengikuti agama raja mereka).
Selanjutnya
Allah menjelaskan metode berdakwah yang hendaknya diterapkan.
Berbicaralah kalian kepada Firaun
dengan pembicaraan yang lemah lembut agar lebih dapat menyentuh hati dan lebih
dapat menariknya untuk menerima dakwah. Sebab, dengan perktaan yang lemah
lembut, hati orang-orang yang durhaka akan menjadi lurus, dan kekuatan
orang-orang yang sombong akan hancur. Oleh sebab itu datang perintah yang
serupa kepada Nabi-Nya, Muhammad saw.
Serulah (Manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, (An-Nahl,
16:125).[5]
3. Tafsir Al-Azhar
Di
dalam pangkal ayat 44 ini Tuhan telah memberikan suatu petunjuk dan arahan yang
penting dalam memulai dakwah kepada orang yang telah sangat melampaui batas
itu. Dalam permulaan berhadap-hadapan,keapada orang yang seperti itu janganlah
langsung dilakukan sikap yang keras, melainkan hendaklah mulai dengan
mengatakan sikap yang lemah-lembut, perkataan yang penuh dengan kedamaian.
Sebab kalau dari permulaan konfrontasi (berhadap muka dengan muka) si pendakwah
telah melakukan amar makruf nahi munkar dengan secara keras, blak-blakan,
tidaklah akan tercapai apa yang dimaksud.
Meskipun
didalam ilmu Allah taala sendiri pasti sudah diketahui bahwa Firaun itu sampai
saat terakhir tidak akan mengaku tunduk, tetapi Tuhan telah memberikan tuntunan
kepada RasulNya, ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana
Nabi-nabi, bahwa pada langkah yang pertama janganlah mengambil sikap menantang.
Mulailah dengan kata yang lemah lembut: mudah-mudahan ingatlah dia, ataupun
takut.
Sebabnya
ialah bahwa di dalam sudut bawah dalam jiwa manusia, yang mana jua pun orangnya
senantiasa masih tersimpan maksud yang baik dan fikiran yang sehat. Misalnya
seorang raja ataupun pejabat tinggi sebuah Negara akan merasa prestisenya, atau
gengsinya akan tersinggung, walaupun betapa besar salahnya, kalau dia ditegur
dengan kasar atau dikritik di muka umum. Musa dan Harun disuruh terlebih dahulu
mengambil langkah berlemah-lembut guna menyadarkan dan menginsafkan. Firaun itu
adalah manusia dan Firaun itu adala seorang Raja yang dijunjung tinggi,
diangkat martabatnya oleh orang besar-besar yang mengelilinginya, jarang yang
membantah katanya, walaupun secara lemah-lembut, karena orang yang disekitarnya
itu merasa berhutang budi kepada rajanya. Mereka merasa tidak ada arti apa-apa
diri mereka itu, kalau tidak raja yang menaikkan pangkatnya dan memberinya
gelar-gelar dan kehormatan. Maka kalau raja itu, atau Firaun itu talah duduk
seorang diri, hati nuraninya akan berkata tentang dirinya yang sebenarnya. Hati
nurani itulah yang akan diketuk dengan sikap yang lemah-lembut.
Mudah-mudahan
dengan kata-kata yang lemah-lembut Firaun itu akan sadar lalu ingat bahwa
selama hidup dia pasti akan mati. Selama muda dia pasti akan tua, selama sehat
dia pasti satu waktu akan sakit. Betapa pun kuat sehat badan manusia, namun
kekuatannya itu terbatas. Inilah yang harus diingatnya. Ataupun dia takut akan
azab siksa Allah yang betapa pun tidaklah dia akan kuasa mengelakkan.
Itulah
siasat atau taktik yang dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun, sebagai langkah
pertama dalam menghadapi Firaun.[6]
C. Implementasi dalam Kehidupan
1. Sikap lemah lembut dapat
meluluhkan hati yang keras
2. Membawa kedamain dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3. Sikap lemah lembut Sesuai dengan
Rasulallah saw
4. Sikap lemah lembut membawa
seseorang menuju kunci kesuksesan.
D. Aspek Tarbawi
1. Tidak merendahkan orang lain
dalam bersikap atau bertindak. Karena setiap manusia di depan Allah SWT. sama,
entah itu miskin atau kaya. Yang beda hanya kadar keimanannya saja yang di
lihat.
2. Tidak menyakiti hati dan perasaan
orang lain baik dalam masalah keluarga atau masalah pekerjaan.
3. Seseorang yang berhati lembut
memiliki sifat sabar, bertakwa, dan memiliki ahlak yang baik.[7]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam Quran Surat At-Thaha ayat
44 menjelaskan bahwa seruan keduanya (Musa dan Harun) kepada Firaun disampaikan
dengan lemah lembut, agar hal itu bisa menyentuh jiwa, lebih mendalam, dan
mengenai sasaran. Sebagaimana yang difirmankan Allah Taala: serulah (manusia)
kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang lebih baik. (Qs. An-Nahl:125)
Firman Allah Taala:
(Mudah-mudahan ia ingat atau takut)
yakni, mudah-mudahan dia mau meninggalkan kesesatan dan kehancuran yang
digelutinya, atau dia takut, atau dia memperoleh ketaatan dan rasa takut kepada
Rabbnya. Dengan demikian, mengingat di sini berarti berpaling dari larangan,
sedangkan takut berarti tercapainya ketaatan.
Daftar Pustaka
Kementerian
Agama RI.,Aljamil: Al-Quran Tajwid Warna, Terjemah Perkata, Terjemah Inggris,
Jakarta: Cipta Bagus Segara, 2012.
Budi
Hardrianto, Kebeningan Hati dan Pikiran, Jakarta: Gema Insani, 2002.
Abd.
Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Quran, Bandung: Mizan, 1997.
Salim
Bahreisy dan Said Bahreisy, Tafsir Ibnu Katsier Jilid V, Surabaya: PT
Bina Ilmu, 1990.
Ahmad
Mushthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Juz XVI, Semarang: PT Karya Toha
Putra, 1974.
Hamka,
Tafsir Al-Azhar Juz XVI, Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1982.
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Mia Atifatul
Azaliyah
TTL : Pemalang, 11
Mei 1996
Riwayat
Pendidikan :
-
SD Negeri 03 Mandiraja, 2003-2009
-
SMP Wahid Hasyim Mandiraja, 2009-2012
-
SMA Negeri 1 Moga, 2012-2015
-
PP. Al-falah Kali Buntu Moga
-
Sedang proses menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Pekalongan, Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, 2015-sekarang.
[1] Kementerian Agama RI, Aljamil;Al-QuranTajwidWarna, Terjemah
Perkata, Terjemah Inggris (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), hlm. 314
[2] Budi Hardrianto, KebeninganHatidanPikiran(Jakarta: Gema Insani,
2002), hlm. 121
[3] Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-KaidahPenafsiranAl-Quran, (Bandung:
Mizan, 1997), hlm. 314-315
[4] Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, TafsirIbnuKatsierJilidV
(Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990)
[5] Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, TafsirAl-MaraghiJuzXVI (Semarang:
PT Karya Toha Putra, 1974), hlm. 200-204
[6] Hamka, TafsirAl-AzharJuzXVI (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982),
hlm. 159-160
[7] Budi Hardrianto, KebeninganHatidanPikiran,..... hlm. 121-122
Tidak ada komentar:
Posting Komentar