KEDUDUKAN ORANG BERILMU
Disusun Oleh:
Aulia
Irfamayani (2021113013)
Kelas A
JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
IAIN PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah pencipta alam semesta yang menjadikan bumi
dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada
dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Tidak lupa sholawat serta
salam kami ucapkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad beserta keluarga,
sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Dan sungguh berkat limpahan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir Tarbawi I yang di ampu oleh Bapak Muhammad Ghufron Dimyati, M.S.I
Kami menyadari bahwa adalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja saya akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.
Pekalongan, 6 Septemebr 2016
Penulis,
Aulia
Irfamayani
2021113013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ilmu adalah Nur
(cahaya), yang sejatinya menerangkan sesuatu yang gelap Keberadaan ilmu
pengetahuan menjadi sangat penting bagi perubahan kehidupan manusia, sehingga
kedudukan orang yanga berilmu seperti yang dikemukakan diatas adalah sangat
tinggi, baik di hadapan Allah swt maupun manusia itu sendiri. Ilmu membuat kita
yakin dan mempunyai dasar yang kuat, sehingga tidak menjadi orang yang hanya
ikut-ikutan.
Ilmu tidak
hanya teori. Tidak dikatakan alim jika orang itu tahu tetapi tidak mengamalkan.
Bahkan orang yang hanya menasehatkan kebenaran tetapi tidak mengamalkannya, di
akhirat akan diazab seperti himar yang berputar-putar pada penggilingan, dan
ususnya terburai. Hukuman diberlakukan setelah orang mengetahui ilmunya, namun
bukan berarti kita tidak perlu menuntut ilmu saja agar tadak mendapat hukuman.
Keliru, justru Allah memberikan otak yang mempunyai kemampuan yang luar biasa
kepada manusia adalah untuk mengolah apa-apa yang ada di bumi untuk
keperluannya bukan untuk di rusak.
Bahwa
sesungguhnya alam semesta ini adalah ciptaan Allah. Itu bukti bahwa tiada Tuhan
selain Allah. Dan Allah akan mengangkat derajat atau martabat orang-orang yang
berilmu. Kedudukan orang-orang yang berilmu yaitu dekat dengan Allah dan
Malaikat-Nya.
BAB II
PEMBAHASAN
KEDUDUKAN ORANG BERILMU
1.
Qs. Ali Imran
Ayat : 18
yÎgx© ª!$# ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd èps3Í´¯»n=yJø9$#ur (#qä9'ré&ur ÉOù=Ïèø9$# $JJͬ!$s% ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd âÍyêø9$# ÞOÅ6yÛø9$# ÇÊÑÈ
2.
Terjemahan
Allah menyatakan bahwasanya
tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan.
Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.[1]
3.
Makna Mufradat
Allah
menyaksikan
|
y ª!$#Îgx©
|
Bahwasanya
|
¼çm¯Rr&
|
Tidak ada
Tuhan melainkan Dia
|
tqèdwÎ) m»s9Î) Iw
|
Dan
para Malaikat
|
ps3Í´¯»n=yJø9$#ur
|
Dan
orang-orang yang mempunyai ilmu
|
ÉOù=Ïèø9$# #qä9'ré&ur
|
Yang
menegakkan dengan keadilan
|
ÅÝó¡É)ø9$$Î/$JJͬ!$s%
|
Tiada
Tuhan melainkan Dia
|
tqèdwÎ) m»s9Î) Iw
|
Maha
Perkasa
|
Íyêø9$#
|
Maha
Bijaksana
|
OÅ6yÛø9$#
|
4.
Tafsir
“Allah telah
menjelaskan bahwa tiada Tuhan selain Dia” Kata Îgx© bermakna, menjelaskan dan memberitahukan.[2] Dengan
segala amal ciptaan-Nya ini, pada langit dan bumi, pada lautan dan daratan,
pada tumbuh-tumbuhan dan binatang, dan segala semat-semata, Tuan Allah telah
menjelaskan bahwa hanya Dia yang Tuhan, hanya Dia yang mengatur. Maka segala
yang ada ini adalah penjelaskan atau kesaksian dari Tuhan, menunjukkan bahwa
tiada Tuhan melainkan Allah. “ Demikianpun malaikat” dalam keadaan mereka
yang gaib itu, semuanya telah menyaksikan, telah memberilan syahadah bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah. Sebab Malaikat adalah sesuatu kekuatan yang telah
diperintahkan oleh Tuhan melaksanakan perintah-Nya, dan taat patuh setialah
mereka menjalankan perintah itu. Kita tidak dapat melihat Malaikat dalam bentuk
rupanya tetapi kitadapat merasakan adanya.
Di antara Malaikat itu adalah Jibril yang diperintahkan Tuhan
menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad saw dan wahyu itu telah tercatat
menjadi Al-Qur’an dan Al-Qur’an telah berkumpul menjadi mushaf. Oleh sebab itu
dalam tangan kita sendiri kita telah mendapat salah satu berkas syahadah dari
Malaikat. “Dan orang-orang yang berilmu”pun telah menyampaikan
syahadahnya pula, bahwa tidak adaTuhan melainkan Allah. [3]
Bertambah
mendalam ilmu, bertambah menjadi kesaksian dia bahwa alam ini ada ber-Tuhan dan
Tuhan itu hanya satu, yaitu Allah dan tidak ada Tuhan yang lain, sebab yang
lain adalah makhluk-makhluk-Nya belaka. Manusia yang berilmu menyaksikan dengan
penyelidikan akalnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka timbul pulalah
kesaksian bahwa tuhan menciptakan alam dengan seimbang.
Hendaklah
menarik perhatian kita tentang kedudukan mulia yang diberikan Tuhan kepada Ulil
Ilmu,yaitu orang-orang yang berilmu atau orang-orang yang mempunyai ilmu di
dalam ayat ini. Setelah Tuhan menyatakan kesaksiaan-Nya yang tertinggi sekali,
bahwa tiada Tuhan selain Allah., dan kesaksian itu datang dari Allah sendiri,
maka Tuhan-pun menyatakan pula baha kesaksiantertinggi diberikan pula oleh
orang-orang yang berilmu. Artinya, tiap-tiap orang yang berilmu, yaitu
orang-orang yang menyediakan akal fikirannya buat menyelidiki keadaan alam ini,
baik di bumi ataupun di langit, dilaut di darat,dibinatang dan di tumbuhan
niscaya manusia itu akhirnya akan sampai juga, tidak dapat tidak, kepada
kesaksian yang murni, bahwa memang tiada ada Tuhan selain Allah. Bahwa yang
bisa merasa takut kepada Allah itu hanyalah ulama, yaitu ahl-ahli ilmu
pengetahuan.
Imam Al-Ghazali
di dalam kitab “Al-Ilmu“ dan didalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” telah memahkotai
karanganya itu ketika memuji martabat ilmu bahwa ahli ilmu yang sejati telah
diangkat Allah dengan ayat ini kepada martabat yang tinggi sekali, yaitu dekat
Allah dan dekat Malaikat.[4]
5.
Aspek Tarbawi
a.
Bukti keesaan
Allah terhampar dengan jelas di alam raya ini, sebagaimana diuraikan secara
pasti dan berulang-ulang dalam firman-firman-Nya. Dengan bukti Allah telah menciptakan alam
semesta ini.
b.
Allah memenuhi
kebutuhan semua makhluk secara adil bagi sesuai sehingga apa yang
dianugerahkan-Nya adalah yang terbaik buat masing-masing.
c.
Bahwa orang
yang berilmu akan diangkat martabat oleh Allah. [5]
BAB III
PENUTUP
Ilmu adalah Nur
(cahaya), yang sejatinya menerangkan sesuatu yang gelap Keberadaan ilmu
pengetahuan menjadi sangat penting bagi perubahan kehidupan manusia, sehingga
kedudukan orang yanga berilmu seperti yang dikemukakan diatas adalah sangat
tinggi, baik di hadapan Allah swt maupun manusia itu sendiri. Ilmu membuat kita
yakin dan mempunyai dasar yang kuat, sehingga tidak menjadi orang yang hanya
ikut-ikutan. Allah memenuhi kebutuhan semua makhluk secara adil bagi sesuai
sehingga apa yang dianugerahkan-Nya adalah yang terbaik buat masing-masing. Bahwa
orang yang berilmu akan diangkat martabat oleh Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an Bayan, Juz 3
Al- Qurthubi, Syaikh Imam. 2008. Al
Jami’li Ahkaam Al Qur’an. Jakarta:
Pustaka Azzam.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir
Al_Mishbah. Jakarta : Lentara Hati.
Malik,Abdul dkk. Tafsir Al-Azhar.
Shihab, M. Quraish.
2012. Al-Lubab: Makna, Tujuan,
dan Pelajaran dari Surah-surah
Al-Qur’an. Jakarta:Lentera Hati.
BIODATA
Nama :
Aulia Irfamayani
Tempat Tanggal Lahir :
Pemalang, 06 Maret 1994
Alamat :
Ds. Plakaran Kec. Moga Kab. Pemalang
Cita-Cita :
Guru
[1] Al
Qur’an Bayan Juz 3, hlm 52
[2] Al-
Qurthubi, Syaikh Imam, Al Jami’li Ahkaam Al Qur’an (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2008), hm 116
[3] M.
Quraish Shihab, Tafsir Al_Mishbah (Jakarta
: Lentara Hati, 2002), hlm 38
[4]
AbdulMalik AbdulKarim Amrullah, Tafsir Al-Azhar, hlm 158-159
[5] M.
Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari surah-surah
Al-Qur’an (Jakarta:Lentera Hati, 2012),hlm 102-103
Tidak ada komentar:
Posting Komentar