KEWAJIBAN BELAJAR “ SPESIFIK “
( Pengembaraan Menuntut Ilmu )
Defi
Yuliyanti ( 2021115075 )
KELAS
C
FAKULTAS
TARBIYAH/PAI
Institut
Agama Islam Negeri (
IAIN ) Pekalongan
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan
ridhoNya kepada kita semua terutama memberikan kelancaran kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Tafsir Tarbawi yang berjudul
“ KEWAJIBAN BELAJAR “SPESIFIK “( Pengembaraan Menuntut Ilmu )”.
Teriring sholawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
Saw. Yang senantiasa kami harapkan syafaatnya kelak diyaumul qiyamah.
Diucapkan
terimakasih kepada orang tua yang selalu memberikan semangat untuk saya dan
selalu mensupport saya dalam proses belajar. Terimakasih kepada Allah yang
selalu memberi rahmat dan anugrah serta memberikan kelancaran dalam melangkah
menuntut ilmu –Nya. Tidak lupa kepada sahabat-sahabati dan teman-teman semua
yang mendampingi saya.
Pekalongan, 26 Semptember 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat bahwa Allah menciptakan manusia
dengan mudah. Dengan harapan agar manusia beribadah kepadaNya dan menyuruhnya
untuk selalu menuntut ilmu. Dan semua perbuatan manusia akan ditanggungjawabkan
diakhirat kelak, apa yang kita kerjakan ? apa yang kita lakukan ? semua itu
akan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu dalam hal ini kita dituntt untuk
mengembara dengan tujuan menuntut ilmu Allah yang nantinya akan kita jadikan
sebagai pedoman dalam hidup agar semasa hidup kita selalu berada dalam jalan
Allah.
B.
Judul
Hal atau judul yang dibahas dan dikaji pada makalah ini sesuai
tugas dari dosen yakni KEWAJIBAN BELAJAR “SPESIFIK “ ( Pengembaraan Menuntut
Ilmu ). Semoga mudah dipahami dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
C.
Quran surat Al Ankabuut (29) ayat 19-20
öNs9urr&(#÷rtty#ø2äÏö7ãª!$#t,ù=yø9$#¢OèOÿ¼çnßÏèã4¨bÎ)Ï9ºsn?tã«!$#×Å¡oÇÊÒÈö@è%(#rçÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#ø2r&yt/t,ù=yÜø9$#4¢OèOª!$#à×Å´Yãnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#4¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖÏs%ÇËÉÈ
19. dan Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali).
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
20. Katakanlah:
"Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali
lagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[1147] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di
akhirat
Penafsiran Kata Sulit :
· or'ô±¨Y9$# : Penciptaan dan
Pengadaan
Arti penting
ayat :
Dengan memahami
Q.S Al Ankabuut kita bisa mengerti asal mula manusia dari Allah menciptakan,
kemudian Allah mengambilnya lagi sampai Allah membangkitkan manusia lagi.
Allah
memerintahkan kepada kita untuk selalu beribadah dan mempelajari ilmu-ilmu
Allah. Mulai dari kita lahir didunia sampai nanti kita bangkit diakhirat, semua
amal dan perbuatan kita dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu semoga kita
senantiasa menuntut ilmu untuk penuntun kehidupan agar tidak salah dalam
menjalaninya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
1.
Pengertian Ilmu
Ilmu menurut etimologi berasal dari kata Alima artinya
mengetahui. Sedangkan menurut istilah ialah suatu sifat yang dengan sifat
tersebut sesuatu yang dituntut bisa terungkap dengan sempurna. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan sarana untuk mengungkap, mengatasi,
menyelesaikan dan menjawab persoalan yang sedang dihadapi dalam kehidupan
manusia.
2.
Hukum Menuntut Ilmu
Karena
ilmu menjadi sarana bagi manusia untuk memperoleh kesejahteraan dunia maupun
akhirat maka mencarinya hukumnya WAJIB.
Mencari
ilmu berarti melaksanakan perintah agama yang memerlukan perjuangan, ketabahan,
keuletan, kerja keras, dan kesabaran, karena itu Nabi pernah menyampaikan bahwa
orang yang keluar untuk menuntut ilmu adalah dijalan Allah sampai menemui
ajalnya.[1]
B.
Penafsiran Q.S. Al Ankabuut (29) ayat 19-20
1.
Al Maraghi
öNs9urr&(#÷rtty#ø2äÏö7ãª!$#t,ù=yø9$#¢OèOÿ¼çnßÏèã4¨bÎ)Ï9ºsn?tã«!$#×Å¡oÇÊÒÈ
Ibrahim kekasih
Ar Rahman mengisyaratkan kaumnya kepada penetapan pembangkitan kembali yang
mereka ingkari dengan apa yang mereka saksikan pada diri mereka sendiri,
seperti penciptaan mereka sebelumnya tidak ada sama sekali, pemberian
pendengaran, penglihatan dan hati kepada mereka, berbuatnya mereka didalam
kehidupan hingga waktu tertentu, kemudian kematian mereka sesudah itu. Tuhan
yang memulai semua ini kuasa untuk mengembalikannya, bahkan pengembalian itu
lebih mudah bagiNya, sebagaimana ditegaskan didalam firmanNya :
uqèdurÏ%©!$#(#ätyö7tt,ù=yÜø9$#¢OèO¼çnßÏèãuqèdurÜcuq÷dr&Ïmøn=tã4ã&s!urã@sVyJø9$#4n?ôãF{$#ÎûÏNºuq»uK¡¡9$#ÇÚöF{$#ur4uqèdurâÍyèø9$#ÞOÅ3ysø9$#ÇËÐÈ
“
dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan
(menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah
bagi-Nya. dan bagi-Nyalah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan
Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Setelah menyajikan dalil yang dapat disaksikan didalam diri,
selanjutnya Allah membimbing untuk mengambil pelajaran dari ayat-ayat yang
dapat disaksikan diufuk.
ö@è%(#rçÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#ø2r&yt/t,ù=yÜø9$#4¢OèOª!$#à×Å´Yãnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#4¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖÏs%ÇËÉÈ
20.
Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana
Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya
sekali lagi[1147]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[1147] Maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di
akhirat.
Berjalanlah
dimuka bumi dan saksikanlah langit-langit dengan segala bintangnya yang terang,
baik bintang yang tetap maupun bintang yang beredar, saksikanlah pula bumi
dengan segala isinya, seperti gunung, tanah rata, sungai dan lautan. Semua itu
menjadi saksi atas kebaruannya sendiri dan atas adanya Pembuat yang apabila
berkata kepada sesuatu, “ jadilah” maka terjadilah ia.
Serupa dengan firman Allah tersebut
ialah firmanNya dalam ayat berikut :
óOÎgÎã\y$uZÏF»t#uäÎûÉ-$sùFy$#þÎûuröNÍkŦàÿRr&4Ó®Lymtû¨üt7oKtöNßgs9çm¯Rr&,ptø:$#3öNs9urr&É#õ3ty7În/tÎ/¼çm¯Rr&4n?tãÈe@ä.&äóÓx«îÍkyÇÎÌÈ
“
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al
Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi
atas segala sesuatu?”[2]
2.
Tafsir Jalalain
(#÷rttNs9urr&( dan apakah mereka tidak memperhatikan ) dapat diabaca yarou atau
tarau, artinya memikirkan - ªt,ù=yø9$#!$#yäÏö7ã#ø2( bagaimana Allah menciptakan manusia dari permualaanya ) lafadz
yubdi’u menurut suatu qiraat dibaca yabda’u berasal dari bada’a, makna yang
dimaksud bagaimana Allah menciptakan mereka dari permulaan- OèO( kemudian ) Dia - çnßÏèã( mengulanginya kembali ) maksudnya mengulangi penciptaan-Nya
kembalisebagaimana permulaan Dia menciptakan mereka - Ï9ºs¨bÎ)( sesungguhnya yang demikian itu ) yaitu hal yang telah disebutkan
mengenai penciptaan pertama dan penciptaan kedua -×Å¡o«!$#n?tã (adalah mudah bagi Allah ) dan mengapa meraka mengingkari adanya
penciptaan yang kedua itu; yang dimaksud adalah hari pembangkit.
ö@è%(#rçÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#ø2r&yt/t,ù=yÜø9$#4
( katakanlah :
“ berjalanlah kalian dimuka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai
penciptaanNya) yakni menciptakan orang-orang yang sebelum kalian, kemudian Dia
mematikan meraka.
¢OèOª!$#à×Å´Yãnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#
( lalu Allah menjadikannya sekali lagi )
¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖÏs%
( sesungguhnya Allah maha kuasa atas sagala sesuatu ) antara lain ialah
memulai dan mengulanginya.[3]
C.
Aplikasi dalam kehidupan
1.
Selalu bersyukur kepada Allah Swt.
2.
Mencari ilmu dengan ikhlas karena Allah
3.
Mengamalkan ilmu dengan baik
4.
Bertawakal dan taat kepada Allah Swt.
D.
Aspek Tarbawi
1.
Kejadian manusia dan kematiannya atau munculnya tumbuhan dapat
dipikirkan dan direnungkan, semua itu harus dicamkan dan dijadikan pelajaran.
2.
Allah Swt. Yang pertama kali meciptakan sesuatu.
3.
Menciptakan pertama kali sama saja bagi Allah dengan menghdupkan kembali.
Keduanya adalah memberi wujud terhadap sesuatu
4.
Al Quran menganjurkan perjalan wisata karena dengan itu dapat
diperoleh aneka manfaat yang mengasah jiwa dan mempertajam pikiran serta memperluas wawasan.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hal yang baik adalah ketika kita berusaha berfikir, salah satunya
adalah berfikir tentang bagaimana Allah menciptakan kita dan Allah akan
mengambil kita dan membangunkan kita lagi dalam suasana yang berbeda.
Berfikir bagaimana kita akan melampaui hidup didunia. Untuk itu
cara yang tepat adalah dengan menuntut ilmu Allah. Karena dengan hal
tersebutlah hidup kita akan indah jika kita tahu ilmu dan hukum-hukum yang
telah diciptakan oleh Allah untuk kita pelajari.
Namun, jika ilmu hanya dipelajari saja tanpa diamalkan, maka lambat
laut ilmu itu akan luntur dengan sendirinya. Oleh sebab itu, mari menuntut ilmu
dan mengamalkan ilmu agar kita senantiasa tafakkur dan istiqomah dengan apa
yang kita peroleh dari ilmu.
Daftar
Pustaka
Ahmad
Mustofa Al Maragi. 1986. Tafsir
Al-Maragi. Semarang : PT. Karya Toha Putra.
Dr.
Juwariyah, M.Ag. 2010. Hadits Tarbawi. Yogyakarta : Teras.
Imam
Jalaluddin. 2010. Tafsir Jalalain. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
M. Quraish Shihab. 2012. Al Lubab.
Tangerang : Lentera Hati, 2012.
Profil Penulis
Nama :
Defi Yuliyanti
TTL :
PEMALANG , 29 Juli 1996
Alamat :
Ds. Wiyorowetan, Kec.Ulujami, Kab. Pemalang
Riwayat Pendidikan :
1. SD N 02 Wiyorowetan
2.
SMP N 04
Ulujami
3.
SMA N 01 Wiradesa
4. Menempuh S1 di IAIN Pekalongan
[1] Dr. Juwariyah, M.Ag. Hadits Tarbawi.( Yogyakarta : Teras, 2010
), hlm. 139-142
[2]Ahmad Mustofa
Al Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang : PT. Karya Toha Putra, 1986 ),
hlm. 220-223
[3] Imam
Jalaluddin,Tafsir Jalalain,( Bandung : Sinar Baru Algensindo,2010 ), hlm
426
[4] M. Quraish
Shihab, Al Lubab, ( Tangerang : Lentera Hati, 2012 ), hlm. 100-101
Tidak ada komentar:
Posting Komentar