SUBYEK
PENDIDIKAN “HAKIKI”
“Allah SWT
Sebagai Pendidik”
(Q.S Ar-Rahman
ayat 1-4)
M. KHAFIFUDIN 2021115147
Kelas D
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah
SWT yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan pui syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan insan-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tafsir Tarbawi . subyek pendidikan
hakiki “Allah SWT sebagai pendidik” Q.S Ar-Rahman 1-4, Makalah ini telah saya
susun dengan semaksimal mungkin.
Penulis menyadarri bahwa
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini bukan hanya karena usaha dari penulis
sendiri, akan tetapi karena adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih kepada :
1. Bpk, Dr. H Ade Dedi Rohayan,M.Ag., selaku Rektor IAIN
pekalongan
2. Bpk, Dr. M Sugeng Sholehudin, M.Ag., selaku Dekam
Fakultas Tarbiyah IAINPekalongan
3. Bpk, Dr. H Salafudin, M.S.I
4. , selaku ketua progam Studi Pendidikan Agama Islam
5. Bpk, Muhammad Hufron, M.S.I , selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Tafsir Tarbawi
6. Orang tua (Bapak
dan Ibu) yang sudah mendukung saya dalam mengikuti perkuliahan di IAIN
Pekalongan
7. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah
ini. Oleh karena itu, penulis minta maaf kepada semua pihak yang merasa
berkenan. Namun demikian, penulis selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik. Kiranya makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
membacanya. Terima kasih
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Surah Ar-Rahman adalah surahke-55 dalam al-Qur'an.
Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat.
Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal
dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada
ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah
salah satu dari nama-nama Allah.
Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah swt. kepada
hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga
baik di dunia maupun di akhirat nanti. Pendidik merupakan faktor utama dalam
pembetukan pribadi manusia. Pendidik sangat berperan dalam pembentukan baik
atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Pendidik dalam
pendidikan islam adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya
bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Ini berarti bahwa
pendidik merupakan sifat yang lekat pada setiap orang karena tanggung jawabnya
atas pendidikan. Jadi untuk menjadi pendidik yang baik dan
sebagai panutan siswa-siswi atau peserta didik maka kita harus mengetahui
subjek pendidkan yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi, maka dengan
memahai Quran surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita sebagai calon pendidik akan
mengetahui sikap yang harus dimiliki soerang pendidik
B.
.Judul Makalah
Subjek
Pendidikan Hakiki “Allah Sebagai Pendidik” surat Ar-Rahman ayat 1-4
C.
Nash dan Arti
1.
اَلرَّحْمَنُ
2.
عَلَّمَالْقُرْءَانَ
3.
خَلَقَالْإنْسَانَ
4.
عَلَّمَهُالْبَيَانَ
Arti :
1. (Tuhan) yang Maha pemurah
2. Yang telah mengajarkan Al-Quran
3. Dia menciptakan manusia
4. Mangajarnya pandai berbicara
D.
Arti penting dikaji
Pentingnya
mengkaji ayat ini adalah karena adanya keterkaitan dengan kelangsungan
pendidikan. Dimana seorang pendidik harus memiliki sifat yang terkandung dalam
qur’an surat Ar-rahman 1-4 diantaranya untuk menuju pada kelangsungan
pendidikan yang harmonis, tanpa ada satu pihak yang merasa dirugikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Dalam konteks pendidikan islam,
pendidik disebut dengan murabbi, muallim dan muaddib. Kata murabbi berasal
dari kata rabba, yurabbi.Kata nuallim isim fail dari allama,
yuallimu sebagaimana ditentukan dalam al-qur’an ( Q.S Al-Baqarah;31 ), sedangkan kata muaddib, berasal
dari addaba, yuaddibu, seperti sabda rasul: “allah mendidikku, maka ia
memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan”.
Gambaran tentang hakikat pendidik
dalam islam, adalah orang-orang yang bertanggung jaawab terhadap perkembangan
peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak didik, baik afektif,
kognitif, dan psikomotor. Senada dengan ini Moh. Fadhil al-Djamali menyebutkan,
bahwa pendidik adalah orang yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik
sehingga terangkat derajat kemanusiaanya sesuai kemampuan dasar yang dimiliki
oleh manusia.[1]
Dalam wacana keislaman, pendidikan
lebih popular dengan istilah tarbiyyah, ta’lim, ta’dib, riyadhah, irsyad, dan
tadris.dari masing-masing istilah tersebut memiliki keunikan makna
tersendiri ketika sebagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Namun,
kesemuanya akan memiliki makna yang sama jika disebut salah satunya, sebab
salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah yang lain.[2]
B.
Tafsir Q.S Ar-rahman Ayat 1-4
1.
TafsirAl-Azhar
Ar-Rahman, Yang
Maha pemurah (ayat 1)
Arti dari Rahman
adalah amat luas, kalimat dalam pengambilannya ialah RAHMAT. Yang berarti
kasih,sayang,cinta,pemurah. Dia meliputi kepada segala segi dan kehidupan
manusia dan terbentang didalam segala mahkluk yang wujud dalam dunia ini.
Didalam ayat-ayat Al-Quran kita akan bertemu dengan ayat-ayat yang
menyebutkan Rahmat Allah, tidak kurang dari pada 60 kali,Rahim
sampe 100kali.
“Yang Mengajarkan Al-Qur’an” (ayat 2)
“Yang Mengajarkan Al-Qur’an” (ayat 2)
Inilah salah
satu dari Rahman, atau kasih sayang tuhan kepada manusia, yaitu diajarkan
kepada manusia itu Al-Qur’an, yaitu wahyu ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya
Muhammad SAW. Yang engan sebab al_Qur’an itu manusia di keluarkan dari pada
gelap gulita kepada terang benerang, dibawah kepada jalan yang lurus.
“Yang Menciptakan Manusia”.(ayat 3)
Penciptaan
manusiapun adalah satu diantara tanda Rahman Tuhan kepada alam ini. Sebab, di
antara makhluk ilahi di dalam alam, manusia lah satu-satunya makhluk yang
paling mulia.
“ Yang
mengajarkan kepadanya berbicara” (ayat 4)
Berubahlah
Rahman Allah kepada manusia tadi lebih sempurna lagi, karena manusia pun diajar
oleh Tuhan menyatakan perasaan hatinya dengan kata-kata. Itulah yang di dalam
bahasa Arab disbut “Al-Bayaan” yaitu
menjelaskan,menerangkan
apa yang terasa dihati sehingga timbulah bahasa-bahasa. Kita pun sudah sama
maklum bagaimana pentingnya kemajuan bahasa karena orang dalam
kesanggupannya memakai bahasa, memakai bicara. Alangkah malang yang tidak
sanggup memakai lidahnya untuk menyatakan perasaan hatinya. “bagi orang bisu
yang bermimpi” ke mana dan bagaimana dia akan menerangkan mimpinya? Oleh sebab
itu jelas baha pemakaian bahasa adalah salah satu diantara Rahman Allah juga di
muka bumi ini.[3]
2. Tafsir Al-Maraghi
اَلرَّحْمَنُعَلَّمَالْقُرْءَانَ
Allah telah mengajarkan nabi
Muhammad SAW. Al-Quran dan Nabi Muhammad mengajarkan kepada umatnya.
Ayat ini turun
sebagai jawaban kepada penduduk Mekah ketika mereka mengatakan
اِنَّمَايُعَلِّمُهُبَشَرُ
“Sesungguhna Al-Quran itu diajarkan oleh seseorang manusia
kepada-nya(Muhammad).” (An-Nahl, 16:103)
Dan oleh
karena itu surat ini menyebut-nyebut tentang nikmat-nikmat yang telah Allah
anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya, maka terlebih dahulu Allah menyebutkan
nikmat yang merupakann nikmat terbesar kedudukannya dan terbanyak manfaatnya,
bahkan paling sempurna faidahnya, yaitu nikmat diajarkannya Al-Qura’anul Karim.
Karena dengan mengikuti Al-Qura’nul Karim maka diperoleh kebahagian dunia dan
di akhirat dan dengan menempuh jalannya. Lalu diperolehlah segala keinginan di
dunia dan di akhirat karena Al-quran lah puncak dari segala kiab samawi, yang
telah diturunkan pada makhluk Allah yang terbaik.
خَلَقَالْإنْسَانَعَلَّمَهُالْبَيَانَ
Dia
telah menciptakan umat manusia ini dan mengajarinnya mengungkapkan apa yang
yang terlintas dalam hatinya dan terbaik dalam sanubarinya. Sekirannya tidak
demikian, maka Nabi Muhammad SAW. takkan dapat mengajarkan Al-Quran kepada
umatnya.
Oleh
karena manusia itu mahkluk sosial menurut tabiatnya yang tak bisa hidup kecuali
bermasyarakat dengan sesamannya, maka haruslah ada bahasa yang digunakan untuk
dapat memahamkan sesamannya dan untuk menulis kepada sesamannya yang berada
ditempat jauh dan negeri-negeri sebrang, disamping untuk memelihara ilmu-ilmu
tedahulu supaya dapat diambil manfaatnya oleh generasi berikut dan supaya ilmu
ilmu itu dapat ditambah oleh generasi mendatang atas hasil usaha yang diperoleh
oleh generasi yang lalu.
Ini
adalah nikmat ruhani terbesar yang tak bisa ditandingi dengan nikmat lainya
dalam kehidupan ini. Oleh karena itu Allah SWT mendahulukan penyebutannya atas
nikmat-nikmat lain yang akan disebutkan nanti.[4]
3. Tafsir Al-Misbah
Surat
ini dimulai dengan menyebut sifat rahmat-Nya yang menyeluruh ar-Rahman, yakni
Allah yang mencurahkan rahamat kepada seluruh mahkluk dalam kehidupan didunia
ini, baik manusi atau jin yang taat dan durhaka, malaikat,binatang maupun
tumbuhan-tumbahan dan lain-lain.
Setelah
menyebut rahmat-rahmat-Nya sacara umum, disebut rahmat dan nikmat-Nya yang
teragung sekaligus menunjukan kekuasaan-Nya melimpahkan sekelumat dari
sifat-Nya yakni dengan menyatakan: Dialah yang telah mengajarkan al-Quran
kepada siapa saja yang Dia kehendaki.[5]
C.
Aplikasi
Dalam Kehidupan
Kepengasihan Allah SWT terhadap
makhluknya tidak memandang tingkat ketaatan mahkluk dalam menjalankan
perintahNya. Sehingga Allah SWT mengasihi setiap mahkluk yang telah diciptakan
secara merata.
D.
Aspek
Tarbawi
1.
Sebagai
pendidik harus memiliki sifat yang pengasih tanpa pengecualian baik kepada yang
pintar, pendiam, dan yang nakal. Kita harus menyayangi tanpa pandang bulu.
2.
Mengajarkan
qur’an. Ini menunjukan bahwa seorang guru harus terlebih dahulu mempersiapkan
qur’an, dengan konteks ini qu’an diterjemahkan kedalam materi pelajaran.
3.
Seorang
guru hendaknya mengarahkan siswanya menjadi manusia yang berpengetahuan,
beradab dan bermartabat yang berujung pada ketaqwaan kepada Allah SWT.
4.
Apapun
pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan sejelas-jelasnya, sampai pada
tahap siswa benar-benar faham.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita
mempelajari surat ar-rahman ayat 1-4 kita dapat mengambil beberapa pelajaran yang
terdapat dalam surat itu, dimana Allah SWT itu sebagai pendidik pertama dimuka
bumi dan alam semesta ini.
Dalam surat
ar-rahman ayat 1-4 kita diajarkan menjadi seorang pendidik yang sebenarnya,
yang harus memiliki sifat rahman (kasih sayang), dan sebagai seorang pendidik
kita harus mengajarkan apapun dengan sejelas-jelasnya, seperti ayat ke-4 yang
berbunyi “allamahul bayan”
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad
muntahibun,2011,ilmu pendidikan islam,Teras, Yogyakarta
Hamka,1982,TafsirAl
Azhar,Pustaka Panjimas, Jakarta
Ahmad Musthofa
Al-Maraghi,1989, Tafsir Al Maraghi, Karya Toha Putra, Semarang
Ramayulis,2002,
Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta
M. Quraish Shihab,2002, Tafsir
Al-Mishbah, Lentera Hati,Jakarta.
Biodata Penulis
Nama : Muhammad Khafifudin
Alamat : Desa Binangun, Rt 06/01 Kec. Bandar Kab. Batang
Riwayat
Pendidikan :
Ø SD Negeri 02 Binangun (lulus tahun 2006)
Ø SMP Negeri 04Bandar (lulus tahun 2010)
Ø MA Sunan Kalijaga Bawang (lulus tahun 2014)
Ø S1
Fakultas Tarbiyah IAIN
PEKALONGAN (sedang
ditempuh)
Riwayat
Organisai :
Ø PC. IPNU BATANG
Ø
PMII
PEKALONGAN
Ø
UKM
LPTQ STAIN PEKALONGAN
Moto Hidup : “khoirunnas anfa’uhum linnas”
[1] Ramayulis,ilmu pendidikan islam,(Jakarta:kalam mulia,2002)
hlm 84-85
[2] Muhammad muntahibun,ilmu pendidikan islam,(Yogyakarta:teras,2001)
hlm 1-2
[3] Hamka, tafsir Al-azhar, (Jakarta:Pustaka Panjimas,1982). Hlm
180-182
[5]M. Quraish shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta:Lentera
Hati,2002). Hlm 493
Tidak ada komentar:
Posting Komentar