OBYEK PENDIDIKAN “LANGSUNG”
Pendidikan Pertama Terhadap Anak
QS. Luqman, 31 : 17
Beta Dwi Kurniasari (2021115317)
Kelas : B
JURUSAN TARBIYAH / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT. Karena rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah bertemakan “Pendidikan Pertama Terhadap
Anak” untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi I. Penulis mengucapkan
terima kasih yang pertama dan yang paling utama kepada Allah SWT yang selalu
memberi kemudahan dalam segala hal. Yang kedua terimakasih kepada Bpk Muhammad
Hufron M.S.I yang telah menyampaikan Ilmu dalam Mata Kuliah Tafsir Tarbawi I
dengan bimbingan yang tiada habisnya. Juga kepada Staf perpustakaan IAIN Pekalongan yang telah menyediaan buku-buku
bacaan terkait makalah ini. Yang terakhir saya ucapkan terimakasih kepada kedua
Orang Tua saya yang selalu mendukung saya dalam mencari ilmu lewat iringan
doa-doanya serta teman-teman seperjuangan yang saling bahu-membahu dalam
aktifitas perkuliahan.
Penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan keislaman khususnya untuk mata kuliah Tafsir Tarbawi I. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis. Penulis mohon maaf
apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan didalam penulisan makalah ini.
Karena penulis sadari masih dalam tahap belajar. Penulis berharap adanya
kritik, saran, dan usul guna memperbaiki makalah yang penulis buat.
Wassalamu’alaikum.Wr.Wb
Pekalongan, 17 Oktober 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Al Qur’an memandang bahwa pendidikan
merupakan persoalan pertama dan utama dalam membangun dan memperbaiki kondisi
umat manusia di muka bumi ini. Ajaran yang terkandung di dalamnya berupa akidah
tauhid, akhlak mulia, dan aturan-aturan mengenai hubungan vertikal dan
horizontal ditanamkannya melalui pendidikan tersebut. Hal itu ditandai dengan
gagasan awal Al Qur’an mengenai pendobrakannya terhadap tabir kebodohan dan
keterbelakangan melalui perintah membaca, di mana membaca itu merupakan
aktivitas belajar yang tentu saja bagian dari kegiatan pendidikan. Dengan
demikian, pendidikan kata kunci untuk kemajuan bangsa. Maka kemajuan suatu
negara selalu di ukur dengan mutu dan penyelenggaraan pendidikan yang dimiliki
oleh bangsa tersebut.
Ada beberapa upaya yang dilakukan
dalam mendidik anak, yaitu do’a atau permohonan secara terus menerus terhadap
Allah agar anak-anaknya menjadi anak-anak yang baik. Dan upaya kedua adalah
mereka menempatkan pribadinya sebagai pribadi yang baik sehingga menjadi
teladan bagi anak-anaknya. Selain itu, secara continue pula mereka membimbing
anak-anak tersebut untuk taat kepada Allah.
B.
Judul
Pendidikan Pertama Terhadap Anak.
C.
Nash dan Artinya
¢Óo_ç6»tÉOÏ%r&no4qn=¢Á9$#öãBù&urÅ$rã÷èyJø9$$Î/tm÷R$#urÇ`tãÌs3ZßJø9$#÷É9ô¹$#ur4n?tã!$tBy7t/$|¹r&(¨bÎ)y7Ï9ºsô`ÏBÇP÷tãÍqãBW{$#ÇÊÐÈ
Artinya : “Wahai anakku! Dirikanlah
sembahyang dan menyuruhlah berbuat yang ma’ruf dan mencegah berbuat yang munkar
dan sabarlahatas apapun yang menimpa engkau. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah termasuk yang sepenting-penting pekerjaan.”
D.
Arti Penting
Kenapa perlu di diskusikan? Karena
ayat ini memperbincangkan tokoh pendidikan yaitu Luqman al Hakim. Ia seorang
yang bijak, maka dengan kebijakannya ia berhasil mendidik anak dan istrinya
menjadi muslim yang ta’at kepada Allah, padahal pada mulanya anak dan istrinya
itu bukan muslim tetapi kafir. Ayat ini menjelaskan pembelajaran Luqman
terhadap anaknya. Materi yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah terutama
shalat adalah materi yang harus di ajarkan kepada anak-anak. Ia termasuk fardhu
‘ain yang mesti diketahui dan diamalkan oleh setiap individu muslim.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Pendidikan pertama terhadap anak haruslah meliputi semua
kajian keislaman yang menjadi fardhu ‘ain. Laksanakanlah sholat dengan sempurna
dan hendaklah di samping engkau memperhatikan dirimu dan membentenginya dari
kekejian dan kemungkaran, hendaklah engkau menganjurkan orang lain berlaku
serupa. Karena itu, perintahkanlah secara baik-baik siapa pun yang mampu engkau
ajak untuk mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah mereka dari kemungkaran. Memang
engkau akan mengalami banyak tantangan dan rintangan dalam melaksanakan
tuntunan Allah swt. Karena itu tabah dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpamu dalam melaksanakan aneka tugas. Sungguh yang demikian itu, yakni
shalat, amar ma’ruf dan nahi mungkar, ketabahan dan kesabaran. Termasuk hal-hal
yang diperintah Allah swt. Agar diutamakan sehingga tidak ada alasan untuk
mengabaikannya.[1]
B.
Tafsir
QS. Luqman, 31:17
¢Óo_ç6»tÉOÏ%r&no4qn=¢Á9$#öãBù&urÅ$rã÷èyJø9$$Î/tm÷R$#urÇ`tãÌs3ZßJø9$#÷É9ô¹$#ur4n?tã!$tBy7t/$|¹r&(¨bÎ)y7Ï9ºsô`ÏBÇP÷tãÍqãBW{$#ÇÊÐÈ
Artinya : “Wahai anakku! Dirikanlah sembahyang dan
menyuruhlah berbuat yang ma’ruf dan mencegah berbuat yang munkar dan sabarlah
atas apapun yang menimpa engkau. Sesungguhnya yang demikian itu adalah termasuk
yang sepenting-penting pekerjaan.”
→ Tafsir Al Azhar
Kemudian
Luqman meneruskan wasiatnya : “Wahai anakku! Dirikanlah sembahyang dan
menyuruhlah berbuat yang ma’ruf dan mencegahlah berbuat yang munkar dan
sabarlah atas apapun yang menimpa engkau.” (pangkal ayat 17).
Untuk
memperkuat pribadi dan meneguhkan hubungan dengan Allah, untuk memperdalam rasa
syukur kepada Allah atas nikmat dan perlindunganNya yang selalu kita terima,
dirikanlah sembahyang. Dengan sembahyang kita melatih lidah, hati dan seluruh
anggota badan selalu ingat kepada Allah.
Maka
apabila pribadi telah kuat karena ibadah. Terutama tiang agama yaitu
sembahyang, lakukanlah tugas selanjutnya. Yaitu berani menyuruh berbuat yang
ma’ruf. Sesudah itu hendaklah berani pula menegur mana perbuatan yang munkar.
“Sesungguhnya yang demikian itu adalah termasuk yang sepenting-penting
pekerjaan.” (ujung ayat 17). Yakni kalau kita ingin jadi manusia yang berarti
dalam pergaulan hidup di dunia ini. Sembahyang peneguh pribadi, amar ma’ruf
nahi munkar dalam hubungan dengan masyarakat dan sabar dalam mencapai apa yang
dicita-cita.[2]
→ Tafsir Al Misbah
Luqman
as melanjutkan nasihatnya kepada anaknya, nasihat yang dapat menjamin
kesinambungan tauhid serta kehadiran Ilahi dalam kalbu sang anak. Beliau
berkata : “Wahai anakku sayang, laksanakanlah shalat dengan sempurna syarat,
rukun dan sunnah-sunnahnya.”
Dan di
samping engkau memperhatikan dirimu dan membentenginya dari kekejian dan
kemunkaran, anjurkan pula orang lain berlaku serupa. Karena itu, perintahkanlah
secara baik-baik siapapun yang mampu engkau ajak mengerjakan yang ma’ruf dan
cegahlah mereka dari kemunkaran. Memang, engkau akan mengalami banyak tantangan
dan rintangan dalam melaksanakan tuntunan Allah. Karena itu tabah dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu dalam melaksanakan aneka tugasmu.
Sesungguhnya yang demikian itu yang sangat tinggi kedudukannya dan jauh
tingkatannya dalam kebaikan yakni shalat, amr ma’ruf nahi munkar dan kesabaran
termasuk hal-hal yang diperintah Allah agar diutamakan, sehingga tidak ada
alasan untuk mengabaikannya.
Nasihat
Luqman di atas menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal shaleh yang
puncaknya adalah shalat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amr
ma’ruf nahi munkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang dari
kegagalan yaitu sabar dan tabah.[3]
→ Tafsir Ibnu Katsir
Pesan-pesan ini sangat bermanfa’at. Pesan ini dikisahkan Allah melalui
Luqmanul Hakim agar diteladani dan diikuti oleh manusia. Luqman berkata, “Hai
anakku, dirikanlah shalat” sejalan dengan kewajiban , hukum, rukun dan
waktunya. “Dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah dari
perbuatan yang mungkar” sesuai dengan kesanggupanmu. “Serta bersabarlah
terhadap apa yang menimpamu”, sebab orang yang menyeru kepada jalan Allah,
pasti mendapat gangguan. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
ditetapkan. Sesungguhnya kesabaran dalam menghadapi gangguan manusia merupakan
ketetapan yang diberikan Allah kepada para da’i. [4]
→ Tafsir Al Qurthubi
Dalam ayat ini dibahas tiga masalah, yaitu:
Pertama
: Firman Allah SWT, “Hai anakku, dirikanlah shalat.” Luqman berwasiat kepada
anaknya dengan ketaatan-ketaatan paling besar, yaitu shalat. Menyuruh kepada
yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Tentu saja maksudnya setelah dia
sendiri melaksanakannya dan menjauhi yang mungkar. Inilah ketaatan dan
keutamaan paling utama. Sungguh bagus sekali perkataan orang yang
mengungkapkan,
وابدأ بنفسك فانهها عن غيها فا ذا انتهت عنه فأ نت حكيم
“Mulailah dengan dirimu. Hentikanlah
kezhalimannya sebab jika dia telah berhenti dari kezhalimannya, maka kamu
adalah orang yang bijak.”
Bait syair ini telah disebutkan dalam bait-bait syair
lainnya yang terdapat dalam penjelasan surah Al Baqarah.
Kedua : Firman
Allah SWT,“Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” mengandung anjuran
untuk merubah kemungkaran sekalipun Anda mendapatkan kemudharatan. Ini
mengisyaratkan orang yang merubah terkadang akan disakiti. Ini semua hanya sebatas
kemampuan dan kekuatan sempurna hanya milik Allah SWT. Bukan harus dan tidak
bisa ditawar-tawar. Hal inipun telah dijelaskan dengan lengkap dalam surah Ali
Imran dan Al Maidah.
Ada yang
berpendapat bahwa dia memerintahkan anaknya untuk bersabar atas segala
kesusahan dunia seperti penyakit dan lainnya serta tidak keluar dari takut
kepada berani melakukan maksiat terhadap Allah Azza wa Jalla. Ini penakwilan
yang baik sekali, sebab lebih umum.
Ketiga :
Firman Allah SWT, “Sesungguhnya yang demikian itu adalah termasuk yang
sepenting-penting pekerjaan.” Ibnu Abbas RA berkata, "Di antara hakikat
keimanan adalah bersabar atas segala yang tidak diinginkan."[5]
C.
Aplikasi dalam kehidupan
Mengikuti model pendidikan Luqman terhadap anaknya, maka materi
pelajaran atau pendidikan yang mesti diberikan kepada anak dalam keluarga
adalah tanamkan aqidah yang kuat terhadap anak. Hal ini sangat diperlukan agar
anak-anak mampu berbuat kebaikan meskipun hal yang dilakukannya sangat kecil
dan mungkin dianggap tidak memiliki arti apa-apa. Akan tetapi, di mata Allah
SWT perbuatan, baik sekecil apapun akan Allah SWT balas sesuai dengan apa yang
kita lakukan.
Berikan kesadaran kepada anak akan sifat-sifat mulia yang
dimiliki oleh Allah SWT, seperti Maha Kaya, Maha Mengetahui dan Maha Teliti.
Hal tersebut dilakukan agar anak menyadari bahwa setiap perbuatan yang dilakukan
oleh manusia pasti akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Perintahkan kepada anak agar senantiasa mengerjakan
sholat. Tentu sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kewajiban-kewajiban yang
bertujuan menyempurnakan ibadah sholat anak. Berikan pengetahuan kepada mereka
mengenai hal-hal yang berkaitan tentang sholat. Seperti rukun, sunnah, balasan
bagi yang senantiasa mengerjakannya serta yang meninggalkannya.
Ajarkan kepada mereka agar berani menyerukan kebaikan dan
mencegah kemungkaran. Contohkan kebaikan-kebaikan kepada mereka agar mereka
mendapat figur teladan yang nyata dihadapannya. Sinergikan antara perkataan dan
perbuatan yang membuat mereka memiliki contoh nyata untuk ditiru. Penyakit
terbesar orangtua maupun pendidik adalah tidak menyatunya antara perbuatan yang
diperintahkan olehnya dengan tindakan atau perilakunya.
Perintahkan kepada mereka agar mampu bersabar dalam
menghadapi ujian kehidupan dalam proses amr ma’ruf nahy munkar. Jelaskan kepada
mereka agar menjadi pribadi-pribadi yang tidak mudah putus asa dalam berdakwah.
Pahamkan juga bahwa ketika kita menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran, maka sudah dapat dipastikan halangan dan rintangan akan datang
menerjang. Butuh konsistensi agar dapat menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa.
Dan itu adalah kewajiban bagi setiap orang beriman.
D.
Aspek Tarbawi
1.
Laksanakanlah shalat.Shalat itu
adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia
telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka sungguh
ia telah merobohkan agama (Islam) itu.
2.
Berani menyerukan kebaikan dan mencegah
kemungkaran.
3.
Bersabar dalam menghadapi ujian
kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan pertama terhadap anak haruslah meliputi semua
kajian keislaman yang menjadi fardhu ‘ain yaitu akidah, akhlak, dan hukum fiqh
yang berkaitan dengan kewajiban sehari-hari. Membiasakan anak shalat sejak dini
adalah hal yang mutlak dilakukan oleh orang tua. Demikian juga menanamkan
budaya dan adat istiadat masyarakat yang tidak bertentangan dengan ajaran
agama, sabar, tabah, santun, dan rendah hati.
B.
Saran
Agar kita dapat menerapkan ajaran yang terdapat pada surat
Al Luqman dalam kehidupan sehari-hari. Dan apabila ada salah kata atau adanya
kekurangan dalam makalah ini. Kepada pembaca, penulis mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua untuk menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qurthubi, Syaikh Imam. 2009. Tafsir Al Qurthubi. Jakarta: Pustaka
Azzam.
Ar Rifa’i, Muhammad Nasib. 2006. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Gema
Insani.
Hamka. 1992. Tafsir Al Azhar. Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, Quraish. 2012. Al Lubab. Jakarta: Lentera Hati.
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Nama : Beta Dwi Kurniasari
NIM : 2021115317
Prodi : Tarbiyah / PAI
Pendidikan : TK ABA Pekalongan
SDN Podosugih 01
Pekalongan
SMP N 01 Kedungwuni
MA Al Fadhilah Kendal
[1] Quraish Shihab, Al Lubab (Jakarta:
Lentera Hati, 2012), hlm. 175
[2] Hamka, Tafsir Al Azhar (Jakarta:
Pustaka Panjimas, 1992), hlm. 132-133
[3] Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 136-137
[4]Ar Rifa’i Muhammad Nasib, Tafsir
Ibnu Katsir (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 792
[5] Syaikh imam Al Qurthubi, Tafsir
Al Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), hlm. 163-164
Tidak ada komentar:
Posting Komentar