PENDIDIKAN
LIFE SKIL
“LEMAH LEMBUT KUNCI SUKSES” (Q.S
THAAHA, 20:44)
Renika Ulfa Lestari (2021115263)
Kelas A
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah,
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya bagi Allah SWT Tuhan semesta
alam. Telah penulis selesaikan tugas makalah ini dengan semampu-mampunya agar
menjadi lebih baik. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW,
semoga kelak kita mendapatkan syaf’atnya di Yaumul Akhir. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak hal-hal yang salah dan akan
selalu mengharapkan kritik maupun saran dari para pembaca. Tak lupa pula
penulis ucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
meringankan tugas makalah ini. Ucapan terimakasih penulis kepada :
1.
Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah
Tafsir Tarbawi II yang telah memberikan tugas kepada penulis.
2.
Orang tua yang selalu mendo’akan dalam segala hal.
3.
Teman-teman yang mensuport setiap waktu.
4.
Dan semuanya yang telah banyak membantu penulis dalam setiap
langkah.
Dan semoga tulisan ini banyak membantu dan bermanfaat bagi para
pembaca khususnya penulis. Bisa menjadi pelajaran dan dapat diambil hikmah dari
setiap kejadian.
Pekalongan, 26 April 2017
Renika Ulfa
Lestari
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan untuk mampu berdiri sendiri dan mengembangkan dirinya
diantara manusia-manusia lainnya (masyarakat, keluarga dan lain-lain). Pada
intinya pendidikan life skill membantu peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan belajar, menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembangkan dan
diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan, serta memecahkannya secara
kreatif. Pendidikan life skill bukanlah mata pelajaran, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak perlu merubah kurikulum dan menciptakan mata pelajaran
baru.
Adanya pendidikan life skill yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam konteks syari’at Islam, salah satunya yaitu “Lemah Lembut Kunci
Sukses”. Dimana yang dimaksudkan dalam lemah lembut disini yaitu kesabaran
dalam menghadapi proses kehidupan sehingga mencapai hasil yang baik. Bukan
hanya itu saja, lemah lembut mengajarkan kita untuk bersikap kasih sayang
kepada semua makhluk ciptaan Allah dimanapun dan kapanpun.
Sedangkan kunci kesuksesan adalah dimana kita bisa menikmati segala sesuatu dengan
kesabaran, keikhlasan dan tanpa keterpaksaan. Lemah lembut kunci sukses yang
akan mengantarkan kita meraih keberhasilan dalam setiap hal yang kita
perjuangkan.
B. Tema
Mengenai tema
yang sudah ditentukan, maka saya mendapatkan tema tentang “PENDIDIKAN LIFE
SKILL”
C. Judul
Dalam
pembahasan kali ini, saya akan membahas mengenai “LEMAH LEMBUT KUNCI SUKSES”
sesuai dengan tugas yang diamanahkan kepada saya oleh Bapak Muhammad Hufron,
M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II.
D. NASH QUR’AN TERJEMAHAN
فَقُولَا
لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ ٤٤
Artinya: “maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat
atau takut." (Q.S Thaaha, 44)
E. ARTI PENTING DIKAJI
Ayat ini
penting dikaji, karena jangkauannya sangat luas dan dapat digunakan dalam
berbagai hal tetapi tetap disesuaikan dengan konteksnya. Dengan mengkaji Q.S Thaaha
ayat 44 ini maka akan menjadi pengingat untuk kita semua apalagi kita adalah
calon seorang pendidik dan kelak menjadi orang tua, bukan hanya itu saja bahkan
sekarangpun kita perlu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
bahwasannya sikap lemah lembut itu penting adanya karena akan menjadi jembatan
kebaikan untuk kita nantinya.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
TEORI
A.
Pengertian Pendidikan Life Skill
Life Skill adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mampu
memecahkan permasalahan hidup secara wajar dan menjalani kehidupan secara
bermartabat tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Pendidikan Life Skill adalah usaha untuk membantu dan membimbing
aktualitas potensi peserta didik untuk mencapai sejumlah kompetensi, baik
berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai yang mengarah pada kemampuan
memecahkan permasalahan hidup, menjalani kehidupan secara mandiri dan
bermartabat serta proaktif dalam mengatasi masalah.[1]
B.
Lemah Lembut Kunci Sukses
Lemah lembut kunci keberhasilan dakwah Rasulullah SAW., karena
Rasulullah SAW berdakwah dengan mauidzatul hasanah yakni perkataan yang lemah
lembut dan sampai ke hati. Dan perkataan itu menyangkut perintah dan larangan
Allah SWT (Nahi dan Munkar) tetapi disampaikan dengan cara yang menyentuh hati.Terkadang
seseorang saling hujat padahal hanya karena berbeda persepsi. Itu dikarenakan
dia tidak memiliki mauidzatul hasanah.
Tanda-tanda kebaikan akhlak yaitu yang banyak malu, sedikit
menyakiti orang, banyak berbuat baik, benar lidahnya, sedikit berbicara dan
banyak kerja, banyak silaturrahimnya, lemah-lembut, banyak sabarnya, banyak
berterimakasihnya, banyak kasih sayangnya, murah hati kepada fakir dan miskin,
cinta pada jalan Allah, dan ikhlas atas segala ketentuan Allah Swt.[2]
Al-kisah, Ahnaf bin Qais pernah ditanya: “Dari manakah kamu belajar
lemah lembut?”. Ahnaf bin Qais menjawab: “Dari Qais bin Ashim”. Lalu ia ditanya
lagi: “sampai dimana kelemah-lembutannya itu?”, Ahnaf bin Qais menjawab:
“Ketika Qais bin Ashim duduk-duduk dirumahnya, lalu datanglah seorang budak
wanita membawa besi ke tempat pembakar daging yang penuh berisi daging bakar.
Kemudian jatuhlah besi pembakar daging itu dari tangannya dan jatuh mengenai
anak Qais yang masih kecil, dan matilah anak kecil itu.” Kemudian budak
wanitanya itu gugup dan ketakutan. Maka Qais berkata kepada budaknya:
“janganlah kamu merasa takut dan kamu merdeka karena Allah Ta’ala”.
Yahya bin Ziyad Al-Harisi, ia mempunyai budak lelaki yang jahat.
Lalu orang bertanya kepadanya: “Mengapa kamu pegang terus budak jahat itu?”.
Yahya bin Ziyad Al-Harisi pun menjawab: “Untuk saya pelajarkan kepadanya sifat
santun.”
Maka inilah beberapa jiwa yang benar-benar telah dihinakan dengan
latihan-latihan (Riadhlah), lalu jiwa itu menjadi lurus akhlaknya dan bersih
batinnya dari tipuan, belenggu dan dengki. Maka jiwa itu membuahkan kesenangan
dengan semua yang ditakdirkan Allah Ta’ala. Dan itulah tingkat kesuksesan yang
sangat tinggi didalam kebaikan akhlak yaitu memiliki sifat lemah-lembut.[3]
2. TAFSIR DARI BUKU
A.
Tafsir Ibnu Katsier
Q.S Thaaha ayat 44 ini menjelaskan bahwasannya Allah mengatakan,
Pergilah kamu berdua kepadanya dan dengan kata-kata yang lemah lembut, cobalah
sadarkan dia tentang dirinya sendiri yang tak kurang dan tak lebih hanyalah
seorang hamba diantara hamba-hamba-Ku. Dan janganlah kamu berdua lalai, selalu
ingatlah pada-Ku dan menyebut nama-Ku selagi kamu menjalankan tugas suci ini.
Dan dengan membawa tanda-tanda kekuasaan-Ku disamping kecakapanmu menyampaikan
keterangan dan dalil-dalil yang kuat dan hujjah-hujjah yang tidak dapat
dibantah, mudah-mudahan dia (Fir’aun) menyadari akan dirinya dan takut
kepada-Ku. maksud tafsirnya adalah Allah memerintahkan kepada Musa beserta
saudaranya yaitu Harun untuk membawa ayat-ayat Allah dan mendatangi Fir’aun
dengan kata lemah lembut untuk mencoba menyadarkan Fir’aun bahwa dirinya sendiri
tak lebih hanyalah seorang hamba diantara hamba-hamba Allah yang lainnya.[4]
B.
Tafsir Al-Mishbah
فَقُولَا
لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا “Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut”, yakni ajaklah ia (Fir’aun) beriman kepada Allah dan serulah ia
kepada kebenaran dengan cara yang tidak mengundang antipati atau amarahnya, (لَّعَلَّهُ
يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ) “mudah-mudahan ia ingat
atau takut” yakni agar supaya ia ingat akan kebesaran Allah dan kelemahan
makhluk, sehingga ia terus menerus kagum kepada Allah dan taat secara penuh
kepada-Nya atau paling tidak ia terus menerus takut kepada-Nya akibat
kedurhakaannya kepada Allah.
Jadi Firman Allah SWT : “Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut” ini menjadi dasar tentang perlunya sikap bijaksana dalam berdakwah
yang antara lain ditandai dengan ucapan-ucapan sopan yang tidak menyakitkan
hati sasaran dakwah. Karena Fir’aun saja, yang demikian durhakanya kepada Allah
pun, masih juga harus dihadapi dengan lemah lembut.[5]
C.
Tafsir Al-Maraghi
Ayat ini berbicara dalam konteks pembicaraan Nabi Musa As., ketika
menghadapi Fir’aun. Allah mengajarkan kepadanya agar berkata lemah lembut
dengan harapan Fir’aun tertarik dan tersentuh hatinya sehingga dia dapat
menerima dakwahnya dengan baik.[6]
D.
Tafsir Al-Azhar
Setelah Allah SWT menyatakan kesombongan
Fir’aun, bahwa dia itu dalam pemerintahannya terlalu berlaku melampaui batas
kebenaran dan keadilan, maka Allah memberi ingat kepada kedua utusan-Nya yaitu
Nabi Musa As dan saudaranya Harun dalam ayat 44 ini ( فَقُولَا
لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا ) “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut.”
Di dalam pangkal ayat 44 ini Allah telah
memberikan suatu petunjuk dan arahan yang penting dalam memulai dakwah kepada
orang yang telah melampaui batas itu. Dalam permulaan berhadap-hadapan, kepada
orang yang seperti itu janganlah langsung dilakukan sikap yang keras, melainkan
hendaklah dimulai dengan mengatakan sikap yang lemah lembut, perkataan yang
penuh dengan suasana kedamaian. Sebab jika permulaan dakwah dilakukan dengan
kata-kata yang kasar, blak-blakan, tidaklah tercapai apa yang dimaksud.
Meskipun di dalam ‘ilmu Allah Ta’ala
sendiri pasti sudah diketahui bahwa Fir’aun itu sampai saat terakhir tidak akan
mengaku tunduk, tetapi Allah telah memberikan tuntunan kepada Rasul-Nya,
ataupun kepada siapa saja yang berjuang melanjutkan rencana-rencana Nabi, bahwa
pada langkah awal janganlah mengambil sikap yang menantang. Mulailah dengan kata-kata
yang lemah lembut: يَتَذَكَّرُ
أَوۡ يَخۡشَىٰ لَّعَلَّهُ “Mudah-mudahan ia (Fir’aun) ingat atau takut”.
Ujung ayat 44 ialah bahwa Musa dan Harun diperintahkan terlebih dahulu
mengambil langkah lemah lembut guna menyadarkan dan menginsyafkan Fir’aun.
Karena Fir’aun itu adalah manusia biasa dan Fir’aun juga seorang raja yang
dijunjung tinggi, diangkat martabatnya oleh orang-orang yang mengelilinginya,
jarang yang membantah perkataannya walaupun secara halus, karena orang yang di
sekitarnya itu merasa berhutang budi kepada rajanya. Mereka merasa tidak ada
apa-apanya kalau bukan raja yang menaikkan pangkat dan memberikan gelar
kehormatan. Maka jika raja itu atau Fir’aun itu telah duduk seorang diri, hati
nuraninya akan berkata tentang dirinya yang sebenarnya. Hati nurani itulah yang
akan diketuk dengan sikap yang lemah lembut.
Masih diharapkan, mudah-mudahan dengan
kata-kata yang lemah lembut Fir’aun itu akan sadar lalu ingat bahwa selama
hidup pasti dia akan mati. Selama muda pasti dia akan tua. Dan selama sehat
pasti dia akan sakit. Betapapun kuat sehat badan manusia, namun kekuatannya itu
terbatas. Inilah yang harus diingatnya. Ataupun dia takut akan azab siksa Allah
yang betapapun tidak akan bisa dia mengelaknya. Itulah siasat atau taktik yang
dianjurkan Allah kepada Musa dan Harun sebagai langkah pertama dalam menghadapi
Fir’aun.[7]
E.
IMPLEMENTASI DALAM KEHIDUPAN
Ø Ajaklah saudara-saudari kita menuju ke jalan Allah SWT yaitu jalan yang
di ridhoi oleh-Nya dengan ucapan dan kata-kata yang santun dan tidak menyakiti
perasaan mereka.
Ø Berlemah lembut kepada setiap manusia terutama kepada kedua orang tua.
Ø Sabar dalam menghadapi musibah, ujian yang datangnya dari Allah SWT.
Ø Menyayangi terhadap semua makhluk Allah SWT dengan selalu berlindung
kepada Allah SWT. Karena Allah SWT adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
F.
ASPEK TARBAWI
Ø
Allah menyuruh Nabi dan Rasul-Nya untuk
bersikap lemah lembut kepada orang lain ketika mereka menyampaikan dakwahnya
meskipun orang yang diajak ke jalan Allah SWT itu telah menutup kalbu mereka
untuk mendapat petunjuk Allah dan keimanan. Seperti Fir’aun, Namrud dan Saddad.
Ø
Tutur kata yang manis dan perilaku yang
baik akan dapat menembus kalbu seseorang.
Ø
Memiliki sifat lemah lembut bukan berarti
kita adalah manusia yang lemah. Namun lemah lembut mengajarkan kita untuk
selalu menghadapi segala sesuatu dengan kesabaran baik sesuatu yang ringan ataupun
yang sulit.
Ø
Kunci kesuksesan dalam hidup adalah
ketika kita bisa menikmati setiap titik perjuangan dan merasa bahwa hidup tidak
hanya untuk diam dan lepas dari permasalahan. Tetapi hidup adalah gerak yang
selalu berubah dan kelak semua perjuangan kita akan berlalu dengan hasil yang
sesuai.
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan Life Skill adalah usaha untuk membantu dan membimbing
aktualitas potensi peserta didik untuk mencapai sejumlah kompetensi, baik
berupa pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai yang mengarah pada kemampuan
memecahkan permasalahan hidup, menjalani kehidupan secara mandiri dan
bermartabat serta proaktif dalam mengatasi masalah.
Lemah lembut kunci keberhasilan dakwah Rasulullah SAW., karena
Rasulullah SAW berdakwah dengan mauidzatul hasanah yakni perkataan yang lemah
lembut dan sampai ke hati. Dan perkataan itu menyangkut perintah dan larangan
Allah SWT (Nahi dan Munkar) tetapi disampaikan dengan cara yang menyentuh hati.Terkadang
seseorang saling hujat padahal hanya karena berbeda persepsi. Itu dikarenakan
dia tidak memiliki mauidzatul hasanah.
Tanda-tanda kebaikan akhlak yaitu yang banyak malu, sedikit
menyakiti orang, banyak berbuat baik, benar lidahnya, sedikit berbicara dan
banyak kerja, banyak silaturrahimnya, lemah-lembut, banyak sabarnya, banyak
berterimakasihnya, banyak kasih sayangnya, murah hati kepada fakir dan miskin,
cinta pada jalan Allah, dan ikhlas atas segala ketentuan Allah Swt.
B. Saran
Jika kita tidak paham dengan pola komuikasi sekarang yang sangat bebas
ini, kita pasti akan mengalami kesulitan dalam berdakwah kepada Allah SWT. Jadi
orang yag keliru atau bersalah, jangan langsung di bully tetapi diberi nasehat
yang baik dengan perkataan yang lemah lembut yaitu tidak menyakiti hati mereka.
Ibarat batu yang keras apabila setiap hari terkena tetesan air terus-menerus
maka akan berlubang juga. Begitupun hati seseorang, sekeras apapun hatinya jika
kita bersabar dan terus bersabar kepadanya niscaya akan luluh juga hatinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Rosyid, Moh. 2007. Pendidikan Life Skill. Kudus: STAIN Kudus
Press.
Al-Ghazali, Imam. 2003. Terjemahan
Ihya’ Ulumuddin Jilid V. Semarang: CV. AsySyifa’.
Bahreisy, Salim. 1990. Terjemahan
Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid 5. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir
Al-Mishbah Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
Mushthofa, Ahmad. 1994. Tafsir Al-Maraghi Terjemahan Juz 16.
Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Hamka.
1983. Tafsir Al-Azhar Juz 13,14,15,16,17. Jakarta: Puastaka Panjimas.
KRONOLOGI
PENULIS
Nama : Renika Ulfa Lestari
TTL : Pemalang, 22 Januari 1998
Jenis
Kelamin : Perempuan
Alamat :
Ds. Bumirejo Rt/Rw 002/001
Kec. Ulujami Kab. Pemalang
Status : Mahasiswi (Hamba Allah)
Hubungan : Lajang
Hobby : Tarik Suara
Motto : Yang Penting Yakin Dan Percaya
Pendidikan :
1.
SD Negeri 02 Bumirejo (2003-2009)
2.
SMP Negeri 5 Ulujami (2009-2012)
3.
SMK Negeri 1 Ampelgading (2012-2015)
4.
S1 Pendidikan Agama Islam di IAIN Pekalongan (2015-Sekarang)
[1] Moh. Rosyid, Pendidikan
Life Skill (Kudus: STAIN Kudus Press, 2007), hlm. 57
[3] Imam Al-Ghazali, Ibid.., hlm. 173-174
[4] Salim Bahreisy, dkk, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid
5 (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990), hlm. 248-249
[5] M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan Dan
Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 305-306
[6] Ahmad
Mushthofa, Tafsir Al-Maraghi Terjemah Juz 16 (Semarang: PT. Karya Toha Putra,
1994), hlm. 156
[7] Hamka, Tafsir
Al-Azhar Juz 13,14,15,16,17 (Jakarta: Puastaka Panjimas,1983), hlm. 213
Tidak ada komentar:
Posting Komentar