PENDIDIKAN LIFE SKILL
“GENERASI
KUAT, HEBAT, MANFAAT”
(Q.S.
AN-NISAA’[4] AYAT 9)
Liya
Bahriyatu Najiyah
NIM.
2021115260
Kelas :
A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Salam Silaturahim dan Salam Rahmatan Lil Alamin.
Segala
puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’alayang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya
kepada penulis, sehingga penulis masih dapat menyelesaikan makalah ini dalam
keadaan sehat wal afiat. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita kelak mendapat syafaatnya di yaumil
qiyamah. Amin.
Penulis
juga haturkan terima kasihkepada beberapa pihak sebagai berikut:
1.
Pelabuhan
hati, yaitu Ayah dan Ibunda tercinta.
2.
Bapak
Muhammad Hufron, M.S.I. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Tafsir Tarbawi II.
3.
Teman-teman
mahasiswa IAIN Pekalongan yang budiman.
Makalah ini membahas
mengenai Pendidikan life skill yang termaktup dalam Qur’an Surat An-Nisaa’
(4) ayat 9. Ayat ini mengandung pelajaran bahwa kita sebagai muslim untuk tidak
meninggalkan anak keturunan kita menjadi generasi yang lemah tetapi menjadi Generasi
yang Kuat, Hebat, dan Manfaat (Sikubetman) untuk khalayak tanpa melalaikan anak
yatim, orang fakir dan miskin. Semoga kita selaku mahasiswa sekarang menjadi
Gererasi yang Kuat imannya, Hebat semangatnya, Manfaat ilmunya. Amin.Ya
Robbal Alamin.
Penulis menyadari
kekurangan makalah ini, oleh karena itu mohon maaf atas segala kesalahan. Kritik
dan saran penulis terima dengan lapang dada.
Terimakasih.
Wallahul Muwafiq ila Ath’ Wamith Thariq
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Pekalongan, 26 April
2017
Penulis,
Liya Bahriyatu
Najiyah
NIM. 2021115260
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia sebagai
makhluk yang sempurna (akhsani taqwim) memiliki potensi besar yang dapat
berkembang jika disentuh dengan metode, strategi, dan keinginan besar untuk
maju khususnya dalam pendidikan. Pendidikan adalah investasi jangka panjang
yang akan dipetik hasilnya setelah peserta didik menempuh waktu yang lama
disertai pembiayaan yang tidak sedikit. Jika diamati, pendidikan yang hanya
berkutat teori keilmuan semata, tanpa bekal keterampilan praktis, yang terjadi
adalah mandulnya peserta didik dalam mempersiapkan diri menuju lapangan
kerja.Menyikapi ini, pendidikan life skilldiandalkan sebagai obat
mujarab mencetakgenerasi kuat, hebat, dan manfaat.
B.
Judul
Makalah
Judul makalah ini adalah PENDIDIKAN
LIFE SKILL “GENERASI KUAT, HEBAT, MANFAAT.” (Q.S. AN-NISAA’ AYAT 9).
C.
Nash
Al-Qur’an dan Terjemah : Qur’an Surat An-Nisaa’ ayat 9 :
وَلۡيَخۡشَٱلَّذِينَ
لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ
فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا ٩
Artinya :
“Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
D.
Arti
Penting Kajian / Urgensi Mengapa Penting Dikaji.
Peringatan agartidak
meninggalkan generasipenerus yang lemah.Perintahuntuk menjadi dan mencetak generasi
unggul yang kuat fisiknya, imannya, ilmunya, hartanya dan semangatnya. Guna
menghadapi tantangan zaman, hingga pintar teknologi, berhati Qur’ani berjiwa
Islami. Pastikan kamu adalah generasi negeri ini yang kuat, hebat, dan manfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori
Pendidikan Life
Skill(Keterampilan atau Kecakapan Hidup) adalah upaya untuk mengembangkan
multipotensi yang ada pada diri peserta didik berupa kecakapan personal (personal
skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic
skill), dan kecakapan vokasional (vocasional skill).[1]Tujuan
akhir proses pembelajaran terampil adalah dimilikinya kemampuan memecahkan
masalah (problem solving) secara bertanggung jawab. Yang diharapkan dari
pendidikan life skill adalah karakter cakap, kreatif, dan mandiri.[2]
Pilar Kecakapan
Hidup:
1.
Learning
to know : Belajar untuk memperoleh pengetahuan.
2.
Learning
to be : Belajar untuk mengetahui cara belajar.
3.
Learning
to do : Belajar untuk melakukan pekerjaan.
4.
Learning
to corporate : Belajar menjadi orang yang berguna
sesuai bakat.
Komponen kecakapan
versi WHO (World Health Organization):
1.
Kecakapan personal
(personal skill): kecakapanmengenali diri sendiri (self awarness).
Keterampilan personalberupa aktualisasi diri berperan sebagai wujud eksistensi
diri dari potensi yang dimiliki setiap individu.
2.
Kecakapan
berpikir rasional (thinking rational skill)digunakan sebagai cara untuk
menggali, menemukan atau mengolah informasi dan mengambil keputusan (information
processing and decision making skill) juga memberikan kemampuan kepada
individu untuk memecahkan masalah secara rasional dan kreatif (creative
problem solving skill).
3.
Kecakapan
sosial (social skill): kecakapan antarpersonal (interpersonal skill)berupa
mampu berkomunikasi dengan sesama secara baik.
4.
Kecakapan
akademik (academic skill): kemampuan berpikir secara ilmiah yakni
mengedepankan akal (rasio) sebagai dasar berargumen, adanya data, sistematis
kronologisnya (runtut) dan mudah dipahami alur pikirnya.Keterampilan akademik
berupa mampu memahami dan mengatasi problem.
5.
Kecakapan kejuruan
(vocational / hard skill): kemampuan profesional peserta didik dalam
menghadapi tantangan dan persoalan di masyarakat. Kecakapan yang dikaitkan
dengan bidang pekerjaan tertentu di masyarakat. Keterampilan ini diperoleh
melalui proses transfer of knowledge and transfer vocasional pada diri
peserta didik dalam waktu tertentu.
Generasi Kuat Hebat
Manfaat
Generasi kuat yang dimaksud ialah kuat imannya, ilmunya,
kuat ekonomi/finansialnya, semangatnya dan kuat fisiknya. Generasi Hebat yakni
hebat dalam prestasi, karya, mimpi/cita-cita dan kesuksesan. Generasi manfaat
ialah manfaat amal dan ilmunya bagi orang-orang disekitar. Itu semua dapat
dicapai pada masa muda. Masa muda merupakan emas kehidupan.Generasi muda adalah
istilah yang mengacu kepada tahapan masa kehidupan seseorangyang berada
diantara usia remaja dan tua. Ia sudah meninggalkan masa remajanya, namun belum
memasuki masa tua. Generasi muda adalah mereka yang berusia diatas 20tahun dan
di bawah 40 tahun.[4]Generasi
muda secara psikis ia tampil dengan jiwa dan semangat yang menggebu-gebu, penuh
idealisme, segalanya ingin cepat terwujud.[5]
B.
Tafsir
Al-Qur’an
1.
Tafsir
Al-Mishbah
Ayat 9 diatas berpesan : Dan
hedaklah orang- orangyang memberi aneka nasehat kepada pemilik harta agar
membagikan hartanya kepada orang lain sehingga anak-anaknya terbengkalai,
hendaklah mereka membayangkan seandainya mereka akan meninggalkandi belakang
mereka, yakni setelah kematian mereka, anak-anak yang lemahkarena
masih kecil atau tidak memiliki harta, yang mereka khawatir terhadap
kesejahteraan atau penganiayaan atas mereka, yakni anak-anak lemah itu.
Karena itu hendaklah mereka takut kepada Allah, atau keadaan anak-anak mereka di
masa depan.[6]
2.
Tafsir
Al-Azhar
Ayat ini peringatan
kepada orang-orang yang akan mati, dalam hal mengatur wasiat atau harta benda
yang akan ditinggalkannya. Ayat ini sebagai bimbingan agar jangan meninggalkan
ahli waris, terutama anak-anak dalam keadaan lemah. Ingatlah dan janganlah
sampai waktu engkau meninggal dunia, anak-anakmu terlantar. Janganlah sampai
anak-anak yatim kelak menjadi melarat. Sebab itubertakwalah kepada Allah,
takutlah kepada Tuhan ketika engkau mengatur wasiat, jangan sampai karenaengkau
menolong orang lain, anakmu sendiri engkau terlantarkan. Dan didalam mengatur
wasiat hendaklah memakai kata yang terang, jelas dan jitu, tidak menimbulkan
keraguan bagi orang-orang yang ditinggalkan.[7]
3.
Tafsir
Al-Maraghi
Pembicaraan dalam
ayat ini masih berkisar tentang para wali dan orang-orang yang diwasiati, yaitu
mereka yang dititipi anak-anak yatim. Juga tentang perintah terhadap mereka
agar memperlakukan anak-anak yatim dengan baik, berbicara kepada mereka
sebagaimana berbicara kepada anak-anaknya, yaitu dengan halus, baik dan sopan,
lalu memanggil mereka dengan sebutan anakku, sayangku dan sebagainya. Fiman
Allah khofu ‘alaihim artinya mereka khawatir anak-anaknya menjadi
terlantar dan tersia-sia hidupnya.[8]
4.
TafsirJalalain
Hendaklah bersikap
waspada maksudnya terhadap nasib anak-anak yatim. Orang-orang yang seandainya meninggalkan
artinya hampir meninggalkan. Dibelakang mereka sepeninggal mereka keturunan
yang lemah maksudnya anak-anak yang masih kecil-kecil. Mereka khawatir terhadap
nasib mereka akan tersia-sia maka hendaklah mereka lakukan terhadap anak-anak
yatim itu apa yang mereka ingini dilakukan orang terhadap anak-anak mereka
sepeninggal mereka nanti. Dan hendaklah mereka ucapkan kepada orang yang hendak
meninggal perkataan yang benar, misalnya menyuruhnya bersedekah kurang dari
sepertiga, dan memberikan selebihnya untuk para ahli waris hingga tidak
membiarkan mereka dalam keadaan sengsara dan menderita.[9]
5.
Tafsir
Al-Qurthubi
Kasih sayang kepada
anak-anak yatim yang lemah. Peringatan agar jangan memakan harta anak yatim.
Untuk memberikan dua macam sentuhan yang kuat terhadap hati seseorang. Sentuhan
pertama menyentuh lubuk hati, hati orang-orang tua yang amat sensitif terhadap
anak-anaknya yang masih kecil. Digambarkan anak keturunan mereka patah
sayapnya, dengan tidak ada orang yang menaruh kasih sayang dan melindunginya.
Dilukiskan demikian kepada mereka tentang anak-anak yatim yang urusannya
diserahkan kepada mereka setelah anak-anak itu kehilangan (ditinggali) orang
tuanya. Mereka sendiri tidak mengetahui kepada siapa anak-anak mereka akan
diserahkan sepeninggal mereka nanti, sebagaimana dulu urusan anak-anak yatim
itu diserahkan kepada mereka.[10]
C.
Implementasi
atau Aplikasi dalam Kehidupan.
1.
Ikhlas,
solidaritas, dan totalitas menjadi mahasiswa.Cinta Ilmu, menghargai waktu,
memanfaatkan masa muda untuk kesuksesan hidup dunia dan akhirat.
2.
Selalu aktif,
berinisiatif, kreatif, inovatif, dan positif dalam mengejar dan meraih mimpi/cita-cita
hidupdengan mengembangkan skill.
3.
Miliki
kesadaranyang kuat terhadap tujuan hidup, yakni gapai Ridho Ilahi Rabbi dan bertawakal kepada Allah Ta’ala.
4.
Generasi muda
adalah generasi penerus bangsa. Pastikan kamu adalah generasi unggul kebanggaan bangsa. Yang muda
yang berkarya. Yang muda yang menggoncangkan dunia.
5.
Gunakan masa
muda mu sebelum masa tua mu untuk mencari ilmu, Gali potensi raih prestasi
tiada henti, ikhtiar sampai mati. Usia muda adalah usia emas seorang muslim. Isilah
usia emas kita dengan selalu menuntut ilmu dan memperbanyak amal sholeh.
6.
Belajar
sepanjang hayat (long life education), miliki iman yang kuat,prestasi
yang hebat, ilmu yang bermanfaat. Bersungguh-sungguh dalam belajar, menitih
ilmu dan menggapai prestasi dunia akhirat.
7.
Cerdaskan
diri dan penerus generasi negeri ini dengan cari, pahami, dan gali kecakapan
atau keterampilan hidup (life skill)mandiri dengan cara kenali
bakatminat mu, dan kembangkan itu.
8.
Bekali diri imtaq (iman taqwa) & iptek (ilmu
pengetahuan dan teknologi).
D.
Aspek
Tarbawi
1.
Generasi yang kuat lebih
senangi oleh Allah dari pada generasi yang lemah.
2.
Ajaran Islam
amat menaruh perhatian terhadap pembinaan generasi mudayang amat penting.
3.
Merasakan
masa muda adalah bagian dari nikmat. Oleh karena itu pergunakanlah masa muda
untuk hal-hal positif yang bermanfaat sebelum datang masa tua.
4.
Ciptakanlah
sejarah dan prestasi yang berarti dalam kehidupan masa muda. Sebab, masa ini
tidak akan berputar kembali.
5.
Tugas pokok generasi muda
dalam pembangunan nasional adalah menjadi penerus perjuangan bangsa dan menjadi sumber insani
dalam pembangunan nasional.[11]
6.
Membina
generasi masa depan untuk menghadapi tantangan zaman dengan pendidikan dan
pelatihan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan life skill adalah
terobosan untuk membentuk kecakapan, mengembangkanketerampilan dan mewujudkan
generasi kuat hebat manfaat. Pendidikan life skill berlandaskan pada Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 9.Allah SWT dalam
firman-Nya berpesan dan memperingatkan agar anak-anak keturunan kita supaya
tidak lemah dikemudian hari tetapi agar dibekali keterampilan hidup mandiri sehingga
dapat memenuhi kehidupannya dan memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu, warisan
harta yang cukup dan fisik yang sehat serta ilmu yang bermanfaat untuk bekal
hidupnya dimasa yang akan datang jangan lupa nanti setelah anak-anak kita
tinggalkan diibaratkansebagaimana anak yatim yang dulu pernah kehilangan orang
tua mereka.Pengangguran harus dilawan oleh pendidikan life skill. Oleh sebab
itu, setiap anak muda (pemuda-pemudi) harus memiliki life skill.
B.
Saran
Kita (umat Nabi
Muhammad SAW), adalah khoiru ummah (sebaik-baik umat). Tunjukan kalau
kita adalah SIKUBETMAN (generaSI KUat, hEBaT, MANfaat), Tak perlu tunggu hebat,
untuk menjadi kuat, guna bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Mahalli, Imam
Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, 2009. Terjemah Tafsir Jalalain
berikut Asbabun Nuzul Jilid I, penerjemah Bahrun Abubakar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo
Al-Maragi,Ahmad
Mustafa. 1993.Tafsir Al-Maragi. Semarang: Toha Putra
Asy’arie, Musa.
1989.Pemuda Perkembangan Iptek dalam Perspektif Agama. Yogyakarta: Pusat
Studi Filsafat dan Kebudayaan Islam IAIN Sunan Kalijaga
Hamka.1987. Tafsir
Al-Azhar Juzu’ 4. Jakarta: Pustaka Panjimas
Nata,Abuddin.2009.Tafsir
Ayat-Ayat Pendidikan: Tafsir Al-Ayat At-Tarbawiy. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Quth, Sayyid. 2001.
Tafsir fi zhilalil Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press
Rosyid, Moh.
2007.Pendidikan Life Skill. Kudus: STAIN Kudus Press
Shihab, M.
Quraish. 2000. Tafsir Al-Mishbah : Kesan Pesan dan Keserasian al-Qur’an.
Jakarta: Lentera Hati
PROFIL PENULIS
Nama ku Liya Bahriyatu
Najiyah, biasa dipanggil Liya. Aku tinggal di Desa Sidomulyo Dusun Semangu Gang
2 No. 48. RT 02 RW 01, Kec. Kesesi Kab. PekalonganJawa Tengah. Aku lahir pada malam
hari Ahad/Minggu Wage, 22 Juni 1998. Aku anak pertama dari dua saudara.Aku
mulai sekolah di TK Budi Mulia, Sidomulyo. Dilanjut SD N 01 Sidomulyo, terus
MTs Negeri Kesesi, dan lulusan MAN 01 Pekalongan tahun 2015. Ditahun yang sama
aku masuk ke IAIN Pekalongan, konsentrasiprogram S-1 jurusan PAI (Pendidikan
Agama Islam) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
Jadi, sekarang aku masih menjadi
pelajar/mahasiswa yang fokus kuliah konsentrasi studi PAI, motivasi aku masuk
PAI ialah untuk menjadi, dan mencetak generasi yang kuat hebat manfaat dan untuk
menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Doakan ya teman-teman. Semoga bisa
belajar dengan lancar kuliahnya, ilmunya bermanfaat dan khoirunnash Wa anfa
uhum linnash. Amin.
[1]Moh. Rosyid, Pendidikan Life Skill (Kudus: STAIN Kudus Press, 2007),
hlm. 18
[4]Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan: Tafsir Al-Ayat At-Tarbawiy
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009),hlm. 191
[6]M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah : Kesan Pesan dan Keserasian
al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm. 337
[7]Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzu’ 4 (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1987),
hlm. 274
[8]Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi (Semarang: Toha Putra,
1993), hlm. 347
[9]Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Terjemah
Tafsir Jalalain berikut Asbabun Nuzul Jilid I, penerjemah Bahrun Abubakar
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 314
[10]Sayyid Quth, Tafsir fi zhilalil Qur’an (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 287
[11]Musa Asy’arie, Pemuda Perkembangan Iptek dalam Perspektif Agama
(Yogyakarta: Pusat Studi Filsafat dan Kebudayaan Islam IAIN Sunan Kalijaga,
1989), hlm. 54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar