GEZAG
Muhammad Sofwan Amin
PRODI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kewibawaan
adalah Gezag bertujuan membawa anak menuju kedewasaan . secara berangsur-angsur anak dapat mengambil
niai hidup atau mengambil norma-norma menyesuaikan diri dengan norma itu
didalam hidupnya. Syarat mutlak dalam pendidikan ialah adanya kewibawaan pada
si pendidik . tanpa adanya kewibawaan pada si pendidik , pendidik tidak akan
berhasil dengan baik.
Dalam makalah
ini akan kami jelaskan secara rinci mengenai kewibawaan atau disebut Gezag,
fungsi Gezag dalam pendidikan dsb semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
bermanfaat bagi kita semua
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengertian Gezag ?
2. Bagaimana
kepribadian guru yang berwibawa ?
3. Apa
saja unsur-unsur dalam kewibawaan ?
4. Apa
fungsi kewibawaan dalam pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
1. agar pembaca
mengetahui pengertian Gezag.
2.
Agar mengetahui bagaimana kepribadian guru yang berwibawa,
3.
Agar mengetahui Unsur-unsur dalam kewibawaan
4.
Agar mengetahui fungsi kewibawaan dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Gezag
Gezag berasal dari kata zeggen “ berkata
“siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain
berarti mempunyai kewibawaan terhadap orang lain .
Gezag atau kewibawaan itu terdapat pada
orang dewasa , terutama pada orang tua. Dapat dikatakan bahwa kewibawaan terhadap
orang tua itu asli. Orang tua dengan langsung mendapat tugas dari tuhan untuk
mendidik anak-anaknya, suatu hak yang tidak dapat dicabut karena terikat oleh
kewajiban. Hak dan kewajiban yang terdapat pada
orang tua itu keduanya tidak dapat dipisahkan.[1]
B. Kepribadian Guru Yang Berwibawa
Posisi kehidupan guru mendapatkan itu
tentunya akan mendapatkan penilaian yang beragam dari dunia sekitarnya sehingga
di suatu masa guru disanjung dan dipuja .dalam hal ini anda akan mempelajari
tentang hakikat kompetensi kepribadian guru, kompetensi kepribadian guru
mencakup sikap (attitude) nilai-nilai
kepribadian sebagai elemen perilaku.[2]
kepribadian yang harus ada oleh seorang
guru adalah kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
Kepribadian berwibawa memiliki indikator essensial, yaitu memiliki perilaku
yang berpengaru positif terhadap proses dan hasil belajar siswa , perilaku yang
disegani dan berakhlak mulia yang bertindak sesuai dengan norma-norma agama
(iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan merupakan perilaku yang
sangat diteladani siswa. Gurupun harus memiliki kelebihan dalam nilai-nilai
spiritual, emosional, moral, sosial dan inteektual dalam kepribadiannya. Serta
memiliki pengetahuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi hingga sampai seni,
sesuai bidang yang dikembangkan..
maka dengan adanya kepribadian yang
berwibawa maka maka proses dalam kegiatan belajar mengajar akan terlaksana
dengan baik dan benar, siswa mematuhi apa yang ditugaskan oleh guru.
Kewibawaan harus dimiliki oleh seorang
guru, sebab dengan kewibawaan proses belajar mengajar akan terlaksana dengan
baik ,berdisiplin dan terti. Dengan demikian kewibawaan bukan taat dan patuh
pada peraturan yang berlaku sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh guru.
C.
Unsur-Unsur yang menentukan kewibawaan
Kewibawaan adalah manifestasi lain dari
kepribadian guru. Kewibawaan sejati tidak diperoleh dengan penyalah gunaan
kekuasaan dengan ancaman, tetapi dari kematangan pribadhi , keluasan ilmu dan
moralitas dan manifestasi perilaku sehari- harinya. Kewibawaan dapat diartikan
sebagai “daya pribadhi “ pada diri seorang individu yang sedemikian rupa
sehingga membuat pihak lain tertarik, bersikap mempercayai, menghargai secara
instrinsik (sadar dan ikhlas). Kewibawaan seorang guru dipengaruhi oleh beragam
faktor, baik internal ataupun eksternal, formal ataupun informal, material
maupun non material, tampak atau tidak tampak, semu atau asli. Dari sisi sifat
kewibawaan bersifat relati dan dan situasional , dengan demikian ada guru yang
sangat berwibawa pada posisi tertentu,
Ada empat unsur kewibawaan seseorang
sitentukan oleh seorang guru.
1. Keunggulan.
Seorang guru akan diakui kewibawaanya
karena memilikimkompetensi sebagai sumber keunggulan yang mencakup kompetensi
profesional, personal, sosial, fisik, moral, dan spiritual.
2. Rasa percaya diri.
Dengan kepercayaan diri yang kuat ,
seorang akan tampil lebih meyakinkan dengan wibawa yang mantap sehingga dapat
mempengaruhi orang lain. Rasa percaya diri lebih banyak menggambarkan kualitas
kepribadian seeorang yang yang bersumberan pada konsep diri.
3. Ketepatan dalam pengambilan keputusan.
Bentuk dan mutu keputusan akan menentukan
kewibawaan, makin tepat seseorang guru mengambil keputusan, terutama dalam situasi
kritis dan mendesak, maka makin besar kemungkinan untuk mendapatkan pengakuan
terhadap kewibawaan seorang pendidik tersebut.
Salah satu menjaga kewibawaan adalah
dengan memberi keteladan. Tidak akan ada wibawa tanpa adanya keteladanan .
ungkapan dari tokoh K.H Dewantoro, ing ngarso sing tuladha , adalah kata-kata
hikmah yang sangat relevan dalam usaha penegakan disiplin
D. Fungsi Kewibawaan dalam Pendidikan
Dilihat dari realitanya Mendidik itu memang berkaitan dengan penanaman
nilai terhadap individu , singkatnya bagaimana kepribadian seorang individu
dibentuk. Artinya pendidikan dimaksudkan untuk pembentukan cara berpikir
seseorang dalam memandang hidup dan bagaimana cara pendidikan ini mempengaruhi
tingkah lakunya dengan demikian pendidikan harus berbasisi akidah dan ini
berakibat falsafah pendidikan haruslah berbasis idiologi sebagai akibat
lanjutan.[3]
dan kewibawaan pendidikan yaitu menolong
dan memimpin si anak kedalam kearah kedewasaannya. Bahwa kurang lebih umur tiga
tahun pada anak terdapat permulaan pembentukan kepribadaian ( pembentukan
“aku”), terdapat suatu kemungkinan untuk menurut anak itu sendiri yang
menghendakinya. Tentu saja hal ini tidak segera ada dalam bentuk yang sempurna.
Itu semua harus dicapai pada masa dewasa , jadi harus mengalami perkembanagan.
Oleh karena itu penggunaan kewibawaan harus dilalui dengan faktor sebagai
berikut.
1. dalam menggunakan kewibawaan tersebut
hendaklah didasarkan atas perkembangan anak itu sendiri sebagai pribadhi.
Pendidik hendaklah mengabdi kepada pertumbuhan anak yang belum selesai
perkembangannya. Dengan kebijaksanaan pendidik hendaklah anak dibawa kearah
kesanggupan memakai tenaganya dan pembawaannya yang tepat.
2. pendidik hendaklah memberi kesempatan
kepada anak untuk bertindak atas inisiatif diri sendiri anak harus diberi kesempatan cukup untuk
untuk melatih diri bersikap patuh, karena anak dapat bersiakap tidak patuh.
Jadi dengan wibawa itu hendaklah pendidik berangsur-angsur mengundurkan diri
sehingga tidak diperlukanlagi. Mendidik anak berarti mendidik untuk dapat
berdiri sendiri.
3. pendidik hendaknya menjalan nkan
kewajiban pendidikan tersebut atas dasar cinta kepada si anak. Ini berarti
bermaksud hendak berbuat sesuatu untuk kepentingan si anak . jadi bukannya
memerintah melarang kepentingan diri sendiri.cinta itu perlu untuk pekerjaan
pendidik, sebab dari cinta atau kasih sayang itul;ah timbul kesanggupan untuk
selalu bersedia berkorban untuk sang anak, selalu memperlihatkan kebahagiaan
untuk anak yang sejati.[4]
Jadi jelas bahwa kepribadian kewibawaan yang
dimiliki oleh seorang guru memandang anak sebagai makhluk individu dengan
segala perbedaan dan persamaan. terhadap peserta didik yang akan mempengaruhi kegiatan mengajar guru
dikelas. Karena pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah. Dan akan mempengaruhi tingkah laku seorang guru terhadap
pendidik dalam sikap kewibawaanya atau sikap sikap lain yang dapat
diteladaninya.[5]
Pada awal masa kanak kanaknya mereka akan mengidentifikasi
dirinya dengan ibu, ayah, dan guru-gurunya ataupun orang lain yang dekat
dengannya. Sedangkan pada masa masa selanjutnya sesuai dengan perkembanangan
pergaulan dan pandangan anak anak mulai mengidentifikasi dirinya dengan tokoh
tokoh, pahlawan-pahlawan, pimpinan masyarakat atau orang orang yang berprestasi
dalam bidang apapun sejalan denganm tumbuhnya usia, biasanya anak mulai
memberontak pada disiplin yang diterapkan dirumah atau di sekolah. Pada
kewibawaan akan bisa mengisi jaerak dan meletakkan dasar penting bagi
perkembangan moral anak.[6]
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Gezag berasal dari kata zeggen “ berkata “siapa yang perkataannya
mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain. Gezag atau kewibawaan itu
terdapat pada orang dewasa , terutama pada orang tua. Dapat dikata kepribadian yang harus ada oleh seorang
guru adalah kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
Kepribadian berwibawa memiliki indikator essensial, yaitu memiliki perilaku
yang berpengaru positif terhadap proses dan hasil belajar siswa , perilaku yang
disegani dan berakhlak mulia yang bertindak sesuai dengan norma-norma agama
(iman dan takwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan merupakan perilaku yang
sangat diteladani siswa. kan bahwa kewibawaan terhadap orang tua itu asli.
Daftar Pustaka
Satori,
Djam’an i. 2011. Profesi Keguruan.
Jakarta : Universitas Terbuka,
Purwanto, Ngalim.2000. Ilmu pendidikan
Teoritis dan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Djamarah, Syaiful Bahri dan
Zain, Aswan. 2006 “strategi
Belajar Mengajar” Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Mustakim, Zaenal . 2017Strategi
dan Metode Pembelajaran:Matagraf Yogyakarta
Sumantri,
Mulyani.2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : Universitas Terbuka
[1] M. Ngalim Purwanto, Ilmu pendidikan Teoritis dan Praktis
(cet ke -13, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2000), hlm 48-49.
[2] Djam’an Satori, Profesi Keguruan, (cet ke-13, Jakarta :
Universitas Terbuka, 2011) hlm 2.4
[3] Drs. H. Zaenal
Mustakim,M.ag, Strategi dan Metode
Pembelajaran (cet:ke-5:Matagraf Yogyakarta ,2017)hal :58
[4] Ngalim Purwanto, op cit. Hlm 50-53
[5] Drs. Syaiful Bahri
Djamarah, M.ag. dan Drs. Aswan Zain “strategi
Belajar Mengajar” (cet ke 3 Jakarta: PT Asdi Mahasatya
[6] Mulyani Sumantri, “Perkembangan Peserta Didik”, (cet ke-1, Jakarta :
Universitas Terbuka ,2011)hlm. 3.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar