“MANAJEMEN KELAS”
Cara Merencanakan Manajemen Kelas
Luluk Kusuma Hayati
(2023116163)
Kelas B
PRODI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala Puji & Syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudu l “Manajemen Kelas” dengan subtema ” Cara Merencanakan Manajemen Kelas”.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya penulis mengalami beberapa kendala seperti mencari sumber buku referensi yang sesuai dengan tema dan subtema, serta kesulitan pada pemahaman terhadap pembahasan sub tema tersebut. Semua ini tidak akan terlaksana dengan lancar, apabila tidak adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik itu teman-teman saya dan lainnya, termasuk dosen yang sudah menyediakan buku untuk referensi dan lainnya.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, selaku penulis saya mengharapkan masukan, kritik dan saran dari pembaca agar dapat menyempurnakan pembuatan makalah untuk selanjutnya. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Pekalongan, 06 November 2017
|
Penulis
|
Luluk Kusuma Hayati
| ||
Nim.2023116163
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema:
Manajemen Kelas
B. Sub Tema:
Cara Merencanakan Manajemen Kelas
C. Pentingnya Dikaji:
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan saran pengajaran serta mengendalikannya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran.
Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu: mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan seperti menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kelas
Menurut bahasa manajemen kelas berasal dari dua kata, yaitu: manajemen dan kelas. Manajemen sendiri adalah sebuah proses dalam perencanaan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan kelas adalah ruang kelas. Sementara menurut istilah, Syaiful Bahri Djamarah mendefinisikan manajemen kelas sebagai suatu upaya untuk mendukung proses interaksi edukasi mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu, menurut Jamil Suprihatiningrum, manajemen kelas adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfer pembelajaran yang optimal. Tambahan pula, manajemen kelas merujuk pada penyediaan fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar peserta didik yang berlangsung pada lingkungan sosial, emosional, dan intelektual di dalam kelas menjadi sebuah lingkungan belajar yang membelajarkan.
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat dikemukakan bahwa manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan.
B. Cara Merencanakan Manajemen Kelas
Beberapa rencana manajemen kelas, antara lain:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis Masalah, yaitu:
a. Ruang lingkup masalah dapat dibagi menjadi beberapa point, yaitu:
1. Metode mengajar
2. Strategi belajar
3. Prosedur evaluasi
4. Penanaman maupun perubahan sikap dan nilai
5. Pengembangan profesionalisme guru dan pengelolaan.
b. Identifikasi Masalah. Beberapa kriteria yang dapat dikategorikan dalam empat perspektif islam dalam mengukur suatu kelayakan masalah, sebagai berikut:
1. Perspektif keilmuan, yakni berguna bagi pengembangan teori suatu ilmu.
2. Perspektif metode keilmuan, yakni mengembangkan metode keilmuan.
3. Perspektif kepentingan baru dan kegunaannya, yakni nilai praktis dan penelitian.
4. Perspektif teknis dan situasional, yakni mengembangkan cara atau teknik tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi.
c. Membuat Rencana tindakan.
Pada prinsipnya tindakan yang dierncanakan hendaknya:
1. Membantu guru dalam: mengatasi kendala pembelajaran dikelas, bertindak secara lebih tepat guna dalam kelas.
2. Membantu guru menyadari potensi baru untuk melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja.
Dalam melakukan proses perencanaan, guru harus berkolaborasi sejawat melalui diskusi untuk membahas bahasa apa yang akan dipakai dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan dalam kelas.
Pokok-pokok kegiatan rencana adalah:
a. Identifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah.
b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM.
c. Menentukan pokok bahasan
d. Mengembangkan skenario pembelajaran
e. Menyusun LKS (Lembar Kerja Siswa)
f. Menyiapkan sumber belajar
g. Mengembangkan format evaluasi
h. Mengembangkan format observasi pembelajaran
i. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.
d. Mengolah dan Menafsirkan Data dilakukan melalui kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan dengan kegiatan:
1. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan dalam pembelajaran.
2. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tindakan dan skenario pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang menantinya akan digunakan pada siklus berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan dan penafsiran data adalah:
1. Data yang terkumpul melalui pengamanan dianalisis
2. Data tersebut tentang perubahan perilaku, sikap, motivasi, dan hasil belajar siswa melalui tes maupun catatan terhadap pelaksanaan PBM yang dilakukan oleh guru
3. Data tersebut kemudian diinterpretasikan dalam bentuk narasi (deskriptif) kualitatif
4. Data bisa ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik.
C. Penelitian Tindakan Kelas
a. Awal Perkembangan Penelitian Tindakan Kelas
Metode, teori atau hasil penelitian telah terakumulasi sehingga membentuk tradisi penelitian yang berbeda dengan yang dilakukan saat ini. Penelitian kualitatif di bidang pendidikan berakar pada banyak disiplin ilmu, termasuk didalamnya penelitian-penelitian yang dilakukan pada ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, psikologi, atau sejarah; juga humaniora seperti sastra, filsafat, ataupun seni; serta pada kajian-kajian interdisipliner lainnya. Sebagai contoh, etnografi berasal dari antropologi, teori grounded dari sosiologi, biografi dari sejarah.
Salah satu dari kajian inkuiri yang termasuk kualitatif adalah penelitian emansipatoris tindakan, yang merupakan studi mikro untuk membangun ekspresi kongrit dan praktis aspirasi perubahan dunia sosial(atau pendidikan) untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja para pratisinya.
b. Pengaruh Aliran Postmodernisme
Tidak dapat dipungkiri, bahwa para peneliti kualitatif banyak yang berpengaruh pada aliran postmodernisme, yang menghendaki pendekatan inkuiri, yang menolak upaya-upaya ilmiah dari kemapanan penelitian profesional yang cenderung berstruktur kekuasaan. Penelitian demikian disebut pascapositifistik, untuk membedakannya dengan penelitian yang memakai alur pikir hipotetik-deduktif-verifikatif.
c. Tradisi Penelitian Kualitatif
Tradisi Penelitian
|
Mengkaji
|
I. Investigasi pengalaman hidup
1. Psikologi kognitif
2. Riwayat hidup
3. Fenomenografi
4. Fenomenologi
|
1. Strutur dan proses mental individu dalam berbagai situasi.
2. Pengalaman hidup sesorang tentang kenyataan.
3. Konseptualisasi seseorang tentang kenyataan
4. Kenyataan seperti tampaknya bagi seseorang
|
II. Investigasi Masyarakat & Kebudayaan
1. Kajian kebudayaan dan teori kritis
2. Penelitian tindakan emansipatoris
3. Etnografi
|
1. Hubungan kekuasaan dalam sebuah kebudayaan
2. Upaya refleksi dari para praktisi untuk meningkatkan kinerjanya
3. Karakteristik pola dan penampilan kebudayaan.
|
III. Investigasi Bahasa & Komunikasi
1. Analisis isi etnografis
2. Etnografi komunikasi
3. Etnosains
4. Hermenetik
|
1. Isi dokumen dalam perspektif kultural
2. Bagaimana anggota elompok suatu budaya menggunakan pidato dalam kehidupan sosialnya.
3. Sistem semantik dalam suatu kebudayaan
4. Proses untuk memahami makna sebuah teks.
|
d. Pelaksanaan Penelitian Kelas
Upaya lebih menjelaskan pemahaman tentang penelitian tindakan kelas, berikut disajikan beberapa contoh dalam melakukan kegiatan tersebut;
1. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS di Sekolah Dasar melalui pendekatan Cooperative Learning.
2. Pelaksanaan pembelajaran terpadu untuk IPS SD dengan tema Transportasi dalam kehidupan
3. “Conflict Resolution” dalam pembelajaran sejarah sebagai sarana pengembangan kesadaran sejarah siswa.
D. Perencanaan RCM (Reliablity Centered Maintenance)
Perencanaan RCM adalah perencanaan dengan ruang lingkup sekolah, berupa perbaikan perilaku yang mampu meningkatkan kapasitas sekolah untuk mendidik semua siswanya dengan aman dan efektif. Perencanaan RCM menerapkan sistem penduung berbasis fakta untuk memaksimalkan kesempatan mengajarkan materi akademis sekaligus perilaku pro sosial. Karakteristik-karakteristik berikut ini tercakup dalam perencanaan, yaitu:
· Menggunakan pendekatan berbasis tim untuk mengidentifikasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi praktik-praktik lainnya, dan orang tua siswa.
· Memiliki dukungan untuk upaya-upaya peningkatan sesuai dengan alokasi anggaran dana, personal dan sumber daya lainnya.
· Menerapkan praktik-praktik hasil riset yang terpercaya.
a. Tiga Prinsip Utama RCM
1. Tanggung jawab harus diajarkan dan disertakan bersama pengajaran di dalam kelas yang ramah dan menarik.
2. Standar, panduan, dan perilaku ekspektasi menggantikan tata tertib kelas dan sekolah yang kaku
3. Konsekuensi mengajarkan siswa untuk memperbaiki sendiri perilakunya yang tidak benar, dan mengasumsikan tanggung jawab yang harus dipikul atas tindaka-tindakan yang dilakukannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kelas menurut konsepsi alam dapat diartikan sebagai upaya mempertahankan ketertiban kelas. Menurut konsepsi modern manajemen kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tetap terhadap problem dan situasi kelas. Manajemen kelas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karena situasi dan kondisi kelas memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
B. Saran
Di masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, oleh karena itu, guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Mustari, Muhammad. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mustakim, Zaenal. 2017. STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN. Pekolangan: IAIN Pekalongan Press.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Wiraatmadja, Rochiati. 2010. METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Bluestein, Jane. 2013. MANAJEMEN KELAS. Jakarta: PT Indeks.
Profil penulis :
Luluk Kusuma Hayati, yang bertempat tanggal lahir di Pekalongan, 12 juli 1998. Tinggal di Desa Podo Kec. Kedungwuni Kab. Pekalongan. Pendidikan awal di TK Muslimat NU Ambokembang tahun lulusan 2003/2004. Pendidikan dasar di MI Walisongo Ambokembang 02 tahun lulusan 2009/2010. Pendidikan menengah pertama di SMP Islam Walisongo KDW tahun lulusan 2012/2013. Dan pendidikan menengah atas di MAS Simbang Kulon tahun lulusan 2015/2016. Tahun 2016/2017 menjadi mahasiswa di IAIN PEKALONGAN.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar