“MANAJEMEN KELAS”
(MANAJEMEN
KELAS YANG EFEKTIF DAN EFISIEN)
2023116186
KELAS
B
JURUSAN
PGMI
JURUSAN
PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah swt atas berkat dan rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam saya panjatkan kepada
Nabi Muhammad saw, karena tanpa adanya beliau mungkinlah kita terbebas dari
zaman kebodohan.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas “Strategi Belajar
Mengajar”. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada:
1.
Kedua
orang tua saya yang selalu menyanyangi dan mendukung saya dalam mengikuti mata
kuliah ini.
2.
Bpk.
Dr. H. Ade Dedi Rohayana,M.Ag. selaku rektorat IAIN Pekalongan.
3.
Bpk.
Muhammad Hufron,M.SI. selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar.
4.
Teman-teman
yang saya sayangi yang senantiasa selalu menemani saya dalam membuat makalah
ini.
Saya
telah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan makalah ini,apabila terdapat
kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini saya menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Pekalongan, 09 November 2017
Penulis
Haizatul Faizah
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Tema
:
Manajemen Kelas
B.
Sub
tema :
Manajemen Kelas yang Efektif dan Efisien
C.
Mengapa
penting dikaji :
Setiap guru masuk kedalam kelas,
maka pada saat itulah ia menghadapi dua masalah pokok, yaitu : masalah pengajaran
dan masalah manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu anak didik
dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung, misalnya membuat
satuan pembelajaran, penyajian informasi, mengajukan pertanyaan, evalasi, dan
masih banyak lagi. Sedangkan masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar
dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Misalnya, memberi penguat,
mengembangkan hubungan guru-anak didik, membuat aturan kelompok yang prodktif.
Kadang-kadang sukar untuk dapat membedakan mana masalah pengajaran dan mana
maslah manajemen. Masalah pengajaran harus di atasi dengan cara pengajaran, dan
masalah pengelola kelas dibatasi dengan cara pengelolaan. Pengelolaan kelas
adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Yang termasuk kedalam hal ini misalnya adalah, penghentian tingkah
laku anak didik yang menyelewengkan
perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu penyelesian tugas oleh
siwa, atau penetapan norma kelompok yang produktif. Sebaliknya masalah
pengelolaan berkaian dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi
sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
dan efisien demi berlangsungnya tujuan pembelajaran. Dengan demikian
pengelolaan atau manajemen kelas yang efektif dan efisien adalah syarat bagi
pengajaran yang efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Kelas
Secara terminology, manajemen kelas
berasal dari dua kata, yaitu : manajemen dan kelas, yang berarti pengaturan
ruang kelas. Menurut Jamil Suprihatiningrum,manajemen kelas adalah upaya yang
dilakukan pendidik untuk mewujudkan atmosfir pembelajaran yang optimal.
Tambahan pula, manajemen kelas merujuk pada penyediaan fasilitas untuk
menunjang kegiatan belajar peserta didik yang berlangsung pada lingkungan
social, emosional, dan intelektual didalam kelas menjadi sebuah
lingkunganbelajar yang membelajarkan.[1]
Definisi lain dari pengelolaan kelas adalah suatu usaha dengan sengaja
dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran.[2]
B.
Tujuan dan Fungsi Manajemen Kelas
Menurut Suharsmi Arikunto, manajemen
kelas bertujuan agar setiap peserta dididk di dalam kelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Ketercapaian tersebut dapat ditujukan dengan beberapa indicator sebagaimana
dijelaskan dibawah ini:
1.
Setiap
peserta didik terus bekerja. Hal ini berarti bahwa tidak ada peserta didik yang
mengalami kendala dalam proses pembelajaran karena tidak tahu akan tugas yang
harus dilakukan atau tdak dapat mengerjakan tugas yang diberikan.
2.
Setiap
peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar tanpa membuang waktu. Hal ini
mengindikasikan bahwa setiap peserta didik akan bekerja secepatnya agar dapat
menyelesaiakan tugas yang diberikan dengan cepat.
Adapun fungsi
manajemen kelas dalam proses pembelajaran sangat mendasar sekali karena kegiatan
guru dalam mengelola kelas meliputi pengelolaan tingkah laku peserta didik
dalam kelas, penciptaan iklim sosio-emosional, dan pengaturann proses
pembelajaran kelompok.[3]
Fungsi tersebut dapat dijabarkan beberapa tugas yang harus
dilakukan guru dalam kegiatan manajemen kelas yaitu :
1.
Membantu
kelompok dalam membagi tugas
2.
Membantu
pembentukan kelompok
3.
Membantu
kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi
4.
Membantu
individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelas
5.
Membantu
prosedur kerja
6.
Mengubah
kondisi kelas.[4]
C.
Manajemen Kelas yang Efektif dan Efisien
Keterampilan manajemen kelas menduduki posisi primer dalam
menentukan kebrhasilan proses pembelajaran. Lingkungan blajar yang efekti
cenderung lebih sukses dari pada guru sekedar memerankan diri sebagai figure
otoritas atau penegak disiplin belaka.
Kinerja manajemen kelas yang efektif memungkingkan lahirnya roda
penggerak bagi penciptaan pemahaman diri, evaluasi didri, dan internalisasi
control diri, pada peserta didik.
Mempersiapkan manajemen kelas yang efektif dan efisien dapat
diorganisasikan kedalam tiga topic utama seperti berikut :
1.
Menetapkan
Aturan dan Prosedur
Memikirkan
sejenak tentang apa yang terjadi jika prosedur atau aturan tiba-tiba rusak atau
tidak digunakan lagi. Kelas membutuhkan aturan dan prosedur untuk mengatur
kegiatan. Aturan adalah pernyataan yang menyebutkan apa yang disiapkan untuk
dilakukan. Sementara itu, prosedur adalah carauntuk menyelesikan pekerjaan atau
kegiatan lainnya, yang sering dibuat dalam bentuk tertulis. Manajemen kelas
yang efektif dan efisien menghabiskan cukup banyak waktu untuk mengerjakan
berbagai prosedur kepada peserta didik.[5]
Berikut
ini merupakan empat peraturan uum yang meliputi banyak perilaku diluar
kelas :
Peraturan 1 : Hormati dan bersikap sopan lah kepada semua orang. Peraturan ini bersifat umum, pastikan untuk memberikan teladan dan
penjelasan yang memadai sehingga baik guru maupun para siswa dapat memahami
dengan jelas maksud nya. Guru harus mendefinisuikan apa itu sopan, dan guru mungkin
memperluas definisi ini untuk mencangkup jangan menabrak, berkelahi, atau
mengejek. Guru mungkin juga ingin menekankan bahwa “semua orang” berarti
teruntuk guru juga.
Peraturan 2 : Bergegas dan bersiap-siaplah. Peraturan ini meliputi panduan yang menekankan pentinya tugas
tugas di sekolah. Bergegas mungkin di maksudkan pada permulaan jam pelajaran
(di pagi hari), perpindahan ke kerja kelompok, dan berpindah ke ugas
individual. Bersiap-siap menekankan pentingnya memiliki material, serta sikap
mental yang tepat, agar berhasil dalam tugas-tugas di sekolah.
Peraturan 3 : Simaklah dengan seksama sementara siswa lainny sedang
bicara. Peraturan ini akan mencegah
celetukan dan gangguan mata pelajaran lainnya. Guru bisa mengunakan diskusi
mengeni peraturan ini untuk mengajarkan para siswa bagaimana berkomentar atau
mengajukan pertanyaan ( misalnya, mengangkat tangan dan menuggu hingga
ditunjuk).
Peraturan 4 : Patuhi seluruh peraturan sekolah. Menyertakan peraturan ini memberikan guru kesempatan untuk
membahas peraturan sekolah manapun yang berkaitan dengan pengawasan guru
terhadap para siswa diluar ruang kelas, (seperti ditaman bermain atai di
kantin). Hal itu mengingatkan para siswa bahwa peraturan sekolah berlaku diluar
kelas serta di luar ruang kelas. Peratura tersebut juga menunjukkan bahwa guru
akan mengawasi perilaku mereka dalam wilyah-wilayah yang dicakupi oleh
peraturan sekolah.[6]
Sementara aturan-aturan menyediakan standar-standar bagi perilaku
siswa, prosedur-prosedur membangun rutinitas yang harus diikuti oleh semua
siswa dalam aktifitas sehari-hari. Rutinitas-rutinitas tersebut meliputi aktivitas-aktivitas
sebagaimana berikut :
a. memulai hari sekolah
a. memulai hari sekolah
b. berurusan dengan absensi dan keterlambatan
c. masuk dan meninggalkan kelas.
d. membuat perubahan dari satu aktivitas ke aktivitas lain.
e. menyerakan tugas.
f. menajamkan pensil.
g. meminta bantuan[7]
2.
Menjaga
Aturan dan Prosedur
Manajemen kelas yang efektif dan efisien pada umumnya hanya
mnetapkan beberapa aturan prosedur saja, mengajarkannya dengan cermat kepada
peserta didik, dan menjadikan prosedur tersebut sebagai sesuatu yang rutin, dengan
digunakan secara konsisten. Untuk mengawasi perilaku ruang kelas secara
efektif, guru harus mengetahui apa yang dicari.
3.
Menjaga
konsistensi.
manajemen kelas yang konsisten dalam merencanakan dan melaksanakan
prosedur dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dengan cepat dan pasti.
Untuk menjaga konsistensi dalam manajemen kelas, guru dpat mempertimbangkan
berbagai hal sebagai berikut :
a.
Komunikasi
dengan jelas tugas-tuas dan persyaratan untuk menyelesaikannya.
b.
Bagaimana
cara kerja prosedur untuk memantau prose belajar peserta didik.
c.
Konsisten
dalam memeriksa tugas-tuga yang telah dikerjakan.
d.
Memberikan
umpan balik yang tepat pada hasil belajar peserta didik.[8]
D.
Faktor Keberhasilan Manajemen Kelas
1.
Kondisi
Fisik
Lingkungan fisik
tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud
meliputi:
a.
Ruang
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Ruangan
belajar harus memungkinkan semua siswa
bergerak leluasa tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara
siswa yang satu dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar.
Besarnya ruangan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang
melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut menggunakan hiasan, pakailah
hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b.
Pengaturan
tempat duduk yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan
demikian guru dapat mengontrol tingkah laku. Pengaturan tempat duduk akan
mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.
c.
Ventilasi
dan pengaturan cahaya
Suhu,
ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengatur karena sudah ada)
adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena
itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d.
Pengaturan
penyimpanan barang-barang
Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai bila diperlukan dan
akan dipergunakan bagi kepentingan belajar. Barang-barang yang karena nilai
praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku pelajaran,
pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa. Tentu saja masalah
pemeliharaan juga sangat penting dan secara veriodik harus dicek dan recek. Hal
lainnya adalah pengamanan barang-barang tersebut, baik dari pencurian maupun
barang-barang yang mudah meledak atau terbakar.
e.
Pengaturan
keindahan dan kebersihan kelas
Pengaturan
keindahan dan kebersihan kelas mencakup penataan hiasan dinding, penempatan
lemari seperti lemari untuk buku yang ditempatkan di depan kelas dan alat-alat
peraga diletakkan di belakang, dan pemeliharaan kebersihan. Misalnya peserta
didik bergiliran membersihkan kelas, sedangkan guru memeriksa kebersihan dan
ketertiban kelas.[9]
f.
Rak
buku
Rak
buku merupakan miniatur perpustakaan. Istilah rak buku kelas dengan buku-buku
baru pada setiap saat dan demonstrasikan isi budaya membaca buku pada anak. Rak buku ini membawa pesan
membaca.[10]
2. Peserta Didik
Peserta didik
dipandang sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya. Dengan
alasan ini, kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok
mempertimbangkan peninjauan pada aspek perbedaan individual pesera didik yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Postur
tubuh peserta didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan di barisan belakang.
b.
Peserta
didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran hendaknya
ditempatkan di depan.
c.
Peserta
didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d.
Peserta
didik yang mempunyai kecakapan dalam berdiskusi dikelompokkan dengan anak yang
pendiam.
e.
Peserta
didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu peserta didik lainnya lebih
baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.
Pengelompokkan
peserta didik seperti disebutkan di atas dimaksudkan agar kelas tidak
didomonasi oleh satu kelompok sehingga akan terwujud persaingan belajar yang
positif. Jenis pengaturan peserta didik ada dua macam, yaitu:
a.
Pembentukkan
organisasi merupakan langkah awal untuk melatih dan membina peserta didik dalam
hal berorganisasi. Mereka dilatih untuk bertangguing jawab atas tugas yang
dipercayakan.
b.
Pengelompokkan
peserta didik yang bermacam-macam dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Pengelompokkan
ini dapat ditinjau dari segi waktu, kecepatan, dan sifatnya, yang dapat
disajikan sebagai berikut:
a.
Pengelompokkan
berdasarkan waktu yang meliputi kelompok jangka pendek dan kelompok jangka
penjang.
b.
Pengelompokkan
berdasarkan kecapatan kelompok nyang mencakup peserta didik cepat dan kelompok
peserta didik lambat, dan
c.
Pengelompokkan
berdasarkan sifat yang terdiri dari
kelompok untuk mengatasi alat pelajaran, kelompok atas dasar inteligensi
atau individual, kelompok atas dasar minat individual, kelompok untuk pembagian
pekerjaan, kelompok belajar secara efisien menuju suatu tujuan.[11]
2.
Kondisi
Sosio-Emisional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas
akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pengelolaan kelas, kegairahan
siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional
tersebut meliputi:
a.
Tipe
kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan
guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas.
b.
Sikap
guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa
yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat
dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki.
c.
Suara
guru
Suara guru walaupun bukan faktor
yang besar, turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.[12]
BAB III
KESIMPULAN
Manajemen kelas adalah usaha untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses belajar
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Manajemen kelas
mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Dalam mempersiapkan manajemen
kelas yang efektif dapat diorganisasikan melalui bebrapa topic, serta mempunyai
beberapa faktor yang dapat membangun keberhasilan proses belajar mengajar melalui
manajemen kelas yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, syaiful bahri. 2013. Strategi belajar mengajar. Jakarta.
Pt rineka cipta
Evertston, Carolyn M. 2011. Manajemen kelas untuk guru sekolah
dasar. Jakarta : kencana
Fathurrohman, pupuh. 2009. Strategi Belajar Mengajar,
Bandung:PT.Refika Aditama
Jacobsen, david A. 2009. Methods for teaching. Yogyakarta : Pustka
Pelajar
Majid, abdul. 2006. Perencanaan pembelajaran. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya
Mustakim, zaenal. 2017. Strategi dan metode pembelajaran.
pekalongan. IAIN press
Mustakim, zaenal. 2017. Strategi dan metode pembelajaran, edisi
revisi.pekalongan. IAIN press
PROFIL
Nama :
Haizatul Faizah
TTL :
Pekalongan, 06 Januari 1998
Alamat :
Jl. Raya Gatot Subroto
Riwayat Pendidikan:
1.
RA Banyuurip Ageng
2.
MIS Simbang Kulon
3.
MTs S Simbang Kulon II
4.
MAS Simbang Kulon
5.
Sedang menempuh pendidikan S1 jurusan PGMI di IAIN Pekalongan
[1]
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, edisis revis (pekalongan:
IAIN press, 2017), hlm. 204
[2]
Syaiful bahri djamarah, strategi belajar mengajar (Jakarta: PT Rineka cipta,
2013), hlm. 176
[3]
Ibid, Zaenal mustakim, hlm. 205-206
[4]
Zenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran (pekalongan: IAIN press,
2017), hlm. 204
[5]
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, edisis revis (pekalongan:
IAIN press, 2017), hlm. 219
[6]
Carolyn M. Evertston dan Edemund T. Emmer, Manajemen Kelas untuk Guru Sekolah
Dasar (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.31-32
[7]
David A. Jacobsen dkk, Methods For Teaching (Yogyakarta : Pustka
Pelajar, 2009), hlm. 48
[8]
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, edisis revis (pekalongan:
IAIN press, 2017), hlm 220
[9]Abdul Majid,
Perencanaan Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.
167-169.
[10] Pupuh
Fathurohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:PT.Refika Aditama,
2009), hlm. 111.
[11] Zaenal
Mustakim, op.cit. hlm. 218-219.
[12] David A.
Jacobsen, op.cit. hlm. 47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar