MAKALAH
DORONGAN UNTUK MEMANFAATKAN PANCA INDERA SEMAKSIMAL MUNGKIN
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun Oleh:
Dyah Rahmawati
NIM: 2021110100
KELAS C
JURUSAN TARBIYAH ( PAI )
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
PENDAHULUAN
Panca indera merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepada kita. Namun kita sering kali jarang memikirkan akan pentingnya keberadaan hal itu. Dan juga tidak dipungkiri kadang kita sering tidak bersyukur akan adanya hal itu. Dengan tidak menjaga secara baik apa yang sudah dititipkan oleh Allah kepada kita mengenai panca indera. Padahal hal ini yang selalu menyertai kita dalam menjalani kehidupan.
Agar bisa mensyukuri terkadang kita perlu membuat perbandingan dengan saudara-saudara kita yang panca inderanya tidak berfungsi normal seperti kita. Namun mungkin perbandingan itu belum begitu mengena. Dan akan lebih mengena jika kita pernah mengalami sakit yang menyebabkan fungsi panca indera kita hilang atau berkurang sedikit saja, baru kita akan benar-benar merasakan betapa nikmatnya panca indera tersebut.
PEMBAHASAN
A. Materi Hadits
١٨- عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: ﴿وَكَانَ(النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) يُعَلِّمُنَا كَلِمَاتٍ وَلَمْ يَكُنْ يَعَلِّمُنَا هُنَّ كَمَا يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ : اللَّهُمَّ أَلَّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا وَأَصْلِحْ ذَاتِ بَيْنَنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَ مِ وَنَجَّنَا مِنْ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِوَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ وَاجْعَلْنَاشَاكِرِيْنَ لِنِعْمَتِكَ مُشْنِيْنَ بِهَاقَا بِلِيْهَا وَأَتِمَّهَا عَلَيْنَا﴾
(رواه ابو داود فى السنن, كتاب الصلاة, باب التشهد)
B. Terjemah Hadits
Dari Abdullah berkata : Beliau (Rasulullah SAW) biasa mengajarkan kami beberapa kalimat, dan beliau tidak mengajarkannya kepada kami sebagaimana beliau mengajarkan tasyahhud : “ Wahai Allah, rukunkanlah hati-hati kami, damaikanlah diantara kami, tunjukilah kami kepada jalan kesejahteraan, selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kebenaran, jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan keji yang terang dan yang samar, limpahkanlah berkah kepada kami, pada pendengaran, penglihatan, hati, isteri dan cucu kami, terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang dan jadikanlah kami orang-orang yang mensyukuri ni’mat Engkau berterima kasih lagi menerimanya, dan sempurnakanlah ni’mat itu atas kami”.[1] ( Diriwayatkan Sunan Abu Daud, kitab Sholat, Bab Tasyahud)
C. Murodat
Arti | Kata | Arti | Kata |
Terang | ظَهَرَ | Rukunkanlah | أَلَّفْ |
Berkah | بَارِكْ | Hati-hati kami | قُلُوبِنَا |
Pendengaran kami | أَسْمَاعِنَا | Dan damaikanlah | وَأَصْلِحْ |
Penglihatan kami | أَبْصَارِنَا | Tunjukilah | وَاهْدِنَا |
Hati kami | قُلُوبِنَا | Jalan kesejahteraan | سُبُلَ السَّلَ مِ |
Isteri kami | أَزْوَاجِنَا | Selamatkanlah | نَجَّنَا |
Cucu kami | ذُرِّيَاتِنَا | Kegelapan | الظُّلُمَاتِ |
Berterima kasih | مُشْنِيْنَ | Jauhkanlah | جَنِّبْنَا |
Sempurnakanlah | أَتِمَّهَا | Perbuatan-perbuatan keji | الْفَوَاحِشَ |
D. Biografi Perawi
Nama lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Hubail Al-Hadzali, biasa dipanggil Abu Abdurrahman. Sewaktu muda, ia bekerja sebagai pengembala kambing di Makkah milik ‘Uqbah bin Abi Mu’ith.
Ia adalah orang pertama di Makkah yang berani membaca Al Qur’an dengan suara lantang (keras). Suara dan bacaannya sangat bagus. Ia ikut hijrah ke Habasyah (Eithopia) dan ke Madinah serta tidak pernah absen mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah. Dalam perang Uhud, ia berhasil menebas leher Abu Jahal setelah Mu’adz berhasil menikamnya.
Ia berpostur tubuh kurus dan pendek. Kalau berdiri, tingginya hampir sama dengan orang yang sedang duduk. Rasulullah pernah memberi jaminan bahwa Ibnu Mas’ud akan masuk surga. Umar bin Al-Khathab pernah mengutusnya ke Kufah menjadi guru dan pembantu gubernurnya, Ammar bin Yasir.
Ia adalah orang yang gemar melakukan shalat malam hingga menjelang waktu subuh. Ia juga orang yang gemar memakai parfum. Jika keluar rumah, para tetangganya tahu kalau ia yang sedang lewat dijalan karena kekhasan aroma parfumnya.
Tentang dirinya, ia mengatakan, “Aku telah menerima langsung dari Rasulullah 70 surat Al Qur’an, dan tidak ada seorang pun yang menandingiku dalam hal tersebut.” (HR. Ahmad)
Rasulullah pernah mengatakan,”siapa yang ingin membaca Al Qur’an persis seperti ia diturunkan, maka hendaklah ia membacanya seperti bacaan Ibnu Ummu Abd (maksudnya Abdullah bin Mas’ud).” (HR. Ibnu Majah)
Ia sering gemetar saat meriwayatkan hadits dari Rasulullah sebagai bentuk pengagungan terhadap hadits nabi. Dan ia telah meriwayatkan 848 Hadits dari Nabi. Ia meninggal di Madinah tahun 32 H.[2]
E. Keterangan Hadits
Nabi mengajarkan do’a selain tasyahud kepada kami yang berbunyi : اللَّهُمَّ أَلَّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا..... yang intinya dari do’a tersebut adalah meminta perdamaian, persatuan diantara kami dan makna yang lain seperti meminta kesejahteraan, keselamatan, dll.
Selain itu limpahan rahmat atas diberikannya panca indera yang utuh dan lengkap, supaya kita senantiasa bersyukur dan berhati-hati dalam menggunakan indera kita agar panca indera kita bisa bekerja sesuai dengan manfaatnya dan bisa dimanfaatkan secara bijak. Selain itu agar bisa berfungsi secara maksimal dan bisa mengaturnya untuk tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.
Inti dari keterangan hadits diatas ialah bahwa kita dianjurkan untuk memanfaatkan seluruh panca indera kita semaksimal mungkin tetapi masih dalam lingkup yang baik artinya apa yang kita kerjakan, misalnya dalam hal mencari ilmu dan sholat tidak menyimpang dari apa yang semestinya kita lakukan. Supaya dari apa yang kita kerjakan akan mendapat nikmat, manfaat dan berkah.
F. Aspek Tarbawi
Nilai-nilai kependidikan yang dapat diperoleh dari hadits tersebut antara lain bahwa dalam hadits, kita diajari bagaimana seharusnya kita dapat bersyukur atas apa yang sudah diberikan Allah kepada kita tentunya dalam hal Pemberian Panca Indera. Mungkin kita jarang memikirkan betapa pentingnya panca indera yang kita miliki, juga jarang mensyukuri keberadaannya. Karena mereka selalu menyertai kita. Agar bisa mensyukuri terkadang kita perlu membuat perbandingan dengan saudara-saudara kita yang panca inderanya tidak berfungsi normal.
Bahwa sebenarnya syukurilah nikmat panca indera yang ada padamu, karena tidak semua orang seberuntung kita, memiliki panca indera yang berfungsi sempurna. Bersyukur tentunya tidak hanya sebatas berucap “alhamdulilah” atau segala bentuk ucapan syukur lainnya. Tapi juga memanfaatkan panca indera tersebut untuk hal-hal yang baik. Misalnya Menggunakan Lisan kita hanya untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang baik. Sebisa mungkin menghindari perkataan-perkataan sia-sia, apalagi sampai menebar perkataan-perkataan haram. Jika memang tak bisa berkata baik lebih baik diam.
Menggunakan penglihatan kita hanya untuk memandang yang halal-halal saja, menghindari segala kesia-siaan apalagi yang haram. Kita bisa memilih mau menjadikan rabunnya penglihatan kita ketika tua, disebabkan melihat hal-hal yang sia-sia, membaca majalah-majalah sampah misalnya, melihat yang haram, lebih baik melihat yang halal-halal seperti membaca Al Qur’an, membaca buku-buku bermanfaat.
Juga pendengaran kita, gunakan untuk mendengar hal-hal yang baik, hindari segala bunyi kesia-siaan apalagi bunyi-bunyi yang jelas-jelas haram.
Menggunakan penglihatan kita hanya untuk memandang yang halal-halal saja, menghindari segala kesia-siaan apalagi yang haram. Kita bisa memilih mau menjadikan rabunnya penglihatan kita ketika tua, disebabkan melihat hal-hal yang sia-sia, membaca majalah-majalah sampah misalnya, melihat yang haram, lebih baik melihat yang halal-halal seperti membaca Al Qur’an, membaca buku-buku bermanfaat.
Juga pendengaran kita, gunakan untuk mendengar hal-hal yang baik, hindari segala bunyi kesia-siaan apalagi bunyi-bunyi yang jelas-jelas haram.
PENUTUP
Dapat disimpulkan bahwasannya panca indera yang telah diciptakan oleh Allah kepada kita sangatlah berguna dalam kehidupan dan sebaiknya kita sebagai makhluknya paling tidak berterima kasih kepadaNya dengan ucapan syukur alhamdulillah dan menjalankan perintah-perintah dari Allah yang sudah diperintahkan untuk manusia misalnya dalam hal shalat dan tentunya dalam mencari ilmu.
Disadari atau tidak, kita sebenarnya sudah dianugrahkan Tuhan dengan kelengkapan tubuh yg luar biasa. Seharusnya kelengkapan tersebut semakin mendekatkan kita kepada Zat yg Maha Menciptakan. Sebagian kelengkapan tubuh yg kita kenal adalah Panca Indera.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H. Bey dan A. Syinqithy Djamaluddin. 1992. Tarjamah Sunan Abi Daud Jilid I . Semarang. CV. Asy Syifa’.
Mursi, Muhammad Sa’id. 2007. Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
www. Google. com
kenapa Tuhan menciptakan panca indera?
BalasHapuskenapa sekarang banyak pengemis jalanan,padahal secara jasmani mreka sehat dan mampu untuk bekerja?istighfaroh2021110119C
nama: nurul islakhah
BalasHapusnim: 2021110139
kelas : C
kenapa kita diperintahkan untuk memanfaatkan panca indera semaksimal mungkin??
Nama: Roikhatul Miskiyah
BalasHapusNim: 2021110141
Bagaimana Cara memaksimalkan panca indera dengan baik dalam menuntut ilmu agar tidak menyimpang dari ajaran Allah S.W.T?????
NAMA: abdul chamid
BalasHapusnim: 202109113
kls: c
bagaimana caranya memeksimalkan panca indra ketika orang yang di lahirkan itu tidak memiliki panca indra (tuna segalanya) bagaimana pendapat anda...?
riqoh ahmidtsani rosyada
BalasHapus2021110121
klas c
apa korelasi keterangan syarah "Nabi mengajarkan do’a selain tasyahud kepada kami yang berbunyi : اللَّهُمَّ أَلَّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا..... yang intinya dari do’a tersebut adalah meminta perdamaian, persatuan diantara kami dan makna yang lain seperti meminta kesejahteraan, keselamatan" dengan pembahasan memaksimalkan panca indera?
dzurrotun nasikhah
BalasHapus2021110130
kelas C
bagaimana cara agar memanfaatkan secara maksimal semua indera agar bisa saling berkesinambungan. antara kemampuan berbicara, menulis, mendengar, dll,,????
nama : azimatun ni'mah
BalasHapusnim : 2021110140
bagaimana solusinya jika seseorang yang mempunyai panca indra yang lgkap namun tidak mampu atau memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan ke jenjang yg lbih tinggi???
nama : lutfiyah
BalasHapusnim : 202 111 0118
kelas: c
apa maksud kata dari terjemah rukunkanlah hati-hati kami,dan mengapa kita perlu berdoa seperti itu??? dan apa konsekuensinya jika kita tidk bisa memnfaatkn pnca indra semksimal mungkin??trmksh
nama : mega yuliana
BalasHapusNIM : 2021110137
bagaimana cara memanfaatkan panca indera dengan baik dan benar sesuai syariat islam, contohnya seperti apa??
nama: zakirotunnikmah
BalasHapusnim: 2021110112
kelas: c
memanfaatkan panca indra semaksimal mungkin...
sering saya melihat orang yang berusaha memaksimalkan kemampuaannya terhadap sesuatu hal, namun semua itu malah menyebabkan dia terjatuh (bahkan gila/kehilangan akal sehatnya) itu hukumnya gimana???????
jawaban :
BalasHapus1. zaki : Maksud dari suatu hal itu sendiri yg bagaimana, jika kita memanfaatkan panca indera kita untuk mencari ilmu yang baik n tidak berlebihan maka saya rasa kegilaan itu tidak akan pernah dialami namun sebaliknya jika digunakan untuk hal yg tidak baik maka tdk mentp kemungkinan dia bisa gila atau depresi.
2. Mega : Caranya dengan tidak menggunakan panca indera untuk hal yg menyimpang dan diluar syari'at islam. Contohnya : mata itu sesuai syariat sebaiknya digunakan untuk melihat hal2 yg baik misalnya untuk mekihat pengajian bukan untuk mengintip orang yg mandi dll.
3. Lutfiyah : Maksudnya adal kita berdoa agar diantara kita tidak ada perselisihan, hanya ada perdamaian. Konsekuensinya adalah kita akan merugi dikemudian hari karena adanya panca indera disarankan untuk menuntut ilmu, melakukan hal2 yg baik dll.
4. Ima : Ea tidak pp karena menuntut ilmu itu dari hati. menurut saya kesempatan itu pasti ada selama dia punya niat dan tekad dalam hatinya.
5. Ikha : ya menurut saya untuk menyeimbangkan antara fungsi panca indera masing2 itu bukanlah hal yg mudah, perlu adanya latihan khusus sejak dini dan penyeimbangan antara otak kanan dan kiri.
6. Riqoh : kan terjemahan itu ada terusannya antara lain ada keterangan tentang penglihatan, pendengaran dll jadi dalam doa tsb sangat berhubungan dengan panca ondera, dimana penglihatan berarti mata, pendengaran berarti telinga spt itu.
lanjutan jawaban
BalasHapus7. Chamid : Ya kan bisa dengan yg lainnya yaitu Hati. Karena hati itu lebih peka terhadap segalanya.
8. Icha : Ya menuntut ilmunya ilmu yg sesuai dengan syariat seperti ilmu agama, pengetahuan dll yg mana untukl kemaslahatan umat karena nantinya ilmu itu akan kita bagi dengan orang lain.
9. Nurul : karena kita diberi pancaindera untuk dimanfaatkan dengan sebaiknya. kalau tidak dimanfaatkan kita akan rugi. orang yang tidak lgkap panca inderanya pun masih menggumnakan sisa dari yg ada maka bagi orang yang sempurna sangatlah rugi jika tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk hal2 yg baik.
10. Istighfar : kalau tidak diciptakan panca indera maka dengan apa dan bagaimana kita menjalani hidup didunia ini.
. Ya mehnurut saya itu dikarenakan kurangnya kesadaran akan pemanfaatan panca indera mereka untuk hal yg lebih berguna selain mengemis dan menjadi anak jalanan.
bagaimana menyadarkan mereka?sebenarnya hidup yang baik menurut anda itu,hidup seperti apa?????????terimakasih...
BalasHapusistighfaroh