sbm E11 : variasi - word
sbm E11 : variasi - ppt
sbm E11 : variasi - ppt
MAKALAH
VARIASI MENGAJAR
Disusun guna
memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : M. Ghufron, M.Pd.
Disusun oleh :
1. M. Ainurrokhis 2021110194
2. Ulva Rizkillah 2021110195
3. Inayatul Maula 2021110196
4. Muhtadin 2021110197
5. Tri Indah Pamuji 2021110198
6. Naelal Khusna 2021110222
KELAS E
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Mengajar merupakan usaha
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran, sehingga terjadi proses belajar – mengajar. Dalam proses mengajar ini diperlukan dan
diharuskan adanya persiapan dalam mengajar terlebih dahulu. Selain itu seorang
pendidik dalam proses mengajarpun diharuskan mempunyai variasi dalam mengajar.
Sehingga peserta didik akan menyukai dan senantiasa untuk mengikuti
pembelajaran tersebut. Jika semua ini sudah dilakukan oleh seorang pendidik
maka proses belajar – mengajar tersebut akan terkondisi serta efektif dan
efisien.
Dalam
proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi (monoton), maka akan
membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, tidak bersemangat dan
akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Jika tujuan belajar tidak sampai maka
bisa dikatakan proses pembelajaran tidak berhasil/ gagal. Dalam hal ini guru
memerlukan adanya suatu variasi dalam mengajar, guru dituntut memiliki
keterampilan dalam variasi mengajar baik dari gaya belajarnya, media, metode
dan bahan ajarnya maupun dalam inteaksinya dengan siswa.
Semua ini dimaksudkan
agar siswa tidak menjadi bosan, lebih perhatian, tidak mengantuk dalam proses
pembelajaran dan lebih bisa bersemangat dalam belajar sehingga nantinya dapat
tercapai dengan efektif tujuan dari pembelajaran.
PEMBAHASAN
A.
Makna dan Fungsi Variasi Mengajar
Variasi dapat
diartikan selang-seling atau bermacam-macam, menurut Uzer Usman, variasi adalah
suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang
ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar
mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh
partisipasi.
Variasi
mengajar adalah mengajar yang tidak monoton bisa dari gaya mengajar, metode,
media, materi dan juga interaksinya.
Adapun fungsi
dari variasi mengajar antara lain:
1.
Sebagai penarik perhatian siswa.
2.
Sebagai motivasi ekstrrinsik siswa dalam belajar.[1]
Dalam proses
belajar mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukkan adanya perubahan dalam
gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam
pola interaksi antara guru-siswa, siswa-guru, dan siswa-siswa. Variasi lebih
bersifat proses dari pada produk.[2]
B.
Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan
variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar
siswa. Tujuan mengadakan variasi dimaksud adalah:
1.
Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi
proses pembelajaran.
Pentingnya perhatian siswa dalam proses belajar mengajar, adalah
karena dengan adanya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang guru
jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2.
Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Disini peranan
guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi, yaitu motivasi sebagai
alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi sebagai alat yang
menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk menyelaksi
perbuatan.
3.
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Kurang senangnya seorang siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan
gaya mengajar guru yang kurang bervariasi. Sehingga dengan adanya variasi
mengajar bisa meminimalisir hal-hal tersebut.
4.
Memberikan kemungkinan pilihan dan faslitas belajar individual.
Lengkap tidaknya fasilitas belajar mempengaruhi pemilihan yang
harus guru lakukan. Sangat terbatasnya fasilitas belajar cenderung lebih
sedikit alternatif yang tersedia untuk suatu bidang studi menyebabkan metode
lebih dominan, dan sulit bagi guru untuk melakukan pendekatan individual.
5.
Mendorong anak didik untuk belajar.
Gejala adanya anak didik yang kurang senang menerima pelajaran dari
guru tidak harus terjadi, karena hal itu akan menghambat proses belajar
mengajar. Disinilah diperlukan peranan guru, bagaimana upaya menciptakan
lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah
belajar. Disinilah salah satu tujuan dari variasi mengajar.[3]
6.
Menjaga wibawa guru
Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa
guru, salah satunya guru harus mampu mengajar dengan penuh percaya diri,
memiliki kesiapan mental dan intelektual, memiliki kekayaan metode, keleluasan
teknik, dsb. Dengan kata lain, guru harus memiliki bentuk dan model pengajaran
yang bervariasi.[4]
Selain tujuan yang telah disebutkan diatas variasi pembelajaran dalam
proses belajar – mengajar juga bertujuan untuk :
1.
Menjadikan proses belajar mengajar lebih hidup.
2.
Menjadikan proses belajar mengajar lebih menarik.
3.
Mendorong siswa ikut aktif terlibat dalam proses
belajar mengajar.[5]
C.
Prinsip – prinsip Variasi Mengajar
Beberapa prinsip variasi mengajar sangat penting untuk diperhatikan
dan betul-betul harus dihayati guna mendukung pelaksanaan tugas mengajar
dikelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai berikut
:
1.
Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis
variasi digunakan.
2.
Menggunakan varasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga
moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan
proses belajar mengajar tidak terganggu.
3.
Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan
direncanakan oleh guru.
Prinsip-prinsip
penggunaan variasi harus digunakan secara tepat dan sesuai dengan kondisi
lingkungan belajar yang tercipta untuk mencapai tujuan, yaitu keberhasilan
belajar mengajar dari segi prose maupun produk.
D.
Kearifan Penggunaan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi belajar harus tersusun berdasarkan rencana yang jelas
yang didasarkan pada rujukan tujuan pembelajaran. Untuk mencapai keharusan
tersebut maka seorang guru dituntut kearifan dalam menggunakan variasi
mengajar. Beberapa langkah untuk mewujudkan kearifan tersebut diantaranya
sebagai berikut :
1.
Variasi pengajaran yang diselenggarakan harus menunjang dan dalam
rangka merealisasikan tujuan pembelajaran.
2.
Penggunaan variasi mengajar harus lancar dan berkesinambungan tidak
mengganggu proses belajar mengajar, dan anak didik akan lebih memperhatikan
berbagai proses pengajaran secara utuh.
3.
Penggunaan variasi mengajar harus bersifat terstruktur, terencana,
dan sistematik.
4.
Penggunaan variasi mengajar harus luwes (tidak kaku) sehingga
kehadiran variasi itu semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
Disamping itu, penggunaannya bersifat spontan dan merupakan umpan balik. Bentuk
umpan balik sendiri ada dua, yaitu : umpan balik pengetahuan dan umpan balik
perilaku.[6]
E.
Komponen – komponen Variasi Mengajar
Keterampilan
mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar meliputi tiga aspek, yaitu
variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan
pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Komponen-komponen
variasi mengajar antara lain :
1.
Variasi Gaya Mengajar
Variasi
dalam gaya mengajar antaralain :
a.
Variasi Suara.
b.
Penekanan (Focusing).
c.
Pemberian waktu (Pausing.)
d.
Kontak Pandang.
e.
Gerakan anggota badan (Gesturing).
f.
Pindah posisi.
2.
Variasi Media dan Bahan Ajar
Ada
tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu :
a.
Variasi media pandang.
b.
Variasi Media Dengar.
c.
Variasi Media Taktil.
3.
Variasi Interaksi
Variasi
dalam pola interaksi antar guru dengan anak didiknya memiliki rentangan yang
bergerak dari dua kutub, yaitu :
a.
Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan
dari guru.
b.
Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru,
dimana guru berbicara kepada anak didik.[7]
F.
Variasi Mengajar pada Model – model Belajar
Dalam
melaksanakan variasi mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan memahami gaya
atau model-model belajar siswanya, adapun model-model belajar tersebut, yaitu :
1.
Visual
Bagi
pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan menggunakan gambaran
keseluruhan. Ciri-ciri pelajar visul :
a.
Teratur, memperhatikan segala sesuatu
b.
Mengingat dengan gambar, grafik dan warna untuk meningkatan
memorinya.
Gaya
mengajar guru yang mudah mempengaruhi siswa ini adalah kontak pandang,
perpindahan posisi, dan eksperimen wajah.
2.
Auditorial
Bagi
pelajar auditorial, belajar yang efektif adalah dengan mendengar. Ciri-ciri pelajar
auditorial adalah :
a.
Perhatiannya mudah terpecah
b.
Berbicara dengan pola berirama
c.
Belajar dengan cara mendengar
d.
Berdialog secara internal dan eksternal
Untuk
itu, guru disaat mendengarkan dituntut untuk menggunakan variasi, pemusatan,
perhatian dan kesenyapan memudahkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam
belajar.
3.
Kinestetik
Bagi
pelajar kinestetik, belajar yang efektif adalah dengan melibatkan diri langsung
dengan aktifitasnya. Ciri-cirinya adalah:
a.
Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca.
b.
Mengingat sambil melihat langsung.
Disini
guru dianjurkan melibatkan siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.
Menurut
Litzinger dan Osif menyebutkan tipe – tipe belajar diantaranya :
1.
Tipe belajar akomodator
Pada
tipe ini anak lebih menyukai gaya belajar aktif. Pada tipe ini guru disarankan
untuk mendorong penemuan mandiri dan membiarkan mereka berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
2.
Tipe belajar asimilator
Tipe
ini lebih menekankan pada siswa untuk berfikir secara logis dan untuk memahami
ide – ide yang bersifat abstrak, dalam arti logika dianggap lebih penting
dibandingkan dengan penjelasan praktis.
3.
Tipe belajar konverger
Tipe
ini lebih menekankan pada ketertarikan siswa terhadap informasi teknis
dibanding dengan isu – isu sosial dan interpersonal.
4.
Tipe belajar diverger
Tipe
ini lebih menekankan pada ketertarikan siswa dalam menggunakan imajinasi pada
saat menyelesaikan masalah.[8]
G.
Manfaat Variasi Mengajar
Adapun manfaat
menurut Uzer Usman adalah :
1.
Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek –
aspek belajar yang relevan.
2.
Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan
ingin menyelidiki siswa tentang hal – hal baru.
3.
Untuk mengukur dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap
guru dan sekolahan dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan
lingkungan belajar yang baik.
4.
Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang disenanginya.
KESIMPULAN
Variasi
menagajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen
variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajar,
serta variasi interaksi, mutlak dikuasai oleh setiap guru untuk menggairahkan
belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu petemuan kelas.
Variasi
mengajar ini sangat berpengaruh untuk anak didik, karena tujuan variasi
mengajar adalah menjadikan proses belajar mengajar lebih hidup, menjadikan
proses belajar mengajar lebih menarik, serta mendorong siswa ikut aktif
terlibat dalam proses belajar mengajar. Jadi dengan adanya variasi mengajar ini
maka anak didik tidak akan merasa bosan dan jenuh dan akan bersemangat.
Tentunya dengan variasi mengajar yang selalu berbeda – beda.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar – Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta.
Fathurrohman,
Pupuh dan M. Sobri Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung : PT. Revika Aditama.
Mustakim, Zaenal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan : STAIN Press.
Wati,
Unik Ambar. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR. staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%205%20SBM.pptx
(19/10/2012).
[2] Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, Strategi Belajar – Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal.180-181
[3] Zaenal Mustakim, Op.
Cit, hal.220-224
[4] Pupuh
Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung : PT. Revika Aditama, 2007),
hal. 93.
[5] Unik
Ambar Wati, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR, staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%205%20SBM.pptx
(19/10/2012)
[6] Pupuh Fathurrohman dan
M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum
dan Konsep Islami, (Bandung : PT. Revika Aditama, 2007), hal. 94.
[7] Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, Strategi Belajar – Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hal. 166 – 171.
[8] Zaenal Mustakim, Strategi
dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan
: STAIN Press, 2011), hal. 265 – 267.
haduh belum dipost
BalasHapus