MAKALAH
PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah
|
:
|
Sejarah Peradaban Islam
|
Dosen pengampu
|
:
|
Ghufron Dimyati,M.S.I
|
Disusun oleh :
Nur Khanifah 2021113067
Nia Ni’matul Auliya 2021113078
Nikmatul Udzma 2021113089
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puja dan puji syukur penulis
panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya,
sehingga penulis diberi kemampuan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI BANI UMAYYAH”.
ShalawatsertasalamsemogasenantiasadilimpahkankepadaNabi Muhammad SAW
sertaparasahabatdankeluarganyadansekalianparaumatnyahinggaakhirzaman.
Makalahinimerupakanmakalah yang
menyajikanbahanmaterisebagaitugasmatakuliahSejarah Peradaban
Islam.Penulisberharapmakalahinidapatmenambahpengetahuansertawawasanbagimahasiswa
- mahasiswi STAIN Pekalonganmengenaimateriini.
Dengankemampuan
yang sangatterbatas,
penulissudahberusahadanmencobamengeksplorasidaribeberapasumbermengenaimateritauhidinidanapabiladalammakalahinidijumpaikekuranganmaupunkesalahanpadapengetikanataupembahasan,
makapenulisdengansenanghatimenerimakritikdan
saran
daripembaca.Semogamakalahinidapatbermanfaat, aminyarabbal ‘alamin.
Selamatmembaca.....
Pekalongan, 18 September 2014
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Sejarah
Peradaban Islam adalah sesuatu yang wajib kita ketahui sebagai umat islam,
karena dari Sejarah Peradaban Islam tersebut kita dapat banyak hal dan banyak
nilai-nilai moral yang kita dapat seperti, mempelajari hasil kebudayaan pada
suatu peradaban dan sistem pemerintahannya. Dari sinilah kita akan memperoleh
nilai-nilai sosial, moral, budaya, pendidikan dan politik.
Dalam masa
lebih dari tujuh abad kekuasaan pada periode islam klasik. Andalusia mencapai
puncak keemasannya. Banyak prestasi yang mereka peroleh bahkan pengaruhnya
membawa Eropa dan kemudian dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, Andalusia
juga dikatakan mampu menyaingi Baghdad yang ada di timur. Banyak orang Eropa
mendalami studi di Universitas-universitas islam di sana. Ketika itu bisa
dikatakan, Islam telah menjadi guru bagi orang Eropa.
Selama delapan abad, Islam pernah berjaya di
Eropa (andalusia) dan membangun peradaban yang gemilang. Namun peradaban yang
dibangun dengan susah payah dan kerja keras kaum Muslimin itu, harus ditinggalkan
dan dilepas begitu saja karena kelemahan-kelamahan yang terjadi dikalangan kaum
Muslimin sendiri sendiri dan karena keberhasilan Bangsa Barat atau Eropa
bangkit dari keterbelakangan. Kebangkitan yang meliputi hampir semua element
peradaban, terutama dibidang politik yakni dengan dikalahkannya
kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnyasampai kemajuan dibidang sains
dan teknologi. Kesemuanya itu dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita, maka
hal inilah yang melatar belakangi disusunya makalah ini.
B.
RumusanMasalah
Demi fokusnyakajianmakalahinidansupayamudahdimengertiaudien,
adapunrumusanmasalahnyasebagaiberikut :
1)
Bagaimana sejarah berdirinya dinasti Umayyah ?
2)
Siapa saja kholifah pada masa dinasti umayyah ?
3)
Apa yang menyebabkan kemajuan dinasti Umayyah Timur?
4)
Apa yang menyebabkan hancurnya dinasti Umayyah Timur?
5)
Bagaimana masuknya islam di Spanyol ?
6)
Apasaja yang menyebabkan islam mudah masuk ke Spanyol ?
7)
Bagaimana perkembangan islam di Spanyol ?
8)
Bagaimana kemajuan peradaban islam di Spanyol ?
9)
Apa pengaruh peradaban spanyol islam di Eropa ?
C.
MetodePemecahanMasalah
Metodepemecahanmasalahmenggunakanbeberapareferensibukudanreferensilainnya
yang merujukpadapermasalahan yang dibahas.
Langkahpemecahanmasalahdimulaidenganmenentukanmasalah yang
akandibahasdenganmelakukanperumusanmasalah, melakukanlangkah –
langkahpengkajianmasalah, penentuantujuandansasaran,
danperumusanjawabanpermasalahandariberbagaisumber.
D.
SistematikaPenulisanMakalah
Makalahinidibagidalam 3 bagianmeliputi :
BAB I, Pendahuluan yang terdiridari
:Latarbelakangmasalah, perumusanmasalah, metodepemecahanmasalah, dansistematika penulisanmakalah;
BAB II, adalahPembahasan;
BAB III, Penutup yang terdiri dari
Simpulan dan Saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayyah Timur (661-750 M)
A.
Sejarah berdirinya Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah
didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Muawiyah lahir 4 tahun
menjelang Nabi s.a.w diangkat menjadi Rasul, ada juga yang mengatakan 2 tahun
sebelum Rasul diangkat.
Pendirian
Dinasti ini, berawal dari masalah tahkim yang menyebabkan perpecahan dikalangan
pengikut Ali, yang berakhir dengan kematiannya.[1]
Muawiyah
berhasil mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya dikarenakan kemenangan
diplomasi di shiffin dan terbunuhnya Khalifah Ali. Melainkan ia memiliki “basis
rasional” yang solid bagi landasan pembangunan politiknya di masa depan,
1.
Berupa dukungan yang kuat dari rakyat suriah dan dari bani umayyah
sendiri.
2.
Sebagai seorang administator,
Muawiyah sangat bijaksana.
3.
Muawiyah mempunyai kemampuan menonjol sebagai negarawan sejati,
bahkan mencapai tingkat Hilm (sifat tertinggi yang dimiliki oleh para pembesar
mekah zaman dahulu).2
Muawiyah
mendapat kursi kekhalifahan setelah Hasan bin Ali bin Abi Thalib berdamai
denganya pada tahun 41 H. Umat islam sebagiannya membaiat Hasan setalah ayahnya
itu wafat. Namun Hasan menyadari kelemahannya sehingga ia berdamai dan
menyerahkan kepemimpinan umat kepada Muawiyah sehingga tahun itu dinamakan ‘amul
jama’ah, tahun persatuan umat islam.
Muawiyah
dibaiat oleh umat islam di kufah. Diantara jasa-jasa Muawiyah ialah mengadakan
dinas pos kilat dengan menggunakan kuda-kuda yang selalu siap di tiap. Mendirikan
kantor cap (percetakan mata uang), dan lain-lain.
Muawiyah wafat
pada tahun 60 H di damaskus karena sakit dan digantikan oleh anaknya, Yazid
yang telah ditetapkannya sebagai putra mahkota sebelumnya.
Dengan menegakkan wibawa pemerintahan serta menjamin integritas kekuasaan
dimasa yang akan _actor, Muawiyah dengan tegas menyelenggarakan suksesi yang
damai, dengan pembaiatan putranya, Yazid beberapa tahun sebelum khalifah
meninggal dunia.2
Muawiyah
sebagai khalifah dinasti ini dan dialah yang dianggap sebagai pendiri dan pembina dari Dinasti Umayyah ini.
B.
Para Khalifah Dinasti Umayyah
Masa kekuasaan
Dinasti Umayyah faktor
satu abad, tepatnya selama 90 tahun dengan 14 orang khalifah. Khalifah pertama
adalah Muawiyah bin Abi Sufyan, sedangkan khalifah yang terakhir adalah Marwan
bin Muhammad.
Adapun urutan
khalifah umayyah adalah sebagai berikut :
1)
Muawiyah I bin Abi Sufyan
41-60 H/661-679 M
2)
Yazid I bin Muawiyah
60-64 H/679-683 M
3)
Muawiyah II bin Yazid
64 H/683 M
4)
Marwan I bin Hakam
64-65 H/683-684 M
5)
Abdul Malik bin Marwan
65-86 H/684-705 M
6)
Al-Walid I bin Abdul Malik
86-96 H/705-714 M
7)
Sulaiman bin Abdul Malik
96-99 H/714-717 M
8)
Umar bin Abdul Aziz
99-101 H/717-719 M
9)
Yazid II bin Abdul Malik
101-105 H/719-723 M
10)
Hisyam bin Abdul Malik
105-125 H/723-742 M
11)
Al-Walid II bin Yazid II
125-126 H/742-743 M
12)
Yazid bin Walid bin Malik
126 H/743 M
13)
Ibrahim bin Al-Walid II
126-127 H/743-744 M
14)
Marwan II bin Muhammad
127-132 H/744-750 M 4
C.
Masa kemajuan dinasti bani umayyah
Masa
pemerintahan bani umayyah terkenal sebagai suatu era agresif, dimana perhatian
tertumpu pada usaha perluasan wilayah dan penaklukkan, yang terhenti sejak
zaman kedua khulafaur rasyidin. Menurut Prof.Ahmad Syalabi, penaklukkan militer
di zaman umayyah mencakup tiga front penting yaitu,
Pertama, front melawan bangsa romawi di Asia Kecil dengan sasaran utama
pengepungan ke ibu kota Konstantinopel, dan penyerangan ke pulau- pulau di laut
tengah.
Kedua, front Afrika Utara, selain mendudukan daerah hitam Afrika,
pasukan muslim juga menyebrangi selat _actor_nt, lalu masuk ke Spanyol.
Ketiga, front timur menghadapi wilayah yang sangat luas sehingga
oprasi ke jalur ini dibagi menjadi dua arah, yang satu menuju utara ke
daerah-daerah di seberang sungai Jihun (Ammu Darya) sedangkan yang lainnya
kearah selatan menyusuri Sind, wiliyah India bagian barat.
Saat-saat yang paling mengesankan dalam ekspansi ini ialah terjadi pada paru
pertama dari seluruh masa kekhalifahan bani umayyah yaitu, ketika kedaulatan
dipegang Muawiyah bin Abi Sufyan dan tahun-tahun terahkir dari zaman kekuasaan
Abdul Malik.
Ekspansi ke timur yang telah
dirintis oleh Muawiyah, lalu di sempurnakan oleh khalifah Abdul Malik. Kemudian
tiba masa kekuasaan Al-Walid I yang disebut-sebut sebagai “masa kemenangan yang
luas”. Di samping keberhasilan tersebut, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan berbagai bidang,
baik politik (tata pemerintahan) maupun faktor
kebudayaan.
D.
Masa kehancuran dinasti Umayyah
Meskipun kejayaan telah diraih oleh
Bani Umayyah ternyata tidak bertahan lama, dikarenakan kelemahan-kelemahan
internal dan semakin kuatnya dari pihak luar. Kehancuran Bani Umayyah memiliki
kaitan yang erat dengan factor
berdirinya, serta kebijakan-kebijakan yang dijalankannya.
Adapun beberapa factor
menyebabkan kemunduran dan kehancuran dinasti
Umayyah antara lain:
1.
Sistem pergantian khalifah
Memasuki masa
kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal pemerintahan Bani Umayyah, Muawiyah
mencoba merubah faktor
pemerintahan yang demokratis, seperti
pada masa Khulafa’urr Rasyidin, menjadi monarchiheridetis (kerajaan
turun-temurun).
2.
Figur Khalifah yang lemah
Kecenderungan
munculnya faktor khalifah yang lemah, tidak memiliki potensi kepemimpinan dan
bergaya faktorserta
mengabaikan persoalan-persoalan agama merupakan konsekoensi logis faktor
warisan kekhalifahan yang ditegakkan oleh dinasti Umayyah.
3.
Banyaknya Pembrontakan
Lahirnya
Bani Umayyah dan kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan yang berpotensi
mengundang konflik, faktor
anti pemerintahan Bani Umayyah tetlah tersebar secara intensif.
4.
Lahirnya Kembali Fanatisme Kesukuan
Pada masa
kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qoys)
dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam muncul
kembali dan bahkan makin meruncing.
Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayyah Barat (705-103 M)
A.
Masuknya Islam Di Spanyol
Spanyol diduduki
umat islam pada zaman khalifah Al walid (705-715 M), Setelah seorang khalifah
dari bani umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat
islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi
dari dinasti Umayyah. Khalifah Abdul Malik menganggap Hasan bin Nu’am Al Ghasani menjadi gubernur di daerah itu,
kemudian Hasan bin Nu’am Al Ghasani digantikan oleh Musa bin Nushair. Dizaman
Al Walid, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dan menduduki Al
Jazair dan Maroko.
Dalam proses penaklukan Spanyol
terdapat tiga pahlawan islam yang dapat
dikatakan paling berjasa memimpin satuan
pasukan wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad dan
Musa bin Nushair.
Dalam penyerbuan ke Spanyol,Thariq
bin Ziyad lebih dikenal sebagai penakluk karena pasukannya lebaih besar dan
hasilnya lebih nyata, pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbas yang
didukung oleh Musa bin Nushair dan sebagian lagi orang arab yang dikirim khalifah
Al Walid. Kemudian pasukan menyebrangi selat dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad
dimana pasukannya mendarat untuk pertama kali, dan dikenal dengan nama
Gibraltar-Jabal Thariq, bukit Thariq dengan dikuasainya daerah ini maka
terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol.
B.
Faktor-faktor yang menyebabkan islam mudah masuk Spanyol
Kebesaran yang dibangun oleh daulah
Bani Umayyah ternyata tidak dapat menahan kemunduran dinasti yang berkuasa
sampai satu abad. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa Factor
yaitu:
Ø Terjadinya
pertentangan keras antara kelompok suku Arab Utara (Irak) yang disebut
Madariyah dan Suku Aras Selatan (Suriah) yang disebut Himyariyah.
Ø Ketidak puasan
sejumlah pemeluk islam non Arab
Ø Konflik-konflik
politik yang melatar belakangi terbentuknya daula umayyah
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor
keruntuhan dinasti Umayyah secara umum ada dua yaitu:
·
Faktor Eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat didalam negeri
Spanyol sendiri.
·
Faktor Internal adalah suatu kondisi yang terdapat didalam negeri
Spanyol pada khususnya.
C.
PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di tanah Spanyol masa jatuhnya,
Islam memaikan peran yang sangat besar. Islam di spanyol sangat berkuasa selama
tujuh setengah abad. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah sepanjang islam di Spanyol dapat di bagi menjadi enam periode
yaitu :
1. Periode Pertama
(711-755)
Pada periode ini, spanyol berada di bawah pemerintahan
para wali yang di angkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belom tercapai secara
sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar mauoun
dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan
antara elite penguasa. Dan gangguan yang datang dari luar yaitu datangny dari
sis sisa musuh Islam Spanyol yang tinggal di desa pegunungan.
2. Periode Kedua
(755-912)
Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan khalifah Abbasiyah di
Baghdad. Amir pertama adalah abdurrahman I yang memasuku Spanyol, tahun 138
H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Keturunan dari Bani Umayyah
yang berhasil lolos dari kerajaan Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil
menaklukan Bani Umayyah di Damaskus. Dan Ad-Dahil mendirikan Dinasti Umayyah di
Spanyol.
Saat periode ini, umat islam Spanyol mengalami kemajuan mulai memperoleh
kemajuan baik dalam politik maupun peradaban. Dan abdurrahman mendirikan Masjid
Cordova dan sekolah di kota besar Spanyol.
3. Periode Ketiga
(912-1013)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar “An-nasir” sampai munculnya
“raja-raja kelompok”. Pada periode ini Spanyol
di perintah oleh penguasa dengan gelar khalifah. Pada periode ini umat Islam di
Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordova.
Perpustakaanya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini, masyarakat menikmati
kesejahteraa dan kemakmuran yang tinggi.
4. Periode Keempat
(1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah trpecah-pecah menjadi
beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada Spanyol
terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja
golongan atau Al-mulukuth thawaif yang berpusat di suatu kota seperti
Sevilla,Cordova,Toledo dan sebagainnya. Pada periode ini umat Islam di Spanyol
kembali memasuki pertikaian intern.
5. Periode Kelima
( 1086-1248 M)
Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masij terpecah
dalam beberapa negara, tatapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni
kekuasaan Dinasti Murabitun (1086-1143
M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabitun pada mulanya adalah
sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfin di Afrika Utara.
Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yag berpusat di
Marakasy. Dan akhirnya dapat memasuki Spanyol dan menguasainya.
6. Periode keenam (1248-1492)
Pada periode ini islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar
(1232-1492). Peradaban kembali mengalami
kemajuan dizaman Abdurrohman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini
hanya berkuasa diwilayah yang kecil. Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan
terakhir di spayol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan.
D. KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL
Puncak kemajuan beradaban islam di Spanyol berdampak bagi
kemajuan perdaban Eropa:
1.
Kemajuan Intelektual
a. Filsafat
Perkembangan filsafat di andaluasi dimulai sejak abad
ke-8 hingga abad ke-10. Manuskrip-manuskrip yunani telah diteliti dan
diterjemahkan kedalam bahasa arab. Pada masa khalifah Abbasiyah, Al-Mansur
(754-755) telah dimulai aktivitas penerjemahan hingga masa khalifah Al-Makmun
(813-833 M). Pada masanya banyak filsafat karya aristoteles yang diterjemahkan.
Tokoh utama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab
spanyol adalah Abu Bakar Muhammad bin As-Sayigh yang dikenal dengan Ibnu
Bajjah. Masalah yang dikemukakanya bersifat etis dan eskatologis. Magnum
opusnya adalah Tadbir Al-Mutawahhid. Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr bin
Thufail, karyanya adalah Hayy bin Yaqsan.
b. Sains
Sains yang terdiri dari
ilmu-ilmu kedokteran, fisika, matematika, astronomi, kimia, botani, zoologi,
geologi, ilmu obat-obatan, juga berkembang dengan baik. Dalam bidang sejarah
dan geografi, wilayah islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal.
Beberapa tokoh sains dalam bidang astronomi, yaitu abbas bin farnas,
Ibrahim bin Yahya An-Naqqas, Ibnu Saffar, Al-Bitruji. Dalam bidang obat-obatan,
antara lain Ahmad bin Ilyas dari Cordova, Ibnu Juljul, Ibnu Hazm, Ibnu
abdurrahman bin Syuhaid. Adapun bidang kedokteran yaitu Ummul Hasan binti Abi
Ja’far, seorang tokoh dokter wanita. Dalam bidang geografi yaitu Ibnu Jubar
dari Valencia (1145-1228 M), Ibnu Batuthah dari tangier (1304-1377 M)
pengelilig dunia sampai samudra pasai (Sumatra) dan Cina. Sedangkan Ibnu
Khaldun dari tunis adalah perumus filsafah sejarah, penulis buku muqadimah.
c. Bahasa dan
Sastra
Pada masa islam di Spanyol banyak yang ahli dan mahir
dalam bahasa arab, diantaranya: Ibnu Sayyidih, Muhammad bin Malik, pengarang
Alfiyah (tata bahasa arab), Ibnu Khuruf, Ibnu Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu
Alhasan bin Usfur dan Abu Hayan Al-Gharnathi.
Dalam bidang sastra banyak bermunculan, seperti Al aqd Al-Farid karya Ibn
Abd Rabbin, Adz-Dzakirah fi mahasin Ahl Al-Jazirah karya Ibnu Bassam, Qitab
Al-Qalaid karya Al-Fath bin Khaqan, dan lain-lain.
d. Musik dan
Kesenian
Musik dan seni banyak memperolehan apresiasi dari para
tokoh penguasa istana.tokoh seni dan musik antara lain: Al-Hasan bin Nafiyang
mendapat gelar Zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu.
2. Bidang Keilmuan
Keagamaan
a. Tafsir
Salah satu mufasir yang terkenal dari Andalusia adalah
Al-Qurtubi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr
bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusia (wafat 1273 M). Adapun karyanya
dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’u li Ahkam Alquran, kitab tafsir yang
terdiri dari 20 jilid ini dikenal dengan nama tafsir Al-Qurtubi.
b. Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spayol Islam dikenal sebagai pusat
penganut mazhab maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad
bin Abd Ar-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibnu Yahya yang
menjadi qadhi pada masa Hisam bin Abdurrahman.
3. Kemajuan di
Bidang Arsitektur Bangunan
a. Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang
kemudian diambil alih oleh Dinasti Umayyah. Kota cordova oleh penguasa muslim
dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun diatas sungai mengalir
ditengah kota. taman-taman dibangun untuk meghiasi ibukota Spanyol Islam
itu.pohon-pohon yang megah diimpor dari Timur. Diseputar ibukota berdiri
istana-istana yang megah yang emakin mempercantik pemandangan. Setiap istana
dan taman diberi nama tersendiri dan dipuncaknya terpancang istana Damsik.
Diantara kebanggaan kota Cordova lainya adalah masjid Cordova. Kota Cordova
memiliki 491 masjid.
b. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat islam di
Spanyol. Di sini berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi
Cardova di ambil alih oleh Granada dimasa-masa kekuasaan Islam di Spanyol.
Arsitektur-arsitektur bangunanya terkenal diseluruh Eropa. Istana Al-Hambra
yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol
Islam.
c. Sevilla
Kota sevilla dibangun pada masa pemerintahan
Al-Muwahidin. Sevila pernah menjadi ibu kota yang indah bersejarah. Semula kota
ini adalah rawa-rawa. Pada masa romawi kota ini bernama Romula Agusta, kemudian
di ubah menjadi As-syibiliyah ( sevilla). Sevilla telah berada di bawah
kekuasaan islam selama kurang lebih 500 tahun. Salah satu bangunan masjid yang
didirikan pada tahun 1171 pada masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’qub, kini
telah berubah dari masjid menjadi gereja dengan nama Santa Maria de la Sede.
Kota sevilla jatuh ketangan raja Ferdinan pada tahun 1248 M.
d. Kota Penting di
Andalusia Sebelum di Kuasai Islam
Toledo merupakan romawi menguasai kota toledo, kota ini
di jadikan ibu kota kerajaan. Dan ketika Tharik bin Ziyad menguasai toledo
tahun 712 M, kota ini di jadikan pusat kegiatan umat islam, terutama dalam
bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Toledo jatuh dari tangan umat islam
setelah direbut oleh raja Alfonso VI dari Castilia. Beberapa peninggalan
bangunan masjid di toledo kini dijadikan gereja oleh umat kristen.
Menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan kemunduran dan kehancuran
Islam Spanyol antara lain diebabkan:
a. Konflik penguasa Islam dengan penguasa
Kristen,
b. Tidak ada ideologi pemersatu,
c. Karena kesulitan ekonomi,
d. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, dan
e. Karena letakny yang terpencil dari pusat
wilayah dunia islam yang lain.
E.
PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DI EROPA
Tokoh Spanyol Islam yang sangat berpengaruh terhadap
pemikiran di Eropa adalah Ibnu Rusyd, yang dikenal di Eropa dengan Averros
(1120-1198 M). Averros dikenal sebagai orang yang melepaskan belenggu taklid
dan menganjurkan kebebasan berfikir. Ia mengulas pemikiran Aristoteles dengan
cara yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas. Ia mengedepankan
sunatullah menurut pengertian Islam terhadap ajaran pantheisme dan
anthropomorphisme Kristen. Pengaruh Averros demikian besar di Eropa sehingga
muncul gerakan Averroeisme (Ibnu Rusydisme) yang menuntut kebebasan berpikir.
Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini.
Dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir
reformasi pada abad ke-16 M dan Rasionalisme pada abad ke-17 M. Beberapa buku
karya Ibnu Rusyd dicetak di Venesia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M.
Karya-karya Ibnu Rusyd juga diterbitkan pda abad ke-16 di Napoli, Bologna,
Lyons, dan Strasbourg, dan diawal abad ke-17 di Jenewa.
F.
TRANSMISI ILMU-ILMU KEISLAMAN KE EROPA
Transmisi ilmu pengetahuan Islam mengalir ke Eropa
melalui berbagai jalur. Jalur-jalur tersebut adalah melalui perang salib,
Negeri Sicilia, dan Spanyol (Andalusia).
1. Melalui Perang
Salib
Perang salib yang terjadi dari tahun 1096-1273 M (489-666
H) adalah perang antara umat Kristen Eropa barat ke tanah timur khususnya
palestina yang dikuasai daulah Islam. Perang ini dinamakan perang salib karena
tentara Kristen memakai tanda salib dalam peperangan tersebut.
Dengan adanya perang salib ini banyak membawa keuntungan bagi benua Eropa.
Perhubungan orang Kristen dengan orang Timur Tengah memberikan kemjuan dalam
berbagai bidang. Ketika kembali ke Eropa kapal-kapal mereka membawa
barang-barang berharga seperti kain tenun sutera, bejana dari porselin, dan
lain-lain. Sedangkan dari jenis tumbuh-tumbuhan yang dibawa ke Eropa antara
lain: sejenis biji-bijian, tanaman padi, pepohonan jeruk, semangka, bawang
putih, tumbuhan obat-obatan, tumbuhan yang mengandung zat pewarna dan
rempah-rempah.
2. Melalui Negeri
Sicilia
Satu lagi transmisi mengalirnya ilmu pengetahuan Islam ke
Eropa, yaitu melalui pulau Sicilia (Siqiliyah).
Bisa dikatakan pada abad ke-8 hingga awal abad ke-10
suasana pulau Sicilia tidak pernah tenang dari guncangan dari dalam dan luar
negeri. Pada tahun 827 M (212 H), Emir Ziyadatullah bin Ibrahim (817-838 M)
dari dinasti Aghlabiah di Afrika Utara, pasukan Islam berhasil mendarat di
pulau Sicilia, atas undangan Ephemeus dan bantuan penduduknya.
Sebagai titik persentuhan dari dua lapangan kebudayaan,
maka pulau Sicilia teristimewa merupakan alat penghubung untuk meneruskan
pengetahuan kuno dan pengetahuan abad pertengahan. Sebagian rakyatnya terdiri
dari elemen Yunani yang berbahasa Yunani, sebagian dari elemen muslim yang
berbahasa Arab, dan suatu golongan sarjana yang paham akan bahasa latin.
Sejak raja-raja Norman dan para pengganti kerajaan
Sicilia menguasai bukan hanya pulau tersebut, melainkan juga Italia Selatan,
maka merekalah yang merupakan jembatan untuk menyeberangkan berbagai kebudayaan
Islam ke semenanjung Italia dan Eropa Tengah.
Ada dua jembatan penyeberangan filsafat Islam ke Eropa,
pertama melalalui orang-orang Islam Andalusia, kedua melalui orang-orang
Sicilia. Sebenarnya tidak hanya filsafat, tetapi juga matematika, astronomi maupun
obat-obatan.
Sumbangan Sicilia dan Itali sebagai tempat ilmu-ilmu
keislaman ke Eropa memang tidak sehebat Andalusia, nama seperti Grerard of Cremona (1114-1187 M) berasal dari Itali,
banyak melakukan penerjemahan dari buku-buku yang asalnya berbahasa Arab.
Beberapa disiplin ilmu telah diperkenalkan dan dikembangkan di Sicilia. Di
antara tokoh-tokoh yang mengembangkan ilmu di Sicilia adalah:
1) Hamzah Al-Basri, ahli filologi dan perawi dari
penyair-penyair besar arab Al-Mutanabbi. Ia hijrah ke Sicilia, hingga meninggal
dunia disana pada tahun 985 M.
2) Muhammad bin Khurasan, ahli status Alquran
(sejarah hermenetik dan sejarah perkembangan huruf-huruf Alquran), ia berasal
dari Mesir lalu ke Irak, dan terakhir ke Sicilia, hingga meninggal disana tahun
996 M.
3) Para dokter Sicilia antara lain Abu Sa’id bin
Ibrahim; Abu Bakr As-Siqili salah seorang guru besar dari para dokter; Ibnu Abi
Usaibia. Abu Abbas Ahmad bin Abdusalam menulis tentang salah satu komentar
terhadap karya Ibnu Sina.
3. Melalui
Andalusia (Spanyol)
Peran Andalusia (Spanyol) sebagai wahana penyeberangan
ilmu pengetahuan ke Eropa tidak diragukan lagi.
Semasa Islam di Andalusia, ada sejumlah perguruan tinggi
terkenal disana. Perguruan-perguruan tinggi itu antara lain Univeritas Cordova,
Sevillia, Malaga, dan Granada. Di Cordova disamping memiliki Universitas, juga
memiliki gedung perpustakaan terbesar dan terindah pada masanya dengan bukunya
lebih kurang 400.000 jilid engan katalognya 44 jilid. Banyak peminat yang
belajar di universitas itu dari berbagai penjuru.
Pelajaran yang diberikan di Universitas Granada antara
lain ilmu ketuhanan, yurisprudensi, kedokteran, kimia, filsafat, dan
asstronomi. Terdapat pula gedung-gedung perpustakaan, ruang untuk diskusi dan
rumah sakit. Setelah granada jatuh pada tanggal 2 januari 1492 ke tangan
Ferdinand dan istrinya Isabella, buku-buku yang berbahasa Arab dibakar atas
perintahnya.
Di Andalusia sedikit demi sedikit umat Islam kehilangan
wilayah kekuasaanya. Mula-mula kota Toledo direbut oleh kriten pada tahun 1085
M, hilanglah pusat sekolah tinggi dan pusat ilmu pengetahuan Islam beserta
segala isinya yang terdiri dari perpustakaan bersama ilmuwan-ilmuwannya.
Tahun 1236 M, menyusul Cordova dirampas oleh raja Alfonso
VII dari Castilia, maka hilang pula pusat kebudayaan dunia disebelah barat
beserta masjid raya Cordova yang didirikan oleh amir-amir Umayyah di Andalusia,
perpustakaan yang didirikan oleh Hakam II dengan buku-bukumya dari segala
cabang ilmu. Kehilangan itu terus berlanjut kota demi kota, menyusul Sevilla, Malaga,
dan Granada. Akhirnya umat islam beserta raja Bani Ahmar terakhir, Abu Abdullah
harus terusir dari Andalusia. Tanah airnya yang telah ditempati lebih dari 75
abad dengan meninggalkan apa yang pernah diciptakan, baik kebudayaan secara
fisik berupa peradaban dan ilmu pengetahuan, maupun miliknya secara rohani
berupa penganut Islam dari penduduk asli Andalusia yang digelari Muzarabes
(Mustaribun) yang dipaksa untuk menjadi kristen kembali.golongan Muzarabes
inilah yang mengalirkan kembali ilmu pengetahuan Islam ke Eropa.
Penyaluran ilmu pengetahuan ke Eropa dimulai ketika
Toledo jatuh ke tangan kristen. Untuk mempermudah penyerapan ilmu-ilmu Arab, di
Toledo didirikan sekolah tinggi terjemah. Pekerjaan ini dipimpin oleh Raymond.
Buku-buku yang disalin adalah buku-buku bahasa Arab yang masih tersisa dari
pembakaran. Penerjemah baghdad banyak yang dipindah ke Toledo, terutama yang
berasal dari bangsa Yahudi. Sebagian besar dari merek dapat menguaai bahasa
Arab, Yahudi, Spanyol, dan Latin. Di antara penerjemah yang terkenal adalah
Avendeath (Ibnu Daud, bangsa Yahudi), yang menyalin buku astronomi dan
astrologi dalam bahasa latin. Satu lagi Gerard Cremona, mencoba mengimbangi
pekerjaan hunaain bin Ishak menyalin buku-buku filsafat, matematika, dan ilmu
kedokteran.
Demikianlah, kemudian Toledo menjadi pusat perkembangan
ilmu-ilmu Islam ke dunia barat. Peranan Toledo bertambah lengkap setelah umat
Islam diusir dari Andalusia. Buku-buku yang tersisa dari kota-kota lain di
Andalusia seperti Cordova, Sivilla, Malag, dan Granada, dapat mereka
manfaatkan. Bangsa barat benci terhadap Islam, akan tetapi haus kepada
ketinggian ilmu dan peradabanya.3[2]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah bin Abi
Sufyan bin Harb bin Umayyah tahun 661 M dan berkuasa selama lebih kurang 90
tahun dengan Damaskus sebagai ibu kotanya. Muawiyyah
mendapatkan kekuasaannya setelah adanya perjanjian Madain dengan Hasan bin Ali.
Selama berkuasa kemajuan yang dicapai meliputi hamper segala bidng
seperti dalam bidang pembangunan masjid dan tatanan kota yang sangat maju dan
modern. Tidak hanya ilmu agama, ilmu pengetahuan umum juga berkembang pesat.
Luasnya wilayah kekuasaan yang meliputi tiga benua, yakni Asia Tengah, Eropa
dan Afrika Utara. Selain itu didirikan juga pos-pos yang menyediakan kuda
lengkap disepanjang jalan, menertibkan angkatan bersenjata, mengganti mata u`ng
Byzantium dan Persia dengan mencetak mata uang tersendiri yang memakai kata dan
tulisan Bahasa Arab pada tahun 659 M. Memberlakukan Bahasa Arab sebagai bahasa
resmi pemerintahan Islam, membangun panti-panti untuk orang cacat, membangun
jalan raya, pabrik-pabrik, gedung-gedun pemerintahan dan masjid-masjid yang
megah.
Faktor-faktor
penyebab runtuhnya Daulah Bani Umayyah :
- Pergantian khalifah dari sistem musyawarah menjadi sistem kerajaan
- Konflik-konflik politik dan pertentangan antar suku yang memuncak
- Pemerintahn yang korp, boros dan bermewah-mewahan di kalangan istana
- Lemahnya para khalifah dalam memimpin pemerintahan sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan rakyat
Munculnya kekuatan baru yang
dipelopori oleh Al-Abbas ibn Abdul Mutholib yakni kekuasaan Dinasti Abassiyah,
Dalam
masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah
mencapai kejayaannya disana. Banyak prestasi yang mereka peroleh bahkan
pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia kepada kemajuan yang lebih
kompleks. Tapi pada abad 10 M dunia Islam mulai menampakkan tanda-tanda
kemunduran, begitu juga peradabannya. Kemunduran itu terjadi setapak demi
setapak, sehingga pada pertengahan abad ke 12 M , tibalah saatnya masa
keruntuhan Islam.
B. Saran
Demikian makalah Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umaiyah
Timur ini kami susun, tentunya banyak sekali kekurangan baik dalam penyusunan
ataupun penyampaian. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga
bermanfaat.9
DAFTAR PUSTAKA
Fu’adi, imam. 2011. Sejarah Peradaban Islam.
Yogyakarta: Sukses Offset.
Amin, Samsul Munir. 2010.Sejarah Peradaan Islam.
Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Karim, Abdul. 2007.Sejarah Pemikiran dan Peradaban
Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
2 Samsul
Munir, Sejarah Peradaban Islam, (jakarta: sinar grafika offset, 2010), hlm.
119-120, 122
Tidak ada komentar:
Posting Komentar