Hikmah
dan Ilmu : “ Kesempurnaan Akal ”
Dian
Ma’rifatul Qoidah
2021115050
Tarbiyah/PAI
Institut
Agama Islam Negeri Pekalongan
Tahun
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
Rasulullah SAW . Penulis bersyukur kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan
hidayah serta taufiq-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul
kesempurnaan akal guna memenuhi tugas tafsir tarbawi , telah terselesaikan.
Sehubungan
dengan ditugasinya penulis untuk mengulas materi mengenai kesempurnaan akal ,
yang sumbernya berasal dari tafsir QS. Al-Qashash ayat 14 , maka penulis
mencoba menghimpun dan mengulas buku-buku yang berhubungan dengan tafsir QS.
Alqashash ayat 14 tersebut.
Tidak lupa
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moriil maupun
materiil, terutama untuk orang tua, dosen, Yayasan IAIN Pekalongan , serta teman-teman yang
telah mendukung, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Uraian topik
dalam makalah ini disusun secara sederhana,praktis dan sistematis sesuai dengan
format yang telah ditentukan. adapun untuk penelusuran yang lebih jauh dan
mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada buku buku rujukan yang telah
disebutkan, dan buku lain yang dianggap berhubungan dengan pembahasan dalam makalah
ini.
Kemudian kritik
pembaca terhadap kekurangan makalah ini sangat diharapkan. semuanya penulis
terima sebagai bahan perbaikan pembuatan makalah setelahnya. Akhirnya saran
dari semua pihak akan penulis terima dengan baik, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya , dan penulis pada khususnya.
Pekalongan,
September 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sejatinya telah banyak penyebutan mengenai penggunan akal di dalam
alquran seperti Afala ta’qilun, afaala ya’lamun afala tafakkarun dan lain sebagainya.
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna karena dianugerahi oleh
akal fikiran.
Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa Arab,
berasal dari kata “ nasiya” yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar
“al-uns” yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut manusia yang
memiliki sifat lupa dan jinak artinya: manusia selalu menyesuaikan diri dengan
keadaan yang baru disekitarnya. Manusia merupakan makhluk Allah yang paling
sempurna , karena manusia di anugerahi akal yang dapat digunakan untuk berfikir
, dan kemampuan befikir itulah yang membedakan manusia berbeda dari makhluk
lainnya.[1]
Akal berfungsi untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk selain
itu akal juga dapat menuntun kita menuju Allah SWT.
oleh karena itu , makalah ini membahas mengenai kesempurnaan akal dengan tujuan agar orang yang membaca dapat
kembali memfungsikan akalnya sebagaimana mestinya.
B.
Judul Makalah
Makalah ini penulis beri judul “Kesempurnaan Akal” , karena menyesuaikan
dengan tugas yang telah penulis terima dan sesuai dengan konteks penulis saat
ini sebagai seorang mahasiswa yang dituntut untuk mengfungsikan akalnya supaya
menghasilkan suatu tindakan yang sesuai dengan peratuan Agama dan pemerintah
sehingga nantinya mampu mewujudkan tindakan yang bermanfaat bagi Agama, Nusa
dan Bangsa.
C.
Nash dan Arti Qs. Al-qashash ayat 14
وَلَمَّا
بَلَغَ اَشُدَّهُ وَاسْتَوَى اَتَيْنهُ حكما وعلما وكذلك نجزى المحسنين
Artinya : “ Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, kami
berikan kepadanya hikmah dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan
kepada orang orang yang berbuat baik.”[2]
D.
Arti penting pengkajian materi
Penulis membuat makalah mengenai penafsiran Qs. Al-Qashash ayat 14,
karena di dalam Qs. Al-Qashash ayat 14 ini berisi mengenai cerita Nabi Musa di
dalam menghadapi raja Fir’aun , dimana untuk menghadapi raja fir’aun tersebut
nabi Musa dianugerahi oleh Allah sebuah akal (pengetahuan) , akal tersebut
digunakan untuk memikirkan mengenai mana kebatilan dan mana kebenaran ,
sehingga dapat membedakan mana yang harus diyakini maupun ditinggalkan.
Selain
itu mempelajari makna dari Qs.Al-Qashash ayat 14 ini , diharapkan :
1.
Agar mahasiswa mengerti makna ( kandungan ) dari Qs. Al-Qashash
ayat 14
2.
Agar mahasiswa dapat mengambil pelajaran dari kisah didalam
Qs.Al-Qashash ayat 14
3.
Menjadikan mahasiswa mengerti akan kebesaran Allah melalui akal
yang telah di anugerahkan kepada manusia
4.
Menjadikan mahasiswa yang selalu menyukuri nikmat yang di
anugerahkan , dengan selalu berfikir, bertafakkur terhadap ciptaan Allah.
5.
Menjadikan mahasiswa mampu menghadapi tantangan di zaman modern ini
dengan berfikir positif yakni menyeimbangkan antara agama dengan rasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Akal
Kata akal berasal dari bahasa arab, yaitu : al-Aql yang berarti
al-hijr yang artinya menahan , juga berarti al-nuha (cerdas/pandai). lafadz
‘aqala-ya’qilu-aqlan yang berarti menahan atau mengikat. Disebut Aql karena
akal itu mengikat pemiliknya dari kehancuran, akal itu sebagai pembeda karena
dialah yang membedakan dari semua hewan.[3]
Menurut Harun nasution, kata Aqala mengandung arti mengerti,
memahami dan berfikir. sedangkan menurut Widodo Supriyono mengatakan bahwa akal
adalah potensi rohaniah manusia yang berkaitan dengan kemampuan untuk
memperoleh berbagai kemahiran, oengertian inderawi, gambaran angan angan yang
mealambung dan berkaitan dengan pemaknaan dan pemahaman atau dalm hal penemuan
keterkaitan antar sesuatu.[4]
Dalam pandangan islam akal ditempatkan pada posisi yang sangat
mulia. Hal ini dapat diketahui baik dalam Alquran maupun Al-hadits sebagai
sumber pokok ajaran islam dan sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan.
kemuliaan akal itu tidak lain karena kemampuannya mengerti, memahami dan
berfikir tentang hakikat sesuatu sehingga dapat menghasilkan pemikiran inovatif
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.[5]
B.
Keutamaan Tafakkur
Allah SWT menyuruh untuk berfikir dan memahami kitab-Nya yang mulia
pada tempat – tempat yang tidak terhitung dan Dia memuji kepada orang- orang
yang berfikir. Asy-Syafi’i RA. berkata : “ Perbuatan- perbuatan utama itu ada
empat , yaitu :
1.
Hikmah , tiangnya adalah pikiran
2.
Iffah, tiangnya adalah menjaga Nafsu dan Syahwat
3.
Kekuatan, tiangnya adalah Kemarahan
4.
Adil, tiangnya adalah pada kelurusan kekuatan diri[6]
C.
Penafsiran Qs. Al-Qashash ayat 14
1.
Tafsir Al-Mishbah
وَلَمَّا
بَلَغَ اَشُدَّهُ وَاسْتَوَى اتينه حكما وعلما وكذلك نجزى المحسنين
Artinya : “ Dan setelah dia cukup
umurnya dan sempurna, kami anugerahkan kepadanya hikmah dan pengetahuan. Dan
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik.”
Ayat diatas merupakan
jawaban dari ayat sebelumnya yang menyatakan bahwa janji Allah adalah benar.
ayat diatas menegaskan bahwa: “ Dan setelah cukup umurnya dan sempurna jasmani
dan ruhaninya, kami berikanlah hikmah, yakni kenabian atau kearifan, atau amal
ilmiyah dan pengetahuan, yakni ilmu.”
Kata ( اشده
) terambil dari kata ( الاشد) yang oleh sementara pakar dinilai sebagai bentuk jamak
dari kata ( شد) kata tersebut dipahami dalam arti
kesempurnaan kekuatan. Ulama dalam hal ini berbeda pendapat dalam usia
kesempurnaan manusia. ada yang menyatakan 20 tahun , tetapi kebanyakan menilai
dimulai dari usia 33 tahun. Thabatthaba’i menafsirkan ayat ini bahwa pada
gholibnya kesempurnaan itu terjadi sekitar usia 18 tahun.[7]
Kata ( استوى
) kata ini ada yang memahaminya berfungsi menguatkan kata “Asyuddahu”, tetapi
pendapat yang lebih tepat adalah usia puncak kesempurnaan kekuatan. Thabathaba’i
memahaminya dalam arti ketenangan hidup, dan ini berbeda antara seseoranag dengan
seseorang lain , walaupun menurtnya pada umumnya terjadi setelah seseorang
mencapai umur asyudd.[8]
Tabathtabai
memahami kata (حكما) dalam arti” ketepatan pandangan menyangkut
substansi satu persoalan dan kebenaran penerapannya yang pada akhirnya berarti
keputusan yang benar menyangkut baik buruknya satu pekerjaan serta penerapan
keputusan itu.
Kata (المحسنين)
adalah jamak dari kata محسن . Kata ihsan menurut al-Harrali sebagaimana
dikutip dari al-Biqa’i adalah puncak kebaikan amalperbuatan.
Ar-Raghib
al-Asfahani berpendapat bahwa kata ihsan digunakan untuk dua hal. Pertama,
memberi nikmat kepada pihak lain, dan kedua perbuatan baik. Karena itu, kata
tersebut lebih luas dari sekadar “memberi nikmat atau nafkah”. maknanya bahkan
lebih tinggi dan dalam dari kandungan makna kata Adil.[9]
2.
Tafsir Al-Maragi
ولما
بلغ اشده واستوى اتينه حكما وعلما وكذا لك
نجزى المحسنين
Artinya : “ Dan
setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, kami berikan kepadanya hikmah dan
pengetahuan. Dan demikianlah kami memberi balasan kepada orang orang yang
berbuat baik.”[10]
الاشد Al-asyuddu : bentuk jamak شدة berarti kekuatan dan kekerasan. الاشد بلوغ : sempurnanya kekuatan jasmani dan habisnya
pertumbuhan yang dipandang.
الاستوى : kesempurnaan akal. Hal ini berbeda sesuai
dengan perbedaan iklim,zaman dan keadaan.
الحكم
: hukum
Pengertian
secara umum , ayat ini menjelaskan betapa nikmat Allah telah diberikan kepada
Nabi Musa As tatkala dewasa, seperti
memberinya ilmu dan hikmah, kemudian mengutusnya sebagai rasul dan Nabi kepada
Bani Israil dan Bangsa mesir.
Penjelasan
ولما
بلغ اشده واستوى اتينه حكما وعلما وكذا لك
نجزى المحسنين)
Setelah
tubuhnya kuat dan akalnya sempurna, maka kami memberinya pemahaman agama dan
pengetahuan tentang syari’at. Sebagaimana Kami telah memberi balasan kepada
Musa atas ketaatannya kepada Kami dan Kami memberinya kebaikan atas
kesabarannya terhadap perintah kami, maka demikian pula kami membalas setiap
hamba yang berbuat kebajikan, mentaati perintah dan laarangan kami.[11]
D.
Penerapan atau aplikasi Qs. Alqashash ayat 14 dalam kehidupan
sehari-hari.
Qs. Al-Qashash , menunjukkan bahwa Allah SWT
membuktikan kebenaran janji-janjinya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
kisah Nabi musa yang di hanyutkan di sungai untuk menghindari dibunuhnya oleh
Fir’aun, namun pada akhirnya ditemukan oleh Fir’aun dan diangkat menjadi anak.
sebenarnya banyak indikator yang menunjukkan bahwa itu adalah bayi dari Bani
Isra’il , selain itu juga telah dapat dikira kirakan bahwa kurang lebih 30
tahun dia ( Nabi Musa AS) menjadi anak angkat fir’aun, dari kecil dibesarkan
dalam istana fir’aun.
Tetapi sejak
kecil itu pula ibunya telah membiasakan membawanya pulang dari istana, bahkan
dia diasuh , dibimbing di rumah ibunya sendiri dan di saat-saat yang perlu
dibawa ke istana. Petunjuk-petunjuk itu tidak disadari oleh fir’aun dan semua
stafnya. Dan ini membuktikan bahwa Allah melakukan apa yang di kehendakinya
tanpa disadari oleh Fir’aun.[12]
Dari kisah
diatas kita dapat menerapkan atau mengaplikasikan Qs.Al-Qashash ayat 14 dengan
cara sebagai berikut :
1.
senantiasa beriman kepada
Allah , dan mempercayai segala firman-Nya
2.
senantiasa percaya bahwa
Allah mampu mewujudkan apa yang tidak mungkin menurut manusia
3.
Senantiasa menjadi seseorang yang baik dan sesuai dengan syari’at
kerena semua itu akan ada balasannya.
4.
Senantiasa berusaha dan tawakkal terhadap apa saja yang terjadi di
dalam hidup kita.
5.
Kita sebagai manusia hendaknya selalu menggunakan akal kita untuk
menjawab semua masalah kehidupan yang ada.
E.
Nilai-nilai yang terkandung dalam QS. Al-qashash ayat 14
1.
Allah SWT akan selalu menepati janjinya
Hal ini
dibuktikan melalui QS Al-Qashash ayat 14 bahwa Allah Swt turun tangan untuk
membuktikan kebanaran janjinya. kendati sekian banyak indikator yang menunjukkan
bahwa bayi yang dibuang di sungai adalah bayi dari bani Israil yang sangat
dibenci oleh raja Firaun tetapi masih saja bayi itu diselamatkan dan diasuh
dalam istana raja Fir’aun tanpa ada yang menyadari bahwa itu adalah bayi
keturunan bani Israil
2.
Allah Swt akan memberikan ganjaran bagi orang-orang yang berbuat
baik.
Hal ini
dibuktikan dari ibu nabi Musa yang selalu taat kepada Allah bertakwa kepada
Allah dan selalu berbuat baik, maka Aallah membalasnya dengan mengembalikan
Musa kepada ibunya setelah Musa dewasa dan diangkat menjadi seorang Nabi dan
Rasul.[13]
3.
Selalu bertawakkal kepada Allah
Ketidakberdayaan,
kehati-hatian menghadapi ketetapan Allah SWT dengan tetap berusaha dan
menyerahkan semuanya kepada Allah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
uraian penafsiran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa QS, Al-Qashash berisi
mengenai kisah Nabi Musa As dari beliau lahir sampai dengan diangkatnya menjadi
rasul. Qs.Alqashash ayat 14 ini menerangkan bahwa Allah menganugerahkan kepada
manusia akal yang sempurna ketika seseorang tersebut telah menginjak usia
sekitar asyuddu sekitar 20 – 40 tahun, dalam usia tersebut manusia telah mampu
berfikir mana yang baik dan mana yang buruk.
Selain
itu Allah juga akan memberikan balasan kepada orang-orang yang telah berbuat
baik sesuai dengan syari’at agama islam. dan perintah untuk percaya kepada
janji-janji Allah serta selalu bertawakkal kepada-Nya
B.
Daftar pustaka
1.
Yusuf, musfirotun.2015.Manusia & Kebudayaan Perspektif
Islam.Pekalongan:CV Media Utama
2.
Zuhri,Saifudin.2011. USHUL FIQIH.Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR.
3.
Al-Maragi, ahmad mustafa.1993.Tafsir Al-Maragi.Semarang:
PT.Karya Toha Putra Semarang
4.
Shihab, M.Quraish.TAFSIR ALMISHBAH:Pesan,Kesan dan Keserasian
Al-Qur’an.Jakarta: Lentera Hati
5.
Zuhri, moh. 2003.Ihya ‘ulumiddin jilid ix.Semarang: CV ASY
SYIFA’ Semarang.
6.
Shihab ,M.Quraish. 2012. Al-Lubab. Jakarta:Lentera Hati.
Biodata Pemakalah
Nama : Dian Ma’rifatul qoidah
TTL : Pekalongan, 13 april 1997
Alamat : Jajarwayang Bojong Pekalongan
Lulus
dari MI YMI 02 Surabayan Wonopringgo , MTS Gondang Wonopringgo, MA Dr. Ibnu
Mas’ud Wiradesa , dan sekarang masih menempuh
S1 Pendidikan Agama Islam di IAIN PEKALONGAN.
[1] Musfirotun Yusuf, Manusia dan kebudayaan perspektif islam,
(pekalongan:CV.Duta Media, 2015) hlm.1
[2] Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi,(Semarang: PT.Karya Toha
Putra Semarang, 1993) hlm. 74-75
[3] Saifudin Zuhri, USHUL FIQIH,(Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,2011) hlm. 29
[4] ibid.,30
[5] ibid.,31
[6] Moh. Zuhri, Ihya ‘ulumiddin jilid ix,(Semarang: CV ASY SYIFA’
Semarang,2003) hlm.238
[7] M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan,kesan dan keserasian
Alqur’an,(Jakarta: Lentera Hati,2002) hlm. 561-562
[8] ibid.,hlm.562
[9] ibid., hlm. 562-563
[10] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,(Semarang: PT. Karya Toha
Putra Semarang,1993). hlm.75
[11] ibid.,hlm.76
[12] Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (HAMKA),Tafsir Al-Azhar,( Jakarta :
PT pustaka Panjimas,1982) hlm. 61
Tidak ada komentar:
Posting Komentar