SUBYEK PENDIDIKAN MAJASI
(Nabi Muhammad SAW Rahmatal lil Alamin)
Q.S Al-Anbiya ayat 107
Moh Abdul Muiz (2021115197)
Kelas A
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Nabi rahmatal lil alamin” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah sederhana ini menambah khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa dalam kegiatan menulis makalah yang baik dan benar.
Pekalongan, Oktober 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad saw adalah pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan pembawa berita gembira sekaligus untuk kemajuan masyarakat. Islam adalah agama yang sangat menganjurkan agar hidup penuh dengan kedamaian, oleh karena itu Islam member ketentuan yang jelas sekiranya terjadi pertentangan antara individu, masyarakat atau dunia secara keseluruhan. Dalam menghadapi pertentangan, Islam member alternative yang tepat dan berkesan, ialah dengan cara berdamaian.
Kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk memimpin umat manusia, beliau adalah Nabi terakhir. Nabi Muhammad SAW tidak hanya sebagai seorang Nabi atau seorang Rasul yang menyampaikan risalah dari Allah SWT. Namun beliau juga seorang Panglima perang, pejuang, dan diplomat sejati. Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah untuk menyebarkan Islam ke seluruh umat manusia, khususnya di tanah Mekkah dan Madinah senantiasa menekankan pada perdamaian, kesejahteraan, kasih sayang, dan kemajuan untuk masyarakat.
Oleh karena itu Allah SWT menganugerahi kepadanya berbagai macam kelebihan sehingga menjadi figure utama bagi umatnya. Untuk itu Rasulullah selalu mengajarkan dan mendorong manusia agar meraih kesuksesan dan kemajuan di dunia dan akhirat. Untuk memperoleh keduanya harus berjalan beriringan dan seimbang. Untuk memperoleh ilmu dunia, harus menuntut ilmu setinggi-tingginya seperti dalam sabda Nabi Muhammad yang artinya : “Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri Cina.”
B. Judul
Judul yang akan kita bahas pada kali ini, menyangkut tentang “Nabi rahmatal lil alamin”.
C. Nash
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. “(Surat Al-Anbiya : 107)
Nabi Muhammad saw sebagai rahmatan lil ‘ alamin artinya beliau diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan rahmat-Nya dengan cara memperbaiki akhlak. Pada saat itu masyarakat rusak moralnya hingga norma-norma kesusilaannya bahkan jauh menyimpang dari ajaran Allah. Semuanya diberantas dan diperbaiki, kemudian diganti dengan akhlakul karimah yang sesuai dengan wahyu Allah SWT. Dengan demikian, masyarakat menjadi damai, rukun, bahagia, sejahtera, dan mendapat ridha Allah SWT.
D. Arti penting
- Nabi muhammad adalah rahmat bagi alam semesta
- Orang yang bersyukur atas rahmat ini maka hidupnya akan bahagia di dunia dan akherat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Tugas Nabi Muhammad adalah membawa rahmat bagi sekalian alam, maka itu pulalah risalah agama yang dibawanya. Tegasnya, risalah Islam ialah mendatangkan rahmat buat seluruh alam. Lawan daripada rahmat ialah bencan dan malapetaka. Maka jika dirumuskan ke dalam bentuk kalimat yang menggunakan kata peniadaan, kita lalu mendapat pengertian baru tapi lebih tegas bahwa islam itu “bukan bencana alam”. Dengan demikian kehadiran Islam di alam ini bukan untuk bencana dan malapetaka, tetapi untuk keselamatan, untuk kesejahteraan dan untuk kebahagiaan manusia lahir dan batin, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam masyarakat.
Sistem ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW adalah sistem yang membawa kebahagiaaanbagi seluruh manusia dan memimpinya kepada kesempurnaan yang telah di jangkakan baginya dalam hidup ini.
Risalah Muhammad datang kepada manusia setelah Dia sampai kezaman kedewasaan akal. Dia datang sebagai sebuah kitab yang selalu terbuka untuk segala turunan demi turunan, generasi demi generasi. Dia mengandung pkok pokok ajaran manusia yang tidak berubah ubah. Bersedia menerima keperluan hidup yang selalu baru.
Islam itu ibarat Ratu Adil yang menjadi tumpuan harapan manusia. Ia harus mengangkat manusia dari kehinaan menjadi mulia, menunjuki manusia yang tersesat jalan. Membebaskan manusia dari semua macam kezhaliman, melepaskan manusia dari rantai perbudakan, memerdekakan manusia dari kemiskinan rohani dan materi, dan sebagainya. Tugas Islam memberikan dunia hari depan yang cerah dan penuh harapan. Manusia akhirnya merasakan nikmat dan bahagia karena Islam.
Kebenaran risalah Islam sebagai rahmat bagi manusia, terletak pada kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam adalah dalam satu kesatuan ajaran, ajaran yang satu dengan yang lainnya mempunyai nisbat dan hubungan yang saling berkait. Maka Islam dapat kita lihat serempak dalam tiga segi yaitu aqidah, syari’ah dan nizam.
Makna kata “rahmat” memiliki makna sesuai dngan konteknya. Makna sebuah kata adalah makna,”penggunaan dalam bahasa”atau “peranan apa yang di ambilnya”.makna makna itulah yang menentukan sesorang tentang makna rahmat.
B. Tafsir
1. Tafsir Al Qurthubi
Sa’id bin Jubair mengatakan dari ibnu abbas, ia berkata, “Muhammad adalah rahmat bagi semua manusia. Maka barangsiapa yang beriman kepadanya dan membenarkanya, maka ia bahagia, dan barangsiapa yang tidak beriman kepadanya maka tidak akan mengalami penenggelaman sebagaimana yang pernah menimpa umat-umat sebelum mereka”.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang di maksud dengan al’alamin adalah khusus orang-orang yang beriman.
2. Tafsir ibnu katsir
Allah ta’ala memberitahukan bahwa Dia menjadikan Muhammad saw. Sebagai rahmat bagi semesta alam. Maksudnya, Dia mengutusnya sebagai rahmat bagi mereka semua. Barangsiapa yang menerima rahmat ini dan mensyukuri nikmat ini, maka berbahagialah dia di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang mengingkari rahmat ini maka merugilah ia di dunia dan di akhirat. Hal ini sebagaimana firman Allah , “tidaklah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya kelembah kebinasaan, yaitu neraka jahanam/ mereka masuk kedalamnya, itulah seburuk-buruknya tempat kediaman”. (ibrahim 28-29
3. Tafsir al-maraghi
Tidaklah kami mengutusmu untuk membawa pelajaran ini dan yang serupa dengannya berupa syari’at dan hukum yang merupakan sumber kebahagiaandi dunia dan di akhirat, kecuali agar kamu menjadi rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam urusan dunia dan akhirat mereka.
Hal ini dapat di jelaskan bahwa Rasulullah saw. Diutus dengan membawa ajaran yang mengandung kemaslahatan didunia dana di akhirat. Hanya saja, orang kafir tidak mau memanfaatkannya dan berpaling darinya akibat kesiapan dan tabiatnya yang telah rusak, dan tidak menerima rahmat ini, dan tidak mensyukuri nikmat ini, sehigga dia tidak merasakan kebahagiaan dalam urusan agama maupun urusan dunia.
C. Aplikasi dalam kehidupan
Jika dilihat sejarah manusia dan kemanusiaan, maka agama Islam adalah agama yang berusaha sekuat tenaga menghapuskan perbudakan dan penindasan oleh manusia terhadap manusia yang lain. Seandainya dibuka pintu perbudakan, hanyalah sekedar untuk mengimbangi perbuatan orang-orang kafir terhadap kaum Muslimin itu. Sedangkan jalan-jalan untuk menghapuskan perbudakan dibuat sebanyak-banyaknya.
Demikian pula prinsip-prinsip musyawarah yang ditetapkan agama Islam lebih tinggi nilainya dari prinsip-prinsip demokrasi yang selalu diagung-agungkan. Perbaikan-perbaikan tentang kedudukan wanita yang waktu itu hampir sama dengan binatang, dan pengakuan terhadap kedudukan anak yatim, perhatian terhadap fakir dan miskin, perintah melakukan jihad untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan, semuanya diajarkan oleh Al-Quran dan Hadis, kemudian dijadikan sebagai dasar perjuangan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Dengan demikian seluruh umat manusia memperoleh rahmat, baik yang langsung atau tidak langsung dari agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Tetapi kebanyakan manusia masih banyak yang mengingkari, padahal rahmat yang mereka peroleh itu adalah rahmat dan nikmat dari Allah SWT.
D. Aspek tarbawi
1. diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai Rasul Allah adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
2. Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
3. Rahmat yang sempurna hanya didapatkan oleh orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
4. Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
5. Orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, membenarkan beliau serta taat kepada beliau, akan mendapatkan kebahagiaan di dunya dan di akhirat.
6. Orang kafir yang memerangi Islam juga mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, yaitu dengan diwajibkannya perang melawan mereka. Karena kehidupan mereka didunya lebih lama hanya akan menambah kepedihan siksa neraka di akhirat kelak.
BAB III
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Rahmat merupakan kata yang mencakup setiap kebaikan dan murka adalah kata yang mencakup setiap keburukan. Tempat rahmat yang murni adalah surga dan tempat murka yang murni adalah neraka.
Setiap makhluk yang diciptakan Allah SWT berpeluang mendapatkan Rahmat tanpa terkecuali, baik Muslim ataupun Non Muslim, baik taat maupun yang tidak taat, karena Allah Maha Pengasih. Berbeda dengan Rahmat yang ada di akhirat, akan diberikan kepada orang-orang yang senantiasa menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah SWT.
Makna rahmat adalah memberikan nikmat dan keutamaan. Rahmat Allah di dunia akan di berikan kepada seluruh manusia, baik yang mukmin maupun yang kafir. Akan tetapi, di akhirat nanti, Allah maha penyayang terhadap orang mukmin.
Amal tetap sebagai penyebab adanya balasan surga, seseorang tidak boleh berbangga diri dengan amalnya sendiri, karena di sana pasti ada peran rahmat Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Al hifnawi, Ibrahim muhammad. 2008. Tafsir Al Qurthubi. jakarta: Pustaka Azam.
Al maraghi, Mushthafa ahmad. 1993. Tafsir al maraghi. Semarang: Toha Putra.
Ar rifai Nasib muhammad. 2000. Tafsir ibnu katsir. jakatra: Gema Insani.
Dadan, Rusmana. 2015. Al-Quran dan Tafsir. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar juz vl. jakarta: Pustaka Panjiman.
Hamka, Tafsir Al Azhar juz vl, (jakarta : pustaka panjiman, 1982), hal.122
Dadan rusmana, Al-Quran dan Tafsir, ( bandung : cv.pustaka setia, 2015), hal. 131
Muhammad Ibrahim Al- hifnawi, Tafsir Al Qurthubi,(jakarta : pustaka azzam, 2008), hal.930-931
Muhammad nasib ar-rifai, tafsir ibnu katsir, (jakatra : gema insani perss, 2000)hal. 333
Ahmad mushthafa al maraghi, tafsir al maraghi, ( semarang : toha putra, 1993), hal 131
PROFIL
Nama : Moh Abdul Muiz
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 29 April 1995
Alamat : Pucung, tirto pekalongan
Riwayat pendidikan :
- Mis sili rejo tirto
- Mts hifal pekalongan
- Smk ma’arif nu tirto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar