PENDIDIKAN LIFE
SKILL
SABAR TAHAN UJIAN (Q.S Ali Imran :200)
Sekar Santika Rahmawati (2021115275)
Kelas: C
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,,,
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala
puji bagi Allah yang maha melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
bersama-sama kita nantikan syafaat-Nya di akhir kelak.
Alhamdulilah
penulis dapat menyelesaikan Makalah untuk memenuhi tugas dengan tepat pada
waktunya. Penulis sangat berterima kasih kepada dosen pengampu Mata Kuliah
Tafsir Tarbawi II Bapak Muhammad Hufron, M.S.I yang memberikan pengarahan dan
ilmunya kepada para mahasiswa. Penulis juga berterima kasih kepada semua
kalangan yang membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat membantu pembaca dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Adapun jika masih banyak kesalahan penulisan
materi, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalmualaikum Wr.
Wb
Pekalongan, 24 April 2017
Sekar Santika Rahmawati
NIM. 2021115275
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sifat yang Allah tekankan pada seluruh manusia
yaitu sifat Sabar. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari
keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan
jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana juga
tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Untuk melaksanakan berbagai
kewajiban tentu saja dibutuhkan bekal kesabaran. Sabar termasuk kewajiban yang
harus ditunaikan oleh hamba. Sehingga ia pun bersabar menanggung ketentuan
takdir Allah.
Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar yang banyak muncul
dalam diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya
musibah. Maka dari itu, dalam makalah ini saya akan membahas tentang “Sabar”
sehingga kita dapat mengetahui bagaimana sabar yang sebenarnya.
B. Tema dan Judul
Tema : Pendidikan Life Skill
Judul : Sabar
Tahan Ujian
C. Nash Al-Quran dan Terjemahan
تُفْلِحُوْنَ لَعَلَّكُمْ اللّٰهَ وَاتَّقُوا وَرَابِطُوْاۗ وَصَابِرُوْا اصْبِرُوْا اٰمَنُوا الَّذِيْنَ يٰأَيُّهَا
Artinya: “Wahai orang-orang yang
beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. ”
D. Arti Penting Dikaji
Pada ayat ini penting dikaji karena ayat ini menganjurkan
untuk bersabarlah dalam melaksanakan tugas-tugas, berjuang dan berperang
dijalan Allah. Dan juga mengajak orang-orang beriman untuk tabah dan sabar
menghadapi aneka kesulitan, bahkan meningkatkan kesabaran dan bernafas panjang,
untuk mengatasi ketabahan dan kesabaran lawan serta selalu siap siaga
menghadapi tantangan apa pun yang dapat muncul. Dan memerintahkan orang beriman
untuk bertaqwa yakni memelihara dan meningkatkan amal kebajikan mereka dengan
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Karena itulah
jalanmeraih apa yang diharapkan.[1]
BAB
II
PEMBAHASAN
A. TEORI
Menurut penuturan Abu Thalib Al-Makky , sabar adalah
menahan diri dari dorongan hawa nafsu demi menggapai keridhaan Tuhannya dan
menggantinya dengan sungguh-sungguh menjalani cbaan-cobaan Allah SWT
terhadapnya. Sabar dapat didefinisikan pula dengan tahan menderita dan menerima
cobaan dengan hati ridha serta menyerahkan diri kepada Allah SWT setelah
berusaha. Selain itu sabar bukan hanya bersabat terhadap ujian dan musibah,
tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah SWT yaitu menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya.
Sabar dalam pandangan Al-Ghazali merupakan tangga dan
jalan yang dilintasi oleh orang-orang yang hendak menuju Allah SWT. Ciri utama
sabar menurut Al-Muhasibi adalah tidak mengadu kepada siapapun ketika
mendapatkan musibah dari Allah.
Sabar terbagi dalam tiga macam, yaitu :
1.
Sabar dari maksiat, artinya bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang
dilarang agama. Untuk itu sangat dibutuhkan kesabaran dan kekuatan dalam
menahan hawa nafsu. Allah berfirman dalam Q.S Yusuf :53
رَّحِيْمٌ غَفُوْرٌ رَبِّيْ إِنَّ رَبِّيْۗ رَحِمَ مَا إِلَّا بِالسُّوْءِ لَأَمَّارَةٌ النَّفْسَ إِنَّ نَفْسِيْۚ أُبَرِّئُ وَمَا
Artinya:
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu mendorong pada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya, Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.
2.
Sabar karena taat kepada Allah,
artinya sabar untuk tetap
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan senatiasa
meningkatkan ketaqwaan kepada-Nya. Allah berfirman dalam Q.S Ali-Imran : 200
3.
Sabar karena musibah, artinya sabar ketika ditimpa musibah, artinya sabar
ketika ditimpa kemalangan dan ujian, serta cobaan dari Allah SWT.
Allah
berfirman dalam Q.S Al-Baqarah:155-157.
١٥٥
الصّٰبِرِيْنَ وَبَشِّرِ
وَالثَّمَرٰتِۗ
وَالْأَنْفُسِ الْأَمْوَالِ مِّنَ
وَنَقْصٍ وَالْجُوْعِ الْخَوْفِ مِّنَ بِشَيْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
ۗ١٥٦
رٰجِعُوْنَ
إِلَيْهِ وَإِنَّا لِلّٰهِ إِنَّا قَالُوْا مُّصِيبَةٌۗ أَصَابَتْهُمْ
إِذَا لَّذِيْنَا
١٥٧
الْمُهْتَدُوْنَ هُمُ وَأُولٰئِكَ وَرَحْمَةٌۗ رَّبِّهِمْ مِّنْ صَلَوٰتٌ عَلَيْهِمْ أُولٰئِكَ
Artinya:
“ Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan dan
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, innaa lillahi wa inna ilaihi raji’un. (sesungguhnya,
kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang
memeperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.[2]
B. TAFSIR AYAT
1. Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah :” Hai orang-orang yang beriman,
bersabarlah, kuatkanlah kesabaran itu dan kokohkanlah.” Hasan al- Bashri
berkata, “ Mereka diperintahkan untuk bersabar dalam menjalankan agama mereka
yang diridhai Allah, yaitu agam Islam. Mereka tidak memohon kepada Allah hanya
untuk mendapat kebaikan dan menolak kemudharatan. Untuk menolak kesulitan dan
meraih kesejahteraan. Mereka terus memohon kepada-Nya hingga meninggal dalam
keadaan beragama Islam. Hendaklah mereka bersabar dalam menghadapi musuh yang
menyembunyikan agamanya.
Adapun murabathah berarti
kontinuitas dan kekokohan dalam tempat peribadahan. Ada yang mengatakan murabathah berarti menanti shalat berikutnya setelah
melakukan shalat. Dikatakan bahwa yang dimaksud murabathah ialah teguh dalam melakukan perang terhadap musuh,
menjaga kehormatan Islam dan memeliharanya agar musuh-musuh Islam tidak
menerobos keberbagai negara kaum Muslim.
Banyak khabar yang memotivasi agar melakukan hal itu serta
menceritakan juga bahwa pahalanya sangat besar. (saya berpendapat bahwa murabathah artinya ‘keteguhan dalm
mendirikan shalat dan menjaga kehormatan Islam’) .
Al Bukhari meriwayatkan, dalam shahihnya, dari sahl bin
sa’ad as-saidi bahwa rasulullah SAW bersabda , “keteguhan sehari dalam perang
dijalan Allah adalah lebih baik dari pada dunia dan segala isinya.” Dalam
hadits lain yang diriwayatkan oleh muslim dari Salman al Farisi, dari rasulullah
SAW bahwa beliau bersabda, “keteguhan selama sehari semalam adalah lebih baik
dari pada shaum dan shalat selama sebulan. Jika dia meninggal, maka pahala amal
yang telah dilakukannya akan mengalir kepadanya, dianugerahi rizki, dan
diselamatkan dari berbagai fitnah.“[3]
2. Tafsir Al-Mishbah
Kata shabr /sabar terambil
dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf shad, ba’ dan ra’. Maknanya
berkisar pada tiga hal. Pertama, menahan;
Kedua, ketinggian sesuatu; dan
Ketiga, sejenis batu. Dari makna menahan lahir makna konsisten/bertahan. Karena yang bertahan menahan pandangannya pada
satu sikap. Seseorang yang menahan gejolak hatinya, dinamai bersabar. Ketiga
makna tersebut dapat kait berkait, apalagi pelakunya manusia. Seorang yang
sabar akan menahan diri dan untuk itu dia memerlukan kekukuhan jiwa, dan mental
baja agar mencapai ketinggian yang diharapkan.
Kemampuan bersabar bagi manusia, memang diakui oleh
pakar-pakar ilmu jiwa, bahkan freud misalnya berpendapat bahwa manusia memiliki
kemampuan memikul sesuatu yang tidak disenanginya dan mendapat kenikmatan
dibalik itu. Karena itu ayat diatas disamping memerintahkan bersabar, juga
memerintahkan shabiru, yaitu bersabar
menghadapi kesabaran orang lain, seorang muslim hidup dan perjuangan dijalan
Allah menghadapi pihak lain yang juga berjuang sesuai nilai-nilainya dan juga
yang memiliki kesabaran. Ketika itu, kesabaran dilawan dengan kesabaran, siapa
yang lebih kuat kesabarannya dan lebih lama dapat bertahan dalam kesulitan,
dialah yang akan memperoleh kemenangan. Sabar yang dihadapi dengan kesabaran
yang lebih besar itulah yang dilukiskan dengan kata shabiru.
Diamati dari uraian Al-Quran tentang sabar bahwa
kebajikan dan kedudukan tertinggi diperoleh seseorang karena kesabarannya.
Bermacam-macam sabar yang dituntut dari manusia. Rinciannya dapat ditemukan
dalam Al-Quran, antara lain perintah bersabar, yang disebutkan pada ayat itu
yaitu bersabar dalam pembelaan negara. Tanpa sabar setiap orang akan rugi
total. Itu sebabnya, salah satu yang diperintahkan untuk diwasiatkan adalah
kesabaran. Allah memerintahkan kesabaran dalam segala hal, menghadapi yang
tidak disenangi.[4]
3. Tafsir Al Maraghi
Wa sabiru, artinya bertahanlah kalian dalam menghadapi hal-hal yang
tidak kalian sukai, yang datang dari orang-orang selain kalian. Dikategorikan
dalam hal ini, yaitu menahan derita akibat disakiti oleh keluarga dan tetangga,
sertra tidak mau membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitinya.
Memberi maaf terhadap orang yang berbuat aniaya terhadap kamu, dan menolak
tuduhan orang-orang yang menganggapnya berada dalam jalan kebatilan, serta
memecahkan hal-hal yang masih mereka ragukan, dan langsung menjawab
tuduhan-tuduhan yang mereka lancarkan.
Dan termasuk dalam pengertian ayat ini ialah alat-alat
perang yang telah diciptakan oleh teknologi abad ini. Termasuk pesawat terbang
pemburu, pembom, tang-tang baja, meriam-meriam, canon senapan, armada-armada
laut dan sebagainya yang termasuk keharusan bagi alat persenjataan masa kini.
Orang yang tidak memilikinya sama halnya dengan tidak bersenjata, meskipun ia
diperlengkapi senjata lainnya (yang tradisional).
Allah SWT sering menyebutkan kata taqwa didalam
kitab-Nya. Dan yang dimaksudkan taqwa ialah memelihara diri dari hal-hal yang
membuat Allah murka dan marah padanya. Hal itu tidak akan bisa dilakukan
seseorang kecuali setelah terlebih dulu mengetahui Allah dan apa-apa
yang menyebabkan Allah ridha dan murka. Hal itu tidak akan bisa tercapai
kecuali oleh orang-orang yang memahami kitabullah dan mengetahui sunnah
nabi-Nya, serta perbuatan orang-orang salaf yang shaleh dari umat islam.
Barang siapa telah melakukan hal-hal yang telah
disebutkan, kemudian ia bersabar, tegar, dan mempersiapkan diri untuk membela
kebenaran dan para pemeluknya juga menyebarkan dakwah dan taqwa kepada
tuhaqnnya, dalam segala urusannya, berarti ia telah beruntung dan memeperoleh
kebahagiaan di sisi Tuhan. Terkadang dalam keduanya secara bebarengan (dunia
dan akhirat). Dan yang paling banyak diturunkan oleh A[-Quran ialah seperti yang
kita alami sekarang. Sebab bersabar dalam menghadapi musuh, bersiaga, dan taqwa
semua itu adalah sarana-sarana yang bisa mengantarkan seseorang kepada
kemenangan atas musuh di dunia ini. Sebagaimana hal-hal tersebut merupakan
sebab-sebab kebahagiaan diakhirat kelak, setelah memang niatnya baik dan
tujuannya untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. [5]
C. Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari
Kita harus senantiasa sabar dalam menghadapi cobaan
hidup, karena kesabaran adalah kunci untuk menghadapinya. Selain sabar dalam
menjalankan perintah Allah kita wajib sabar dalam menahan diri dari
kemaksiatan. Orang yang sabar tidak pernah merasa putus asa, ia selalu
optimisme yang akan menyulut semangatnya dan menumbuhkan kepercayaan diri.
D. Aspek Tarbawi
1.
Bersabar jika menghadapi orang yang berbeda pendapat
2.
Bersabar memelihara kesatuan dan persatuan
3.
Bersabar dalam mengerjakan shalat/berdoa
4.
Bersabar dalam menghadapi berbagai musibah[6]
BAB
III
PENUTUP
Simpulan
Menurut
penuturan Abu Thalib Al-Makky , sabar adalah menahan diri dari dorongan hawa
nafsu demi menggapai keridhaan Tuhannya dan menggantinya dengan sungguh-sungguh
menjalani cbaan-cobaan Allah SWT terhadapnya. Sabar dapat didefinisikan pula
dengan tahan menderita dan menerima cobaan dengan hati ridha serta menyerahkan
diri kepada Allah SWT setelah berusaha. Selain itu sabar bukan hanya bersabat
terhadap ujian dan musibah, tetapi juga dalam hal ketaatan kepada Allah SWT
yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kemampuan
bersabar bagi manusia, memang diakui oleh pakar-pakar ilmu jiwa, bahkan freud
misalnya berpendapat bahwa manusia memiliki kemampuan memikul sesuatu yang
tidak disenanginya dan mendapat kenikmatan dibalik itu. Karena itu ayat diatas
disamping memerintahkan bersabar, juga memerintahkan shabiru, yaitu bersabar menghadapi kesabaran orang lain, seorang
muslim hidup dan perjuangan dijalan Allah menghadapi pihak lain yang juga
berjuang sesuai nilai-nilainya dan juga yang memiliki kesabaran
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar
Rosihon,.2010.Akhlak Tasawuf.
Bandung : CV Puataka Setia.
Ar-Rifa’i Muhammad Nasib.2006. Taisiru al-Alliyul Qadir li ikhtisari Tafsir Ibnu Katsir. Bandung:
Maktabah Ma’arif Riyadh.
Al-Maragi Ahmad Mustafa.1993. Tafsir Al-Maragi. Semarang: PT Karya Toha.
Shihab M.Quraish.
2012. Al-Lubad. Tangerang: Lentera
Hati.
Shihab M.Quraish. 2006. Tafsir Al-Misbah. Tangerang
: Lentera hati.
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Sekar Santika Rahmawati
TTL : Pekalongan, 9 Mei 1996
Pendidikan :
·
SD N 01 Domiyang (2002-2008)
·
SMP Negeri 1 Paninggaran
(2008-2011)
·
SMA N 1 Paninggaran (2011-2014)
·
Mahasiswa IAIN Pekalongan
(2015- sekarang)
Alamat : Desa
Domiyang Dukuh Madendo Kecamatan Paninggaran
[3] Muhammad
Nasib ar-Rifa’i, Taisiru al-Alliyul Qadir
li ikhtisari Tafsir Ibnu Katsir, (Bandung: Maktabah Ma’arif Riyadh, 2006),
hlm. 642-643
Tidak ada komentar:
Posting Komentar