MAKALAH
Penyelewengan Tugas Penyebab Rusaknya Tatanan
Di susun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah: Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu: M. Ghufron Dimyati, M.si
Di susun oleh:
Risda Hikmawati
2021110091
Kelas B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN)
PEKALONGAN
2012
PENDAHULUAN
Pemimpin dalam perspektif Islam adalah imam. Kedudukannya sangat tinggi dan terhormat. Dalam pemerintahan, pemimpin sering juga dimanifestasikan sebagai wakil Allah. Pemimpin dalam konsep Islam menjadi mutlak, dan karena itu wajib dihormati dan ditaati, karena tugas pemimpin tiada lain kecuali menyejahterakan umatnya. Pepatah yang terkenal tentang kepemimpinan adalah: Tasharruf al-imam manuthun bi al mashlahah al-ammah (Tindakan dan kebijakan seorang pemimpin haruslah terkait langsung dengan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya).
Kejujuran adalah modal yang paling mendasar dalam sebuah kepemimpinan. Tanpa kejujuran, kepemimpinan ibarat bangunan tanpa fondasi, dari luar nampak megah namun di dalamnya rapuh dan tak bisa bertahan lama. Begitu pula dengan kepemimpinan, bila tidak didasarkan atas kejujuran orang-orang yang terlibat di dalamnya, maka jangan harap kepemimpinan itu akan berjalan dengan baik. Di makalah ini kami akan membahas hadits tentang Penyelewengan Tugas Oleh Seorang Pemimpin yang Menyebabkan Rusaknya Tatanan (Pemimpin yang Menipu Rakyat).
PEMBAHASAN
A. Hadits
عاد عبيد الله بن زياد معقل بن يسا ر المز نيّ في مر ضه الّذي مات فيه قال معقيل إنّي محدّ ثك حد يثا سمعته من ر سو ل الله صلّى عليه و سلّم لو علمت أنّ لي حياة ما حدّ ثتك إنّي سمعت رسو ل الله صلّى الله عليه و سلّم: (يقو ل ما من عبد يسترعيه الله رعيّة يموت يو م يموت وهو غا شّ لر عيّته إلاّ حرّم الله عليه الجنّة)
(رواه مسلم فى الصحيح,كتاب الآيمان ,باب استحقاق الو الي الغاش لرعيته النار)
B. Terjemahan
Ubaidillah bin Ziyad pernah menjenguk Ma’qil bin Yasar Al Muzanni pada waktu sakit menjelang wafatnya. Lalu Ma’qil berkata, “Aku akan menceritakan sebuah hadis yang aku dengar dari Rasulullah Saw. Kalau aku tahu bahwa aku masih akan hidup, tentu aku tidak mau menceritakannya kepadamu. Aku mendengar Rasulullah Saw.bersabda, ‘Seseorang yang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyat, lalu mati ketika sedang menipu rakyatnya, maka Allah mengharamkan baginya surga”.[1]
C. Mufrodat
مرضه : sakit
يسترعيه: diberi amanat
رعيّة :memimpin rakyat
يموت :mati
غاش :menipu
لرعيّته :rakyatnya
حرم :haram
جنّة :surga
D. Biografi Perawi
'Ubaidullah bin Ziyâd adalah Amir (gubernur) Bashrah pada masa pemerintahan Yazid bin Mu’awiah dan yang kemudian oleh Yazid diangkat pula sebagai Amir Kufah menggantikan Nu’man bin Basyir Radhiyallahu 'anhu. 'Ubaidullah bin Ziyâd inilah yang memobilisasi perang melawan Husain Radhiyallahu 'anhu, dan bahkan menekan dengan ancaman kepada 'Umar bin Sa’d bin Abi Waqqâsh rahimahullah untuk memeranginya.[2]
E. Keterangan hadits
Dari hadits diatas yang diriwayatkan oleh Muslim, yang mana hadits tersebut menerangkan tentang seorang pemimpin yang menyelewengkan tugas sehingga mengakibatkan rusaknya tatanan(menipu rakyat).Seorang hamba yang diminta oleh Allah untuk menjaga rakyat, dan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka(dia mati dalam keadaan menipu mereka) maka Allah mengaharamkan baginya syurga.
. Dalam hal memimpin diatas adalah seorang pemimpin yang menipu dan melukai hati rakyat., diharamkan oleh Allah untuk mengninjakkan kaki di sorga,.haram dalam pembahasan ini adalah tercegahnya msuk sorga. Meski hukuman ini nampak kurang kejam, karena hanya hukuman di akhirat dan tidak menyertakan hukuman di dunia, namun sebenarnya hukuman “haram masuk sorga” ini mencerminkan betapa murkanya Allah terhadap pemimpin yang tidak jujur dan suka menipu rakayat.
Hadits ini adalah perbincangan antara dua orang pemuda yaitu ma’qil bin yasar dengan ubaydillah bin ziyad.[3]
F. Aspek Tarbawi
1. Ancaman keras dan celaan terhadap pemimpin lalim yang diangkat Allah untuk memerintah rakyat, namun mereka justru mengkhanati, menyianyiakan, mengzhalimi, menipu, dan membohongi rakyat. Mereka selalu memberi iming-iming namun tidak pernah ditepati. Oleh karena itu, semua hamba yang terzhalimi akan menuntut mereka pada hari kiamat kelak, akibatnya timbullah kerugian, kehinaan, dan penyesalan.
- Sepantasnya seorang pemimpin senantiasa membuka pintunya untuk memenuhi kebutuhan rakyat, untuk mendengar laporan orang-orang yang terzhalimi. Barangsiapa menutup pintunya maka Allah akan menghukumnya dengan tidak menerima do'anya dan tidak akan diperkenankan segala permohonannya.
- Kezhaliman, kejahatan, dan penipuan yang dilakukan oleh para pemimpin akan menghalanginya untuk mendapatkan syafa'at Rasulullah saw. Dari sini jelaslah bahwa dosa mereka lebih besar daripada pelaku dosa-dosa besar.
- Kekuasaan dan kepemimpinan adalah sebuah beban. Bagi orang yang mau menerima bahan tersebut sudah selayaknya melaksanakan semua kewajibannya agar ia tidak menjadi seorang pengkhianat lalu dicampakkan ke dalam neraka dalam keadaan yang hina-dina.
Namun secara garis besar, yang sangat ditekankan dalam hadis ini adalah seorang pemimpin harus memberikan suri tauladan yang baik kepada pihak-pihak yang dipimpinnya. Suri tauladan ini tentunya harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan pemimpin yang tidak menipu dan melukai hati rakyatnya.[4]
PENUTUP
Dari penjelasan hadits diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemimpin adalah mereka yang diberi amanah oleh rakyat untuk menjalankan pemerintahan dengan benar dan sesuai dengan baik.Jika hak-hak rakyat tidak terpenuhi, maka sudah bisa dipastikan bahwa pemimpin sedang dan telah menipu rakyat.. Inilah yang kemudian kita sebut dengan perampasan hak-hak rakyat. Pemimpin manapun yang melakukan perampasan hak-hak rakyat tersebut, maka dia sedang dan telah melakukan PENIPUAN TERHADAP RAKYAT. Menipu rakyat adalah dosa besar yang tidak gampang diampuni. Pemimpin yang menipu dan melukai hati rakyat, dalam hadis ini disebutkan, diharamkan oleh Allah untuk mengninjakkan kaki si sorga.
Daftar Pustaka
Al Asqolani, Ahmad bin Ali bin Hajar. 1995. Tahdibu Tahdib. Beirut: Darul Fikri.
An-Nawawi, Imam Abi Zakaria Yahya bin Syarif. 1995. Shahih muslim. Bairut libanon: Darul fikri.
Zaki Al-Hafizh Al-Din Abd Al-Azhim Al-Mundziri. 1978. Ringkasan Shahih Muslim. Bandung: Mizan Media Utama.
nama : indah kumalasari
BalasHapusnim : 2021110083
kelas : b
bagaiaman pemakalah menanggapi ttg penyelewengan wewenang di indo spert kkn yang menyebabkan rusaknya tatanan pmerintah??bagaiama caranya agar kita sbg mahasiswa bs ikut berpartisipasi dlm hal tsb???
menurut saya segala bentuk penyelewengan tidaklah dibenarkan baik dalam hukum negara maupun agama, karena penyelewengan tersebut sangat merugikan orang banyak/ rakyat.dan tersebut merupakan dosa besar yang tidak terampuni.
HapusRasulullah bersabda:
Celakalah para penguasa, celakalah para pemimpin, dan celakalah orang-orang pembawa amanat. Sungguh banyak orang-orang yang berangan-angan kecurangan-kecurangan mereka tergantung di atas bintang tsurayya. Mereka akan disiksa karena mereka dahulu tidak mau melakukan sesuatu yang diamanatkan kepada mereka. (HR. Ahmad)
Dosa, sesuatu yang menyeleweng dari kebaikan seperti tidak jujur, menipu, mendengki, korupsi dan maksiat kepada Allah swt.
cara kita sebagai mahasiswa atau generasi penerus harus menanamkan nilai-nilai moral terhadap diri sendiri sehingga apabila kelak menjadi pemimpin kita bisa menjadi pemimpin yang baik dan bersih.
nurmaillah
BalasHapus2021110087
bagaimana cara menanggulangi agar pejabat muslim tidak melakukan penyelewengan?
thank
tidak hanya pejabat muslim yang ditanggulangi agar tidak melakukan penyelewengan namun semua pejabat baik yang muslim maupun non muslim karena saya yakin semua orang baik yang muslim ataupun yang muslim tidak setuju dengan penyelewengan.
Hapusmenurut saya cara menanggulanginya yaitu bahwa pemimpin tersebut harus benar-benar beriman kepada Tuhan YME, keimanan sangatlah penting karena pemimpin adalah manusia biasa dengan semua keterbatasannya. iman juga merupakan perisai untuk meredam keinginan dan nafsu-nafsu duniawi serta godaan untuk melakukan penyimpangan- penyimpangan dalam menjalankan tugasnya.penting bagi pemimpin untuk selalu menyadari bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Maha Hadir. pemimpin yang beriman menyadari bahwa semua perbuatannya di ketahui dan diawasi Tuhan yang hadir yang hadir dimana-mana sehingga ia takut menghianati amanat sebagai pemimpin.
TITIK SULARMI
BalasHapus2021110056
B
saya mau bertanya mb....
di judul makalah bahwa penyelewengan tugas dapat merusak tatanan.bagaimana cara mengantisipasi hal itu agar tidak terjadi?
terimakasih
cara mengantisipasi penyelewengan tugas oleh seorang pemimpin sebaiknya pemimpin harus mempunyai nilai-nilai kepemimpinan. nilai-nilai kepemimpinan adalah sejumlah sifat yang harus di miliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dengan berhasil guna.diantaranya:
Hapus1.integritas dan moralitas, integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. moralitas menyangkut akhlak, budi pekerti, susila, sopan santun, ajaran tentang baik dan buruk dll.
2. tanggung jawab, seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi dan mandat yang dipercayakan kepadanya. pemimpin harus bertanggung jawab atas apa yg dilakukannya.
3. keteladanan, keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi orang-orang yang dipimpinnya.
4. beriman, keimanan sangat peting karena dengan keimanan pemimpin akan selalu menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukannya di ketahui oleh Tuhan YME.
selain itu perlu adanya pengawasan masyarakat. Masyarakat dapat berperan menyuburkan atau menghilangkan penyelewengan yang terjadi di pemerintahan. sehingga menumbuhkan keberanian rakyat mengoreksi aparat, serta hukuman yang setimpal bagi pemerintah yang menyelewengkan tugas agar menimbulkan efek jera.
khotimatul khusna
BalasHapus2021110068
B
Saya mau tanya mbk Risda....
Apakah faktor penyebab rusaknya tatanan kenegaraan hanya dipengaruhi oleh penyelewengan tugas pemimpin semata????dan seperti apakah contoh penyelewengan tugas yang bisa merusak tatanan kenegaraan??tolong dijelaskan!!!
terimakasih
menurut saya salah satu penyebab rusaknya tatanan kenegaraan yang paling mendominasi adalah penyelewengan tugas. karena dapat kita lihat pemerintahan dari yang paling kecil seperti pemerintahan di desa sampai negara banyak sekali terjadi penyelewengan2 yang di lakukan oleh pjabat2nya. misalnya praktek kkn(korupsi, kolusi, nepotisme) yang dari dulu hingga sekarang berkembang hingga dapat merusak tatanan negara karena sangat merugikan negara.selain penyelewengan tugas yg menyebabkan rusaknya tatanan juga di sebabkan persaingan antar pejabat untuk mempertahankan kedudukannya, serta pemerintahan di pegang oleh yang bukan ahlinya.
Hapuspenyelewengan tersebut disebabkan oleh 3 ta(harta, tahta, dan wanita)
dina rina
BalasHapus2021110064
bagaimana cara kita sebagai pendidik agar tidak terjadi penyelewengan tugas dalam bertanggung jawab terhadap peserta didiknya?
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
HapusProses pendidikan merupakan totalitas ada bersama pendidik bersama-sama dengan anak didik, Maka perbuatan mendidik dan membentuk manusia muda itu amat sukar, tidak boleh dilakukan dengan sembrono atau sambil lalu, tetapi benar-benar harus dilandasi rasa tanggung jawab tinggi dan upaya penuh kearifan.jadi agar tidak melakukan penyelewengan tugas terhadap siswanya harus dilandasi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi. seperti pendidik harus disiplin, bersikap adil terhadap peserta didik, tidak seenaknya meninggalkan -proses pembelajaran demi kepentingan pribadi .kita harus benar -benar tulus menjalankan tugas sebagai guru dengan penuh rasa tanggung jawab, dan menyadari bahwa tugas tersebut tidak hanya di pertanggung jawabkan di dunia tetapi juga di akhirat.
shilfiana
BalasHapus2021110054
B
bagaimana tanggapan anda tentang banyaknya pemimpin sekarang yang melakukan penyelewengan dalam menjalankan tugasnya? apakah dampak yang diakibatkan dari penyelewengan tugas itu hanya akan merugikan masyarakat saja? bagaimana dengan sanak saudara, apakah mereka juga akan mengalami kerugian???
xie-xie. . . .
saya sangat kecewa dan sangat tidak mendukung(setuju) tentang kelakuan pemimpin yang menyelewengkan tugas dalam bentuk apapun, karena hal tersebut melanggar hukum negara dan terutama agama,karena penyelewengan tersebut merugikan negara serta rakyat.
Hapusdampak yang diakibatkan dari penyelewengan tidak hanya merugikan masyarakat tetapi juga merugikan negara dan dapat merusak tatanan negara.
dampak dari penyelewengan juga dapat dirasakan sendiri oleh penyeleweng, karena selain diadili di dunia ia juga akan di adili di akhirat.
dan dapat merugikan sanak keluarga, karena selain nama baik keluarga tercoreng, harta yang di peroleh dari penyeleweng seperti korupsi bisa di ambil oleh pemerintah.
IMAM BUDIMAN
BalasHapus202109062
sebagai calon pendidik,bagaimana menurut pemakalah cara menanamkan jiwa kepemimpinan kepada anak didik.. agar kelak menjadi seorang pemimpin yang bisa diandalkan dan dapat dipercaya oleh rakyat, dan tidak pernah melakukan penyelewengan wewenang.??
jawab:menurut saya sekolah/ pendidik berkewajiban mengajarkan jiwa kepemimpinan, selain berupa teori yg disajikan dalam berbagai mata pelajaran contoh teladan dari pendidik juga menjadi komponen terpenting dalam menanamkan jiwa kepemimpinan, misal: datang ke sekolah/ kelas tepat waktu, berbicara sesuai tindakan, mengajar dengan hati, membimbing dg nurani, menanamkan kejujuran, dll.selain itu kita juga bisa melatih kepemimpinan siswa dengan cara melibatkan siswa dalam organisasi2 yang ada di sekolah.seperti osis,struktur organisasi di dalam kelas ataupun dlm ekskul2 di sekolah, sehingga siswa bisa belajar bertanggungjawab.
Hapusjujur, kompeten, dan memiliki visi menjadi 3 komponen penting yang diperlukan seorang pemimpin. dan bila semuanya sudah tertanam pada diri siswa, maka setelah lulus kiranya akan banyak ditemukan pemimpin-pemimpin yang yang diharapkan.
A. Ainun Najib
BalasHapus2021110093
B
jika ada seorang dosen yang jarang sekali memberikan kuliah secara langsung kepada mahasiswa-mahasiswanya, bahkan jarang sekali memberika tugas ketika beliau tidak hadir. kemudian mengadakan ujian akhir dan ada mahasiswa yang tidak diluluskan. padahal menurut peraturan bahwa ketika ada seorang dosen yang mengadakan kuliah kurang dari 12x pertemuan tidak dapat mengadakan ujian akhir.
sebagai mahasiswa, apa yang anda lakukan menaggapi masalah penyelewengan tersebut.???
dan bagaimana solusi yang harus diambil oleh anda sebagai mahasiswa,???
terimakasih...
kita sebagai mahasiswa mempunyai hak untuk menanyakan kegiatan perkuliahan kpd dosen yang berkaitan,,apabila dalam kuliah kita tidak diluluskan kita berhak menanyakan kepada dosen yang bersangkutan,mungkin ada alasan2 tertentu sehingga dosen tdk meluluskan,,kita juga bisa melihat nilai/ hasil ujian kita,,mungkin nilainya kurang atau bagaimana,,tentu dosen ada alasan2 tersendiri terkait hal tersebut,,,terkait dosen yang tidak pernah msuk kita bisa konsultasikan kepada bagian akademik atau bisa juga kepada dosen wali..
Hapusnama : aini lailatul munawaroh
BalasHapuskelas: B
nim : 2021110060
saya akan bertannya.
seorang pemimpin hendaknya memperhatikan rakyatnya (memenuhi kebutuhan rakyat) akan tetapi pada realitanya banyak para pemimpin yang tdk memperhatikan kebutuhan rakyat justru malah mementingkankebutuhan dirinya yang kurang begitu penting,seperti perbaikan gedung DPR, pembangunan toilet dll sedangkan hak-hak rakyat masih banyak yang belum terpenuhi..menurut pandangan dari pemakalah bagaimana..
terimakasih
menurut sya hal tersebut mrupakan salah satu penyelewengan tugas yang dilakukan oleh pemimpin,,
HapusDPR merupakan wakil rakyat,dipilih oleh rakyat untuk menyalurkan aspirasi rakyat,bukan menyalurkan aspirasinya sendiri demi kepentingan pribadi,kabarnya DPR telah membatalkan rencana pembangunan gedung baru. Namun diam-diam membangun satu-persatu ruang rapat. ini dinilai DPR telah menipu rakyat.Mereka mencoba licik menipu rakyat dengan tidak membangun gedung baru. Tapi tetap membangun fasilitas untuk mereka. Ini secara filosofis sangat menyedihkan,hal seperti ini tak perlu dilakukan DPR. DPR seharusnya menjaga komitmen yang dibuat di depan rakyat dan fokus menyalurkan aspirasi rakyat, bukan melengkapi gedung DPR dengan fasilitas mewah.