sbm H11 : variasi - word
sbm H11 : variasi - ppt
sbm H11 : variasi - ppt
MAKALAH
VARIASI
MENGAJAR
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata
Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen
Pengampu : M. Hufron, M.S.I.
Di
susun Oleh:
1.
Siti Muthoharoh (2021110346)
2.
Nur Faizah (2021110347)
3.
Krisna Ayu Diana (2021110348)
4.
Ida Rosyida (2021110351)
5. Muh. Muhzidin (202109134)
Kelas:
H
JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu
yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Orang akan merasa
jenuh dan tidak lagi bersemangat untuk melakukan sesuatu yang selalu monoton
tidak pernah berubah. Jika seseorang itu sudah kehilangan semangatnya, maka
tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan gagal dalam berbagai hal.
Demikian
juga dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi (monoton), maka
akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, tidak bersemangat
dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Jika tujuan belajar tidak tercapai
maka bisa dikatakan proses pembelajaran tidak berhasil.
Dalam
hal ini guru memerlukan adanya suatu variasi dalam mengajar, guru dituntut
memiliki keterampilan dalam variasi mengajar baik dari gaya belajarnya, media,
metode, dan bahan ajarnya maupun interaksinya dengan siswa. Semua ini
dimaksudkan agar siswa tidak menjadi bosan, lebih perhatian, tidak mengantuk
dalam proses pembelajaran dan bisa lebih bersemangat dalam belajar sehingga
nantinya dapat tercapai dengan efektif tujuan dari pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Variasi Mengajar
Variasi dapat diartikan selang-seling atau bermacam-macam. Menurut
Uzer Usman, variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid,
sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan,
antusiasme, serta penuh partisipasi. Variasi mengajar adalah mengajar yang
tidak monoton bisa dari gaya mengajar, metode, media, materi, dan juga
interaksinya.[1]
Sedangkan pengembangan variasi belajar mengajar adalah berbagai
upaya yang terencana dan sistematis dalam menggunakan berbagai komponen yang
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, seperti dalam hal penggunaan media dan
bahan pengajaran, metode dan interaksi antara guru dan para siswa, dan
sebagainya.
Diketahui bahwa media dan bahan pengajaran, demikian pula metode
dan pola interaksi tidak hanya satu macam, melainkan amat beragam. Semua hal
tersebut perlu dipertimbangkan untuk dipergunakan dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar tersebut semakin variatif dan
berkembang.[2]
B.
Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa,
motivasi dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi mengajar antara lain:
1.
Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi
proses belajar mengajar
Dalam proses belajar mengajar perhatian dari siswa terhadap materi
pelajaran yang diberikan sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan adanya siswa
yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena hal itu akan
menyebabkan siswa tidak mengerti akan bahan yang diberikan guru.[3]
Perhatian para siswa kepada guru merupakan salah satu faktor yang
mendukung kesuksesan dalam belajar mengajar. berbagai penjelasan, saran,
bimbingan, dan tugas-tugas yang diberikan guru akan menarik perhatian para
siswa jika berbagai hal yang diberikan oleh guru itu bervariasi. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka guru harus melakukan kombinasi, variasi dan pengembangandalam
hal penggunaan metode, gaya mengajar, perhatian kepada siswa, suara, kontak
pandang dan sebagainya yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.[4]
2.
Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa
tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam
dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan
belajar. Maka dari itu, guru harus selalu memperhatikan masalah motivasi selama
pengajaran berlangsung.[5]
Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa
mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh
jadi seorang siswa menyenanginya, tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa
tersebut tidak menyenanginya. Ini meupakan masalah bagi guru dalam setiap kali
mengadakan pertemuan. Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu
ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi
pelajaran yang diberikan.[6]
3.
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa di kelas
ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap guru. Sikap negatif ini tidak
hanya terjadi pada siswa, teapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi
yang dipegang oleh guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Acuh tak acuh
selalu ditunjukkan oleh sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang
memberikan materi pelajaran di kelas.
Kurang senangnya siswa terhadap guru bisa jadi disebabkan gaya
mengajar guru yang kurang bervariasi. Gaya mengajar guru tidak sejalan dengan
gaya belajar siswa. Metode mengajar yang digunakan itu-itu saja. Misalnya,
hanya menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar
di kelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode yang lain. Misalnya
menggunakan metode diskusi, resitasi, tanya jawab, problem solving, atau
cerita.[7]
4.
Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
Sebagai seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan
yang mendukung tugasnya dalam mengajar. Penguasaan metode mengajar yang
dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode, tetapi lebih banyak dari
itu. Karena diakui, penguasaan metode mengajar dalam jumlah yang banyak lebih
memungkinkan guru untuk melakukan pemilihan metode, mana yang akan dipakai
dalam rangka menunjang tugasnya mengajar di kelas.
Penguasaan terhadap bagaimana menggunakan media merupakan
keterampilan lain yang juga diharuskan bagi seorang guru. Demikian juga
penguasaan terhadap berbagai pendekatan dalam mengajar di kelas. Penguasaan
ketiga keterampilan tersebut (metode, media, dan pendekatan) memudahkan bagi
guru melakukan pengembangan variasi mengajar. Tetapi jika sebaliknya, maka
sulitlah bagi guru mengembangkan variasi mengajar untuk menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif.[8]
5.
Mendorong anak didik untuk belajar
Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru. Kewajiban belajar
adalah tugas anak didik. Kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah interaksi
pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif
adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik selalu belajar hingga
berakhirnya kegiatan belajar mengajar.[9]
6.
Meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat diketahui dari adanya
indikator perubahan wawasan, pola pikir, penghayatan, sikap, cara pandang, dan
sebagainya pada diri para siswa yang selanjutnya dapat mereka pergunakan untuk
meraih keberhasilan dalam meniti karier, kehidupan, dan sebagainya.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang merupakan inti dari
kegiatan pendidikan tersebut akan dapat terwujud apabila ada motivasi atau
keinginan yang kuat untuk mengikuti proses belajar mengajar yang
diselenggarakan pada berbagai lembaga pendidikan. Motivasi dan keinginan yang
kuat ini akan terwujud apabila ada upaya yang mendorong para siswa untuk
memiliki minat dan gairah tersebut. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan
melakukan pengembangan variasi dalam kegiatan belajar mengajar.
7.
Menghilangkan kejenuhan dalam belajar mengajar
Belajar dan mengajar adalah kegiatan yang berat apabila tidak
didasarkan pada minat dan dorongan yang kuat. Belajar dan mengajar sering pula
dihinggapi rasa jenuh yang dapat menurunkan prestasi belajar tersebut. Hal ini
akan dapat diatasi antara lain dengan menghilangkan rasa kejenuhan yang
menghinggapi dengan cara menumbuhkan suasana belajar mengajar yang
menggairahkan, menyenangkan, menggembirakan melalui upaya pengembangan variasi
dalam mengajar.[10]
C.
Prinsip-prinsip Variasi Mengajar
Prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut:
1.
Dalam penggunaan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi
digunakan, selain itu juga harus ada variasi penggunaan untuk setiap jenis
variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.
Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan sehingga
terbentuk proses belajar mengajar yang utuh dan tidak rusak, perhatian anak
didik dan proses belajar tidak terganggu.
3.
Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan
direncanakan oleh guru.[11]
D.
Manfaat Variasi Mengajar
a.
Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap
aspek-aspek belajar yang relevan.
b.
Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin
tahu dan berfungsinya motivasi belajar.
c.
Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup.
d.
Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima
pelajaran agar mudah dan senang belajar.[12]
E.
Komponen-komponen Variasi Mengajar
1.
Variasi gaya mengajar
Variasi ini pada
dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi
perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi siswa, variasi tersebut dilihat
sebagai sesuatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki
relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar
mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak
didik, menarik perhatian anak didik, menolong penerimaan bahan pembelajaran,
dan memberi stimulasi. Variasi dalam gaya mengajar ini sebagai berikut:
a.
Variasi suara
b.
Penekanan (focusing)
c.
Pemberian waktu
d.
Kontak pandang
e.
Gerakan anggota badan (gesturing)
f.
Pindah posisi.[13]
2.
Variasi media, metode dan bahan ajar
a.
Variasi bahan ajar
Yang
dimaksud variasi bahan ajar adalah bahwa guru dalam proses belajar mengajar
tidak hanya mengajarkan materi-materi pokok saja tetapi juga harus diselingi
(divariasikan) dengan materi-materi penunjang. Materi penunjang yang dimaksud
yakni seperti contoh-contoh verbal, cerita atau anekdot, dan sebagainya.
b.
Variasi media
Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik
pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicara. Ada yang
lebih senang membaca, ada yang lebih suka mendengarkan dulu baru membaca dan
sebaliknya. Untuk itu, media pengajaran divariasikan sebagi fungsi melihat
(visual), fungsi mendengar (audio), fungsi meraba dan mencium diaktifkan.
Dengan variasi seperti ini dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.
Ada 3 variasi
pengunaan media yakni:
1.
Variasi media pandang
2.
Variasi media dengar
3.
Variasi media taktil
c.
Variasi metode
Yang
dmaksud dengan variasi metode yakni guru dalam proses belajar mengajar tidak
terpaku dengan satu metode atau bisa memvariasikan penggunaan berbagai metode
dengan tujuan agar anak didik tidak merasa jenuh atau bosan sehingga proses
pembelajaran bisa tetap berjalan lancar.
Ada berbagai macam metode yang sering kita dengar seperti metode
ceramah, tanya jawab, demonstrasi, metode resitasi, diskusi dan sebagainya.
3.
Variasi interaksi guru dengan murid
a.
Pengertian
Roestiah (1994) mengemukakan bahwa “interaksi yaitu proses dua arah
yang mengandung tindakan atau perbuatan komunikator maupun komunikasi”. Berarti
interaksi dapat terjadi antar pihak jika pihak yang terlibat saling memberikan
aksi dan reaksi.
Adapun interaksi antara guru dan murid yang dimaksudkan dalam
proses pembeljaran adalah interaksi yang bersifat positif dan edukatif,
sehingga dengan demikian memacu motivasi siswa untuk belajar yang pada akhirnya
akan terjadi perubahan perilaku siswa secara menyeluruh baik pada ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Interaksi yang positif dan edukatif ini juga
akan membust siswa siswa lebih mandiri sehingga menikatkan kreatifitas siswa
dalam belajar tanpa bergantung pada guru.
Interaksi yang bernilai edukatif, yakni interaksi yang dengan sadar
meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang.
Interaksi inilah yang membedakan dengan interaksi yang lain.
b.
Ciri-ciri interaksi
Adapun ciri-ciri interaksi edukatif dalam proses pembelajaran
antara guru dengan murid adalah sebagi berikut:
1.
Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan
2.
Ada suatu prosedur (jalanya interaksi) yang direncana.
3.
Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi
yang khusus.
4.
Ditandai dengan adanya aktivitas siswa.
5.
Dalam interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagi pembimbing.
6.
Didalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin.
7.
Ada batas waktu.
c.
Bentuk dan pola interaksi guru dengan murid
Roestiah mengemukakan bentuk interaksi belajar mengajar yakni:
1.
Gurulah yang aktif sedangkan siswa pasif
2.
Guru merupakan salah satu sumber
3.
Terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa
dengan siswa
4.
Siswa memperoleh pengalaman dari teman-temannya sendiri.
F.
Variasi Mengajar pada Model-model Belajar
Dalam melaksanakan variasi gaya mengajar, guru hendaknya memperhatikan
dan memahami gaya atau model-model belajar siswanya, supaya siswa termotivasi,
bersemangat dan berminat dalam belajar. Adapun model-model belajar tersebut,
yaitu:
1.
Visual
Bagi pelajar visual, belajar yang efektif adalah dengan
menggunakan “gambar keseluruhan”
(melakukan tinjauan umum), yakni dengan membaca bahan palajaran secara sekilas.
Ciri-ciri pelajar visual:
· Teratur,
memperhatikan segala sesuatu
·
Mengingat dengan gambar, grafik dan warna untuk meningkatkan
memorinya.
2.
Auditorial
Bagi pelajar auditorial, belajar yang efektif adalah dengan mendengar.
Adapun ciri-ciri siswa auditorial:
· Perhatinnya
mudah terpecah
· Berbicara
dengan pola berirama
· Belajar dengan
cara mendengar
· Berdialog
secara internal dan eksternal
3.
Kinestetik
Bagi pelajar kinestetik, belajar yang efektif adalah dengan melibatkan
diri langsung dengan aktivitasnya, jadi mereka cenderung pada eksperimen
(gerak). Ciri-ciri siswa kinestetik:
·
Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca
·
Mengingat sambil melihat langsung.[14]
BAB III
PENUTUP
Variasi mengajar merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid,
sehingga dalam situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan,
antusiasme, serta penuh partisipasi. Variasi mengajar adalah mengajar yang
tidak monoton bisa dari gaya mengajar, metode, media, materi, dan juga
interaksinya.
Variasi mengajar memiliki bermacam-macam tujuan, yaitu sebagai
berikut:
·
Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi
proses belajar mengajar
·
Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi
·
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
·
Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual
·
Meningkatkan keberhasilan kegiatan belajar mengajar
·
Menghilangkan kejenuhan dalam belajar mengajar
·
Mendorong anak didik untuk belajar
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin.
2011. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada
Media Group.
Mustakim,
Zaenal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Press.
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
[1] Zaenal
Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press,
2011), hal. 220.
[2] Abuddin Nata, Perspektif
Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Prenada Media Group, 2011),
hal. 283.
[3] Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1997), hal. 181.
[6] Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, op.cit., hal. 182-183.
[12] Ibid., hal.
227.
farah 2021110357
BalasHapusapakah variasi dlm mengajar menjamin meningkatkan motivasi belajar siswa???
2021110370
BalasHapus1. menurut anda seberapa pentingkah variasi belajar dalam suatu proses belajar mengajar? kenapa?
2. bagaimana dengan guru yang tidak bisa melakukan pengembangan variasi mengajar? apakah harus belajar tersendiri tentang variasi tersebut?
1. menurut saya variasi belajar dalam proses pembelajaran itu pentig, karena dengan variasi belajar dapat meningkatkan motivasi elajar pada siswa...
Hapus2. jika seorang guru tidak bisa melakukan variasai mengajar tentu akan membuat kejenuhan pada peserta didiknya, dan ini akan mempengaruhi motivasi belajar pada siswa, tentu saja jika seorang guru tidak bisa melakuka pengembangan belajar guru harus bisa memplajarinya.
Nur Faizah (2021110347)
BalasHapusmenurut saya , variasi belajar dapat menjamin meningkatkan motivasi belajar siswa karena ,
Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan bosan. Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar .
202 111 0384
BalasHapus1.menurut pemakalah sendiri yang lebih efektif untuk di gunakan itu variasi belajar atau mengajarnya?jelaskan..
2.apabila dalam penyampaian materi tidak dapat tersampaikan melalui variasi2 yang di gunakan itu dampaknya apa?dan faktor yang melatar belakangi apa aja?